Tindakan abortus / pengguguran kandungan dalam bidang kesehatan masih saja terjadi dengan kasus 10 15% kehamilan dan menjadi masalah yang klasik sejak lama oleh karena dari dulu sampai sekarang kehadiran awal kehidupan baru ini tetap menjadi permasalahan yang tidak kunjung selesai. Bila membicarakan abortus dari sudut pandangan hukum kesehatan yang lebih tertuju pada ketentuan hukum yang mengatur dalam keadaan apa, dimana, dan oleh siapa pengguguran kandungan dapat dilakukan.
Pengertian Abortus Terjadi perbedaan pengertian abortus diantara bidang kesehatan dan bidang hukum.
Bidang kesehatan memandang abortus dari sudut umur kehamilan dan bagaimana abortus terjadi (spontan atau disengaja (provokatus), sedangkan bidang hukum memandang ada tidaknya abortus dilakukan.
Abortus, lahir dibawah 20 minggu, masih berbentuk embrio / fetus, berat kurang dari 500 gram Partus immatur, lahir sebelum 28 minggu, berbentu janin, berat badan dibawah 1500gram, harapan untuk hidup kecil sekali. Partus prematur, lahir sebelum bayi cukup bulan, berat badan dibawah 2500 gram, harapan hidup lebih baik walaupun tanpa perawatan khusus Partus matur (aterm), bayi lahir cukup umur (36 40 minggu), berat badan 2500 gram 3500 gram atau lebih, dan panjang 45 cm- 50 cm Partus serotinus, Umur bayi lebih dari 40 minggu. Bila lebih dari 42 minggu kesehatan plasenta kembali menurun dan bayi harus dikeluarkan, bila tidak bisa mengancam kehidupannya.
Pada dasarnya di dalam KUHP tidak terdapat ketentuan yang memperbolehkan tindakan abortus, termasuk untuk alasan menyelamatkan jiwa siibu sekalipun. Sejak tahun 1992 didalam undang undang no. 23 tahun 1992 tentang kesehatan dijelaskan bahwa pengguguran kandungan dapat dilakukan untuk menyelamatkan jiwa ibu dan bayi.
Pembagian Abortus Abortus dapat dibagi dalam 2 kelompok, yaitu : 1. Abortus yang alami / spontan normal Accidental 2. Abortus yang dibuat (provokatus) 2.1 Abortus provokatus terapeutikus (legal) 2.2 Abortus provokatus kriminalis (criminal).
Bentuk bentuk indikasi pengguguran kandungan dapat berupa : Terapeutik, jika kehamilan diteruskan akan membahayakan jiwa ibu. Eugenik, atas pertimbangan resiko terhadap anak yang dilahirkan berupa cacat fisik atau mental Humanitarian (kesejahteraan social), misalnya kehamilan akibat korban perkosaan. Sosial, berhubungan dengan kegagalan alat kontrasepsi, anak yang terlalu banyak, belum siap menerima kehadiran anak.
terjadi dengan sendirinya oleh karena penyakit atau sebab lainnya. Abortus yang spontan ini umumnya terjadi pada masa kehamilan bulan kedua atau bulan ketiga. Penyebab dari ibu : 1. Infeksi akut 2. Infeksi kronis 3. Keracunan 4. Penyakit kronis 5. Gangguan fisiologis
Penyebab dari janin a. Kematian janin akibat kelainan bawaan b. ketidak seimbangan hormone c. Mola hidatidosa d. Penyakit plasenta dan desidua, misalnya inflamasi dan degenerasi
Abortus terapeutik abortus yang dilakukan demi menyelamatkan jiwa si ibu dan bukan dilakukan untuk mempertahankan nama baik keluarga atau kehormatan keluarga. dalam hal ini bila si ibu mempertahankan terus kandungannya dapat beresiko pada kematian bayinya.
Abortus kriminalis
Abortus kriminalis adalah tindakan pengguguran yang sengaja dilakukan untuk kepentingan sipelaku, orang hamil ataupun yang membantu .
Abortus provokatus kriminalis yang dilakukan menggunakan berbagai cara selalu mengandung resiko kesehatan baik bagi ibu ataupun janin.
Secara umum bahwa pengguguran bisa ditempuh melalui satu atau lebih cara cara, yaitu : 1. Kekerasan umum 2. Kekerasan lokal 3. Obat obatan atau ramuan
Ad 1. Kekerasan Umum (General violence) Menunggang kuda berlebihan Latihan olah raga berlebihan (loncat loncat) Mendaki gunung, berenang, naik turun tangga Ad 2. Kekerasan lokal Tanpa menggunakan alat (instrument) Dengan menggunakan alat alat medis Dengan menggunakan alat alat non medis Dengan menggunakan zat zat kimia Dengan menggunakan listrik
a. Obat obat emetika b. Obat obat purgative / laxantia, seperti : Castor oil c. Obat obat emenagoga (pelancar haid), seperti : Apiol, minyak pala, oleum rutae d. Ecbolica / obat peransang otot rahim : Ergotamin,pituitrin, kinina, sitostatika (aminopterin)
(moderate)
1. Sepsis dan Infeksi 2. Gagal ginjal akut (acute renal failure) dan keracunan
Menentukan korban (ibu) tersebut apakah dalam keadaan hamil atau tidak, pemeriksaan dilakukan meliputi : Payudara Pakaian Uterus Kemungkinan ditemukan sisa sisa janin pada aborsi yang kurang sempurna 2. Mencari adanya tanda tanda upaya abortus.
Uterus Membesar