Anda di halaman 1dari 33

SELAMAT MENGIKUTI

KULIAH HUBUNGAN DOKTER-PASIEN

HUBUNGAN DOKTER-PASIEN
Nizar Zainal Abidin

Hubungan Dokter-Pasien

PENDAHULUAN Adalah sangat masuk di akal bahwa salah satu sifat yang baik, dan oleh karena itu sepantasnya dimiliki oleh semua dokter, ialah bahwa segala upayanya dalam memberikan pelayanan medik kepada pasiennya ditujukan terutama pada orangnya yang menderita, dan bukan hanya terbatas pada penyakitnya saja. Ini berarti bahwa di samping ia memperhatikan dengan cermat gejala-gejala fisik yang obyektif dari penyakitnya, perlu pula ia observasi dengan seksama keluhan-keluhan subyektif dari pasiennya, sehingga dengan demikian baik penyakitnya maupun orangnya yang menderita, mendapatkan pelayanan yang dibutuhkan dari dokternya secara maksimal.

Hubungan Dokter-Pasien

Sifat hubungan
Hubungan

antarmanusia yg bersifat manusiawi dan timbal balik dalam hal ini faktor2 subyektif yg berada dlm diri pasien sep.: perasaannya, pikirannya, harapannya, dsb. perlu dikenal & dipahami oleh dokter yg merawatnya, lalu membimbing pasien dg pola yg sesuai dg kebutuhan pasiennya

Artinya

Sesungguhnya

suatu HD-P pd dasarnya diwarnai oleh persepsi tentang minat, motivasi, kemampuan untuk memahami & hormat dari fihak yg satu thd yg lainnya.

Hubungan Dokter-Pasien

Alat seorang dokter untuk melakukan hal2 tsb di atas: pengetahuan keterampilan kepribadian dirinya
ia harus: mengenal pula dirinya sebaik-baiknya mengetahui kekuatan2 / kelemahan2 sendiri

Jadi

sehingga ia bisa memanfaatkan pengetahuan, keterampilan & kepribadiannya dg penuh kesadaran & bijaksana untuk kemaslahatan pasiennya sendiri

Lebih luas lagi dlm HD-P tdp sejuml. kekuatan yg kompl. yg saling mempengaruhi seperti faktor2 organo-biologik, psiko-edukatif serta sosio-budaya

Hubungan Dokter-Pasien

Sejarah
Pada zaman dahulu penyakit dilihat dari sudut pandang magik, supernatural, demonologik serta religik. Oleh karena itu penderita akan meminta bantuan untuk kesembuhannya pada orang pandai" atau pengobat tradisional, seperti dukun, ajengan, pendeta, dsb. Pandangan ini meletakkan penderita di bawah kekuasaan pengobat, sedang pengobat diletakkan pada posisi lebih tahu tentang segala sesuatu yang ada pada diri penderita, dan hal ini dikenal sebagai pandangan paternalistik.

Hubungan Dokter-Pasien

Sejak dahulu dikenal hubungan saling mempercayai antara pengobat dan penderita dan diketahui bhw hubungan ini mempunyai pengaruh / kekuatan menyehatkan. Pengobat2 tradisional memanfaatkan pengaruh ini, di samping mereka mengobat dg cara tradisional mereka masing2 untuk menolong sesama manusia.
Pada waktu itu hubungan ini belum seperti yg sekarang dikenal sebagai interaksi yg spesifik untuk penyakit tertentu, melainkan berbagai cara untuk berbagai tujuan, seperti untuk kesehatan, keberuntungan, keselamatan, kepercayaan dsb.

Hubungan Dokter-Pasien

Keberadaan mereka sampai sekarang masih bertahan di sebagian bangsa termasuk Indonesia, dlp.hub. jenis ini masih mendapat kepercayaan dan disukai oleh sebagian masyarakat, walaupun sebagian dari "orang pinter" ini (termasuk yang gadungan) menyalahgunakan kepercayaan dari penderita & memanfaatkannya untuk kepentingan pribadi / fihak tertentu.
Hub. ini berkembang dlm pemahaman & penerapannya sejalan dg perkembangan ip-tek kedokteran sendiri yg kini dikenal sebagai hubungan dokter-pasien. Hubungan ini merupakan suatu interaksi terapeutik (therapeutic alliance), yaitu suatu hubungan kerja yg positif antara dokter-pasien dg tujuan untuk mengatasi masalah / penyakit pasien.

Hubungan Dokter-Pasien

Dokter diakui sebagai seorang yg memiliki sifat mendasar seperti kemurnian niat, kesungguhan kerja, kerendahan hati serta integritas ilmiah dan sosial yg tidak diragukan.

Pd zaman modern sekarang, pandangan paternalistik tadi mulai ditentang & menempatkan pasien sebagai konsumen yg lebih tahu tentang apa yg dibutuhkannya dari orang lain, termasuk dokternya. Pandangan ini dikenal konsumerisme, pasien menyadari hak2nya dalam mencari pengobatan dan menduduki posisi tidak lagi semata-mata di bawah satu orang dokter saja dan lebih leluasa memilih dokternya.

Hubungan Dokter-Pasien

Pengertian : Bagaimana seseorang mendapatkan pengertian atau pemahaman ttg sesuatu, tergantung a.l. dari sudutpandang yg dipilihnya. HD-P merupakan interaksi yg manusiawi dengan berbagai aspeknya yg kompleks. Untuk mengadakan pendekatan terhadap pemahaman suatu fenomena interaktif yg mempunyai banyak segi lagi kompleks seperti HD-P, sering digunakan apa yg disebut "general system theory", yg selanjutnya oleh George Engel diterapkan pula dalam ilmu kedokteran sebagai pendekatan bio-psiko-sosial atau dikenal dg pendekatan holistik. Pendekatan ini disempurnakan lagi menjadi pendekatan yang mempunyai aspek2 organo-biologik, psiko-edukatif & sosio-budaya, maka HD-P dpt dipandang sebagai suatu kerjasama spontan, disadari, serasi dan membangun.

Hubungan Dokter-Pasien

Lebih jauh bisa dikemukakan bahwa hubungan ini terdiri atas beberapa unsur yang penting, ialah : a.rapport, suatu hubungan timbal balik yang sadar, serasi, spontan dan bersesuaian. b.bertanggung jawab dan sifatnya dua arah. c.hubungan terapeutik dan konstruktif.

HD-P merupakan inti (key-stone) dari praktek kedokteran,


karena keberhasilan pengobatan dokter sangat tergantung padanya, ia bersifat psikodinamis, sebab ia mengandung sikap dan reaksi emosional, baik pada dokter maupun pd pasien.

Hubungan Dokter-Pasien

Beberapa Pertimbangan Umum Untuk dapat memahami secara mendalam hubungan antara dokter-pasien, maka diperlukan evaluasi keadaan hubungan antara keduanya yg terus-menerus.
Evaluasi yang demikian perlu bagi seorang dokter agar dalam hubungannya dengan pasiennya yg pd dasarnya merupakan proses psikodinamis, senantiasa dapat diambilnya suatu posisi yang efektif dan menentukan perannya sesuai dg perkembangan proses tsb sendiri. Hal ini dimungkinkan karena ia dapat memahami dirinya lebih baik, sehingga dengan demikian ia dapat mengoreksi perilakunya yang merugikan hubungan dokter-pasien dan meningkatkan kemampuannya yang konstruktif dan sejalan dengan itu ia merasa makin mantap akan kemampuannya sendiri.

Hubungan Dokter-Pasien

Seorang dokter dari awal sdh harus sadar bhw setiap pasien adl individu yg unik dan mempunyai kekhasannya sendiri-2 Oleh sebab itu pendekatan dokter pd pasiennya selain bersifat komprehensif ataupun holistik sebagaimana dijelaskan di muka, juga mengandung unsur2 spesifik individual / eklektik.
Untuk mendapatkan pemahaman yg luas & mendlm Kusumanto mengetengahkan pendekatan eklektik-holistik. Selain itu hub. ini juga bersifat kompleks, sehingga tidak mungkin baginya mengendalikan semua aspek dari HD-P tersebut, juga tidak ada jaminan pasti bahwa ia akan dapat menyembuhkan pasiennya dalam semua aspek mediknya bagaimanapun ia memp. kemampuan untuk memberikan pelayanan medik yg sebaiknya. Selama dokter dpt menciptakan & memelihara suasana HDP yg terapeutik, praktis kesulitan2 / kekurangan2 yg ada, adalah dalam jangkauannya untuk mengatasinya.

Hubungan Dokter-Pasien

MODEL-MODEL HUBUNGAN DOKTER-PASIEN


Dimuka dijelaskan betapa pentingnya HD-P, karenanya perlu diketahui benar oleh setiap dokter dlm menjalankan pekerjaan sebagai dokter yang sedang mengobati ataupun merawat pasiennya. Selain itu diketahui pula betapa kompleksnya hubungan ini, sehingga dlm menelaah model2 HD-P untuk kepentingan pelayanan medik pada umumnya dan pelayanan psikiatrik khususnya, perlu ditinjau dari berbagai sudut pandang. Seorang dokter harus dapat menyadari model mana yang sedang diperankan oleh pasiennya, kemudian memilih model yang sesuai dalam menjalin hubungan dokterpasien. Untuk berbagai pasien akan ditemukannya berbagai model hubungan dokter-pasien, sesuai dengan kepribadian, harapan dan kebutuhan pasien dan dokter.

Hubungan Dokter-Pasien

1.Model-Model dari Freeman dan Sack (1979) Model Biologik melihat masalah sakit-sehat sebagai suatu kejadian biologik. Kekuatan dari model ini adalah karena bisa memberi dasar ilmu kedokteran yg ilmiah, kelemahannya karena pasien hanya dianggap sebagai obyek / kasus saja.
Model Psikoanalitik berorientasi pd aspek kejiwaan pasien, cocok untuk memahami aspek transferensi HD-P yang sangat penting untuk pengobatan, tapi mempunyai kelemahan kurang cermat melihat pd aspek jasmaninya. Model Kepercayaan (Fiduciary Model) memberikan otoritas kepada dokter dan pasien percaya dan taat padanya, jadi semacam hubungan paternalistik. Kerjasama yang baik bisa diharapkan di sini dari pasien, tetapi bagi pasien tertentu malah bisa timbul dependensi yang berlebihan terhadap dokternya atau bersikap menolak.

Hubungan Dokter-Pasien

Model-Model Sosial memandang hubungan dokter-pasien dalam lingkungan-lingkungan sosial tertentu sebagai berikut :
a. Model Pasar (bebas) mulai muncul sejak beberapa puluh tahun belakangan ini, oleh karena terjadi perubahan2 radikal dalam ekonomi kedokteran. Peran tradisional dokter sebagai seorang entrepreneur individual telah dipertahankan secara sukses atas dasar bahwa model ini adalah terbaik untuk memelihara kepentingan dari HD-P . Di sini bisa dilihat bahwa hubungan ini bersifat kontrak (fee for service). Dalam hal ini pasien sebagai konsumer individual dijamin kebebasannya oleh mekanisme pasar bebas. Kekuatan utama dari model ini terletak pada ikatan yang bebas antara pasien dan dokter, tidak dibatasi oleh peraturanperaturan yang tidak perlu. Kelemahannya ialah bahwa pasien bisa diperas serta pengabaian pelayanan medik.

Hubungan Dokter-Pasien

b. Model Profesional berdasarkan konsep peran dokter selaku anggauta suatu profesi yang dibimbing oleh nilai2 p.l., moral serta kode etik profesinya. Pasien dilihat sebagai seorang awam yang berpartisipasi penuh dalam "setting" yang baku, di mana dokternya menggunakan metode dikte dalam pengobatannya.

Kekuatan model ini adalah bahwa dokter menghayati suatu perilaku yg membina kualitas pelayanan & memaksa tanggung jawab dirinya terhadap pasiennya. Tetapi model ini dikritik juga sebab bisa berkembang kearah monopoli profesional.

Hubungan Dokter-Pasien

c Model Institusional menerangkan bahwa seorang dokter dianggap sebagai pekerja dari suatu sistim pelayanan kedokteran dan pasien sebagai langganan. Dalam hal ini dokter merupakan wakil dari suatu instansi yang diperuntukkan untuk melayani kebutuhan langganan / pasien.

Kekuatan model ini terletak pada penyediaan pelayanan efisien yang dibakukan. Kelemahannya ialah bahwa hubungan dokterpasien bisa dipengaruhi oleh struktrur birokrasi dari instansinya. Loyalitas yang penuh dari seorang dokter terhadap pasiennya bisa tertekan oleh loyalitas yang terbagi dengan instansinya.

Hubungan Dokter-Pasien

d. Model Kontrol Sosial : dokter ditunjuk seb. otoritas informal yg bergerak sebagai wakil masyarakat. Pasien adl warga kota yg "diatur" dokter, misalnya bila ada penyakit menular, dokter berwewenang mengkarantinakan & memberi pengobatan.
Sebagai otoritas informal, dokter bisa terlibat dalam pembuatan penilaian praktek2 mengasuh anak yang wajar, saran mengenai merokok (ganja) / batas2 tindakan seksual yg normal.

Kekuatan model ini terletak pada pengetahuan medik untuk mempengaruhi kehidupan masyarakat.
e Model Religik ialah yg paling tua, di sini dokter dilihat sebagai agamawan sdg pasien sebagai yg bersalah / yg menyimpang. HD-P diikat oleh suatu ritual tertentu yg mempunyai sangsi yg dibuat oleh agama / kebudayaan ybs. Dokter seolah-olah bisa mendapatkan status religik.

Hubungan Dokter-Pasien

2. Model-Model dari Kaplan dan Sadock menggambarkan ada berbagai model spesifik sebagai berikut :

Model aktif-pasif adalah mengenai hubungan dokter yang mengambil alih seluruh aktivitas dengan pasien yang pasif. Dalam model hubungan ini pasien tidak punya peran dan tanggung jawab terhadap kesehatannya, cocok misalnya untuk pasien yang pingsan, tak bisa bergerak atau delirium.
Model guru-murid menunjukkan pada suatu hubungan dokterpasien di mana dominansi dokter diterima dan diutamakan, jadi di sini bersifat paternalistik dan mengendalikan, sedang peran pasien adalah dependen dan menerima. Contohnya pada hubungan dokter dengan pasien bedah yang dalam masa penyembuhan.

Hubungan Dokter-Pasien

Model saling berperanserta mempunyai kesetaraan peran antara dokter dan pasien, saling tergantung dan saling berperanserta secara aktif. Model ini diperlukan bagi keadaan sakit yang menahun di mana peranserta pasien sangat dibutuhkan untuk mencapai hasil pengobatan yang sukses.

Model persahabatan difahami sebagai hubungan dokterpasien yang salah fungsi atau tidak etis, sebab di sini terjadi kekaburan antara hubungan profesionalisme dan kemesraan. Biasanya di sini ada masalah emosional dalam diri dokternya sehingga hubungan dokter-pasien menjadi berkelanjutan.

Hubungan Dokter-Pasien

Jadi tampak bahwa HD-P adalah kompleks dg berbagai tingkatan interpretasi. Bisa difahami bahwa fungsi seorang dokter dalam keadaan tertentu dapat tidak menyenangkan dan dapat terjadi gangguan2 atau terjadi hubungan yg tidak terapeutik, bahkan dpt terjadi HD-P tak sehat sp destruktif. Misalnya HD-P tidak boleh stereotipik atau kaku. Makin baik dokter mengenal dirinya sendiri, makin tahu dan mampu ia mengatasi sikap destruktif.
Jelaslah bahwa model2 ini dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti penyakit, konteks interaksi (rumah, kantor, rumah sakit dsb.) serta harapan dari kebudayaan terhadap dokter maupun pasien. Didalam pengkajian hubungan dokter-pasien, faktor-faktor yang selanjutnya perlu diperhatikan akan diuraikan dalam bab berikutnya.

Hubungan Dokter-Pasien

1.PASIEN Dalam hubungan dokter-pasien perlu diperhatikan berbagai faktor pada diri pasien sebagai berikut : 1. harapan pasien 2. reaksi pasien terhadap dokter 3. kepatuhan 4. membuka diri 5. kesadaran diri pasien ( patient self-awareness ) 6. efek MUM

Hubungan Dokter-Pasien

Harapan pasien dari dokternya : kompetensi, perhatian, kepedulian pribadi, kesediaan dipanggil kerumah, kesempurnaan, kegunaan, kesudian menjelaskan & mendengar keluhannya, perlakuan ramah, kemudahan menghubungi dokternya, dan bersitenang.
Dg makin berkembang spesialisme & teknologi kedokteran maka makin terjadi erosi terhadap hal2 yg diharapkan pasien tadi dan hubungan dokter pasien cenderungmenjadi impersonal Reaksi pasien terhadap dokter -Mirip reaksi pasien terhadap orang tua, guru atau atasannya -Reaksi pasien thd dokternya bisa positif, negatif / ambivalen -Latar belakang sosial, kultural, ekonomi, geografi, etnis & religi pasien berpengaruh pula pd perasaannya thd penyakitnya

Hubungan Dokter-Pasien

Kepatuhan. Kepatuhan mempengaruhi hasil pengobatan, misalnya pasien yang patuh cenderung menjadi lebih baik Membuka diri (self-disclosure) Membuka diri membantu mendapatkan keterangan2 dari pasien. Makin baik pasien membuka dirinya thd dokter, makin banyak informasi bisa diperoleh dan ini berkaitan erat dg bgm cara pasien memandang, kmd mengungkapkan masalahnya. Pasien dpt menolak memberi informasi o.k. terpengaruh oleh prestise sosial tinggi yg dimiliki dokter/pandangan optimistik pasien thd kemampuan dokter yg berlebihan, di mana pasien dmk percaya pd pengetahuan & keterampilan dokternya untuk menemukan peyakitnya shg ia tak perlu lagi menjelaskannya. Sikap & pendekatan dokter yg positif membantu & ruangan nyaman & "verbal" memudahkan pasien membuka dirinya.

Hubungan Dokter-Pasien

Kesadaran diri pasien (patient self-awareness) -Kesadaran diri pasien bisa mempengaruhi HD-P. -Menyadarkan pasien bhw ia merupakan bagian penting dlm prosedur pembuatan diagnosis adl perlu
Efek Mum Efek MUM : fenomena seseorang, termasuk dokter, tak suka membicarakan / menyampaikan berita tak menyenangkan Dlm hal ini pasien dibiarkan dlm keadaan ketidaktahuan memberikan proteksi pd pasien, tapi hal ini bisa menimbulkan rasa bersalah pd diri dokter / pasien akan bersikap negatif thd dokternya dan ini mengganggu HD-P.

Hubungan Dokter-Pasien

2. DOKTER Penampilan Umumnya penampilan & gaya dokter mempunyai pengaruh kuat bagi pasien thd penyakitnya, jadi kepribadian dokter ( perhatian, sikap emosional & ekspresi psikomotoriknya) sangat penting,agar mendapatkan suatu hubungan dokterpasien yang terapeutik. Pengaruh ini makin besar bilamana: (efek terapeutik ) - dokternya memberikan kesan meyakinkan & menarik - difihak pasien bila ia makin mengharapkan pertolongan dokternya & sangat besar bila ia putus asa.
Penampilan dokter yg kurang meyakinan / menimbulkan antipati akan lemah / sama sekali tak mempunyai pengaruh bahkan sampai menolak.

Hubungan Dokter-Pasien

Pendekatan terhadap Pasien Hal lain yg perlu disadari dokter : bgm mengadakan pendekatan sebaik-baiknya kpd pasiennya. Perlu ia memahami bgm persepsi pasien tentang p..l dirinya, sebab persepsi pasien tgt dari faktor2 yg melatar belakanginya seperti biologik(perseptor), psikologik(transferensi),budaya,sosial & spiritual.
2.3 Sifat2 yg sebaiknya dimiliki dokter Untuk mendukung suatu HD-P yg konstruktif, seorang dokter hendaknya memperhatikan sifat2 yg sebaiknya dimiliki olehnya Seorang dokter akan sangat terbantu oleh sifat2 tertentu yg ada dlm dirinya, baik dalam hal pemeriksaan karena pasien menjadi kooperatif, menegakkan diagnosis sebab pasien mau mengungkapkan perasaannya yg dlm, maupun pengobatan sebab dokter memberikan bantuan psikologik dan pasien taat mengikuti prosedur & pelaksanaan pengobatan yg diberikan

Hubungan Dokter-Pasien

Adapun sifat-sifat yang dimaksud adalah sebagai berikut: Empati Adl suatu kesadaran obyektif & penuh keinsyafan / kemampuan untuk menempatkan diri kedalam diri orang lain, sehingga merasakan perasaan, emosi & p.l. pasiennya dan memahami arti serta kepentingannya. Misalnya ucapan empatis:"Sungguh menyedihkan kejadian tsb" dan bukan:" Anda saya kira sedih mengalami kejadian tersebut" Menerima tanpa sarat Pasien akan merasa lb leluasa mengekspresikan dirinya, sebab merasa tak ada sangsi / pembatasan tertentu dan informasinya akan diterima dg baik oleh dokternya Penolong terhadap pasiennya. Dlm HD-P menurut model psikoanalitik, sikap ini menimbulkan kepercayaan dlm diri pasien seperti seorang anak mempercayai orang tuanya tatkala mereka memperhatikan dan menolongnya dimasa kecilnya.

Hubungan Dokter-Pasien

Mempercayai pasiennya. Bersama dengan sifat yang dikemukakan di atas sifat ini akan dapat meningkatkan kepercayaan pasien pada dokternya.
Sabar & pendengar yg baik tentang keluh kesah pasiennya. Suatu sikap mendengarkan yg empatik & sabar dari dokter thd fikiran & perasaan pasien, dapat menimbulkan perasaan dalam diri pasien bahwa HD-P dg komunikasi verbal sebagai sesuatu yg bermanfaat bagi dirinya. Toleransi dan waspada terhadap pasiennya. Toleransi mencegah perasaan ketaksesuaian & meningkatkan perasaan diterima oleh dokternya, hal ini menunjang pd HD-P yg baik sedang sikap waspada akan membuat dokter berhatihati dan cermat dlm mengikuti proses hubungan ini.

Hubungan Dokter-Pasien

Bersikap mantap (bebas cemas) agar terbina kondisi yang meyakinkan seperti "open mind", tak apriori, tapi bersikap menerima open-ended style, suatu gaya yg menunjang pada kerja sama, ekspresi bebas dan membuka diri, ialah gaya diri dg reaksi2 yg bersifat pribadi dan dapat menjadi petunjuk diagnostik yg penting.
Penuh pengertian. Sifat ini membuat pasien merasa lebih dekat dengan dokternya sehingga memudahkan pasien membuka dirinya thd dokternya. Menyimpan rahasia pasiennya Hal ini berkaitan dg kepercayaan pasien thd dokternya. Menjaga & memupuk kepercayaan pasien ini merupakan sarat agar komunikasi berjalan lancar, transparan dan mendalam.

Hubungan Dokter-Pasien

Hindarilah : Sikap2 yg bertentangan dg di atas -kebiasaan melantur (side stepping issue) -ungkapan emosi yang kuat -kontra-transferensi (countertransference) -suka mengeritik
Kontra-transferensi dapat sangat mempengaruhi HD-P kontratransferensi dpt didefinisikan sebagai respon penginterview (dokter) thd pasiennya seolah-olah ia (pasien) adl seorang penting dlm masa lalu dokter tsb atau dalam arti yang lebih sempit adl respon taksadar dokter thd transferensi pasien. Makin mirip pasien dg tokoh2 masa lalu dlm kehidupan dokter, makin mungkin terjadinya reaksi ini.
Contoh a.l.: dokter menjadi tgt pd pujian pasien, terlalu memihak pd pasien dlm sidang pengadilan / dlm situasi lainnya yg menekan pasien, identifikasi berlebihan pd pasien, mengalami kenikmatan dari perilaku pasien yang bersifat seksual atau agresif, dan sebagainya.

Hubungan Dokter-Pasien

Kerjasama Dokter-Pasien Untuk meningkatkan kerjasama dokter-pasien, bisa ditempuh upaya2 sbb : a. mendorong pasien membuka dirinya secara moderat b. memberikan umpan balik yang positif, pengertian dan penerimaan c. membuat rekomendasi yang spesifik bagi pasien untuk dilaksanakan d. "mengkaitkan" komitmen pasien kepada rekomendasi tersebut di atas e. menghubungkan perasaan pasien untuk memiliki kendali terhadap situasi dan perasaan tanggung jawab pribadi Selain upaya2 tsb di atas, yg penting pula untuk diperhatikan ialah cara dokter menyampaikan informasinya kpd pasien seperti sudah dijelaskan dimuka.
Hasil Pengobatan Hubungan kerja sama dokter-pasien dpt pula mempengaruhi hasil pengobatan. Hal ini diterangkan sebagai berikut: Persepsi positif mengenai p.l.afektif dokter, berhubungan dg kepercayaan dlm ekspertise teknik dari dokter, hal ini mengurangi ketakutan serta kecemasan pasien, misalnya kecemasan / ketakutan pra-operasi mempengaruhi pemulihan (recovery) sesudah operasi. Kepuasan pasien Mutu HD-P sangat mempengaruhi tingkatan kepuasan pasien. Hal ini diperkuat pengaruh gaya interaksi dokter-pasien terhadap kepuasan pasien.

Anda mungkin juga menyukai