Anda di halaman 1dari 37

STATUS PASIEN BAGIAN ILMU KESEHATAN ANAK RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KARDINAH KOTA TEGAL Nama Mahasiswa:

Dini Rachmi F. NIM : 030.07.071 Dokter Pembimbing: Dr.H.R.Setyadi,Sp.A Tanda tangan :

I. IDENTITAS PASIEN Data Nama Umur Jenis Kelamin Alamat Agama Suku Bangsa Pendidikan Pekerjaan Penghasilan Keterangan Asuransi No. RM II. DATA DASAR 1. Anamnesis Alloanamnesis dilakukan dengan orang tua pasien dan perawat ruang Perinatologi pada tanggal 21 Mei 2013 pukul 13.00 WIB di Ruang Dahlia serta didukung catatan medis. Keluhan utama : Sesak nafas Riwayat Penyakit Sekarang Ibu G4P2A1 36 tahun, hamil 42 minggu. Ibu dibawa ke rumah sakit (4 Mei 2013) pukul 23.50 WIB, 5 jam sebelum masuk rumah sakit Ibu merasa perut terasa kencang-kencang tidak ada keluar air dari kemaluan, pusing disangkal. 12 jam kemudian ibu merasakan mules yang teratur, lalu keluar air kehijauan dari kemaluan. 11 jam kemudian ibu dipimpin untuk bersalin, setelah 30 menit dipimpin bersalin, bayi belum lahir, atas advise dari dokter spesialis obgyn, dilakukan vacuum extraction. Pukul 00.20 lahir bayi laki-laki secara spontan dengan vacum ekstraksi dengan presentasi kepala, di VK ditolong oleh dokter dan bidan, nafas bayi cepat, 1 Pasien Ayah Ibu By. x Tn.A Ny.D 18 hari 38 tahun 36 tahun Laki-laki Laki-laki Perempuan Kalinyamat kulon RT 04 RW 01 Margadana Islam Islam Islam Jawa Jawa Jawa SMA SMP Wiraswasta Ibu rumah tangga 1.000.000 Hubungan orangtua dengan anak adalah anak kandung Jampersal 662142

tonus otot lemah, AS menit pertama didapatkan nilai 1, BBL 4150 gram, PB 50 cm. Air ketuban hijau lumpur. Placenta lahir spontan, kotiledon lengkap, tidak terdapat infark dan hematom. AS menit ke 5 dan ke 10 tidak diketahui. Pasien kemudian langsung dibawa ke ruang NICU, tampak sesak nafas lalu dipasang O2 ET-Cpap. Hari pertama dirawat pasien. Tidak ada demam, ikterik, sianosis, kejang, muntah dan mencret. Setelah diberikan penatalaksanaan, hari kedua pasien demam, terdapat kejang 1x, dan masih tampak sesak nafas, dilakukan permeriksaan analisa gas darah. Hari ketiga, sesak tampak berkurang, tangis kuat gerak aktif. Setelah perawatan hari ke-4, pasien masih tampak sesak namun sesak berkurang. Pada perawatan hari ke-5 pasien tampak kebiruan, nafas berat, saturasi oksigen 50-60%, keadaan umum pasien tampak lemah, dilakukan intubasi ulang dengan Et nomer 3,5 lalu dilakukan bagging manual hingga saturasi oksigen mencapai 90%. Setelah di bagging, ET disambungkan dengan ventilator mode PCMV. Satu setengah jam kemudian, saturasi oksigen turun lagi menjadi 50-70% , dilakukan bagging ulang hingga saturasi mencapai 85%. Perawatan hari ke-6 pasien tampak sesak, terdapat retraksi otot nafas, menangis kurang kuat, dan gerak kurang aktif. Pada perawatan hari ke-7 sesak berkurang, tangisan bayi cukup kuat, gerak kurang aktif, terpasang rebreathing mask. Pada hari ke-8 perawatan pasien mendapat inhalasi nacl 3%. Pada perawatan hari ke-9 pasien demam, suhu pasien mencapai 38,8c, pasien masih tampak sesak namun gerak aktif dan tangisan kuat, dipasang OGT untuk memberikan diet. Pada hari ke-10 ETT di lepas dilakukan pemeberian O2 intermiten dengan headbox. Hari ke-11 perawatan, terdapat bintik-bintik kemerahan di seluruh tubuh pasien. Pada perawatan hari ke-12 inhalasi Nacl 3% di hentikan, dan keadaan pasien sudah stabil, sehingga direncanakan untuk dipindahkan ke ruang dahlia. Pada saat perawatan hari ke-13 di ruang melati hingga hari ke-18, keadaan pasien stabil, tangis kuat, gerak aktif, tidak terdapat sianosis, ikterik, sesak demam, maupun muntah. Dilakukan fisioterapi berupa chest therapy mulai hari ke-17, dan direncanakan untuk pulang pada hari ke-18. Riwayat Penyakit Dahulu Ibu belum pernah mengalami hal serupa , ini merupakan kehamilan ke empat bagi ibu. Ibu tidak memiliki riwayat asma, tekanan darah tinggi, penyakit jantung dan trauma 2

Riwayat Penyakit Keluarga Tidak ada anggota keluarga lain yang menderita sakit seperti ini. Riwayat alergi dan asma pada keluarga disangkal. Riwayat Sosial Ekonomi Ayah pasien bekerja sebagai wiraswasta. Ibu pasien tidak bekerja.Menurut ibu pasien penghasilan sekitar Rp. 1.000.000 sebulan cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari hari. Riwayat Lingkungan Pasien tinggal bersama kedua orangtua dan kedua saudaranya di kawasan yang padat penduduknya. Tempat tinggal pasien berukuran 50 m2, beratap genteng, lantai disemen dengan 2 kamar tidur yang berjendela, 1 ruang tamu yang menjadi satu dengan ruang makan, 1 dapur. Cahaya matahari dapat masuk melalui jendela. Kamar mandi ada 1 dan terdapat di dalam rumah.Terdapat penerangan dengan listrik. Air berasal dari PAM. Air limbah rumah tangga disalurkan melalui selokan di depan rumah. Selokan dibersihkan 2 kali dalam sebulan dan aliran air di dalamnya lancar. Kesan : rumah dan sanitasi lingkungan baik
III. RIWAYAT PASIEN

Pasien adalah anak ke tiga. A. Riwayat Kehamilan dan Persalinan Kehamilan Perawatan Antenatal Penyakit Kehamilan Penyakit yang diderita Imunisasi TT Kelahiran Tempat kelahiran Penolong persalinan Cara persalinan Masa gestasi HPHT Taksiran partus : RSU Kardinah : Bidan dan dokter : Dengan Vacum ekstraksi : 42 minggu : 15 Agustus 2012 : 22 April 2013 3 : Rutin periksa ke bidan, : Tidak ada ::-

Tanggal kelahiran Keadaan bayi Berat badan lahir Panjang badan lahir Lingkar kepala Langsung menangis Nilai APGAR Kelainan bawaan

: 5 Mei 2013 : 4150 gram : 50 cm :::1 :-

Kesan : riwayat kehamilan dan kelahiran kurang baik. B. Riwayat Keluarga Berencana Ibu pasien mengikuti program Keluarga Berencana dengan minum pil KB. C. Riwayat Perkembangan dan Pertumbuhan Anak Pertumbuhan Berat badan lahir : 4150 gram Panjang badan Lingkar kepala Lingkar dada : 50 cm ::-

Perkembangan Perkembangan anak belum dapat dinilai dan dievaluasi

D. Riwayat Makanan Sejak lahir sampai sekarang ibu pasien mengaku anaknya belum minum Asi. E. Riwayat Imunisasi
VAKSIN BCG DPT/ DT POLIO CAMPAK HEPATITIS B DASAR (umur) ULANGAN (umur) -

Kesan : Imunisasi Hepatitis B pertama sudah diberikan 4

F. Riwayat Keluarga Corak Reproduksi


No Usia Jenis Kelamin 1 2 3 4 8 tahun 18 hari 15 tahun Hidup hidup Hidup Hidup Lahir Mati Abortus Sehat Abortus Sehat Sakit Abortus Mati Keterangan

Susunan keluarga

Keterangan :

: Laki-laki

: Perempuan

: Pasien

IV.PEMERIKSAAN FISIK Pemeriksaan fisik dilakukan tanggal 21 Mei 2013, pukul 14.00 WIB di ruang perina. Bayi perempuan, usia 18 hari, berat badan sekarang 4150 gram, panjang badan 50 cm, lingkar kepala 34 cm, lingkar dada 31 cm. Kesan umum : Menangis kuat, gerak aktif, tampak sesak (-)

Tanda vital Tekanan darah : tidak dilakukan pemeriksaan 5

Laju jantung Pernapasan Suhu

: 128x/menit, reguler : 56x/menit : 36,3C (Axilla)

Status Generalis Kepala Mesocephal, ukuran lingkar kepala 34 cm, ubun-ubun besar masih terbuka, teraba cekung, tidak tegang, caput succadaneum (-), cephal hematom (-), rambut hitam terdistribusi merata, tidak mudah dicabut, kulit kepala tidak ada kelainan. Mata Mata cekung (-/-), palpebra oedem (-/-), sklera ikterik (-/-), konjungtiva anemis (-/-), katarak kongenital (-/-), galukoma kongenital (-/-) Hidung Terpasang NGT, Nafas cuping hidung (-/-), bentuk normal, sekret (-/-), septum deviasi (-) Telinga Bentuk normal, tulang rawan sempurna, discharge (-/-) Mulut Sianosis (-), trismus (-), stomatitis (-), bercak-bercak putih pada lidah dan mukosa (-), bibir kering (-), labioschizis (-), palatoschizis (-) Leher Pendek, pergerakan baik, tumor(-), tanda trauma (-) Thorax 6

Paru Inspeksi :simetris dalam keadaan statis maupun dinamis, retraksi suprasternal dan epigastrial (-), intercostalis (-), kelenjar mammae membesar -/Palpasi : stem fremitus tidak dilakukan,aerola mammae teraba, papilla mammae (+/+). Perkusi Auskultasi : pemeriksaan tidak dilakukan : suara nafas dasar bronkovesikuler, suara nafas tambahan (-/-), ronkhi (-/-), wheezing (-/-), hantaran (-/-) Jantung Inspeksi Palpasi Perkusi Auskultasi : pulsasi ictus cordis tidak tampak : ictus cordis tidak teraba : batas jantung sulit dinilai : bunyi jantung I-II regular, bising (-), gallop (-)

Abdomen Inspeksi Auskultasi Palpasi Perkusi :datar :bising usus (+) :supel, hepar tidak teraba, lien tidak teraba. :timpani

Tulang Belakang Tidak ada spina bifida, tidak ada meningocele Genitalia Laki-laki, testis sudah turun Anorektal Anus (+), diaper rash (-) Anggota gerak 7

tangan dan kaki sempurna Ekstremitas Deformitas Akral dingin Akral sianosis Ikterik CRT Tonus Kulit Tampak sedikit pengelupas pada regio abdomen dan dada, sianotik (-), ikterik (-), anemis (-), turgor kulit baik. Refleks Primitif Refleks Oral : Refleks Hisap Refleks Rooting Refleks Moro Refleks Palmar Grasp Refleks Plantar Grasp : ( +) :(+) :(+) :(+) :(+) : Superior - /- /- /- /<2 detik Normotoni Inferior - /- /- /- /<2 detik Normotoni

Pemeriksaan Khusus :

1. KURVA LUBCHENKO

BBL : 4150 gr Usia Kehamilan : 42 minggu Hasil : Besar Masa Kehamilan 2. Bell Squash Score 1. Partus tindakan (SC, Vacum, Sungsang) 2. Ketuban tidak normal 3. Kelainan bawaan 4. Asfiksia 5. Preterm 6. BBLR 7. Infus tali pusat 8. Riwayat penyakit ibu 9. Riwayat penyakit kehamilan Kriteria : < 4 observasi neontala infeksi 4 Neonatal infeksi Hasil : 4 termasuk neonatal infeksi 9

3. Apgar Skor Tanda Appearace (warna kulit) O 1 2 Seluruh Badan merah Seluruh tubuh tubuh biru kaki biru merah atau putih Tidak ada <100x/menit > 100x/menit Bersin/menangis Gerakan aktif Ekstremitas fleksi Menangis kuat

A P

Pulse (Denyut Nadi) Grimece Tidak ada Perubahan G (Refleks) mimik Activity Lumpuh Ekstremitas A (Tonus Otot) sedikit fleksi Respiration effort Tidak ada Lemah R (Usaha bernafas) Pada pasien ini skornya adalah 1. Termasuk asfiksia sedang.

Skor Apgar ini biasanya di nilai 1 menit setelah bayi lahir lengkap, yaitu pada saat bayi telah diberi lingkungan yang baik serta telah dilakukan pengisapan lendir dengan sempurna. Berdasarkan skor Apgar tersebut, maka asfiksia neonatorum dapat dibagi dalam : 1. Vigorus baby, skor Apgar = 7 10. Dalam hal ini bayi dianggap sehat dan tidak memerlukan tindakan istimewa 2. Mild Moderate asphyxia (asfiksia sedang), Skor Apgar 4 6. Pada pemeriksaan fisik akan terlihat frekuensi jantung lebih dari 100x/menit, tonus otot kurang baik atau baik, sianosis, reflek iritabilitas tidak ada 3. Asfiksia Berat Skor Apgar 0-3. pada pemeriksaan fisik ditemukan frekuensi jantung kurang dari 100x/menit, tonus otot buruk, sianosis berat dan kadang kadang pucat, refleks iritabilitas tidak ada. Asfiksia berat dengan henti jantung. Henti jantung ialah keadaan bunyi jantung fetus menghilang tidak lebih dari 10 menit sebelum lahir lengkap, bunyi jantung bayi menghilang post partum. Dalam hal ini pemeriksaan fisik lainnya sesuai dengan yang ditemukan pada penderita asfiksia berat V. PEMERIKSAAN PENUNJANG a. Lab darah Tanggal 05 mei 2013
Hematologi Lekosit Eritrosit Hasil 14600/ul 3.9 juta/Ul Rujukan 6.0-26.0/ul 3.9-5.9/ul

10

Hemoglobin Hematokrit MCV MCH MCHC Trombosit GDS Na K Cl

13.5 g/dL L 46.1 % H 117.6 U H 34.4 pcg L 29.3 g/dL L 100.000/ul L 32 mg/dl H 161.3 mmol/L H 6.01 mmol/L H 28.0 mmol/L

13.0-20.0 g/dL 47-75 % 76-75 U 27-31 pcg 33.0-37.01 g/dL 150-400/ul 45-170 mg/dl 135-148 mmol/L 3.6-5.5 95-108

b. Analisa Gas Darah Hasil 07-05-13 Hasil 08-05-13 Nilai Rujukan PH H 7.574 H 7.470 7.350-7.450 PCo2 L 19.3 mmHg L 29.0 mmHg 35.0-48.0 PO2 83.6 mmHg H 171.9 mmHg 83.0-108.0 mmHg Hct H 54.9% H 57.7% 32.0-51.0% Na L 135,8 mM L 131.6 mM 136.0-145.0 mM K L 3,18 mM L 2.83 mM 3.50-5.10 mM iCa L 0.48 mM L 0.67 mM 1.15-1.27 mM HCo3 17,6 mM 20.9 mM TCo2 18,2 mM 21.8 mM Beb L -1.7 mM L -1.8 mM BE ecf L -4.4 mM L -2.9 mM O2 saturasi 97.6% 99.3% tHb 18.7 g/dL 19.69 g/dL Fio2 65% 50% Kesan: alkalosis respiratorik, Hiponatremi, Hipokalemi, Hipokalsemia

c. Hasil Rontgen Thorax 14/5/2013 Apex pulmo tenang Infiltrat peribronkial + Cor CTR <0.5 11

Kesan : bronchitis VI. PERJALANAN PENYAKIT 5 Mei 2013 S: Demam (-), Kejang (-), Sesak (-), Kulit kuning (-), Kulit kebiruan (+), BAB-BAK normal O: KU: gerak kurang aktif, menangis kurang kuat, tampak sesak (+), sianosis (+) S : 36.50C HR: 120 x/menit reguler RR : 52x/ menit SpO2 : 78%

Mata : Ca-/-, SI-/Hidung : nafas cuping hidung (-) Thorak : Cor/ S1 S2 reguler, murmur (-), gallop (-) Pulmo/ SN bronkovesikuler +/+, Ronkhi -/-, Wh -/Abdomen : datar, BU (+), supel, timpani, turgor kulit baik Ekstremitas superior : akral hangat -/-, eodem -/-, CRT <2detik Ekstremitas inferior : akral hangat +/+, eodem -/-, CRT <2detik A: Asfiksia Berat Neonatal aterm P : Pasang O2 ET-cpap Infus guyur Nacl 40cc Ca gluconas 20cc+D10% Indoop 5 micro/kgBB Ceftazidin 2x200 Lab darah rutin Gds Elektrolit 6 Mei 2013 S: Demam (+), Kejang (+), Sesak (-), Kulit kuning (-), Kulit kebiruan (+), BAB-BAK normal O: KU: gerak kurang aktif, menangis kurang kuat, tampak sesak (+), sianosis (-) Terpasang Cpap dan NGT S : 37.50C HR: 152 x/menit reguler

12

RR : 56x/ menit SpO2 : 97%

Mata : Ca-/-, SI-/Hidung : nafas cuping hidung (-) Thorak : Cor/ S1 S2 reguler, murmur (-), gallop (-) Pulmo/ SN bronkovesikuler +/+, Ronkhi -/-, Wh -/Abdomen : datar, BU (+), supel, timpani, turgor kulit baik Ekstremitas superior : akral hangat -/-, eodem -/-, CRT <2detik Ekstremitas inferior : akral hangat +/+, eodem -/-, CRT <2detik A: Asfiksia Berat Neonatal aterm P : Pasang O2 ET-cpap Infus D10% Ca gluconas 20cc+D10% Ceftazidin 2x200 iv Gentamicin 2x10gr iv Dopamin 2,5 mg/KgBB (24gr/100cc/d5%) 7 Mei 2013 S: Demam (-), Kejang (-), Sesak (-), Kulit kuning (-), Kulit kebiruan (-), BAB-BAK normal O: KU: gerak aktif, menangis kuat, tampak sesak (+), sianosis (-) Terpasang Cpap dan NGT S : 37.00C HR: 110 x/menit reguler RR : 98x/ menit SpO2 : 86%

Mata : Ca-/-, SI-/Hidung : nafas cuping hidung (-) Thorak : Cor/ S1 S2 reguler, murmur (-), gallop (-) Pulmo/ SN bronkovesikuler +/+, Ronkhi -/-, Wh -/Abdomen : datar, BU (+), supel, timpani, turgor kulit baik Ekstremitas superior : akral hangat -/-, eodem -/-, CRT <2detik Ekstremitas inferior : akral hangat +/+, eodem -/-, CRT <2detik A: Asfiksia Berat Neonatal aterm P : Pasang O2 ET-cpap Infus D10% 400/10cc/j 13

Ca gluconas 20cc+D10% Kcl 5cc Nacl 3% 5.8cc Ceftazidin 2x200 iv Gentamicin 2x10gr iv Dopamin 2,5 mg/KgBB (24gr/100cc/d5%) 8 Mei 2013 S: Demam (-), Kejang (-), Sesak (-), Kulit kuning (-), Kulit kebiruan (+), BAB-BAK normal O: KU: gerak kurang aktif, menangis kurang kuat, tampak sesak (+), sianosis (-) Terpasang Cpap dan NGT S : 37.50C HR: 152 x/menit reguler RR : 56x/ menit SpO2 : 97%

Mata : Ca-/-, SI-/Hidung : nafas cuping hidung (-) Thorak : Cor/ S1 S2 reguler, murmur (-), gallop (-) Pulmo/ SN bronkovesikuler +/+, Ronkhi -/-, Wh -/Abdomen : datar, BU (+), supel, timpani, turgor kulit baik Ekstremitas superior : akral hangat -/-, eodem -/-, CRT <2detik Ekstremitas inferior : akral hangat +/+, eodem -/-, CRT <2detik A: Asfiksia Berat Neonatal aterm P : O2Vm Infus D10% Ca gluconas 20cc+D10% Ceftazidin 2x200 iv Gentamicin 2x10gr iv Dopamin 2,5 mg/KgBB (24gr/100cc/d5%) Diet Asi 8x2,5ml-5ml (sonde)

9 Mei 2013 S: Demam (-), Kejang (-), Sesak (+), Kulit kuning (-), Kulit kebiruan (+), BAB-BAK normal O: KU: gerak kurang aktif, menangis kurang kuat, tampak sesak (+), sianosis (+) 14

Terpasang Cpap dan NGT S : 37.50C HR: 174 x/menit reguler RR : 56x/ menit SpO2 : 78-80%

Mata : Ca-/-, SI-/Hidung : nafas cuping hidung (-) Thorak : Cor/ S1 S2 reguler, murmur (-), gallop (-) Pulmo/ SN bronkovesikuler +/+, Ronkhi +/+, Wh -/Abdomen : datar, BU (+), supel, timpani, turgor kulit baik Ekstremitas superior : akral hangat -/-, eodem -/-, CRT <2detik Ekstremitas inferior : akral hangat +/+, eodem -/-, CRT <2detik A: Asfiksia Berat Neonatal aterm P : O2Vm Infus D10% Ca gluconas 20cc+D10% Ceftazidin 2x200 iv Gentamicin 2x10gr iv Dopamin 2,5 mg/KgBB (24gr/100cc/d5%) Diet Asi 8x2,5ml-5ml (sonde) 10 Mei 2013 S: Demam (-), Kejang (-), Sesak (-), Kulit kuning (-), Kulit kebiruan (+), BAB-BAK normal O: KU: lemah, gerak kurang aktif, menangis kurang kuat, tampak sesak (+), sianosis (+), retraksi subcostae (+) Terpasang ET, NGT S : 36.30C HR: 156 x/menit reguler RR : 34x/ menit Mata : Ca-/-, SI-/Hidung : nafas cuping hidung (-) Thorak : Cor/ S1 S2 reguler, murmur (-), gallop (-) Pulmo/ SN bronkovesikuler +/+, Ronkhi +/+, Wh -/Abdomen : datar, BU (+), supel, timpani, turgor kulit baik Ekstremitas superior : akral hangat -/-, eodem -/-, CRT <2detik 15

Ekstremitas inferior : akral hangat +/+, eodem -/-, CRT <2detik A: Asfiksia Berat Neonatal aterm P : Infus D10% Nacl 3% 5.3 cc/500 Ca gluconas 20cc Kcl 5cc/500 Ceftazidin 2x20mg Gentamycin 2x10 mg Dopamin 2,5 mg/kgBB 11 Mei 2013 S: Demam (-), Kejang (-), Sesak (-), Kulit kuning (-), Kulit kebiruan (+), BAB-BAK normal O: KU: gerak kurang aktif, menangis cukup kuat, tampak sesak (+), sianosis (-) Terpasang sungkup rebreathing S : 37.30C HR: 130 x/menit reguler RR : 40x/ menit SpO2 : 100%

Mata : Ca-/-, SI-/Hidung : nafas cuping hidung (-) Thorak : Cor/ S1 S2 reguler, murmur (-), gallop (-) Pulmo/ SN bronkovesikuler +/+, Ronkhi +/+, Wh -/Abdomen : datar, BU (+), supel, timpani, turgor kulit baik Ekstremitas superior : akral hangat -/-, eodem -/-, CRT <2detik Ekstremitas inferior : akral hangat +/+, eodem -/-, CRT <2detik A: Asfiksia Berat Neonatal aterm P : Pasang O2 ET-cpap Infus D10% Ca gluconas 20cc+D10% Ceftazidin 2x200 iv Gentamicin 2x10gr iv Dopamin 2,5 mg/KgBB (24gr/100cc/d5%) 12 Mei 2013 S: Demam (-), Kejang (-), Sesak (-), Kulit kuning (-), Kulit kebiruan (-), BAB-BAK normal 16

O: KU: gerak kurang aktif, menangis cukup kuat, tampak sesak (-), sianosis (-) Terpasang sungkup rebreathing S : 37.30C HR: 130 x/menit reguler RR : 40x/ menit SpO2 : 100%

Mata : Ca-/-, SI-/Hidung : nafas cuping hidung (-) Thorak : Cor/ S1 S2 reguler, murmur (-), gallop (-) Pulmo/ SN bronkovesikuler +/+, Ronkhi +/+, Wh -/Abdomen : datar, BU (+), supel, timpani, turgor kulit baik Ekstremitas superior : akral hangat -/-, eodem -/-, CRT <2detik Ekstremitas inferior : akral hangat +/+, eodem -/-, CRT <2detik A: Asfiksia Berat Neonatal aterm P : Pasang O2 ET-cpap Infus D10% Ca gluconas 20cc+D10% Ceftazidin 2x200 iv Gentamicin 2x10gr iv Nebulizer 13 Mei 2013 S: Demam (+), Kejang (-), Sesak (-), Kulit kuning (-), Kulit kebiruan (-), BAB-BAK normal O: KU: gerak aktif, menangis kuat, tampak sesak (-), sianosis (-) Terpasang sungkup rebreathing S : 38.80C HR: 176 x/menit reguler RR : 58x/ menit SpO2 : 100% Mata : Ca-/-, SI-/Hidung : nafas cuping hidung (-) Thorak : Cor/ S1 S2 reguler, murmur (-), gallop (-) Pulmo/ SN bronkovesikuler +/+, Ronkhi +/+, Wh -/Abdomen : datar, BU (+), supel, timpani, turgor kulit baik Ekstremitas superior : akral hangat -/-, eodem -/-, CRT <2detik 17

Ekstremitas inferior : akral hangat +/+, eodem -/-, CRT <2detik A: Asfiksia Berat Neonatal aterm P : Pasang NGTOGT Infus D10% Ca gluconas 20cc+D10% Ceftazidin 2x200 iv Gentamicin 2x10gr iv Pct 3xo.4 per oral Nebulizer Diet peroral 8x 10-15cc 14 Mei 2013 S: Demam (-), Kejang (-), Sesak (-), Kulit kuning (-), Kulit kebiruan (-), BAB-BAK normal O: KU: gerak kurang aktif, menangis kurang kuat, tampak sesak (-), sianosis (-) Terpasang o2 headbox S : 37.30C HR: 132 x/menit reguler RR : 41x/ menit SpO2 : 100%

Mata : Ca-/-, SI-/Hidung : nafas cuping hidung (-) Thorak : Cor/ S1 S2 reguler, murmur (-), gallop (-) Pulmo/ SN bronkovesikuler +/+, Ronkhi +/+, Wh -/Abdomen : datar, BU (+), supel, timpani, turgor kulit baik Ekstremitas superior : akral hangat -/-, eodem -/-, CRT <2detik Ekstremitas inferior : akral hangat +/+, eodem -/-, CRT <2detik A: Asfiksia Berat Neonatal aterm P : infus Kaen1B Kcl 5cc/500 Ca gluconas 20cc/50 Meropenem 2x 200mg Gentamycin 2x10mg Inhalasi Nacl 3% Ogt5x15-20cc Fotothorax 15 Mei 2013 18

S: Demam (-), Kejang (-), Sesak (-), Kulit kuning (-), Kulit kebiruan (-), BAB-BAK normal, kulit timbul bintik bintik kemerahan di seluruh tubuh. O: KU: gerak kurang aktif, menangis kurang kuat, tampak sesak (-), sianosis (-) Terpasang o2 headbox S : 36.30C HR: 117 x/menit reguler RR : 47x/ menit SpO2 : 100%

Mata : Ca-/-, SI-/Hidung : nafas cuping hidung (-) Thorak : Cor/ S1 S2 reguler, murmur (-), gallop (-) Pulmo/ SN bronkovesikuler +/+, Ronkhi +/+, Wh -/Abdomen : datar, BU (+), supel, timpani, turgor kulit baik Ekstremitas superior : akral hangat -/-, eodem -/-, CRT <2detik Ekstremitas inferior : akral hangat +/+, eodem -/-, CRT <2detik A: Asfiksia Berat Neonatal aterm P : infus Kaen1B Kcl 5cc/500 Ca gluconas 20cc/50 Meropenem 2x 200mg Gentamycin 2x10mg Inhalasi Nacl 3% Ogt8x15-20cc 16 Mei 2013 S: Demam (-), Kejang (-), Sesak (-), Kulit kuning (-), Kulit kebiruan (-), BAB-BAK normal O: KU: gerak kurang aktif, menangis kurang kuat, tampak sesak (+), sianosis (-) Terpasang o2 headbox S : 36.90C HR: 98 x/menit reguler RR : 51x/ menit SpO2 : 100% Mata : Ca-/-, SI-/Hidung : nafas cuping hidung (-) 19

Thorak : Cor/ S1 S2 reguler, murmur (-), gallop (-) Pulmo/ SN bronkovesikuler +/+, Ronkhi +/+, Wh -/Abdomen : datar, BU (+), supel, timpani, turgor kulit baik Ekstremitas superior : akral hangat -/-, eodem -/-, CRT <2detik Ekstremitas inferior : akral hangat +/+, eodem -/-, CRT <2detik A: Asfiksia Berat Neonatal aterm P : infus Kaen1B Kcl 5cc/500 Ca gluconas 20cc/50 Meropenem 2x 200mg Gentamycin 2x10mg Inhalasi Nacl 3% stop Ogt5x15-20cc Pindah dahlia 17 Mei 2013 S: Demam (-), Kejang (-), Sesak (-), Kulit kuning (-), Kulit kebiruan (-), BAB-BAK normal O: KU: gerak kurang aktif, menangis kurang kuat, tampak sesak (+), sianosis (-) Terpasang o2 headbox S : 36.80C HR: 140 x/menit reguler RR : 48x/ menit SpO2 : 100%

Mata : Ca-/-, SI-/Hidung : nafas cuping hidung (-) Thorak : Cor/ S1 S2 reguler, murmur (-), gallop (-) Pulmo/ SN bronkovesikuler +/+, Ronkhi +/+, Wh -/Abdomen : datar, BU (+), supel, timpani, turgor kulit baik Ekstremitas superior : akral hangat -/-, eodem -/-, CRT <2detik Ekstremitas inferior : akral hangat +/+, eodem -/-, CRT <2detik A: Asfiksia Berat Neonatal aterm P : infus Kaen1B Kcl 5cc/500 Ca gluconas 20cc/50 Meropenem 2x 200mg Gentamycin 2x10mg Ogt8x20cc 20

18 Mei 2013 S: Demam (-), Kejang (-), Sesak (-), Kulit kuning (-), Kulit kebiruan (-), BAB-BAK normal O: KU: gerak aktif, menangis kuat, tampak sesak (-), sianosis (-) Terpasang o2 headbox S : 36.90C HR: 144 x/menit reguler RR : 42x/ menit SpO2 : 100%

Mata : Ca-/-, SI-/Hidung : nafas cuping hidung (-) Thorak : Cor/ S1 S2 reguler, murmur (-), gallop (-) Pulmo/ SN bronkovesikuler +/+, Ronkhi +/+, Wh -/Abdomen : datar, BU (+), supel, timpani, turgor kulit baik Ekstremitas superior : akral hangat -/-, eodem -/-, CRT <2detik Ekstremitas inferior : akral hangat +/+, eodem -/-, CRT <2detik A: Asfiksia Berat Neonatal aterm P : infus Kaen1B Kcl 5cc/500 Ca gluconas 20cc/50 Meropenem 2x 200mg Gentamycin 2x10mg Ogt8x20cc Cefat 2x6,5mg Sanbeplex 1x0.3mg Aff infus 19 Mei 2013 S: Demam (-), Kejang (-), Sesak (-), Kulit kuning (-), Kulit kebiruan (-), BAB-BAK normal O: KU: gerak aktif, menangis kuat, tampak sesak (-), sianosis (-) Terpasang o2 headbox S : 36.90C HR: 144 x/menit reguler RR : 42x/ menit 21

Mata : Ca-/-, SI-/Hidung : nafas cuping hidung (-) Thorak : Cor/ S1 S2 reguler, murmur (-), gallop (-) Pulmo/ SN bronkovesikuler +/+, Ronkhi +/+, Wh -/Abdomen : datar, BU (+), supel, timpani, turgor kulit baik Ekstremitas superior : akral hangat -/-, eodem -/-, CRT <2detik Ekstremitas inferior : akral hangat +/+, eodem -/-, CRT <2detik A: Asfiksia Berat Neonatal aterm P : Cefat 2x6,5mg Sanbeplex 1x0.3mg 20 Mei 2013 S: Demam (-), Kejang (-), Sesak (-), Kulit kuning (-), Kulit kebiruan (-), BAB-BAK normal O: KU: gerak aktif, menangis kuat, tampak sesak (-), sianosis (-) Terpasang o2 headbox S : 36.40C HR: 140 x/menit reguler RR : 60x/ menit

Mata : Ca-/-, SI-/Hidung : nafas cuping hidung (-) Thorak : Cor/ S1 S2 reguler, murmur (-), gallop (-) Pulmo/ SN bronkovesikuler +/+, Ronkhi +/+, Wh -/Abdomen : datar, BU (+), supel, timpani, turgor kulit baik Ekstremitas superior : akral hangat -/-, eodem -/-, CRT <2detik Ekstremitas inferior : akral hangat +/+, eodem -/-, CRT <2detik A: Asfiksia Berat Neonatal aterm P : Cefat 2x6,5mg Sanbeplex 1x0.3mg 21 Mei 2013 S: Demam (-), Kejang (+), Sesak (-), Kulit kuning (-), Kulit kebiruan (-), BAB-BAK normal O: KU: gerak aktif, menangis kuat, tampak sesak (-), sianosis (-) Terpasang o2 headbox S : 36.90C 22

HR: 144 x/menit reguler RR : 42x/ menit SpO2 : 100%

Mata : Ca-/-, SI-/Hidung : nafas cuping hidung (-) Thorak : Cor/ S1 S2 reguler, murmur (-), gallop (-) Pulmo/ SN bronkovesikuler +/+, Ronkhi +/+, Wh -/Abdomen : datar, BU (+), supel, timpani, turgor kulit baik Ekstremitas superior : akral hangat -/-, eodem -/-, CRT <2detik Ekstremitas inferior : akral hangat +/+, eodem -/-, CRT <2detik A: Asfiksia Berat Neonatal aterm P : Cefat 2x6,5mg Sanbeplex 1x0.3mg

VII. RINGKASAN DATA DASAR A. ANAMNESIS Pasien bayi laki-laki umur 18 hari, didapatkan bahwa pasien lahir pada usia kehamilan 42 minggu menurut HPHT. Lahir secara normal dengan presentasi kepala pada tanggal 5 mei 2013 pukul 00.20, ketuban hijau lumpur. Berat badan lahir 4150 gram, panjang badan 50 cm. Lahir dengan apgar score 1, tidak menangis, lemas, kulit kebiruan. Nadi 160 x/menit dan saturasi o2 7881%. Pada pemeriksaan fisik didapatkan bayi tampak kurang aktif,menangis kurang kuat.

B. PEMERIKSAAN FISIK Kesan umum : Menangis kuat, gerak aktif, tampak sesak (-)

Tanda vital Tekanan darah : tidak dilakukan pemeriksaan 23

Laju jantung Pernapasan Suhu

: 128x/menit, reguler : 56x/menit : 36,3C (Axilla)

Status Generalis Kepala Mesocephal, ukuran lingkar kepala 34 cm, ubun-ubun besar masih terbuka, teraba cekung, tidak tegang. Mata Mata cekung (-/-),sklera ikterik (-/-), konjungtiva anemis (-/-), Hidung Terpasang NGT, Bentuk normal, nafas cuping hidung (-/-), Telinga Bentuk normal, tulang rawan sempurna, Mulut Bercak-bercak putih pada lidah dan mukosa (+) Leher Pendek, pergerakan baik Paru dan Jantung Dalam batas normal Abdomen Dalam batas normal 24

Tulang Belakang Tidak ada spina bifida, tidak ada meningocele

Genitalia Laki-laki, testis sudah turun

Anorektal Anus (+), diaper rash (-)

Ekstremitas Dalam batas normal

Kulit Tampak sedikit pengelupas pada regio abdomen dan dada, sianotik (-), ikterik (-), anemis (-), turgor kulit baik. Pada pemeriksaan laboratorium didapatkan :

VIII. DAFTAR PERMASALAHAN


Neonatus aterm Aspirasi berat Neonatal infeksi

IX. DIAGNOSIS BANDING 1. Neonatus aterm DD : - SMK (Sesuai Masa Kehamilan) - KMK (Kecil Masa Kehamilan) - BMK (Besar Masa Kehamilan) 2. Aspirasi Berat 25

3. Neonatal Infeksi X. DIAGNOSIS KERJA 1. Neonatus aterm SMK 2. Aspirasi berat 3. Neonatal infeksi

XI. TERAPI
A. TERAPI AWAL

Medikamentosa O2 ET CPAP Infus D10% Ca gluconas 20cc+D10% Ceftazidin 2x200 iv Gentamicin 2x10gr iv Dopamin 2,5 mg/KgBB (24gr/100cc/d5%)

PROGRAM Evaluasi keadaan umum dan tanda vital Jaga kehangatan Latihan menyusui Evaluasi keadaan umum dan tanda vital Awasi tanda-tanda gangguan pernapasan Awasi tanda-tanda dehidrasi Jaga kehangatan Rawat tali pusat

XII. USULAN PEMERIKSAAN Pemeriksaan darah rutin ulang (atas indikasi) Pemeriksaan GDS ulang (atas indikasi) Pemeriksaan elektrolit XIII. PROGNOSIS 26

Quo ad vitam Quo ad functionam Quo ad sanationam

: ad bonam : dubia ad bonam : dubia ad bonam

27

ANALISA KASUS Diagnosa pada pasien ini adalah asfiksia neonatorum berat, neonatal infeksi dan neonatus aterm besar masa kehamilan. Diagnosa ini berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik, pemeriksaan khusus dan pemeriksaan penunjang. Anamnesis Anamnesis dilakukan dengan ayah, ibu, bidan serta perawat di Ruang Dahlia. Dari anamnesis didapatkan bahwa ibu pasien rutin melakukan pemeriksaan antenatal, tidak ada gangguan selama kehamilan dan tidak ada penyakit yang diderita selama kehamilan baik perdarahan, tekanan darah tinggi, demam dan batuk. Namun, saat proses persalinan, dapat dianalisa bahwa 5 jam sebelum masuk rumah sakit Ibu merasa perut terasa kencang-kencang tidak ada keluar air dari kemaluan, pusing disangkal. 12 jam kemudian ibu merasakan mules yang teratur, lalu keluar air kehijauan dari kemaluan. 11 jam kemudian ibu dipimpin untuk bersalin, setelah 30 menit dipimpin bersalin, bayi belum lahir, atas advise dari dokter spesialis obgyn, dilakukan vacuum extraction. Pukul 00.20 lahir bayi perempuan secara spontan dengan presentasi kepala, di VK ditolong oleh dokter, nafas bayi cepat, tonus otot lemah, AS menit pertama didapatkan nilai 1, BBL 4150 gram, PB 50 cm. Air ketuban hijau lumpur. Dari data ini dapat disimpulkan bahwa pasien mengalami asfiksia berat sesuai dengan apgar skor dan faktor ibu serta janin mungkin dapat menjadi faktor penyebabnya. Pemeriksaan Fisis Pada pemeriksaan fisik, KU : bayi tampak sesak , merintih (+), gerak kurang aktif dan nangis lemah. RR : 68x/mnt, nafas cuping hidung (+/+), tampak retraksi subcostal merupakan tanda-tanda terdapatnya gangguan pernapasan. Pasien tampak sianosis. Status generalis kepala, mata, jantung, abdomen, genitalia, dan ekstremitas dalam batas normal Pemeriksaan Penunjang Dilakukan pemeriksaan khusus pada pasien ini antara lain pemeriksaan dengan menggunakan kurva Lubchenko, skor Apgar, Bell Squash Score. Didapatkan hasil sebagai berikut :

28

1. Neonatus aterm besar masa kehamilan. Pada kurva Lubchenko, pasien ini termasuk kategori sesuai masa kehamilan dengan berat badan lahir 4150 gram dan masa kehamilan 42 minggu. 2. Asfiksia derajat berat. Karena pada penilaian Apgar skor menit ke 1, didapatkan hasil 1. 3. Neonatal infeksi. Karena pada pasien ini air ketuban berwarna hijau lumpur, persalinan dibantu dengan vacum ekstraksi, asfiksia, dan dilakukan tindakan seperti pemasangan infus. Asfiksia Neonatorum Asfiksia neonatorum adalah kegagalan napas secara spontan dan teratur pada saat lahir atau beberapa saat setelah saat lahir yang ditandai dengan hipoksemia, hiperkarbia dan asidosis (IDAI). Asfiksia neonatorum adalah kegagalan bernapas secara spontan dan teratur segera setelah lahir (WHO). Asfiksia neonatorum dapat terjadi selama kehamilan, pada proses persalinan dan melahirkan atau periode segera setelah lahir. Janin sangat bergantung pada pertukaran plasenta untuk oksigen, asupan nutrisi dan pembuangan produk sisa sehingga gangguanpada aliran darah umbilikal maupun plasental hampir selalu akan menyebabkan asfiksia. Faktor Resiko Antepartum Primipara Penyakit pada ibu: Demam saat kehamilan Hipertensi saat kehamilan Anemia Diabetes militus Penyakit hati dan ginjal Faktor Resiko Intrapartum Malpresentasi Partus lama Persalinan yang sulit dan traumatik Ketuban mengandung mekoneum Ketuban pecah dini Induksi oksitosin Prolaps tali pusat Faktor Resiko Janin Prematuritas BBLR Perumbuhan janin Terhambat Kelainan kongenital

29

Penyakit kolagen dan pembuluh darah Perdarahan antepartum Riwayat kematian neonatus sebelumnya Penggunaan sedasi, analgesi atau anestesi 1. Faktor ibu Hipoksia ibu. Hal ini menimbulkan hipoksia janin. Hipoksia ibu ini dapat terjadi karena hipoventilasi akibat pemberian oabat analgetika atau anestesi dalam. Gangguan aliran darah uterus. Mengurangi aliran darah uterus akan menebabkan berkurangnya pengaliran oksigen ke plasenta dan demikian juga ke janin. Hal ini sering diditemukan pada keadaan : a. Gangguan kontraksi uterus (hipotoni, hipertoni, atonia uterus) b. Hipotensi mendadak pada ibu karena perdarahan, plasenta previa, atau solutio plasenta. c. Hipertensi ibu ( eklampsia, toksemia) d. Ibu penderita DM, kelainan jantung atau penyakit ginjal. e. Partus lama. f. Persalinan abnormal (kelahiran sungsang, kembar, seksio sesarea) 2. Faktor plasenta Asfiksia janin dapat terjadi bila terdapat gangguan pada plasenta, misalnya solusio plasenta dan plasenta previa. 3. Faktor Fetus Gangguan aliran darah ini dapat ditemukan pada tali pusat membumbung, lilitan tali pusat dan kompresi tali pusat antara janin dan jalan lahir 4. Faktor Neonatus Depresi pusat pernapasan pada bayi baru lahir dapat terjadi pada a. Pemakaian obat anestesi / analgetika berlebihan pada ibu b. Trauma yang terjadi pada persalinan

30

c. Kelainan kongenital pada bayi (Aplasia paru, atresia saluran nafas, hernia diafragmatika) d. Adanya gangguan tumbuh kembang intrauterin Patofisiologi Proses kelahiran selalu menimbulkan asfiksia ringan yang bersifat sementara, proses ini dianggap perlu untuk merangsang kemoreseptor pusat pernafasan agar terjadi primary gasping yang kemudian berlanjut dengan pernafasan teratur. Sifat asfiksia ini tidak mempunyai pengaruh buruk karena reaksi adaptasi bayi dapat mengatasinya. Kegagalan perafasan mengakibatkan gangguan pertukaran oksigen dan karbondioksida, diikuti acidosis respiratorik. Apabila proses berlanjut maka metabolisme sel akan berlangsung dalam suasana aerobik yang berupa glikolisis glikogen sehingga sumber utama glikogen terutama pada jantung dan hati akan berkurang dan asam organik yang terjadi akan menyebabkan asidosis metabolik. Pada tingkat selanjutnya akan terjadi perubahan kardiovaskular yang disebabkan beberapa diantaranya: 1. Hilangnya sumber glikogen dalam jantung akan mempengaruhi fungsi jantung 2. Terjadinya asidosis metabolik mengakibatkan menurunnya sel jaringan termasuk otot jantung sehingga menimbulkan kelemahan jantung 3. Pengisian udara aveolus yang kurang adekuat menyebabkan tetap tingginya resistensi pembuluh darah paru, sehingga sirkulasi darak ke paru dan sistem sirkulasi tubuh lain mengalami gangguan Sehubungan dengan proses faali tersebut maka fase awal asfiksia ditandai dengan pernafasan cepat dan dalam selama tiga menit (periode hiperapne) diikuti dengan apneu primer kira-kira satu menit di mana pada saat ini denyut jantung dan tekanan darah menurun. Kemudian bayi akan mulai bernafas (gasping) 8-10 kali/menit selama beberapa menit, gasping ini semakin melemah sehingga akhirnya timbul apneu skunder. Pada keadaan normal fase-fase ini tidak jelas terlihat karena setelah pembersihan jalan nafas bayi maka bayi akan segera bernafas dan menangis kuat. Pemakaian sumber glikogen unutk energi dalam metabolisme anaerob menyebabkan dalam waktu singkat tubuh bayi akan menderita hipoglikemia. Pada asfiksia berat menyebabkan kerusakan membran sel terutama sel susunan saraf pusat sehingga mengakibatkan gangguan elektrolit, berakibat menjadi hiperkalemia dan pembengkakakn sel. Kerusakan sel otak terjadi setelah asfiksia berlangsung selama 815 menit. 31

Diagnosis Neonatus yang mengalami asfiksia neonatorum bisa didapatkan riwayat gangguan alhir, lahir tidak bernafas dengan adekuat, riwayat ketuban bercampur mekoneum. Temuan klinis yang didapatkan pada neonatus dengan asfiksia neonatorum dapat berupa lahir tidak bernafas/megap-megap, denyut jantung <100x/menit, kulit sianosis atau pucat dan tonus otot melemah. Secara klinis dapat digunakan skor APGAR pada menit ke 1, 5 dan 10 unutk mendiagnosa dan mengklasifikasikan derajat asfiksia secara cepat. Skor APGARmerupakan metode objektif untuk menilai kondisi bayi baru lahir dan berguna untuk memberikan informasi mengenai keadaan bayi secara keseluruhan dan keberhasilan tindak resusitasi. Walaupun demikian, tindakan resusitasi harus dimulai sebelum perhitungan pada menit pertama. Jadi skor APGAR tidaklah digunakan untuk menentukan apakah seorang bayi memerlukan resusitasi, langkah mana yang dibutuhkan atau kapan kita menggunakannya. Ada tiga tanda utama yang digunakan untuk menentukan bagaimana dan kapan melakukan resusitasi (pernafasan, frekuensi jantung, warna kulit) dan ini merupakan bagian dari APGAR skor.dua tanda tambahan (tonus otot dan refleks rangsangan) menggambarkan keadann neurologis. Skor APGAR biasanya dinilai pada menit 1 kemudian pada menit ke 5. Jika nilainya pada menit ke 5 kurang dari 7, tambahan penilaian harus dilakukan setiap 5 menit sampai 20 menit. Pemeriksaan penunjang yang perlu dilakukan adalah analisis gas darah, dimana pada neonatus dengan asfiksia neonatorum didapatkan PaO2 < 50 mmH2O, PaCO2 > 55 mmH2O, pH < 7,3. WHO pada tahun 2008 sudah menambahkan kriteria dalam penegakan diagnosis asfiksia berdasarkan skor APGAR dan adanya asidosis metabolik, ditambah adanya gangguan fungsi organ berupa gejala neurologis berupa HIE, akan tetapi peegakan diagnosis HIE tidak dapat dilakukan dengan segera dan terdapat berbagai keterbatasan dalam aplikasinya di komunitas. Hal ini membuat diagnosis asfiksia secra cepat di komunitas menggunakan kriteria penilaian adanya gengguan pada pernafasan, frekuensi jantung dan warna kulit ditunjang denga hasil analisa gas darah yang menunjukan asidosis metabolik Penatalaksanaan

32

Tujuan utama mengatasi asfiksia adalah mempertahankan kelangsungan hidup bayi dan membatasi gejala sisa (sekuele) yang mungkin timbul dikemudian hari. Tindakan yang dikerjakan pada bayi, lazim disebut resusitasi bayi baru lahir.5 a. Resusitasi Pada pemeriksaan atau penilaian awal dilakukan dengan menjawab 3 pertanyaan:4 a. apakah bayi cukup bulan? b. apakah bayi bernapas atau menangis? c. apakah tonus otot bayi baik atau kuat? Bila semua jawaban ya maka bayi dapat langsung dimasukkan dalam prosedur perawatan rutin dan tidak dipisahkan dari ibunya. Bayi dikeringkan, diletakkan di dada ibunya dan diselimuti dengan kain linen kering untuk menjaga suhu. Bila terdapat jawaban tidak dari salah satu pertanyaan di atas maka bayi memerlukan satu atau beberapa tindakan resusitasi.

33

Frekuensi Jantung ? Bernapas atau menangis ? Tonus otot baik ?

QuickTime and a decompressor are needed to see this picture.

Pencegahan Pencegahan terhadap asfiksia neonatorum adalah dengan menghilangkan atau meminimalkan faktor risiko penyebab asfiksia. Derajat kesehatan wanita, khususnya ibu hamil harus baik. Komplikasi saat kehamilan, persalinan dan melahirkan harus dihindari. Upaya peningkatan derajat kesehatan ini tidak mungkin dilakukan dengan satu intervensi saja karena penyebab rendahnya derajat kesehatan wanita adalah akibat banyak faktor seperti kemiskinan, pendidikan yang rendah, kepercayaan, adat 34

istiadat dan lain sebagainya. Untuk itu dibutuhkan kerjasama banyak pihak dan lintas sektoral yang saling terkait. Adanya kebutuhan dan tantangan untuk meningkatkan kerjasama antar tenaga obstetri di kamar bersalin. Perlu diadakan pelatihan untuk penanganan situasi yang tak diduga dan tidak biasa yang dapat terjadi pada persalinan. Setiap anggota tim persalinan harus dapat mengidentifikasi situasi persalinan yang dapat menyebabkan kesalahpahaman atau menyebabkan keterlambatan pada situasi gawat.14 Pada bayi dengan prematuritas, perlu diberikan kortikosteroid untuk meningkatkan maturitas paru janin. Gangguan yang mukin terjadi pada akibat asfiksia

35

Komplikasi yang terjadi akibat asfiksia

36

Daftar Pustaka

1. Dubowitz LMS Dubowitz V Goldberg C. Clinical assessment of gestational age in the newborn infant. J Pediatri. 1970; 77: 1-10 2. Mupanemunda R and Watkinson M. Key Topics in Neonatology. 2 nd Ed. New York: Taylor & Francis Group; 2005. 3. Behrman, Kliegman : Nelson Textbook Of Pediatrics Edisi 15, halaman 543-572, 589-599. W.B Saunders Company 2000. 4. IDAI. Asfiksia Neonatorum. Dalam: Standar Pelayanan Medis Kesehatan Anak. Jakarta: Badan Penerbit IDAI; 2004.h. 272-276.

37

Anda mungkin juga menyukai