Anda di halaman 1dari 1

<html><br><head><title>Kebiasaan Tersembunyi [Onani]</title><link rel=stylesheet type=text/css href=../style.

css></head><br><body><br><p align=center><div class =judulartikel>Kebiasaan Tersembunyi [Onani]</div></p><br><p align=center><b>Kate gori Adab Dan Perilaku</b></p><br>Sabtu, 14 Mei 2005 07:31:55 WIB<br><br><p alig n=justify>KEBIAASAN TERSEMBUNYI [ONANI]<br><br><br>Oleh<br>Syaikh Muhammad bin S halih Al-Utsaimin<br><br><br><br><br><br>Pertanyaan.<br>Syaikh Muhammad bin Shal ih Al-Utsaimin ditanya : Apa hukum melakukan kebiasaan tersembunyi (onani) ?<br> <br>Jawaban<br>Melakukan kebiasaan tersembunyi (onani), yaitu mengeluarkan mani dengan tangan atau lainnya hukumnya adalah haram berdasarkan dalil Al-Quran dan S unnah serta penelitian yang benar.<br><br>Al-Quran mengatakan.<br><br>Artinya : Da n orang-orang yang menjaga kemaluannya, kecuali terhadap istri-istri mereka atau budak-budak yang mereka miliki, maka sesungguhnya mereka dalam hal ini tiada te rcela. Barangsiapa mencari yang di balik itu maka mereka itulah orang-orang yang melampui batas [Al-Muminun : 5-7]<br><br>Siapa saja mengikuti dorongan syahwatnya bukan pada istrinya atau budaknya, maka ia telah mencari yang di balik itu, dan b erarti ia melanggar batas berdasarkan ayat di atas.<br><br>Rasulllah Shallallahu alaihi wa sallam bersabda.<br><br>Artinya : Wahai sekalian para pemuda, barangsia pa di antara kamu yang mempunyai kemampuan hendaklah segera menikah, karena nika h itu lebih menundukkan mata dan lebih menjaga kehormatan diri. Dan barangsiapa yang belum mampu hendaknya berpuasa, karena puasa itu dapat membentenginya<br><br >Pada hadits ini Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam memerintahkan orang yang tidak mampu menikah agar berpuasa. Kalau sekiranya melakukan onani itu boleh, t entu Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam menganjurkannya. Oleh karena beliau tidak menganjurkannya, padahal mudah dilakukan, maka secara pasti dapat diketahu i bahwa melakukan onani itu tidak boleh.<br><br>Penelitian yang benar pun telah membuktikan banyak bahaya yang timbul akibat kebiasaan tersembunyi itu, sebagaim ana telah dijelaskan oleh para dokter. Ada bahayanya yang kembali kepada tubuh d an kepada system reproduksi, kepada fikiran dan juga kepada sikap. Bahkan dapat menghambat pernikahan yang sesungguhnya. Sebab apabila seseorang telah dapat mem enuhi kebutuhan biologisnya dengan cara seperti itu, maka boleh jadi ia tidak m enghiraukan pernikahan.<br><br>[As-ilah Muhimmah Ajaba Alaiha Ibnu Utsaimin, hal. 9]<br><br><br>[Disalin dari buku Al-Fatawa Asy-Syariyyah Fi Al-Masail Al-Ashriyya h Min Fatawa Ulama Al-Balad Al-Haram, edisi Indonesia Fatwa-Fatwa Terkini-2, Dar ul Haq]</p><br><br><br>Sumber : <a href=http://almanhaj.or.id/index.php?action=m ore&article_id=1431&bagian=0>http://almanhaj.or.id/index.php?action=more&article _id=1431&bagian=0</a><br><br></body><br></html>

Anda mungkin juga menyukai