PEMBIMBING: DR. RATNA E. HUTAPEA, SP.AN DISUSUN OLEH: LIONA CHRISTY PATTINASARANY WELLA SINTA M MANURUNG
PENDAHULUAN
Sistem pengaturan panas tubuh koordinasi pertahanan terhadap suhu lingkungan guna mempertahankan suhu tubuh internal Hipotermia dihubungkan dengan hasil negatif pada periode pasca pembedahan Mengigil adalah komplikasi yang penting dari hipotermia Timbul 40 - 60% setelah pembiusan yang tidak stabil, tetapi gejala ini tetap saja tidak begitu dipahami
AMBANG BATAS PERANGSANGAN AKIBAT PANAS TUBUH PADA MANUSIA YANG TIDAK DIBERIKAN OBAT BIUS
AMBANG BATAS PERANGSANGAN AKIBAT PANAS TUBUH PADA MANUSIA YANG DIBERIKAN OBAT BIUS
MENGGIGIL
Gigilan akibat rangsangan panas tubuh merupakan pertahanan upaya akhir yang hanya timbul ketika kompensasi perilaku dan vasoconstriction shunt pembuluh arteri pembuluh vena secara maksimal tidak mencukupi untuk mempertahankan suhu inti Aktivitas otot involunter meningkatkan produksi panas hingga 600% Timbul jika bagian preoptik hipotalamus mengalami hipotermia
POLA TREMOR
Tiga pola aktivitas otot pada pasien dengan hipotermi pasca anestesi dengan isoflurane
Kaku tonik tidak dipengaruhi temperatur Peningkatan dan penurunan tonus menggigil sebagai termoregulasi Klonus spontan berdasarkan EMG karena hipotermia
Tidak selalu muncul pada pasien hiptermia, kadang pada normotermia Berhubungan dengan stress atau nyeri saat operasi
PENCEGAHAN
Mencegah hipotermia Penghangatan pasca operasi kontroversial Penghangatan intraoperatif lebih baik daripada pasca operasi Satu lapis selimut menurunkan hilangnya panas sampai 30% Paling efektif adalah pemberian udara yang hangat Metode lain dapat digunakan untuk menjaga suhu sentral di atas 36oC
FARMAKOTERAPI
Antishivering potensial mengandung monoamine biogenik, cholinomimetics, kation, peptida endogen dan mungkin Nmethyl-D-aspartate (NMDA)
NEFOPAM
Analgetik + antishivering kuat penghambat potensial dari uptake 5 HT, nor epinephrine dan dopamin.
TRAMADOL
Menghambat pengambilan ulang (reuptake) dari 5 HT, nor epinephrine dan dopamin, dan memfasilitasi pelepasan 5 HT. A2-adrenoreceptor pada otak juga berperan dalam
PHYSOSTIGMINE
Penghambat enzim asetilkolinesterase nonselektif yang bekerja di sentral
ARGININE VASOPRESSIN
Hormon adrenocorticotrophic dan hormon perangsang melanosit diduga bertindak sebagai antipiretik endogen selama demam.
AGONIS M MURNI
Morfin, fentanyl, alfentanyl , meperidin Menurunkan shivering threshold
Ion positif kalsium (Ca2+) dan sodium (Na+) mungkin memainkan peran lawan fungsional dalam mediasi suhu tubuh.
Magnesium penghambat kanal kalsium fisiologis. Selama eksposur dingin, konsentrasi magnesium dalam plasma meningkat, dan pada saat panas magnesium plasma
menurun.
METHYLPHENIDATE
Agen analeptik yang mengikat situs presinaptik pada dopamin, nor epinefrin dan kompleks transport 5-HT menghambat reuptake mencegah dan mengobati PAS
FAKTOR PENCETUS
Pasien mengejan Dosis obat local anestesi yang digunakan Posisi pasien terutama bila menggunakan obat hiperbarik
Sesak napas dan sukar bernapas merupakan gejala utama dari blok spinal tinggi. Sering disertai mual, muntah, precordial discomfort dan gelisah. Apabila blok semakin tinggi penderita menjadi apnea, kesadaran menurun disertai hipotensi yang berat dan jika tidak ditolong akan terjadi henti jantung
PENANGANAN
Usahakan jalan napas tetap bebas, kadang diperlukan bantuan napas lewat face mask Jika depresi pernapasan makin berat (blok motor C3-5 dengan paralysis nervus phrenikus) perlu segera dilakukan intubasi endotrakeal dan control ventilasi untuk menjamin oksigenasi yang adekuat Bantuan sirkulasi dengan dekompresi jantung luar diperlukan bila terjadi henti jantung Pemberian cairan kristaloid 10-20 ml/kgBB diperlukan untuk mencegah hipotensi
PENANGANAN
Jika hipotensi tetap terjadi atau jika pemberian cairan yang agresif harus dihindari maka pemberian vasopresor merupakan pilihan seperti adrenalin dan sulfas atropin