Muhammad Afif Burhanuddin Erlin Kurnia Susanti Ocnatias Eka Saputri Whisnu Brata P Rani Ratnaning Tyas Reny Ardita Dewi Okta Nofitasari Indah Ayu Novitasari Aditia Indriani Abdullah Hanafi
J210100054 J210100055 J210100056 J210100057 J210100058 J210100084 J210100070 J210100079 J210100086 J210100087
1. Nilai dan Moral sebagai Materi Pendidikan. Ada beberapa bidang filsafat yang berhubungan dengan cara manusia mencari suatu hakikat, salah satu di antaranya yaitu aksiologi, bidang ini disebut filsafat nilai, yang memiliki dua kajian utama yaitu estetika dan etika. Estetika berhubungan dengan keindahan, sedangkan etika berhubungan dengan kajian baik buruk dan benar salah.
2. Nilai moral di Antara pandangan Objektif dan Subjektif Manusia Objektif;, apabila dia memandang nilai itu ada meskipun tanpa ada yang menilainya, bahkan memandang nilai telah ada sebelumnya adanya manusia sebagai penilai. Subjektif; artinya nilai sangat tergantung pada subjek yang menilainya. Nilai itu objektif atau subjektif bisa dilihat dari dua kategori : * Apakah objek itu memiliki nilai karena kita mendambakannya, atau kita medambakannya karena objek itu memiliki nilai? *Apakah hasrat, kenikmatan, perhatian yang memberikan nilai pada objek, atau kita mengalami preferensi karena kenyataan bahwa objek tersebut memiliki nilai mendahului dan asing bagi reaksi psikologis badan organisasi kita ? (Frondizi)
Kualitas adalah sebuah sifat, kualitas pun menetukan berharga tidaknya suatu objek. Menurut Frondizi kualitas di bagi dua : 1. Kualitas Primer, yaitu kualitas dasar yang tanpa itu objek tidak dapat menjadi ada, seperti panjang dan beratnya batu sudah ada sebelum batu itu dipahat (menjadi patung misalnya). Kualitas primer ini merupakan bagian dari eksitensi objek, objek tidak ada tanpa adanya kualitas primer ini. 2. Kualitas Sekunder, yaitu kualitas yang dapat ditangkap oleh pancaindra seperti warna, rasa, bau dan sebagainya. Kualitas ini terpengaruh oleh tingkat subjektivitas. Sperti halnya kualitas primer, kualitas sekunder pun merupakan bagian dari eksitensi atau realitas objek.
Sedangkan dalam hierarki nilai sangat tergantung dari sudut pandang dan nilai yang menjadi patokan dasar si penilai. Menurut Max Scheller hierarki tersebut terdiri atas : 1. Nilai kenikmatan 2. Nilai kehidupan 3. Nilai kejiwaan 4. Nilai kerohanian Sedangkan Notonagoro membagi hierarki nilai pada tiga: 1. Nilai material 2. Nilai vital 3. Nilai kerohanian
Sedangkan di Indonesia (khususnya pada dekade penataran) hierarki nilai dibagi tiga sebagai berikut: 1. Nilai dasar 2. Nilai instrumental 3. Nilai praksis
5. Pengertian Nilai 1. Menurut Cheng (1955) : nilai merupakan sesuatu potensial, dalam arti terdapatnya hubungan yang harmonis dan kreatif, sehingga berfungsi untuk menyempurnakan manusia, sedangkan kualitas merupakan atributa atau sifat yang seharusnya dimiliki. 2. Menurut Dictionary of Sociology and Related Science: nilai adalah kemampuan yang diyakini terdapat pada suatu objek untuk memuaskan hasrat manusia, yaitu kualitas objek yang menyebabkan tertariknya individu atau kelompok. 3. Menurut Frankena: nilai dalam filsafat dipakai untuk menunjuk katabenda abstrak yang artinya keberhargaan atau kebaikan dan kata kerja yang artinya suatu tindakan kejiwaan tertentu dalam menilai atau melakukan penilaian. 4. Menurut Lasyo : nilai bagi manusia merupakan landasan atau motivasi dalam segala tingkah laku atau perbuatannya. 5. Menurut Arthur W. Comb : nilai adalah kepercayaan kepercayaan yang digeneralisir yang berfungsi sebagai garis pembingbing untuk menyeleksi tujuan serta perilaku yang kan dipilih untuk dicapai. 6. Menurut Jack R. Fraenkel : Nilai adalah gagasan, konsep, tentang sesuatu yang dipandang penting oleh seseorang dalam hidup. 7. Menurut Charles R. Knikker : nilai adalah sekelompok sikap yang menggerakan perbuatan atau keputusan yang dengan sengaja menolak perbuatan.
8.. Menurut Harbet Larry Winecoff : value a set of attitude (scheme) which generate or cause a judgement which guide action or in action (a lack of action) and which provide a standard or set of priciples.
9. Menurut Dardji Darmodihardjo : nilai adalah yang berguna bagi kehidupan manusia jasmani dan rohani. 10. Menurut John Dewey dalam dalam Dardji, D., : value is object of social interest. 11. Menurut Encyclopedia Britainica : nilai ialah kualitas objek yang menyangkut jenis apresiasi atau minat. Apabila di klasifikasikan definisi-definisi nilai di atas pada wujudnya, tujuan dan fungsingnya, posisinya, serta tingkat kepentingan maka dapat digambarakan sebagai berikut :
No.
1 2 3 4 5 6 7
Wujud
Potensi -kapasitas -keyakinan Kata benda abstrak Landasan atau motivasi Keyakinan yang digenelarisasi Gagasan konsep Serangkaian sikap
Tujuan/Fungsi
Menyempurnakan manusia Memuaskan hasrat manusia, menyebabkan manusia tertarik Untuk menilai Untuk bertingkah laku Pembimbing menyeleksi tujuan atau perilaku Memandang sesuatu yang penting dalam hidup Menggerakkan perilaku atau perbuatan, Menolak perbuatan, menggerakkan atau menyebabkan pertimbangan, jadi standar atau prinsip Berguna bagi jasmani atau rohani Dikehendaki masyarakat Berhubungan dengan masyarakat
Posisi
Dalam diri Pada objek Kondisi jiwa Sesuatu yang abstrak Dalam hati/ jiwa Ide manusia Sikap manusia
Tingkat Kepentingan
Sangat penting Agak penting Penting Sangat penting Sangat penting Agak penting Sangat penting
8 9 10
Upaya merekduksi nilai dengan kondisi psikologis terjadi apabila nilai dihubungkan dengan hal-hal sebagai berikut : 1. 2. 3. Sesuatu yang menyenangkan atau kenikmatan Identik dengan yang diinginkan Merupakan sasarna penting
6. Makna Nilai bagi Manusia Nilai itu harus jelas, harus semakin diyakini oleh individu dan harus diaplikasikan dalam perbuatan. Setiap individu harus harus memahami nilai dan kebernialian dirinya, sehingga dia akan menempatkan diri secara bijak. Yang penting dalam upaya pendidikan, keyakinan individu pad nilai harus menyentuh sampai hierarki niali tertinggi, sebab seperti yang diungkapkan oleh Sheller, bahwa: 1. 2. 3. Nilai tertinggi menghasilkan kepuasan yang lebih mendalam. Kepuasan jangan dikacaukan dengan kenikmatan Semakin kurang kerelatifan nilai, semakin tinggi keberadaannya, nilai tertinggi dari semua nilai adalah nilai mutlak.
Pengaruh Kehidupan keluarga dalam pembinaan moral Pengaruh teman sebaya terhadapa pembinaan nilai moral Pengaruh figur otoritas terhadapa perkembangan nilai moral individu Pengaruh media komunikasi terhadap perkembangan nilai moral Pengaruh otak atau berpikir terhadap perkembangan nilai moral Pengaruh informasi tehadap perkembangan nilai moral
D. HUBUNGAN HUKUM
DAN MORAL
Antara hukum dan moral terdapat hubungan yang erat sekali, ada pepatah Roma yang mengatakan Quid leges sine moribus? Apa artinya undang-undang kalau tidak disertai moralitas? Dengan demikian hukum tidak akan berarti tanpa dijiwai moralitas, hukum akan kosong tanpa moralitas. Ada beberapa pendapat para tokoh bear di antara nya di ungkapkan oleh K. bertens yang menyatakan bahwa selain itu ada empat perbedaan antara hukum dan moral: 1. 2. Hukum lebih dimodifikasikan daripada moralitas. Meski hukum dan moral mengatur tingkah laku manusia, namun hukum membatasi diri pada tingkah laku lahiriah saja, sedangkan moral menyangkut juga sikap batin. Sanksi yang berkaitan dengan hukum berbeda dengan sanksi yang berkaitan dengan moralitas
3.