Die adalah reproduksi positif /hasil pencetakan preparasi kavitas gigi yang digunakan dalam proses pembuatan restorasi Pada umumnya dihasilkan dari materi cetak elastomer untuk keperluan konstruksi metal base alloy dan ceramic.
Material die dari gips sering disebut improved dental stone atau die stone. Sedangkan die yg terbuat dari epoxy resin disebut epoxy die material. Gips /stone tipe IV mempunyai setting ekspansion kurang dari 0,1% gips/stone tipe V mempunyai setting ekspansion 0,3%. Setting ekspansion yang relative besar ini berguna untuk mengkompensasi shrinkage yang besar pula dari base metal alloy pada saat casting
Kerugian dari material improved dental stone/die stone adalah sifat brittle / rapuh bagian permukaan oklusal atau edge dari die sering abrasi bila terjadi kontak yang berulang. Kerugian ini kemudian dapat diatasi dengan penggunaan epoxy resin die. Epoxy resin material terdiri dari 2 komponen : resin dan hardener/activator (amine).
KERUGIAN EPOXY DIE MATERIAL compatible dengan bahan cetak polyether, polysulfide dan silicon activator bersifat toksik sehingga tidak boleh kontak dengan kulit (dapat diatasi dengan memakai handskun) tidak begitu akurat karena terjadi shrinkage sebesar 0,1% selama proses pengerasan, mahal setting time lama (24jam) sulit untuk mengisi cetakan yang besar.
ALL CERAMIC MATERIAL Merupakan salah satu klasifikasi dental ceramic selain ceramic-metal (PFM) dan ceramic denture teeth (gigi tiruan porselen). All ceramic dapat digunakan untuk crown, inlay, onlay, bridge dan veneer. Material utama ceramic terdiri dari 3 komponen (triaxial porcelain compositions) yaitu: Kaolin (clay), Quartz (flint), dan Feldspar.
Komposisi ketiga komponen ini menentukan klasifikasi ceramic berdasarkan titik lelehnya (fusion temperature) yaitu: high-fushing ceramic : meleleh pada suhu 13151370C medium fushing ceramic : meleleh pada suhu 1090-1260C low-fushing ceramic : meleleh pada suhu 8701065C ultra low-fushing ceramic: meleleh pada suhu kurang dari 870C
Sintering adalah
proses pembakaran ceramic untuk mendapatkan kepadatan ceramic yang dimulai dengan melelehnya ceramic menjadi viscous flow ketika fusion temperature tercapai.
Menurut tabel Craig terdapat 2 jenis all ceramic yang dapat dikerjakan dengan teknik sintering yaitu alumina-based ceramic and leucite-reinforced ceramic.
alumina pada crystalline phase dan glassy phase dengan total berat alumina 40-50%. Alumina berikatan kuat dengan glassy phase sehingga menambah kekuatan ceramic dibanding jenis leucite-containing ceramic. Memiliki high fracture toughness lebih besar dibanding feldsphatic porcelain. Alumina core ceramic dibakar pada refractory die.
Leucite-reinforced ceramic
Atau Leucite-reinforced feldsphatic porcelain
porcelain feldsphatic yang diperkuat
(reinforced) oleh leucite tetragonal hingga 45% dari volumenya. Leucite ini meningkatkan fleksural strength dan compressive strength dibanding dengan ceramic feldsphatic konvensional. Teknik sintering pada all ceramic perlahan digantikan oleh teknik Heat pressed untuk menyederhanakan prosesnya.
molding yaitu menggunakan suhu tinggi untuk sintering dan shaping dari ceramic. porus besar dan meningkatkan dispersi crystalline phase ke dalam glassy phase. Dapat digunakan membuat all ceramic fixed partial denture. Keuntungan: prosesing time cepat, ketepatan margin cukup akurat, Terdiri dari leucite-base ceramic, lithium disilicate-base ceramic dan lithium
dan dipress dalam suhu 1150-1180C dengan tekanan 0,3-0,4 MPa pada refractory die selama 20 menit. Kekuatan fleksural ceramic jenis ini (120 MPa) dua kali lipat dibanding porcelain feldsphatic konvensional. Keuntungan estetik bagus. Kerugiannya adalah alat mahal dan kekuatan lebih rendah dibanding sistem all ceramic lain.
akhir mencapai 60% krital ini terdispersi pada glassy phase. Di press dalam suhu 890-920C menggunakan alat yang sama dengan leucite based ceramic
. Keuntungan utama dari jenis ini adalah fleksural strength (350 MPa) dan fracture toughness (3,2 MPa.m0,5) bagus sehingga
memungkinkan untuk digunakan untuk fixed partial denture (all ceramic brigde). Namun memiliki opasitas lebih tinggi sehingga estetis kurang baik
suhu 900C menggunakan alat furnace konvensinal. Mikrostruktur material ini terdiri dari Kristal spherical lithium phosphate yang terdispersi dalam glassy phase.
air dari slip secara kapiler. Kemudian slip dibakar dalam suhu tinggi pada die. Biasanya refractory die mengalami shrinkage lebih banyak dari slipsehingga 2 komponen ini mudah dilepas setelah pembakaran.
slip yang telah menjadi core kemudian diglassing. Lelehan glass akan mengisi poros secara kapiler pada core saat dibakar kembali
pada suhu tinggi. Keuntungan teknik ini adalah mengurangi porositas, meminimalkan defek saat prosesing dan memiliki toughness yang lebih tinggi dibanding porcelain feldspatic konvensional.
menit..