Anda di halaman 1dari 55

ENSEFALITIS

PANDAS ANAK

IDENTITAS PASIEN

Nama Umur Jenis Kelamin Alamat

Agama

: Ahmad Salih : 7 tahun : laki- laki : Krajan 03/04 Kampung Palumbusari kec, karawang Timur : Islam

Ayah

Ibu Nama : Encun Suryani Umur :28 tahun Agama : Islam Suku : Melayu Alamat : Krajan 03/04 Kampung Palumbusari kec, karawang Timur Pekerjaan: Karyawanswasta

Nama Umur Agama Suku Alamat

:::::Hubungan dengan orang tua : Anak kandung

Dilakukan alloanamnesa ibu

Keluhan Utama : Penurunan kesadaran 7 hari sebelum masuk ke RSUD karawang

Keluhan Tambahan :
Sebelumnya Os dirawat di rs Dewi Seri karena demam 3hari dan kejang diseluruh tubuh

RPS
8 hari SMRS Datang ke RS Dewi Seri Demam tinggi 3 hari Kejang seluruh tubuh,busa keluar dari mulut dan mata mendelik keatas Kejang >15menit Pada saat kejang kepala Os terbentur tempat tidur

OS dipindahkan ke RSUD karawang karena kehilangan kesadaran 1mgg

3 hari setelah dirawat di RSUD karawang Os baru sadar.

Riwayat Penyakit Dahulu :


Penyakit Alergi Cacingan Umur Berdarah Demam Thypoid Otitis Parotitis Kecelakaan Varicela Operasi Penyakit Difteria Diare Kejang & 3tahun Radang paru Tuberkulosis Penyakit hati Umur Penyakit Jantung Ginjal Darah Umur -

Demam

3 bulan

Pasien mempunyai riwayat kejang yg berlangsung < 15menit setiap kali serangan

Morbiditas KEHAMILAN kehamilan Tidak ditemukan kelainan

Perawatan antenatal

Tidak pernah periksa ke pelayanan kesehatan apapun

KELAHIRAN

Tempat kelahiran Penolong persalinan Cara persalinan Masa gestasi

Di rumah Bidan pervaginam 9 bulan Berat lahir 3500 gram Panjang badan 48 cm

Keadaan bayi

Langsung menangis Warna merah

Pasien normal saat dilahirkan.

Riwayat Pertumbuhan dan Perkembangan

Tengkurap 9bln (Normal: 3-4 bulan)

Duduk: 11bln (Normal: 6 bulan)

Berdiri: 12 bln (Normal: 912 bulan)

Bicara: 24 bln (Normal: 13 bulan)

Berjalan: 13bln (Normal: 912 bulan)

Riwayat pertumbuhan baik dan perkembangan pasien terganggu

RIWAYAT MAKANAN
Umur (bulan) 02 24 46 68 Buah / Biskuit Bubur Susu

ASI/PASI + + + +

Nasi Tim

Kesan: + + + + Kebutuhan Gizi terpenuhi dengan baik.

8 10
10 12

+
+

+
+ +

+
+

Umur Diatas 1 Tahun


Jenis Makanan

RIWAYAT MAKANAN
Frekuensi Dan Jumlah

Nasi / Pengganti
Sayur Daging Telur Ikan Tahu Tempe Susu (merk/takaran) Lain lain

3 x sehari
Setiap hari 2 x seminggu Setiap hari 1 x seminggu, 1 potong/kali 3 x seminggu, 1 potong/kali 3 x seminggu, 1 potong/kali
Susu Enfapro, 2-3 x sehari, 1/2-2/3 botol susu 500 ml

Kesan : Kwalitas dan kuantitas makan cukup

vaksin
BCG DPT / DT POLIO CAMPAK HEPATITIS B MMR TIPA

Dasar (umur)
+

Ulangan (umur)

Kesan : Imunisasi dasar pasien dan booster tidak lengkap

DIKELUARGA TIDAK ADA YANG MENDERITA PENYAKIT SEPERTI OS TAPI MEMPUNYAI RIWAYAT KEJANG PADA SAAT KECIL

b.Riwayat Pernikahan

Ayah Nama Perkawinan Ke Umur Saat Menikah Pendidikan Terakhir Agama Suku Bangsa Keadaan Kesehatan -

Ibu Encun Suryani Pertama 28 tahun SMA Islam Melayu Baik

PEMERIKSAAN FISIK

Keadaan Umum Kesadaran

: :

Tampak sakit berat Compos mentis

Data Antropometri Berat Badan Tinggi Badan : : 20 kg 130 cm

Status Gizi -BB/U = (20 kg/ 36kg) x 100 % = 56% - TB/U = (130 cm/132cm) x 100 % = 98% - BB/TB = (20kg/28 kg) x 100 % = 71%

Gizi kurang Tinggi cukup Gizi kurang

Berdasarkan data di atas maka dapat disimpulkan bahwa status gizi pasien kurang dengan tinggi badan cukup

Tanda Vital Tekanan Darah Nadi Suhu Pernapasan : : : : 90/60 mmHg 120x/menit 37oC 28x/menit, teratur

Kulit

Kepala : Mata :

Hidung :

Sawo matang, ikterik (-), sianosis (-),kelembaban normal, efloresensi primer/sekunder (-) Normocephali, rambut warna hitam, distribusi merata, tidak mudah dicabut Pupil bulat isokor, refleks cahaya langsung +/+, refleks cahaya tidak langsung +/+, konjungtiva anemis-/- sklera ikterik -/Bentuk normal, septum deviasi (-), nafas cuping hidung -, sekret-/-

Thorax Paru Inspeksi :Bentuk dada normal, simetris dalam keadaan statis maupun dinamis, efloresensi primer/sekunder dinding dada (-),gerak napas simetris, irama teratur, retraksi suprasternal (-) :Gerak napas simetris :Sonor di semua lapangan paru : Suara napas vesikuler, ronchi -/-, wheezing -/: tampak ictus kordis di ics V : Ictus cordis teraba ICS V 2cm medial midclavicularis kiri. Thrill (-) : tidak dilakukan :BJ I normal, BJ II normal. murmur (-) ,gallop (-)

Palpasi Perkusi Auskultasi Jantung Inspeksi Palpasi Perkusi Auskultasi

Pemeriksaan neurologis
Tanda rangsang meningeal: kaku kuduk : negatif Brudzinsky I : kanan-kiri negatif

Brudzinsky II : kanan-kiri negatif


kerniq : kanan positif < 135, kiri negatif >135 laseq : kanan positif <75, kiri negatif >75

Refleks patologis
Kanan Sulit Dilakukan Karna Terpasang Infus Kiri -

Babinsky Scaffer Gordon Oppenheim Achilles

Pemeriksaan Penunjang
Lab tanggal 20/5/2012 Hemoglobin : 10,5 g/dl Hematoktrit : 34 % Leukosit : 99.000 rb/ul Trombosit : 268000 /ul Elektrolit: Na:140, K:4.10, Cl:102 Glukosa sewaktu: 113mg/dl Pemeriksaan tinja Warna coklat Cair ,lendir(-) darah(-) Telur cacing(-) Leukosit(0-1) Parasit(-)

Pemeriksaan urin Kuning Kekeruhan(+) pH:6,5 Protein(-) Reduksi(-) Epitel(+) Leukosit(0-1LPB) Eritrosit(0-1 LPB)

Pemeriksaan penunjang

1. Ct- scan

2. EEG Hasil EEG : anak tidur, saat ini : tidak tampak fokus iritatif kortikal, dalam batas normal

RESUME

DIAGNOSIS KERJA

ENSEFALITIS

DIAGNOSIS BANDING
Meningitis Ensefalopati

PENATALAKSANAAN
Non medikamentosa: - Bed rest - Pemberian makanan melalui parenteral/ enteral - menjaga keseimbangan cairan Rawat inap tirah baring Parenteral
IVFD KAEN 3B 12 TPM

Meropenem 2 x 500 mg Sagestam(Gentamisin) 2 x 40 mg Zantadin(ranitidin) 2 x amp Somerol (6 methylprednisolone ) 3 x 10 mg Sibital (Fenobarbital) 2 x 50 mg Antrain (Na metamizole)3 x 250 mg K/P Pamol Supp (Paracetamol) 250 mg K/P Nicholin ( citicholin)2 x 100 mg Nimico (Nystatin) 3 x 1 cc

PROGNOSIS

Tinjauan Pustaka

Encephalitis

PENDAHULUAN
Ensefalitis adalah suatu infeksi jaringan otak oleh

berbagai macam mikro-organisme. Misalnya bakteria, protozoa, cacing, jamur, spirokaeta dan virus. Virus Herpes Simpleks (VHS). Infeksi Herpes Simpleks pada susunan saraf pusat sering berakibat fatal.

EPIDEMIOLOGI
Virus Herpes Simpleks
Virus Herpes Simpleks terdiri dari 2 tipe, yaitu o VHS tipe 1

o VHS tipe 2.
Ensefalitis : Angka kejadiannya berkisar 1

per1000.

Gambar herpes simpleks encephalitis yang memberi gambaran terjadinya perdarahan dan nekrosis di lobus temporal kanan sehingga terjadi oedem otak

ETIOLOGI
Klasifikasi ensefalitis berdasarkan cara virus

menginfeksi otak :

Ensefalitis Primer
Infeksi virus yang bersifat epidemik Infeksi virus yang bersifat sporadik

Ensefalitis Sekunder (Ensefalitis pasca-

infeksi)

PENULARAN
Radang otak sendiri tidak menular, tetapi virus yang

menyebabkan ensefalitis dapat menyebar. ensefalitis dapat disebabkan oleh berbagai macam penyebab, infeksi dapat timbul melalui berbagai macam cara. Virus dapat masuk tubuh pasien melalui kulit, saluran nafas, dan saluran cerna.

PATOGENESIS
virus menyebar ke seluruh tubuh dengan beberapa cara : Setempat Penyebaran hematogen primer Penyebaran hematogen sekunder Penyebaran melalui saraf

1.

2.
3. 4.

Pada permulaan timbul demam Virus akan terus berkembangbiak, menyerang susunan saraf kelainan neurologis.

MANIFESTASI KLINIS
Digunakan kriteria diagnosis: o Panas tinggi mendadak (hiperpireksia) o Kejang o Penurunan kesadaran Masa prodromal berlangsung antara 1-7

hari.Umumnya didapatkan suhu yang mendadak naik, seringkali ditemukan hiperpireksia.

Kemudian diikuti tanda ensefalitis Gejala tersebut berupa : gelisah, iritabel, screaming attack, perubahan perilaku atau disorientasi, kehilangan sensasi rasa, gangguan bicara dan pendengaran, penglihatan ganda, halusinasi, gangguan daya ingat, sukar menggerakkan ekstremitas, gerakan-gerakan yang tidak disadari dan kejang.

Serta dapat mengalami penurunan kesadaran

dengan cepat sampai koma dan letargi. Gejala serebrum yang beraneka ragam dapat timbul sendiri-sendiri atau bersama-sama, Tanda rangsang meningeal dapat terjadi bila peradangan mencapai meningen (meningoensefalitis) seperti kaku kuduk. Pada ensefalitis pasca-infeksi, gejala penyakit primer sendiri dapat membantu diagnosis.

PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan laboratorium Pemeriksaan darah tepi rutin,Cairan serebrospinal,spesimen untuk biakan diambil dari usapan nasofaring, tinja dan urin. Pemeriksaan Serologis Elektroensefalografi (EEG) Pencitraan (CT Scan, MRI) Biopsi Otak Pemeriksaan PCR

Gambaran EEG yang menunjukkan gambaran periodic polyphasic complexes

Gambaran CT scan yang menunjukkan daerah hipodens di hemisphere dekstra

DIAGNOSIS
Secara klinis ensefalitis Diagnosis etiologis dapat ditegakkan dengan : Biakan : darah,cairan serebrospinal atau jaringan

otak (hasil nekropsi);feses untuk jenis enterovirus sering didapat hasil yang positif. Pemeriksaan serologis Pemeriksaan patologi anatomis post mortem. Pada beberapa penyakit yang mempunyai predileksi tertentu, misalnya poliomyelitis, gambaran patologi anatomis dapat menyokong diagnosa.

DIAGNOSIS BANDING

Meningitis Bakterialis Ensefalopati Sindrom Reye Tumor otak

PENATALAKSANAAN
1. Perawatan 2. Suportif 3. Simptomatik Penatalaksanaan ensefalitis termasuk pengobatan kejang, hiperpireksia, gangguan respirasi, peninggian tekanan intracranial, edema otak dan infeksi sekunder. Obat antikonvulsif dapat diberikan segera untuk memberantas kejang.

Untuk mengatasi hiperpireksia, diberikan

surface cooling Dapat juga diberikan antipiretikum. Pada pasien dengan gangguan menelan, akumulasi lendir pada tenggorok, paralysis pita suara dan otot nafas dilakukan drainase postural dan aspirasi mekanis yang periodik.

Bila terdapat tanda peningkatan tekanan

intrakranial dapat diberikan manitol 0,5-2 g/kg bb iv selama lebih kurang 15 menit, dapat diulangi dalam periode 8-12 jam apabila diperlukan. Berikan dexamethason 0,5 mg/kg BB/kali dilanjutkan dengan dosis 0,1 mg/kg BB/kali tiap 6 jam untuk menghilangkan edema otak. Infeksi sekunder diberikan antibiotika

4. Rehabilitasi Medik Terutama untuk penderita ensefalitis dengan kerusakan otak yang parah yang telah sembuh tapi dengan disertai sequele dapat dilakukan fisioterapi.

PENCEGAHAN
Pencegahan tidak langsung Pada daerah dimana ensefalitis dapat ditularkan

melalui gigitan serangga, terutama nyamuk, seharusnya dilakukan pencegahan misalnya dengan memasang kelambu, obat semprot nyamuk, mengatur drainase yang baik, membersihkan tempat-tempat yang memungkinkan nyamuk berkembang biak dan lain-lain.

KOMPLIKASI
Anak dengan daya tahan tubuh yang bagus,dapat

sembuh secara penuh. ensefalitis dengan pembengkakan otak dapat menyebabkan kerusakan otak permanen dan komplikasi lanjutan. Penderita yang sembuh tanpa kelainan neurologis dalam perkembangan selanjutnya masih mungkin menderita retardasi mental,tingkah-laku dan epilepsi.

PROGNOSIS
Angka kematian untuk ensefalitis : 35-50%. Pasien yang pengobatannya terlambat angka

kematiannya : 70-80%. Sekitar 25% pasien ensefalitis meninggal pada stadium akut. Penderita yang hidup 20-40%nya akan mempunyai komplikasi atau gejala sisa. Pasien yang mengalami koma seringkali meninggal atau sembuh dengan gejala sisa yang berat

KESIMPULAN
Diagnosis dini pada pasien ensefalitis terutama

ensefalitis herpes simpleks adalah saat yang menentukan, karena penyakit ini dapat diobati dengan obat antivirus. Prognosis tergantung kepada cepatnya pengobatan dan kesadaran pasien.

Terima kasih

Anda mungkin juga menyukai