Anda di halaman 1dari 28

Asfiksia Neonatorum

Pembimbing : Dr. Leopold Simanjuntak, Sp.A


Oleh : ASHRI HENDRAYANI 99-199

Pendahuluan
Asfiksia pada kelahiran adalah sebab utama kematian pada neonatus. Definisi asfiksia lahir (WHO) adalah keadaan bayi baru lahir yang tidak menangis dan tidak bernapas atau memiliki usaha pernapasan yang buruk. Untuk mengevaluasi bayi yang menderita asfiksia harus diusahakan untuk mengetahui penyebabnya.

Asfiksia bayi baru lahir dapat berupa :


Frekuensi napas > 60x/menit Frekuensi napas < 30x/menit Bayi dengan sianosis sentral Bayi apnu Retraksi dinding dada Merintih saat ekspirasi

Definisi

Asfiksia neonatorum ialah suatu kegagalan bayi baru lahir untuk melakukan pernapasan segera setelah pengeluaran lengkap.

Etiologi
Penyebab tersering terjadinya asfiksia neonatorum :
prenatal hipoksia kompresi tali pusat selama persalinan keadaan persalinan sulit maternal anestesi

A. ASFIKSIA FETUS
Pada hampir sebagian besar kasus, penyebab asfiksia neonatorum terjadi sebelum kelahiran. Gangguan yang timbul pada akhir kehamilan atau persalinan hampir selalu disertai anoksia/hipoksia jaringan dan berakhir dengan asfiksia neonatus.

1. Anoxia Anoxic Disebabkan oleh suplai oksigen yang tidak adekuat. Dapat terjadi karena penurunan tekanan O2 / hipoventilasi pada sirkulasi ibu. 2. Anoxia Anemic Terjadi jika darah fetus sangat anemis, tidak dapat membawa oksigen yang cukup untuk memenuhi kebutuhan jaringan.

3. Anoxia Stagnant Kompresi umbilikus akan mengakibatkan terganggunya aliran darah dalam pembuluh darah umbilikus dan menghambat pertukaran gas antara ibu dan janin. 4. Anoxia Histotoksik Terjadi jika jaringan fetus, teracuni oleh obat atau rusak karena perdarahan sehingga sel tidak dapat lagi menggunakan oksigen yang dihantarkan.

B. ASFIKSIA NATAL & POSTNATAL Depresi pusat pernapasan pada bayi baru lahir dapat terjadi karena beberapa hal yaitu :
pemakaian obat anestesia / analgetika yang berlebihan pada ibu trauma pada persalinan (perdarahan intrakranial) kelainan kongenital (hernia diafragmatika, atresia/stenosis saluran pernapasan, hipoplasia paru)

Patofisiologi
Sebelum terjadi pernapasan, neonatus dapat mempertahankan hidupnya dalam keadaan anoksia lebih lama karena ada kelanjutan metabolisme anaerobik. Rangsangan untuk gerakan pernafasan pertama adalah tekanan mekanis dari thoraks sewaktu melewati jalan lahir, penurunan paO2 dan kenaikan paCO2 yang merangsang kemoreseptor yang terletak di sinus karotikus, rangsangan dingin di daerah muka, refleks deflasi Hering Breur. Awalnya pernafasan bayi baru lahir mengalami asfiksia ringan yang bersifat sementara (primary apnoea). Kemudian terjadi perangsangan kemoreseptor pusat pernapasan agar terjadi primary gasping (3-6 x/menit).

Pada asfiksia neonatorum, bayi tidak memperlihatkan usaha bernapas dan selanjutnya bayi berada dalam periode apnoe kedua (secondary apnoea). Bila terdapat gangguan pertukaran gas atau pengangkutan O2 selama kehamilan atau persalinan, akan terjadi asfiksia yang lebih berat. Jika kemudian dilakukan resusitasi, ventilasi tekanan positif, pada periode apnoe kedua, maka tanda perbaikan yang akan terlihat adalah peningkatan frekuensi jantung yang akan diikuti dengan peningkatan tekanan darah. Secara kasar, dikatakan untuk setiap 1 menit periode apnoe kedua, dibutuhkan waktu 2 menit untuk melakukan tekanan ventilasi positif sampai timbul usaha bernapas. Dan kemudian dibutuhkan waktu 4 menit sampai timbulnya pernapasan yang ritmis.

Gambaran Klinis
Pada asfiksia terdapat keadaan penting :
Menurunnya tekanan O2 darah (PaO2) Meningginya tekanan CO2 darah (PaCO2) Menurunnya pH Dipakainya sumber glikogen tubuh untuk metabolisme anaerobik Perubahan sistem cardiovascular

Gambaran klinis asfiksia natal dan postnatal :


Amnion bercampur mekonium Bayi lahir dengan tidak ada atau kurang usaha bernapas Sianosis Bradikardia Tekanan darah rendah Depresi pernapasan Tonus otot buruk

PENILAIAN ASFIKSIA

Virginia Apgar (1953,1958) Kriteria ini digunakan karena berhubungan erat dengan perubahan keseimbangan asam dan basa bayi (Drage & Berendes, 1966), juga menggambarkan beratnya perubahan kardiovascular yang ditemukan.

Tanda

(warna kulit)

A ppearace

Seluruh tubuh biru atau putih

Badan merah kaki biru

Seluruh tubuh merah

(Denyut Nadi)

P ulse

Tidak ada

< 100x/menit

> 100x/menit

G rimece
(Refleks)

Tidak ada

Perubahan mimik

Bersin/menangis

(Tonus Otot)

A ctivity

Lumpuh

Ekstremitas sedikit fleksi

Gerakan aktif Ekstremitas fleksi

R espiration effort
(Usaha bernafas)

Tidak ada

Lemah

Menangis kuat

Berdasarkan APGAR, maka asfiksia dibagi menjadi :


Vigorous baby (APGAR 7-10), bayi dianggap sehat dan tidak memerlukan tindakan istimewa Mild-moderate asphyxia / Asfiksia sedang (APGAR 4-6). Pada pemeriksaan fisik akan didapatkan frekeunsi jantung >100 x/mnt, tonus otot kurang baik atau baik, sianosis, refleks iritabilitas tidak ada. Asfiksia berat (APGAR 0-3)
Tanpa henti jantung Frekuensi jantung <100 x/mnt, tonus otot buruk, sianosis berat, kadang pucat, refleks iritabilitas tidak ada Dengan henti jantung Bunyi jantung fetus menghilang tidak lebih dari 10 menit sebelum lahir lengkap atau bunyi jantung bayi menghilang post partum.

Penatalaksanaan
Setiap bayi dengan asfiksia memerlukan penanganan secara umum berupa : Pemberian oksigen dengan aliran sedang. Bila frekuensi pernapasan < 30x/menit, harus diobservasi ketat. Bila < 20x/menit setiap saat, resusitasi bayi dengan menggunakan balon dan sungkup. Bila apnu :
Stimulasi bayi untuk bernapas dengan menggosokgosok punggung bayi selama 10 detik. Bila belum mulai bernapas resusitasi bayi dengan menggunakan balon dan sungkup.

Indikasi penggunaan balon dan sungkup adalah apnu atau megap-megap, frekuensi jantung < 100x/menit dan sianosis sentral persisten walaupun diberi aliran oksigen bebas 100%. Periksa kadar glukosa darah bila < 45 g/dl, segera terapi sebagai hipoglikemi. Bila didapatkan tanda-tanda lainnya misalnya : kesulitan minum, BBLR, tanda-tanda kejang, sepsis dan lain-lain, usahakan menentukan penyebab asfiksia ini sambil meneruskan pemberian oksigennya. Bila frekuensi pernapasan > 60x/menit dan disertai sianosis sentral (walaupun diberi O2 dengan kecepatan tinggi), tapi tanpa retraksi dinding dada atau merintih saat ekspirasi curiga suatu kelainan jantung bawaan. Klasifikasikan asfiksia tersebut sebagai asfiksia berat, sedang ataupun ringan dan diberikan penanganan yang sesuai.

Asfiksia Berat
Pasang pipan lambung. Beri pengobatan sepsis. Pantau dan catat freluensi pernapasan. Pantau respons bayi terhadap pemberian oksigen. Bila bayi mulai memperlihatkan tanda-tanda perbaikan :
Beri ASI peras melalui pipa lambung Bila tidak perlu O2 lagi, usahakan bayi mengisap ASI langsung, bila belum mampu ASI peras diberikan melalui salah satu alternatif pemberian minum pada bayi.

Bila pernapasan bayi memburuk atau nampak sianosis sentral :


Beri oksigen dengan kecepatan tinggi. Jika gangguan napas semakin berat dan sianosis menetap walaupun diberikan O2 100%, segera rujuk ke RS rujukan atau yang mempunyai fasilitas ventilator mekanik.

Amati selama 24 jam setelah pemberian antibiotik dihentikan. Jika lidah dan bibir bayi nampak merah muda, walaupun tanpa O2, selama paling sedikit 2 hari, tidak ada gangguan pernapasan lagi dan minum baik serta tidak ada masalah lain yang memerlukan perawatan di rumah sakit, bayi dapat dipulangkan.

Asfiksia Sedang
Berikan IVFD dengan volume maintenans sesuai umur bayi untuk 12 jam I. Pantau dan catat frekuensi napas. Bila tidak ada perbaikan atau lebih buruk sesudah 2 jam, tangani sebagai asfiksia berat. Monitor respons terhadap pemberian oksigen. Bila nampak tanda-tanda perbaikan :
Beri ASI peras melalui pipa lambung. Bila tidak perlu O2 lagi, mengisap ASI langsung, bila belum mampu ASI peras diberikan melalui salah satu alternatif pemberian minum pada bayi.

Bila lidah dan bibir bayi tetap merah muda walaupun tanpa O2 paling sedikit 1 hari, tidak ada asfiksia lagi, minum baik dan tidak ada masalah lain yang memerlukan perawatan, bayi dapat dipulangkan.

Asfiksia Ringan
Beri ASI peras melalui pipa lambung. Pantau dan catat frekuensi napas. Monitor respons terhadap pemberian O2. Bila tidak perlu O2 lagi, mengisap ASI langsung, bila belum mampu ASI peras. Bila pernapasan memburuk selama periode observasi dan ternyata :
Didapatkan tanda-tanda yang khas untuk RDS, lakukan penatalaksanaan asfiksia sedang. Tidak memperlihatkan tanda-tanda khas RDS, perhatikan tanda-tanda sepsis dan bila ditemukan, diberikan terapi sepsis dan penatalaksanaan asfiksia sedang, bila perlu penatalaksanaan asfiksia berat.

Bila lidah dan bibir bayi tetap merah muda walaupun tanpa O2 paling sedikit 1 hari, tidak ada asfiksia lagi, minum baik dan tidak ada masalah lain yang memerlukan perawatan, bayi dapat dipulangkan.

Alur Resusitasi

Kompilkasi
SISTEM
SSP

EFEK
Ensefalopati hipoksik-iskemik, infark, perdarahan intrakranial, kejang, oedem cerebri, hipotoni, hipertoni

CARDIOVASCULAR Iskemia miokard, Tricuspid insufficiency, hipotensi


PULMONARY RENAL ADRENAL GIT METABOLIK INTEGUMEN HEMATOLOGI

Perdarahan pulmo, RDS, Persistent fetal circulation

Acute tubular atau cortical necrosis


Perdarahan adrenal Perforasi, Ulserasi, Nekrosis Hiponatremi, Hipoglikemi, Hipocalcemi, Myoglobiunria Nekrosis lemak subkutan DIC

Prognosis
Prognosis asfiksia tergantung dari beratnya asfiksia dan komplikasi yang terjadi, usia gestasi bayi (semakin pre-term, prognosa semakin buruk). APGAR yang rendah selama 20 menit, kegagalan bernapas selama 20 menit dan tanda klinis abnormalitas neurologik menetap selama 2 minggu, dapat mengakibatkan kematian atau defisit motorik dan kognitif yang berat.

DAFTAR PUSTAKA
Madjid, Djauhariah A. Penatalaksanaan Gangguan Pernapasan pada Bayi Baru Lahir. Simposium Nasional I IDAI Cab. Kal-Sel Perinatologi dan Pediatri Gawat Darurat. PT Putra Jaya Grafika. Juni 2005. Surabaya. Hay, William W. Current Pediatric Diagnosis And Treatment. 15th Edition. International Edition. Mc Graw Hill. 2001. USA. Behrman. Kliegman. Jenson. Nelson Textbook Of Pediatrics Vol. I 16th Edition. W.B. Sunder Company. 2000. USA. http://www.healthofchildren.com/A/Asphyxia-Neonatorum.html http://www.cs.nsw.gov.au/rpa/neonatal/html/newprot/asphyxia.htm

Anda mungkin juga menyukai