Anda di halaman 1dari 16

KELOMPOK 5

MANUSIA, NILAI, MORAL, DAN HUKUM

Muhammad Afif Burhanuddin Erlin Kurnia Susanti Ocnatias Eka Saputri Whisnu Brata P Rani Ratnaning Tyas Reny Ardita Dewi Okta Nofitasari Indah Ayu Novitasari Aditia Indriani Abdullah Hanafi

J210100054 J210100055 J210100056 J210100057 J210100058 J210100084 J210100070 J210100079 J210100086 J210100087

A. HAKIKAT NILAI MORAL DALAM KEHIDUPAN MANUSIA

1. Nilai dan Moral sebagai Materi Pendidikan. Ada beberapa bidang filsafat yang berhubungan dengan cara manusia mencari suatu hakikat, salah satu di antaranya yaitu aksiologi, bidang ini disebut filsafat nilai, yang memiliki dua kajian utama yaitu estetika dan etika. Estetika berhubungan dengan keindahan, sedangkan etika berhubungan dengan kajian baik buruk dan benar salah.

2. Nilai moral di Antara pandangan Objektif dan Subjektif Manusia Objektif;, apabila dia memandang nilai itu ada meskipun tanpa ada yang menilainya, bahkan memandang nilai telah ada sebelumnya adanya manusia sebagai penilai. Subjektif; artinya nilai sangat tergantung pada subjek yang menilainya. Nilai itu objektif atau subjektif bisa dilihat dari dua kategori : * Apakah objek itu memiliki nilai karena kita mendambakannya, atau kita medambakannya karena objek itu memiliki nilai? *Apakah hasrat, kenikmatan, perhatian yang memberikan nilai pada objek, atau kita mengalami preferensi karena kenyataan bahwa objek tersebut memiliki nilai mendahului dan asing bagi reaksi psikologis badan organisasi kita ? (Frondizi)

3. Nilai di Antara kualitas Primer dan kualitas Sekunder

Kualitas adalah sebuah sifat, kualitas pun menetukan berharga tidaknya suatu objek. Menurut Frondizi kualitas di bagi dua : 1. Kualitas Primer, yaitu kualitas dasar yang tanpa itu objek tidak dapat menjadi ada, seperti panjang dan beratnya batu sudah ada sebelum batu itu dipahat (menjadi patung misalnya). Kualitas primer ini merupakan bagian dari eksitensi objek, objek tidak ada tanpa adanya kualitas primer ini. 2. Kualitas Sekunder, yaitu kualitas yang dapat ditangkap oleh pancaindra seperti warna, rasa, bau dan sebagainya. Kualitas ini terpengaruh oleh tingkat subjektivitas. Sperti halnya kualitas primer, kualitas sekunder pun merupakan bagian dari eksitensi atau realitas objek.

4. Metode Menemukan dan Hierarki Nilai dalam Pendidikan


Menilai berarti menimbang, yaitu kegiatan manusia menghubungkan sesuatu dengan sesuatu yang lain, yang selanjutnya diambil suatu keputusan. Keputusan nilai dapat menyatakan berguna tau tidak berguna, benar atau tidak benar, baik tau buruk, manusiawi tau tidak manusiawi, religius atau tidak religius. Oleh karena itu nilai memilki polaritas dan hierarkii, yaitu : 1. Nilai menampilkan diri dalam aspek positif dan aspek negatif yang sesuai (polaritas) seperti baik dan buruk, keindahan dan kejelekan. 2. Nilai terususn secara hierarkis, yaitu sesuai dengan urutan pentingnya. Pendapat Nicholas Reschers adanya 6 klasifikasi, nilai yang di dasarkan atas: 1. Pengakuan 2. Objek yang dipermasalahkan 3. Keuntungan yang di peroleh 4. Tujuan yang akan dicapai 5. Hubungan antara pengembangan nilai 6. Hubungan yang dihasilkan

Sedangkan dalam hierarki nilai sangat tergantung dari sudut pandang dan nilai yang menjadi patokan dasar si penilai. Menurut Max Scheller hierarki tersebut terdiri atas : 1. Nilai kenikmatan 2. Nilai kehidupan 3. Nilai kejiwaan 4. Nilai kerohanian Sedangkan Notonagoro membagi hierarki nilai pada tiga: 1. Nilai material 2. Nilai vital 3. Nilai kerohanian

Sedangkan di Indonesia (khususnya pada dekade penataran) hierarki nilai dibagi tiga sebagai berikut: 1. Nilai dasar 2. Nilai instrumental 3. Nilai praksis

5. Pengertian Nilai 1. Menurut Cheng (1955) : nilai merupakan sesuatu potensial, dalam arti terdapatnya hubungan yang harmonis dan kreatif, sehingga berfungsi untuk menyempurnakan manusia, sedangkan kualitas merupakan atributa atau sifat yang seharusnya dimiliki. 2. Menurut Dictionary of Sociology and Related Science: nilai adalah kemampuan yang diyakini terdapat pada suatu objek untuk memuaskan hasrat manusia, yaitu kualitas objek yang menyebabkan tertariknya individu atau kelompok. 3. Menurut Frankena: nilai dalam filsafat dipakai untuk menunjuk katabenda abstrak yang artinya keberhargaan atau kebaikan dan kata kerja yang artinya suatu tindakan kejiwaan tertentu dalam menilai atau melakukan penilaian. 4. Menurut Lasyo : nilai bagi manusia merupakan landasan atau motivasi dalam segala tingkah laku atau perbuatannya. 5. Menurut Arthur W. Comb : nilai adalah kepercayaan kepercayaan yang digeneralisir yang berfungsi sebagai garis pembingbing untuk menyeleksi tujuan serta perilaku yang kan dipilih untuk dicapai. 6. Menurut Jack R. Fraenkel : Nilai adalah gagasan, konsep, tentang sesuatu yang dipandang penting oleh seseorang dalam hidup. 7. Menurut Charles R. Knikker : nilai adalah sekelompok sikap yang menggerakan perbuatan atau keputusan yang dengan sengaja menolak perbuatan.

8.. Menurut Harbet Larry Winecoff : value a set of attitude (scheme) which generate or cause a judgement which guide action or in action (a lack of action) and which provide a standard or set of priciples.

9. Menurut Dardji Darmodihardjo : nilai adalah yang berguna bagi kehidupan manusia jasmani dan rohani. 10. Menurut John Dewey dalam dalam Dardji, D., : value is object of social interest. 11. Menurut Encyclopedia Britainica : nilai ialah kualitas objek yang menyangkut jenis apresiasi atau minat. Apabila di klasifikasikan definisi-definisi nilai di atas pada wujudnya, tujuan dan fungsingnya, posisinya, serta tingkat kepentingan maka dapat digambarakan sebagai berikut :

No.
1 2 3 4 5 6 7

Wujud
Potensi -kapasitas -keyakinan Kata benda abstrak Landasan atau motivasi Keyakinan yang digenelarisasi Gagasan konsep Serangkaian sikap

Tujuan/Fungsi
Menyempurnakan manusia Memuaskan hasrat manusia, menyebabkan manusia tertarik Untuk menilai Untuk bertingkah laku Pembimbing menyeleksi tujuan atau perilaku Memandang sesuatu yang penting dalam hidup Menggerakkan perilaku atau perbuatan, Menolak perbuatan, menggerakkan atau menyebabkan pertimbangan, jadi standar atau prinsip Berguna bagi jasmani atau rohani Dikehendaki masyarakat Berhubungan dengan masyarakat

Posisi
Dalam diri Pada objek Kondisi jiwa Sesuatu yang abstrak Dalam hati/ jiwa Ide manusia Sikap manusia

Tingkat Kepentingan
Sangat penting Agak penting Penting Sangat penting Sangat penting Agak penting Sangat penting

8 9 10

Sesuatu Objek Kualitas

Sesuatu abstrak Objek Objek

Penting Agak penting Agak penting

Upaya merekduksi nilai dengan kondisi psikologis terjadi apabila nilai dihubungkan dengan hal-hal sebagai berikut : 1. 2. 3. Sesuatu yang menyenangkan atau kenikmatan Identik dengan yang diinginkan Merupakan sasarna penting

6. Makna Nilai bagi Manusia Nilai itu harus jelas, harus semakin diyakini oleh individu dan harus diaplikasikan dalam perbuatan. Setiap individu harus harus memahami nilai dan kebernialian dirinya, sehingga dia akan menempatkan diri secara bijak. Yang penting dalam upaya pendidikan, keyakinan individu pad nilai harus menyentuh sampai hierarki niali tertinggi, sebab seperti yang diungkapkan oleh Sheller, bahwa: 1. 2. 3. Nilai tertinggi menghasilkan kepuasan yang lebih mendalam. Kepuasan jangan dikacaukan dengan kenikmatan Semakin kurang kerelatifan nilai, semakin tinggi keberadaannya, nilai tertinggi dari semua nilai adalah nilai mutlak.

B. PROBLEMATIKA PEMBINAAN NILAI MORAL


1. 2. 3. 4. 5. 6.

Pengaruh Kehidupan keluarga dalam pembinaan moral Pengaruh teman sebaya terhadapa pembinaan nilai moral Pengaruh figur otoritas terhadapa perkembangan nilai moral individu Pengaruh media komunikasi terhadap perkembangan nilai moral Pengaruh otak atau berpikir terhadap perkembangan nilai moral Pengaruh informasi tehadap perkembangan nilai moral

C. MANUSIA DAN HUKUM


Disepakati bahwa manusia adalah mahkluk sosial, adalah makhluk yang selalu berinteraksi dan membutuhkan bantuan dengan sesamanya. Dalam hidup pula membutuhkan keteraturan. Untuk terciptanya keteraruran diperlukan aturan yang disebut oleh kita Hukum. Hukum diciptakan dengan tujuan yang berbeda-beda, ada yang menyatakan kegunaan, ada yang menyatakan kepastian hukum dan lain-lain.

D. HUBUNGAN HUKUM

DAN MORAL

Antara hukum dan moral terdapat hubungan yang erat sekali, ada pepatah Roma yang mengatakan Quid leges sine moribus? Apa artinya undang-undang kalau tidak disertai moralitas? Dengan demikian hukum tidak akan berarti tanpa dijiwai moralitas, hukum akan kosong tanpa moralitas. Ada beberapa pendapat para tokoh bear di antara nya di ungkapkan oleh K. bertens yang menyatakan bahwa selain itu ada empat perbedaan antara hukum dan moral: 1. 2. Hukum lebih dimodifikasikan daripada moralitas. Meski hukum dan moral mengatur tingkah laku manusia, namun hukum membatasi diri pada tingkah laku lahiriah saja, sedangkan moral menyangkut juga sikap batin. Sanksi yang berkaitan dengan hukum berbeda dengan sanksi yang berkaitan dengan moralitas

3.

TERIMA KASIH MATUR TINGKYU

Anda mungkin juga menyukai

  • MUI Fatwa Syiah
    MUI Fatwa Syiah
    Dokumen12 halaman
    MUI Fatwa Syiah
    Satriotr
    100% (1)
  • BUDAYA DAN AKUNTANSI
    BUDAYA DAN AKUNTANSI
    Dokumen5 halaman
    BUDAYA DAN AKUNTANSI
    Ronnie Arthana
    Belum ada peringkat
  • Algoritma & Pemrograman 1 (C++) Pert 2
    Algoritma & Pemrograman 1 (C++) Pert 2
    Dokumen23 halaman
    Algoritma & Pemrograman 1 (C++) Pert 2
    Ocnatias Eka Saputri
    Belum ada peringkat
  • T 6
    T 6
    Dokumen5 halaman
    T 6
    Ocnatias Eka Saputri
    Belum ada peringkat
  • Public Speaking Dan Teknik Presentasi
    Public Speaking Dan Teknik Presentasi
    Dokumen12 halaman
    Public Speaking Dan Teknik Presentasi
    dyiidee
    Belum ada peringkat
  • Presentasisars
    Presentasisars
    Dokumen14 halaman
    Presentasisars
    Ocnatias Eka Saputri
    Belum ada peringkat
  • Spo Rektal2
    Spo Rektal2
    Dokumen25 halaman
    Spo Rektal2
    Ocnatias Eka Saputri
    Belum ada peringkat
  • Suppositoria 1
    Suppositoria 1
    Dokumen31 halaman
    Suppositoria 1
    Ocnatias Eka Saputri
    Belum ada peringkat
  • PERAWAT SEBAGAI Pembaharu Dan Konsultan
    PERAWAT SEBAGAI Pembaharu Dan Konsultan
    Dokumen4 halaman
    PERAWAT SEBAGAI Pembaharu Dan Konsultan
    Ocnatias Eka Saputri
    Belum ada peringkat
  • FORMAT PENILAIAN LOMBA KESEHATAN
    FORMAT PENILAIAN LOMBA KESEHATAN
    Dokumen1 halaman
    FORMAT PENILAIAN LOMBA KESEHATAN
    Ocnatias Eka Saputri
    Belum ada peringkat
  • Prosedur Penggunaan Ekg
    Prosedur Penggunaan Ekg
    Dokumen16 halaman
    Prosedur Penggunaan Ekg
    Ocnatias Eka Saputri
    Belum ada peringkat
  • FORMAT PENILAIAN LOMBA KESEHATAN
    FORMAT PENILAIAN LOMBA KESEHATAN
    Dokumen1 halaman
    FORMAT PENILAIAN LOMBA KESEHATAN
    Ocnatias Eka Saputri
    Belum ada peringkat
  • Prosedur Penggunaan Ekg
    Prosedur Penggunaan Ekg
    Dokumen16 halaman
    Prosedur Penggunaan Ekg
    Ocnatias Eka Saputri
    Belum ada peringkat
  • Penyakit Alzheimer
    Penyakit Alzheimer
    Dokumen8 halaman
    Penyakit Alzheimer
    Ocnatias Eka Saputri
    Belum ada peringkat
  • Askep Multiple Fraktur
    Askep Multiple Fraktur
    Dokumen37 halaman
    Askep Multiple Fraktur
    Ocnatias Eka Saputri
    Belum ada peringkat
  • Kelompok
    Kelompok
    Dokumen16 halaman
    Kelompok
    Ocnatias Eka Saputri
    Belum ada peringkat
  • Presentasisars
    Presentasisars
    Dokumen14 halaman
    Presentasisars
    Ocnatias Eka Saputri
    Belum ada peringkat
  • Kelompok 4
    Kelompok 4
    Dokumen20 halaman
    Kelompok 4
    Ocnatias Eka Saputri
    Belum ada peringkat
  • Kelompok 4
    Kelompok 4
    Dokumen20 halaman
    Kelompok 4
    Ocnatias Eka Saputri
    Belum ada peringkat
  • COVER CP
    COVER CP
    Dokumen1 halaman
    COVER CP
    Ocnatias Eka Saputri
    Belum ada peringkat
  • Makalah
    Makalah
    Dokumen25 halaman
    Makalah
    Ocnatias Eka Saputri
    Belum ada peringkat
  • Penda Hulu An
    Penda Hulu An
    Dokumen4 halaman
    Penda Hulu An
    Ocnatias Eka Saputri
    Belum ada peringkat
  • Komunikasi Keperawatan
    Komunikasi Keperawatan
    Dokumen10 halaman
    Komunikasi Keperawatan
    Ocnatias Eka Saputri
    Belum ada peringkat
  • Konsep Model Jiwa
    Konsep Model Jiwa
    Dokumen12 halaman
    Konsep Model Jiwa
    Ocnatias Eka Saputri
    Belum ada peringkat
  • ISBD
    ISBD
    Dokumen16 halaman
    ISBD
    Ocnatias Eka Saputri
    Belum ada peringkat
  • Paliatif Aids
    Paliatif Aids
    Dokumen17 halaman
    Paliatif Aids
    Ocnatias Eka Saputri
    Belum ada peringkat
  • Masalah Keperawatan
    Masalah Keperawatan
    Dokumen4 halaman
    Masalah Keperawatan
    Ocnatias Eka Saputri
    Belum ada peringkat
  • Presentasi IPE
    Presentasi IPE
    Dokumen16 halaman
    Presentasi IPE
    Ocnatias Eka Saputri
    Belum ada peringkat
  • Dialog
    Dialog
    Dokumen9 halaman
    Dialog
    Ocnatias Eka Saputri
    Belum ada peringkat
  • Dari Everand
    Belum ada peringkat
  • Dari Everand
    Belum ada peringkat