Anda di halaman 1dari 7

1

KECELAKAAN KERJA DI BALI DILIHAT DARI WAKTU KEJADIAN KECELAKAAN TAHUN 1995-1998

D.P.Sutjana Lab. Fisiologi FK/PS Ergonomi Unud Abstrak Di Bali penggunaan mesin dan peralatan mekanis telah cukup meluas pada berbagai kegiatan ekonomi. Namun penggunaan mesin dan peralatan mekanis tersebut tidak dilengkapi dengan alat pengaman maupun alat pelindung diri yang baik, serta tidak diberikan pelatihan terhadap calon operatornya sebelum mengoperasikan mesin tersebut. Dengan demikian kemungkinan terjadinya kecelakaan kerja sangat besar dengan risiko kerugian baik bagi karyawan maupun pengusaha serta masyarakat umum. Guna mencegah terjadinya kecelakaan kerja berbagai usaha telah dilakukan oleh Kanwil Depnaker Propinsi Bali, namun kecelakaan kerja tetap tinggi bahkan cenderung meningkat. Untuk itu telah dilakukan penelitian retrospektif dari laporan kecelakaan kerja pada PT. JAMSOSTEK Bali selama tahun 1995-1998. Hasil menunjukkan bahwa kecelakaan kerja yang paling banyak dari perusahaan bongkar muat di pelabuhan, perusahaan kayu, dan konstruksi. Dari seluruh kecelakaan kerja yang dilaporkan 50% lebih merupakan kecelakaan lalu-lintas. Sebaran terjadinya kecelakaan kerja dihubungkan dengan jam kerja ternyata kecelakaan kerja banyak terjadi pada pukul 10.00 11.00 dan 14.00-16.00 WITA; pada saat itu terjadi penurunan kemampuan fisik karyawan. Untuk mencegah terjadinya kecelakaan kerja maka disarankan untuk memberikan jam istirahat pendek pada pukul 10.00 dan 14.00 WITA. Kata kunci : kecelakaan kerja, jam kerja dan jam istirahat. Abstract Machines and mechanical tools had been used in most economics activities in Bali. However before the workers got the skill to operate the machine and tool, they have not been preceded by any training. Beside that the machines and tools were not actually equipped by safety equipment. So the working accident were tend to increase. Although several efforts had been conducted by the Province Labor Department of Bali to prevent the working accident, the accident is still in high frequency. So either employers and workers or society were suffer a loss. A retrospective study about working accident which were covered by PT JAMSOSTEK in Bali during 19951998 had been carried out. The result were as follows: harbor workers, wood factories, and construction were in high level of working accident. From the whole report of working accident more than 50% was traffic accident. Most of the working accident in relation to working hour was take place at 10.00 11.00 and at 14.00 16.00 middle Indonesian time; and at that time the workers physical capacity were in decrease period. Therefor a short resting period at 10.00 and at 14.00 must be taken by the workers to prevent the working accident. Key word: working accident, working hour, resting period.

PENDAHULUAN Kecelakaan adalah suatu kejadian yang tidak terduga dan tidak diharapkan (1). Kecelakaan kerja adalah kecelakaan yang terjadi dan ada hubungannya dengan

pelaksanaan pekerjaan, termasuk pula kecelakaan lalu lintas yang terjadi saat perjalanan atau transportasi ke dan dari tempat kerja ke rumahnya. Dengan dimanfaatkannyan ilmu pengetahuan dan teknologi tempo pembangunan semakin cepat, dimana resiko kecelakaan juga makin meningkat dan makin berat. Kemajuan teknologi telah meningkatkan penggunaan mesin-mesin dan peralatan mekanis (1). Menurut Levy et.al.(2) pada setiap penggunaan mesin dan alat mekanis harus sudah dilengkapi dengan alat pengaman yang baik atau diberi latihan yang baik terhadap calon operator. Di Bali penggunaan mesin dan alat mekanis telah meluas pada setiap kegiatan ekonomi. Namun penggunaan mesin dan alat mekanis tersebut sering tidak dilengkapi dengan alat pengaman yang baik, maupun latihan pemakaian yang baik (3). Dengan demikian kecenderungan terjadinya kecelakaan kerja sangat tinggi dengan berbagai resiko kerugian baik bagi karyawan, perusahaan maupun masyarakat pada umumnya. Dengan peningkatan pemakaian mesin dan alat mekanis kecendrungan terjadinya kecelakaan kerja juga meningkat. Guna mencegah terjadinya kecelakaan kerja berbagai usaha telah dilakukan seperti: pembinaan dan pengawasan oleh Kanwil Depnaker Propinsi Bali, Kampanye bulan K3, pemasangan spanduk dan bendera K3, Lomba K3, namun kenyataannya kejadian kecelakaan kerja masih sering terjadi bahkan tampaknya masih tetap tinggi. Tingkat kecelakaan kerja selama tahun 1984-1998 sekitar 27,59% per tahun (4). Kecelakaan kerja banyak terjadi pada perusahaan menengah dan kecil dan informal. Sedangkan pada perusahaan besar pelaksanaan K3 sudah cukup baik bahkan beberapa perusahaan sudah mencapai tingkat kecelakaan nihil (zero eccident). Dalam makalah ini dibahas kasus kecelakaan kerja di Bali dilihat dari waktu kejadian kecelakaan. Selanjutnya dihubungkan dengan jam kerja dan jam istirahat.

METODE Penelitian ini adalah penelitian retrospektif data sekunder dari laporan kasus kecelakaan kerja yang dilaporkan ke PT.ASTEK selama tahun 1995-1998. Hasilnya dianalisa secara deskriptif HASIL DAN PEMBAHASAN Kecelakaan kerja dapat terjadi pada semua kegiatan ekonomi atau kehidupan, baik itu sektor formal, maupun informal. Dalam hal ini dapat dikelompokkan sbb.: 1. Yang masuk program JAMSOSTEK: a. Kasus kecelakaan kerja yang tercatat di PT.JAMSOSTEK yang dilaporkan ke PT.JAMSOSTEK, untuk mendapatkan penggantian biaya (biaya pemeriksaan, pengobatan, perawatan, maupun kompensasi karena cacat). b. Kasus kecelakaan kerja yang tidak dilaporkan ke PT.JAMSOSTEK, dengan berbagai alasan. Ini tidak tercatat di PT.JAMSOSTEK. 2. Yang tidak masuk program JAMSOSTEK Di berbagai sektor belum terjangkau oleh program JAMSOSTEK seperti sektor industri rumah tangga (informal), sektor pertanian, perdagangan, jasa rumah tangga

dsb. Apabila terjadi kecelakaan kerja tidak dilaporkan ke PT.JAMSOSTEK, dan sudah jelas tidak tercatat. Dengan demikian data kecelakaan kerja yang dilaporkan jauh lebih kecil dari data kecelakaan kerja yang sebetulnya terjadi. Jumlah kecelakaan kerja yang tercatat di PT.JAMSOSTEK selama periode 1995-1998, disajikan pada tabel 1. Dari tabel tersebut tampak bahwa prosentase kasus kecelakaan kerja yang paling banyak adalah kecelakaan lalu lintas. Kecelakaan lalu lintas yang terjadi saat para pekerja di perjalanan baik waktu berangkat kerja maupun setelah pulang kerja. Apabila dianalisa kecelakaan kerja yang terjadi ternyata kecelakaan kerja paling banyak terjadi pada tenaga kerja bongkar muat (bongkar kayu dan semen) di pelabuhan dan perusahaan kayu.Dari kecelakaan lalu lintas yang paling banyak karena kecelakaan sepeda motor, dan ini sesuai dengan laporan kecelakaan lalu lintas di POLDA NUSRA 1995 dimana kecelakaan lalu lintas yang paling banyak pada umumnya karena pengendara sepeda motor (5). Sedangkan kasus kecelakaan kerja yang lainnya kemungkinan karena para pekerja tidak mempergunakan alat pelindung dengan baik seperti topi, sepatu, sarung tangan dsb., di samping karena faktor manusia sendiri seperti keteledoran, tergesa-gesa, terlalu berani, lelah, ngantuk dsb. SEBARAN WAKTU TERJADINYA KECELAKAAN KERJA Sebaran waktu terjadinya kecelakaan kerja dikaitkan dengan waktu kerja dan waktu istirahat disajikan pada grafik (1,2,3,4). Dari grafik tersebut tampak bahwa sebaran waktu terjadinya kecelakaan kerja menunjukkan pola yang serupa. Kecelakaan lalu lintas terbanyak terjadi pada saat-saat karyawan berangkat atau pulang kerja. Sedangkan kecelakaan kerja (karena melakukan pekerjaan yang sebenarnya, bukan kecelakaan lalu lintas), terjadinya sekitar pukul 10.00 - 11.00 WITA dan pukul 14.00-17.00 WITA. Sumamur (1) menyebutkan kecelakaan kerja tertinggi terjadi menjelang akhir kerja. Pada perusahaan yang menganut pola waktu kerja 8 jam kerja sehari apakah itu hanya kerja siang hari saja ataupun kerja pagi, sore dan malam, kecelakaan kerja yang tertinggi pada saat kemampuan tubuh sedang menurun (6,7). Pada Industri Pesawat Terbang Nusantara (IPTN) kecelakaan kerja paling banyak terjadi sekitar pukul 09.00-10.00 WIB karena jam istirahat makan pukul 11.00 12.00 WIB (8). Apabila kita lihat grafik hubungan waktu kerja, waktu makan dan kesiapan kerja selama 8 jam kerja (grafik 5), maka tampak bahwa pada pukul 10.00-11.00 dan 14.00-16.00 adalah pada saat kesiapan kerja menurun (7). Kondisi tersebut akan tampak jelas pada pengaturan jam kerja yang menerapkan istirahat hanya 1 jam pada pukul 12.00-13.00 WITA. Sedangkan apabila menerapan istirahat pendek setiap 2 jam kerja maka kesiapan kerja tetap di atas ambang. SIMPULAN DAN SARAN 1. Kecelakaan kerja paling banyak adalah kecelakaan lalu lintas hampir 50% lebih. Dan lebih banyak karena kecelakaan sepeda motor. Kemudian diikuti oleh kecelakaan bongkar muat di pelabuhan dan perusahaan kayu. 2. Frekuensi tertinggi waktu terjadinya kecelakaan kerja sekitar pukul 10.00-11.00 dan 14.00-16.00 WITA.

SARAN 1. Oleh karena kecelakaan kerja sering terjadi pada saat kemampuan fisik menurun dimana kesiapan kerja menurun, maka perlu diterapkan istirahat pendek pada pukul 10.00 dan 14.00 WITA selama 5-10 menit. 2. Perlu selalu dibudayakan keselamatan kerja di perusahaan. KEPUSTAKAAN 1. Sumamur, P.K. 1981. Keselamatan Kerja dan Pencegahan Kecelakaan. Penerbit PT. Gunung Agung, Jakarta. 2. Levy, B.S.; Wegman, D.H. 1983. Occupational Health. Recgnizing and Preventing Work Related Disease. Little Brown and Company. Boston. 177-187. 3. Sutjana, D.P. 1996. Tinjauan Ergonomis Kecelakaan Kerja Pemakai Molen Pada Perusahaan Genteng di Desa Pejaten dan Nyitdah. Laporan kunjungan lapangan. 4. Yusuf Kalla. 2000. Kebijaksanaan Pembudayaan Kesehatan dan Keselamatan Kerja Dibidang Perisdustrian Pada 5 Tahun Mmendatang. Konvensi Nasional Kesehatan Dan Keselamatan Kerja 2000, Jakarta. 18-20 Januari. 5. Anonim. 1995. Laporan Kecelakaan Lalu Lintas POLDA NUSRA.

6. Manuaba A. 1992. Pengaruh Ergonomi Terhadap Produkti-vitas. Disampaikan pada Seminar Produktivitas Tenaga kerja. Jakarta. 30 Januari. 7. Gandjean,E. 1988. Fitting The Task To The Man. A textbook of Occupational Ergonomics. 4th Ed. Taylor & Francis. London. 209-215.. 8. Anonym, 1999. Laporan Kecelakaan Kerja di Industri Pesawat Terbang Nusantara Bandung. (Tidak dipublikasikan)

Tabel 1: Kasus kecelakaan kerja selama tahun 1995-1998 di Wilayah kerja PT.JAMSOSTEK Cabang Bali.

JUMLAH KASUS YANG MENINGGAL JUMLAH SANTUNAN JENIS KECELAKAAN 1. lalu lintas 2. kena mesin 3. kena kayu 4. kejatuhan semen 5. terpleset 6. jatuh dari tangga 7. kena pisau 8. kena badai 9. angkat barang 10.kena pecahan gelas 11.tusuk paku 12.terbelit tali 13.kena pancing 14.luka bakar 15.terjepit besi 16.kena kayu begesting 17.terbentur 18.strum listrik 19.terjepit pintu 20.kena kips angin 21.mata kena debu 22.kenna bahan kimia 23.kena gergaji 24. Frek.1-2

1995 644 28 Rp.415370613 % 60,4 6,7 6,9 5,2 3,0 1,7 1,6 1,6 0,8 0,7 0,7 0,5 0,5 0,5 11,4

1996 775 6 Rp.439355097 % 59,1 5,5 14,4 3,1 4,3 4,9 0,6 1,7 0,4 1,1 2,6 1,3 3,1 0,8 0.7 0,4 0,4 5,5

1997 1008 2 Rp.639247981 % 52,6 4,1 13,1 2,4 12,8 1,2 1,0 1,0 0,8 0,3 0,5 0,8 0,4 0,3 3,8

1998 811 29 Rp.606876330 % 58,5 4,9 6,7 2,3 7,8 2,5 1,3 1,5 2,1 0,4 1,1 0,4 0,4 0,9 1,1 5,5

J u m l a h

50 40 30 20 10 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24

lantas kec.kerja

Waktu

kerja

Grafik 1: Sebaran kecelakaan kerja selama tahun 1995


J u m l a h
100 80 60 40 20 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 lantas kec.kerja

Waktu kerja Grafik 2: Sebaran kecelakaan kerja selama tahun 1996


J u m l a h
80 60 40 20 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 lantas kec.kerja

Waktu kerja

Grafik 3: Sebaran kecelakaan kerja selama tahun 1997

J u m l a h

60 50 40 30 20 10 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24

lantas kec.kerja

Waktu kerja

Grafik 4 : Sebaran kecelakaan kerja selama tahun 1998

Grafik 5 : Hubungan waktu kerja, makan dan kesiapan kerja (diambil dari Grandjean, 1988)

Anda mungkin juga menyukai