Anda di halaman 1dari 1

<html><br><head><title>Membagikan Harta Warisan Ketika Pemiliknya Masih Hidup</t itle><link rel=stylesheet type=text/css href=../style.

css></head><br><body><br>< p align=center><div class=judulartikel>Membagikan Harta Warisan Ketika Pemilikny a Masih Hidup</div></p><br><p align=center><b>Kategori Waris, Hibah, Hadiah</b>< /p><br>Jumat, 12 Maret 2004 08:09:01 WIB<br><br><p align=justify>MEMBAGIKAN HART A WARISAN KETIKA PEMILIKNYA MASIH HIDUP<br><br><br>Oleh<br>Syaikh Muhammad bin S halih Al-Utsaimin<br><br><br><br><br>Pertanyaan.<br>Syaikh Muhammad bin Shalih A l-Utsaimin ditanya : Saya seorang laki-laki yang sudah menikah, alhamdulillah. S aya mempunyai harta dan hanya mempunyai seorang anak perempuan disamping seorang saudara laki-laki dan seorang saudara perempuan. Kondisi ekonomi anak saya cuku p makmur, ia menginginkan agar saya mencatatkan apa-apa yang dikhususkan bagi pa mannya, yaitu saudara saya sendiri, dari harta saya, demikian juga saudara perem puan saya menginginkan hal serupa, yaitu agar saya mencatatkan apa-apa yang dikh ususkan baginya. <br><br>Perlu diketahui, bahwa saya pun beristrikan seorang wan ita yang bukan ibu anak saya tersebut. Ia belum melahirkan keturunan, tapi merek a tidak menyukainya. Di sisi lain saya khawatir seandainya saya mencatatkan sesu atu untuk saudara saya, ia akan mengusir saya dan istri saya dari rumah. Saya mo hon petunjuk untuk mengambil sikap yang terbaik.<br><br>Jawaban<br>Sikap yang te rbaik adalah membiarkan harta anda tetap di tangan anda, karena anda tidak tahu apa yang akan terjadi dalam kehidupan anda. Jangan anda catatkan harta anda untu k siapapun, sebab jika Allah mentaqdirkan anda meninggal, maka para ahli waris a nda akan mewarisi harta anda sesuai dengan ketentuan Allah Subhanahu wa Ta ala.<br>< br>Lalu, bagaimana mungkin anda mencatatkan atas nama mereka sementara mereka it u para ahli waris anda, dan anda pun tidak tahu, boleh jadi mereka meninggal seb elum anda sehingga malah anda yang mewarisi harta mereka. Yang jelas, kami saran kan agar anda tetap memegang harta anda, tidak mencatatkannya untuk seseorang. B iarkan ditangan anda dan anda pergunakan sesuka anda dalam batas-batas yang dibo lehkan syari at. Jika salah seorang dari anda meninggal, maka yang lainnya otomatis akan mewarisinya sesuai dengan yang telah ditetapkan Allah Subahanahu wa Ta ala dan RasulNya Shallallahu alaihi wa sallam. <br><br>[Fatawa Nur Ala Ad-Darb, Syaikh Ibnu Ut saimin, juz 2, hal 558]<br><br><br>[Disalin dari. Kitab Al-Fatawa Asy-Syar iyyah Fi Al-Masa il Al-Ashriyyah Min Fatawa Ulama Al-Balad Al-Haram, edisi Indonesia Fatwa-Fa twa Terkini, hal 522-523, Darul Haq]</p><br><br><br>Sumber : <a href=http://alma nhaj.or.id/index.php?action=more&article_id=454&bagian=0>http://almanhaj.or.id/i ndex.php?action=more&article_id=454&bagian=0</a><br><br></body><br></html>

Anda mungkin juga menyukai