KEPANITERAN KLINIK ILMU KESEHATAN KULIT DAN KELAMIN FAKULTAS KEDOKTERAN UNS/RSUD DR. MOEWARDI Surakarta 2012
MORBUS HANSEN (Tinjauan Pustaka) Sinonim Lepra atau kusta. Pedahuluan Penyakit kusta salah satu penyakit menular yang menimbulkan masalah yang sangat kompleks. Definisi Merupakan penyakit infeksi mikobakterium yang bersifat kronik progresif, mula-mula menyerang saraf tepi, dan kemudian terdapat manifestasi kulit. Penyakit ini menular, menahun dan disebabkan oleh kuman kusta (Mycobacterium leprae) yang menyerang saraf tepi, kulit dan jaringan tubuh lain kecuali SSP.
Epidemiologi
Distribusi Geografi
Tersebar di daerah tropis dan subtropis
Distribusi Faktor Manusia Prevalensi di Indonesia 1.57 dari 10.000 penduduk Faktor sosial ekonomi rendah Menyerang semua umur Distribusi menurut jenis kelamin, pria:wanita = 2:1
Penyebab
Mycobacterium leprae, parasit intrasel obligat, basil tahan asam Sumber Penularan Manusia, hewan perantara potensial: armadilo, simpanse, monyet mangabay Cara keluar dari Penjamu (host) Ditemukan dalam droplet saluran napas dan lesi Cara Penularan Cara penularan pasti belum diketahui, anggapan klasik adlh karena kontak langsung yg lama dan erat
Patogenesis
Menghasilkan granuloma-granuloma penuh basil yang menyeluruh, terutama di daerah yang dingin
Penderita yang memiliki kuman yang lebih banyak belum tentu memberikan gejala yang lebih berat
Gejala klinisnya lebih sebanding dengan tingkat reaksi selularnya daripada intensitas infeksinya
Patogenesis
Diagnosis
Cardinal Signs
1. Lesi (kelainan) kulit yang mati rasa, kelainan kulit/lesi dapat berbentuk bercak keputuh-putihan (hipopigmentasi) atau kemerah-merahan (eritematous) yang mati rasa (anestesi). 2. Penebalan saraf tepi yang disertai gangguan fungsi saraf. Gangguan fungsi saraf ini merupakan akibat dari peradangan kronis saraf tepi (neuritis perifer). Gangguan fungsi saraf ini bisa berupa: gangguan fungsi sensoris (mati rasa); gangguan fungsi motoris seperti kelemahan otot (parese) atau kelumpuhan (paralise). 3. Adanya bakteri tahan asam (BTA) di dalam kerokan jaringan kulit (BTA positif)
Diagnosis
Diagnosis Banding
Diagnosis banding bercak merah
Psoriasis (bercak merah batas tegas, sisik berlapis-lapis). Tinea circinata (bercak meninggi, meradang, mengandung vesikel/krusta). Dermatitis seboroik (lesi di daerah berminyak dengan sisik kuning,gatal, kronis, residif).
Klasifikasi
gangguan fungsi
Sediaan apusan
BTA negatif
BTA positif
Klasifikasi
Klasifikasi
Terapi
Tipe PB
Tipe MB
Evaluasi Terapi
Evaluasi Terapi Penderita MB yang telah mendapat pengobatan MDT 12 dosis (blister) dalam waktu 12-18 bulan dinyatakan RTF, tanpa harus pemeriksaan laboratorium Dafault(er) Relaps/kambuh Indikasi pengeluaran penderita dari register adalah: RTF, meninggal, pindah, salah diagnosis, ganti klasifikasi, dan default. Pada keadaan-keadaan khusus (misalnya akses yang sulit ke pelayanan kesehatan) dapat diberikan sekaligus beberapa blister disertai pesan penyuluhan lengkap mengenai efek samping dan indikasi untuk kembali ke pelayanan kesehatan
Nama Umur Jenis kelamin Agama Status Pekerjaan Alamat Tanggal periksa No rekam medik
: Sdr. KH : 24 tahun : Laki-Laki : Islam : Belum Menikah : Swasta : Blumbang RT/RW 14/3, Saren, Kalijambe, Sragen : 10 Juli 2012 : 01123263
Keluhan Utama
Bercak merah di wajah
Riwayat penyakit sekarang 1 tahun yang lalu di Sumatera mengeluh wajah gatal dan bentol di malam hari, yg menyebar ke seluruh tubuh.
ke Puskesmas
Diberi obat, tp tdk membaik 6 bulan lalu, kembali ke Solo, berobat di PKM Sragen, diberi obat, tp tidak tahu isi obat dan sakit apa
4 bulan yang lalu Timbul bercak putih yg tdk berasa di punggung kaki, pasien berobat ke RSDM dan dinyatakan kusta, sejak saat ini pasien sering kontrol Sekitar 1 minggu lalu muncul bercak merah dan panas di wajah dan kedua tangan serta mata. Pasien mengeluh mata tdk bs menutup, kaki bengkak dan jari2 tdk bs diluruskan
Anamnesis
Pemeriksaan Fisik
Status Generalis
Keadaan umum Vital sign Kepala Mata Mulut Leher Thorax Anterior Thorax Posterior Abdomen Ekstremitas atas Ekstremitas bawah
: baik, compos mentis : TD, HR, RR; dalam batas normal, t; afebril : mesocephal, hidung pelana (+) : lagoftalmus (+), madarosis (+/+) : dalam batas normal : lihat status dermatologi : lihat status dermatologi : lihat status dermatologi : lihat status dermatologi : lihat status dermatologi : lihat status dermatologi
Pemeriksaan Fisik
Status Dermatologi
1. Regio colli, axilla dextra et sinistra, region brachii et antebrachii dextra et sinistra: tampak papul hiperpigmentasi multiple diskret, sebagian konfluen membentuk plak hiperpigmentasi, erosi (+), ekskoriasi (+) 2. Regio interdigiti: papul, ekskoriasi (+) 3. Regio plantar dextra: tampak ulkus diameter 2x3 cm dengan dasar jaringan granulasi tepi regular.
Pemeriksaan Fisik
Status Dermatologi
Pemeriksaan Fisik
Status Dermatologi
Pemeriksaan Fisik
Status Dermatologi
Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan Neurologi
Sensibilitas Lesi Raba: anestesi Tajam/tumpul: anestesi Panas/dingin: anestesi Pembesaran Saraf N. Auricularis Magnus: +/+ N. Medianus: -/N. Ulnaris: +/+ N. Radialis: -/N. Peroneus communis: +/+ N. Tibialis anterior: -/-
Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan Neurologi
Pemeriksaan Motorik N. Ulnaris: lemah/lemah N. Medianus: kuat/kuat N. Radialis: kuat/kuat N. Tibialis Posterior: kuat/kuat Claw Hand (+/+) dan oedem pada kedua tungkai
Diagnosis Banding
Drug Eruption
Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan bakterioskopik: Indeks Bakteri +5, Indeks Morfologi 40%
Diagnosis Kerja
Terapi
Non medikamentosa
1. Konsultasi ke bagian neurologi untuk menangani gangguan saraf 2. Konsultasi ke bagian mata untuk menangani lagoftalmus 3. Bekerjasama ke Puskesmas tempat pasien mengambil obat untuk pemantauan terapi 4. Memakai sandal atau melindungi kaki, mencegah terjadinya luka 5. Memakai sarung tangan jika memegang benda panas 6. Merawat kulit agar tidak kering dan pecah
Medikamentosa
Infus RL 20 tpm Diet TKTP Metilprednisolon 32 mg/hari Parasetamol 3 x 500 mg/hari Clofazipin 3 x 100 mg/hari Ofloxacin 1 x 400 mg/hari Dapson 1 x 100 mg/hari Ranitidin 1 amp/12 jam Urea cream 2 dd ue
Prognosis