Anda di halaman 1dari 13

Sampahhttp://id.wikipedia.

org/wiki/Sampah
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Sampah yang menumpuk di salah satu sudut jalan kota Pekanbaru pada tanggal 26 April 2011

Sampah yang menumpuk pada tanggal 3 Maret 2012 di Jalan Tuanku Tambusai, Pekanbaru

Sampah merupakan material sisa yang tidak diinginkan setelah berakhirnya suatu proses. Sampah didefinisikan oleh manusia menurut derajat keterpakaiannya, dalam proses-proses alam sebenarnya tidak ada konsep sampah, yang ada hanya produk-produk yang dihasilkan setelah dan selama proses alam tersebut berlangsung. Akan tetapi karena dalam kehidupan manusia didefinisikan konsep lingkungan maka sampah dapat dibagi menurut jenis-jenisnya.

Daftar isi
[sembunyikan]

1 Jenis-jenis sampah

o o o o o o o o

1.1 Berdasarkan sumbernya 1.2 Berdasarkan sifatnya 1.3 Berdasarkan bentuknya 1.4 Sampah Padat 1.5 Sampah Cair 1.6 Sampah alam 1.7 Sampah manusia 1.8 Sampah Konsumsi

1.9 Limbah radioaktif

2 Lihat pula 3 Sumber 4 Pranala luar

Jenis-jenis sampah [sunting]


Berdasarkan sumbernya [sunting]
1. Sampah alam 2. Sampah manusia 3. Sampah konsumsi 4. Sampah nuklir 5. Sampah industri 6. Sampah pertambangan

Berdasarkan sifatnya [sunting]

Sampah organik - dapat diurai (degradable)

Sampah Organik, yaitu sampah yang mudah membusuk seperti sisa makanan, sayuran, daun-daun kering, dan sebagainya. Sampah ini dapat diolah lebih lanjut menjadi kompos;

Sampah anorganik - tidak terurai (undegradable)

Sampah Anorganik, yaitu sampah yang tidak mudah membusuk, seperti plastik wadah pembungkus makanan, kertas, plastik mainan, botol dan gelas minuman, kaleng, kayu, dan sebagainya. Sampah ini dapat dijadikan sampah komersil atau sampah yang laku dijual untuk dijadikan produk laiannya. Beberapa sampah anorganik yang dapat dijual adalah plastik wadah pembungkus makanan, botol dan gelas bekas minuman, kaleng, kaca, dan kertas, baik kertas koran, HVS, maupun karton;

Berdasarkan bentuknya [sunting]


Sampah adalah bahan baik padat atau cairan yang tidak dipergunakan lagi dan dibuang. Menurut bentuknya sampah dapat dibagi sebagai:

Sampah Padat [sunting]


Sampah padat adalah segala bahan buangan selain kotoran manusia, urine dan sampah cair. Dapat berupa sampah rumah tangga: sampah dapur, sampah kebun, plastik, metal, gelas dan lain-lain. Menurut bahannya sampah ini dikelompokkan menjadi sampah organik dan sampah anorganik. Sampah organik Merupakan sampah yang berasal dari barang yang mengandung bahan-bahan organik, seperti sisa-sisa sayuran, hewan, kertas, potongan-potongan kayu dari peralatan rumah tangga, potongan-potongan ranting, rumput pada waktu pembersihan kebun dan sebagainya.

Berdasarkan kemampuan diurai oleh alam (biodegradability), maka dapat dibagi lagi menjadi: 1. Biodegradable: yaitu sampah yang dapat diuraikan secara sempurna oleh proses biologi baik aerob atau anaerob, seperti: sampah dapur, sisa-sisa hewan, sampah pertanian dan perkebunan. 2. Non-biodegradable: yaitu sampah yang tidak bisa diuraikan oleh proses biologi. Dapat dibagi lagi menjadi:

Recyclable: sampah yang dapat diolah dan digunakan kembali karena memiliki nilai secara ekonomi seperti plastik, kertas, pakaian dan lain-lain.

Non-recyclable: sampah yang tidak memiliki nilai ekonomi dan tidak dapat diolah atau diubah kembali seperti tetra packs, carbon paper, thermo coal dan lain-lain.

Sampah Cair [sunting]


Sampah cair adalah bahan cairan yang telah digunakan dan tidak diperlukan kembali dan dibuang ke tempat pembuangan sampah.

Limbah hitam: sampah cair yang dihasilkan dari toilet. Sampah ini mengandung patogen yang berbahaya.

Limbah rumah tangga: sampah cair yang dihasilkan dari dapur, kamar mandi dan tempat cucian. Sampah ini mungkin mengandung patogen.

Sampah dapat berada pada setiap fase materi: padat, cair, atau gas. Ketika dilepaskan dalam dua fase yang disebutkan terakhir, terutama gas, sampah dapat dikatakan sebagai emisi. Emisi biasa dikaitkan dengan polusi. Dalam kehidupan manusia, sampah dalam jumlah besar datang dari aktivitas industri (dikenal juga dengan sebutan limbah), misalnya pertambangan, manufaktur, dan konsumsi. Hampir semua produk industri akan menjadi sampah pada suatu waktu, dengan jumlah sampah yang kira-kira mirip dengan jumlah konsumsi. untuk mencegah sampah cair adalah pabrik pabrik tidak membuang limbah sembarangan misalnya membuang ke selokan.

Sampah alam [sunting]


Sampah yang diproduksi di kehidupan liar diintegrasikan melalui proses daur ulang alami, seperti halnya daun-daun kering di hutan yang terurai menjadi tanah. Di luar kehidupan liar, sampah-sampah ini dapat menjadi masalah, misalnya daun-daun kering di lingkungan pemukiman.

Sampah manusia [sunting]


Sampah manusia (Inggris: human waste) adalah istilah yang biasa digunakan terhadap hasil-hasil pencernaan manusia, seperti feses dan urin. Sampah manusia dapat menjadi bahaya serius bagi kesehatan karena dapat digunakan sebagai vektor (sarana perkembangan) penyakit yang disebabkan virus dan bakteri. Salah satu perkembangan utama pada dialektika manusia adalah pengurangan penularan penyakit melalui sampah manusia dengan cara hidup yang higienis dan sanitasi.

Termasuk didalamnya adalah perkembangan teori penyaluran pipa (plumbing). Sampah manusia dapat dikurangi dan dipakai ulang misalnya melalui sistem urinoir tanpa air.

Sampah Konsumsi [sunting]


Artikel utama untuk bagian ini adalah: Sampah konsumsi Sampah konsumsi merupakan sampah yang dihasilkan oleh (manusia) pengguna barang, dengan kata lain adalah sampah-sampah yang dibuang ke tempat sampah. Ini adalah sampah yang umum dipikirkan manusia. Meskipun demikian, jumlah sampah kategori ini pun masih jauh lebih kecil dibandingkan sampahsampah yang dihasilkan dari proses pertambangan dan industri.

Limbah radioaktif [sunting]


Sampah nuklir merupakan hasil dari fusi nuklir dan fisi nuklir yang menghasilkan uranium dan thorium yang sangat berbahaya bagi lingkungan hidupdan juga manusia. Oleh karena itu sampah nuklir disimpan ditempat-tempat yang tidak berpotensi tinggi untuk melakukan aktivitas tempat-tempat yang dituju biasanya bekas tambang garam atau dasar laut (walau jarang namun kadang masih dilakukan).

MAKALAH PENGOLAHAN LIMBAH SAMPAH MELALUI TEKNOLOGI DAN PENGETASAN KEMISKINAN.


BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sampah merupakan masalah yang dihadapi hampir seluruh Negara di dunia. Tidak hanya di Negara-negara berkembang, tetapi juga di Negara-negara maju, sampah selalu menjadi masalah. Rata-rata setiap harinya kota-kota besar di Indonesia menghasilkan puluhan ton sampah. Sampah-sampah itu diangkut oleh truk-truk khusus dan dibuang atau ditumpuk begitu saja di tempat yang sudah disediakan tanpa diapa-apakan lagi. Dari hari ke hari sampah itu terus menumpuk dan terjadilah bukit sampah seperti yang sering kita lihat. Sampah yang menumpuk itu, sudah tentu akan mengganggu penduduk di sekitarnya. Selain baunya yang tidak sedap, sampah sering dihinggapi lalat. Dan juga dapat mendatangkan wabah penyakit. Walaupun terbukti sampah itu dapat merugikan, tetapi ada sisi manfaatnya. Hal ini karena selain dapat mendatangkan bencana bagi masyarakat, sampah juga dapat diubah menjadi barang yang bermanfaat. Kemanfaatan sampah ini tidak terlepas dari penggunaan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam menanganinya. 1.2 TUJUAN 1. Untuk mengetahui jenis-jenis sampah 2. Untuk menambah wawasan dan pengetahuan tentang sampah 3. Untuk mengetahui cara mengolah sampah 4. Mencoba menganalisis dan memecahkan masalah tentang sampah 5. Produksi sampah terbesar 6. Cara memanfaatkan sampah

BAB II PEMBAHASAN 2.1 Pengertian Sampah Organik Sampah Organik adalah merupakan barang yang dianggap sudah tidak terpakai dan dibuang oleh pemilik/pemakai sebelumnya, tetapi masih bisa dipakai kalau dikelola dengan prosedur yang benar. Organik adalah proses yang kokoh dan relatif cepat, maka tanda apa yang kita punya untuk menyatakan bahwa bahan-bahan pokok kehidupan, sebutlah molekul organik, dan planet-planet sejenis, ada juga di suatu tempat di jagad raya? sekali lagi beberapa penemuan baru memberikan rasa optimis yang cukup penting. Sampah organik adalah sampah yang bisa mengalami pelapukan (dekomposisi) dan terurai menjadi bahan yang lebih kecil dan tidak berbau (sering disebut dengan kompos). Kompos merupakan hasil pelapukan bahan-bahan organik seperti daun-daunan, jerami, alang-alang, sampah, rumput, dan bahan lain yang sejenis yang proses pelapukannya dipercepat oleh bantuan manusia. Sampah pasar khusus seperti pasar sayur mayur, pasar buah, atau pasar ikan, jenisnya relatif seragam, sebagian besar (95%) berupa sampah organik sehingga lebih mudah ditangani. Sampah yang berasal dari pemukiman umumnya sangat beragam, tetapi secara umum minimal 75% terdiri dari sampah organik dan sisanya anorganik. 2.2 Jenis-Jenis Sampah Organik Sampah organik berasal dari makhluk hidup, baik manusia, hewan, maupun tumbuhan, Sampah organik sendiri dibagi menjadi : - Sampah organik basah. Istilah sampah organik basah dimaksudkan sampah mempunyai kandungan air yang cukup tinggi. Contohnya kulit buah dan sisa sayuran. - Sampah organik kering. Sementara bahan yang termasuk sampah organik kering adalah bahan organik lain yang kandungan airnya kecil. Contoh sampah organik kering di antaranya kertas, kayu atau ranting pohon, dan dedaunan kering. 2.4 Prinsip Pengolahan Sampah Berikut adalah prinsip-prinsip yang bisa diterapkan dalam pengolahan sampah. Prinsipprinsip ini dikenal dengan nama 4R, yaitu: - Mengurangi (bahasa Inggris: reduce) Sebisa mungkin meminimalisasi barang atau material yang kita pergunakan. Semakin banyak kita menggunakan material, semakin banyak sampah yang dihasilkan. - Menggunakan kembali (bahasa Inggris: reuse) Sebisa mungkin pilihlah barang-barang yang bisa dipakai kembali. Hindari pemakaian barang-barang yang sekali pakai, buang (bahasa Inggris: disposable). - Mendaur ulang (bahasa Inggris: recycle)

Sebisa mungkin, barang-barang yang sudah tidak berguna didaur ulang lagi. Tidak semua barang bisa didaur ulang, tetapi saat ini sudah banyak industri tidak resmi (bahasa Inggris: informal) dan industri rumah tangga yang memanfaatkan sampah menjadi barang lain. - Mengganti (bahasa Inggris: replace) Teliti barang yang kita pakai sehari-hari. Gantilah barang-barang yang hanya bisa dipakai sekali dengan barang yang lebih tahan lama. 2.5 Pengolahan Sampah Alternatif Pengelolaan Sampah Untuk menangani permasalahan sampah secara menyeluruh perlu dilakukan alternatifalternatif pengelolaan. Landfill bukan merupakan alternatif yang sesuai, karena landfill tidak berkelanjutan dan menimbulkan masalah lingkungan. Malahan alternatif-alternatif tersebut harus bisa menangani semua permasalahan pembuangan sampah dengan cara mendaur-ulang semua limbah yang dibuang kembali ke ekonomi masyarakat atau ke alam, sehingga dapat mengurangi tekanan terhadap sumberdaya alam. Untuk mencapai hal tersebut, ada tiga asumsi dalam pengelolaan sampah yang harus diganti dengan tiga prinsipprinsip baru. Daripada mengasumsikan bahwa masyarakat akan menghasilkan jumlah sampah yang terus meningkat, minimisasi sampah harus dijadikan prioritas utama. Sampah yang dibuang harus dipilah, sehingga tiap bagian dapat dikomposkan atau didaur-ulang secara optimal, daripada dibuang ke sistem pembuangan limbah yang tercampur seperti yang ada saat ini. Dan industri-industri harus mendesain ulang produk-produk mereka untuk memudahkan proses daur-ulang produk tersebut. Prinsip ini berlaku untuk semua jenis dan alur sampah. Pembuangan sampah yang tercampur merusak dan mengurangi nilai dari material yang mungkin masih bisa dimanfaatkan lagi. Bahan-bahan organik dapat mengkontaminasi/ mencemari bahan-bahan yang mungkin masih bisa di daur-ulang dan racun dapat menghancurkan kegunaan dari keduanya. Sebagai tambahan, suatu porsi peningkatan alur limbah yang berasal dari produk-produk sintetis dan produk-produk yang tidak dirancang untuk mudah didaur-ulang; perlu dirancang ulang agar sesuai dengan sistem daur-ulang atau tahapan penghapusan penggunaan. Program-program sampah kota harus disesuaikan dengan kondisi setempat agar berhasil, dan tidak mungkin dibuat sama dengan kota lainnya. Terutama program-program di negara-negara berkembang seharusnya tidak begitu saja mengikuti pola program yang telah berhasil dilakukan di negara-negara maju, mengingat perbedaan kondisi-kondisi fisik, ekonomi, hukum dan budaya. Khususnya sektor informal (tukang sampah atau pemulung) merupakan suatu komponen penting dalam sistem penanganan sampah yang ada saat ini, dan peningkatan kinerja mereka harus menjadi komponen utama dalam sistem penanganan sampah di negara berkembang. Salah satu contoh sukses adalah zabbaleen di Kairo, yang telah berhasil membuat suatu sistem pengumpulan dan daur-ulang sampah yang mampu mengubah/memanfaatkan 85 persen sampah yang terkumpul dan mempekerjakan 40,000 orang. Secara umum, di negara Utara atau di negara Selatan, sistem untuk penanganan sampah organik merupakan komponen-komponen terpenting dari suatu sistem penanganan sampah kota. Sampah-sampah organik seharusnya dijadikan kompos, vermi-kompos (pengomposan dengan cacing) atau dijadikan makanan ternak untuk mengembalikan nutirisi-nutrisi yang ada ke tanah. Hal ini menjamin bahwa bahan-bahan yang masih bisa didaur-ulang tidak terkontaminasi, yang juga merupakan kunci ekonomis dari suatu alternatif pemanfaatan sampah. Daur-ulang sampah menciptakan lebih banyak pekerjaan per ton sampah

dibandingkan dengan kegiatan lain, dan menghasilkan suatu aliran material yang dapat mensuplai industri. Melalui proses dekomposisi terjadi proses daur ulang unsur hara secara alamiah. Hara yang terkandung dalam bahan atau benda-benda organik yang telah mati, dengan bantuan mikroba (jasad renik), seperti bakteri dan jamur, akan terurai menjadi hara yang lebih sederhana dengan bantuan manusia maka produk akhirnya adalah kompos (compost). Setiap bahan organik, bahan-bahan hayati yang telah mati, akan mengalami proses dekomposisi atau pelapukan. Daun-daun yang gugur ke tanah, batang atau ranting yang patah, bangkai hewan, kotoran hewan, sisa makanan, dan lain sebagainya, semuanya akan mengalami proses dekomposisi kemudian hancur menjadi seperti tanah berwarna coklatkehitaman. Wujudnya semula tidak dikenal lagi. Melalui proses dekomposisi terjadi proses daur ulang unsur hara secara alamiah. Hara yang terkandung dalam bahan atau benda-benda organik yang telah mati, dengan bantuan mikroba (jasad renik), seperti bakteri dan jamur, akan terurai menjadi hara yang lebih sederhana dengan bantuan manusia maka produk akhirnya adalah kompos (compost). Pengomposan didefinisikan sebagai proses biokimiawi yang melibatkan jasad renik sebagai agensia (perantara) yang merombak bahan organik menjadi bahan yang mirip dengan humus. Hasil perombakan tersebut disebut kompos. Kompos biasanya dimanfaatkan sebagai pupuk dan pembenah tanah. Kompos dan pengomposan (composting) sudah dikenal sejak berabad-abad yang lalu. Berbagai sumber mencatat bahwa penggunaan kompos sebagai pupuk telah dimulai sejak 1000 tahun sebelum Nabi Musa. Tercatat juga bahwa pada zaman Kerajaan Babylonia dan kekaisaran China, kompos dan teknologi pengomposan sudah berkembang cukup pesat. Namun demikian, perkembangan teknologi industri telah menciptakan ketergantungan pertanian terhadap pupuk kimia buatan pabrik sehingga membuat orang melupakan kompos. Padahal kompos memiliki keunggulan-keunggulan lain yang tidak dapat digantikan oleh pupuk kimiawi, yaitu kompos mampu: Mengurangi kepekatan dan kepadatan tanah sehingga memudahkan perkembangan akar dan kemampuannya dalam penyerapan hara. Meningkatkan kemampuan tanah dalam mengikat air sehingga tanah dapat menyimpan air lebih ama dan mencegah terjadinya kekeringan pada tanah. Menahan erosi tanah sehingga mengurangi pencucian hara. Menciptakan kondisi yang sesuai untuk pertumbuhan jasad penghuni tanah seperti cacing dan mikroba tanah yang sangat berguna bagi kesuburan tanah. 2.6 Kelebihan Mengolah Sampah Organik Berikut ini beberapa manfaat pembuatan kompos menggunakan sampah rumah tangga. - Mampu menyediakan pupuk organik yang murah dan ramah lingkungan. - Mengurangi tumpukan sampah organik yang berserakan di sekitar tempat tinggal. - Membantu pengelolaan sampah secara dini dan cepat. - Menghemat biaya pengangkutan sampah ke tempat pembuangan akhir (TPA). - Mengurangi kebutuhan lahan tempat pembuangan sampah akhir (TPA). - Menyelamatkan lingkungan dari kerusakan dan gangguan berupa bau, selokan macet, banjir, tanah longsor, serta penyakit yang ditularkan oleh serangga dan binatang pengerat. 2.7 Kekurangan Mengolah Sampah Organik Setelah menjadi pupuk kompos, pupuk siap untuk digunakan sebagai penyubur tanah. Adapun kekurangan pupuk kompos adalah unsur hara relatif lama diserap tumbuhan, pembuatannya lama, dan sulit dibuat dalam skala besar. Oleh karena itu untuk mendukung peningkatan hasil-hasil pertanian diperlukan pupuk buatan.

2.8 Pemanfaatan sampah


Padang (ANTARA News) - Pakar Lingkungan Hidup dari Universitas Andalas Padang, Sumatera Barat Dr Ardinis Arbain mengemukakan ajakan ke masyarakat untuk mengubah persepsi sampah yang kotor menjadi sesuatu yang menghasilkan uang. "Sampah yang dibuang itu dapat bermanfaat jika diolah dengan tepat," katanya, di Padang, Jumat. Dia mengatakan, hal pertama yang dilakukan yakni berpikir bahwa sampah bukan sesuatu yang menjijikkan sehingga dengan mudahnya dibuang. Menurut dia, seseorang yang bisa menilai hal tersebut akan memiliki berbagai macam ide untuk bisa mengelola bahkan memanfaatkan sampah tersebut. "Pengelolaan yang baik merupakan solusi tepat untuk masalah sampah dalam lingkungan," katanya. Dia mengatakan, pengelolaan sampah dapat dilakukan dengan cara mengurangi pemakaian bahan yang menghasilkan sampah, misalnya memilih menggunakan bahan yang tahan lama daripada bahan habis dibuang. Sementara itu pengelolaan lainnya, kata dia, sampah dapat diolah dan dimanfaatkan kembali, selain itu juga bisa didaur ulang. "Sampah organik bisa dijadikan pupuk, sementara anorganik didaur ulang," katanya. Dia mengatakan, berbagai macam organik seperti halnya sisa sayuran, buah, makanan, sisa jasad, sisa tumbuhan dapat diolah menjadi kompos. Selain itu, lanjut dia, ini juga bisa dijadikan sesuatu yang menarik semisal sampah di pantai bisa dibuat menjadi hiasan, atau kulit bawang yang dapat juga dijadikan cindera mata. Bila ini dapat dilakukan dengan terencana dan berkelanjutan, maka akan menghasilkan keuntungan berupa uang. "Membutuhkan berbagai pendekatan untuk membuat masyarakat lebih peduli terhadap lingkungannya, terutama sampah," katanya. Dia menyebutkan, yang pertama adalah pendekatan teknologi yakni melakukan sosialisasi atau memberi pengetahuan tentang sampah. Kemudian pendekatan budaya, yakni dengan pengenalan arti pentingnya sampah dalam bentuk cerita, iklan , film, sehingga menarik minat masyarakat. "Selanjutnya, dalam bentuk aturan atau hukum juga suatu cara pendekatan lainnya seperti, pelanggaran dalam pengelolaan sampah bisa mendapat sanksi, sebaliknya jika patuh akan mendapat penghargaan," katanya. Program pemerintah mengenai sampah berlaku jangka panjang, tidak bisa dilihat dalam waktu pendek, katanya.Menurut Ardinis, pemerintah telah melakukan sesuatu yang tepat namun hasilnya belum efektif. Solusisolusi tersebut dapat diterapkan dengan harapan akan terasa pada masa datang. 2.9 Cara unik memanfaatkan sampah

Seiring dengan perkembangan zaman, dunia dihadapkan dengan kenyataan bahwa persediaan minyak bumi yang masih menjadi primadona sampai sekarang semakin menipis dan akan habis dalam jangka waktu yang relatif dekat. Hal ini diakibatkan oleh laju pergantian cadangan minyak bumi yang sangat rendah sedangkan kegiatan konsumsi semakin meningkat. Dapat dilihat di kehidupan sehari - hari, masyarakat mulai kesulitan untuk mencari persediaan minyak bumi. Harga minyak bumipun terus melonjak naik seiring dengan menipisnya persediaan. Di kala cadangan minyak bumi semakin menipis, masing - masing negara saling berlomba untuk menemukan energi alternatif yang dapat menggantikan minyak bumi. Seperti halnya Indonesia, saat ini Indonesia terfokus pada pengembangan energi baru

seperti coal bed methane (CBM), gasified coal, dan nuklir. Tanpa disadari Indonesia masih memiliki satu pilihan energi alternatif yang sangat potensial, yaituSAMPAH. Mungkin terkesan meragukan, sampah yang kita buang sehari - hari justru dapat digunakan untuk menggantikan minyak bumi yang sekarang dapat diibaratkan seperti air dan ikan dengan manusia. Sebenarnya, pada akhir September ini telah diresmikan sebuah terobosan energi alternatif terbaru yaitu Pembangkit Listrik Tenaga Sampah (PLTSa). Perlu diperhatikan, sampah yang dimaksud disini adalah sampah yang masih dapat didaur ulang. Sampah tersebut kemudian akan dibakar dan panas yang dihasilkan digunakan untuk memanaskan boiler, sedangkan uap panas yang dihasilkan digunakan untuk memutar turbin dan selanjutnya menggerakkan generator listrik. Kita juga tidak perlu mengkhawatirkan efek samping dari PLTSa ini. PLTSa sudah dilengkapi dengan sistem pengolahan emisi dan efluen, sehingga tidak mencemari lingkungan. Abu sisa pembakarannya pun dapat dijadikan bahan baku batako atau bahan bangunan lainnya, PLTSa ini pertama kali didirikan di TPA Babakan di Desa Babakan Kecamatan Ciparay Kabupaten Bandung. PLTSa ini berkapasitas sekitar 500 kW dan sampah yang diolah sekitar 30 - 50 ton perhari. Menarik bukan? Alangkah indah nya Indonesia tanpa sampah berserakan jika proyek PLTSa berhasil dilakukan di setiap penjuru provinsi Indonesia. Untuk itu, dibutuhkan uluran tangan dari masyarakat, masyarakat juga harus ikut membantu menyukseskan proyek PLTSa ini. Salah satu caranya adalah dengan membuang sampah sesuai dengan jenisnya. Sampah organik dibuang di bagian sampah organik dan sampah non organik dibuang dibagian sampah non organik. Jika di lingkungan kita tidak ada tempat sampah seperti itu, kita dapat membagi sendiri sampah tersebut dan membuangnya pada tempat yang berbeda. Dengan adanya PLTSa, diharapkan dapat menjadi energi alternatif pengganti minyak bumi serta menjadi terobosan baru untuk menanggulangi sampah. Sekali mendayung dua tiga pulau terlampau. Mari kita tunggu masa depan negara Indonesia yang bebas dari sampah!
2.10 Teknologi Pengolah Sampah Sampah itu sumber uang. Tetapi caranya bagaimana? Tentu saja, tidak sulit melakukannya. Pada posting ini akan menjelaskan bagai sebuah daerah sebut saja Cilandak mengelola sampahnya dan bisa menghasilkan uang. Warga Cilandak sudah membuktikan hal itu, meskipun dengan teknologi yang sederhana. Sebut saja seorang warganya bernama Mardian (50), warga RT 03/RW 08 Kecamatan Cilandak Timur, Jakarta Selatan misalnya, telah membuktikan betapa bermanfaatnya sampah yang umumnya dianggap sebagai barang tak berharga itu. Mardian bersama warga lainnya tidak membuang sampah produksi dari rumah mereka masingmasing. Kecuali sampah plastik dan besi, sampah yang biasanya dibakar, dibuang ke sungai atau ke tempat penampungan sampah, kini dikumpulkan. Sisa potongan sayur atau daun pohon pelindung yang jatuh berserakan di halaman rumah, tidak lagi dibuang. Mardian menuturkan, tiap hari warga setempat secara sukarela mengumpulkan sampah rumah tangga, lalu ditampung di sebuah tong pengolahan sampah. Tong sampah tersebut terbuat dari drum bekas yang dilubangi dan bisa dibuka atau ditutup sesuai keperluan.Tong sampah yang kapasitasnya satu meter kubik itu dipasang melintang di antara dua tiang paralel setinggi satu meter, serta dilengkapi alat pemutar. Setelah tong itu penuh sampah, kemudian disiram effective microorganism (EM) 4, sejenis bakteri pengurai.Bahan tersebut dengan mudah didapat di apotek atau toko obat. EM dicampur dengan sedikit air lalu dimasukkan ke

dalam tumpukan sampah di tong. Supaya campurannya bisa rata, tong sampah tersebut diputar seperlunya, lalu didiamkan. Tong sampah dalam keadaan tertutup didiamkan selama 12 hari sampai 14 hari agar bisa terurai menjadi sampah organik. Setelah itu, tong sampah dibuka dan sampah yang tadinya berupa daun-daunan atau kertas, sudah berubah menjadi pupuk organik yang digunakan untuk menyuburkan tanaman.Kalau mau langsung digunakan untuk tanaman di rumah, pupuk organik tersebut bisa langsung digunakan. Tetapi, jika jumlahnya cukup banyak dan bisa dijual, dapat dimasukkan ke dalam kantong plastik atau karung. Untuk sementara, kami baru menggunakan pupuk hasil pengolaha n sampah ini untuk tanaman di pot-pot bunga di rumah masing-masing. Rencananya, kalau produksinya sudah banyak, akan kami jual ke masyarakat sekitar, tutur Mardian.Dia mengakui, teknologi tepat guna pengolahan sampah tersebut adalah hasil pembinaan dari PT Elnusa Group bekerja samadengan mahasiswa Universitas Trisakti. Untuk tahap awal, ada empat tong ajaib pengolah sampah. Masing-masing satu buah tong ditempatkan di RT 02 dan RT 04, dua lainnya di RT 03. Kesadaran Lingkungan Vice President Corporate Secretary PT Elnusa Group, Haris Syahrudin, yang ikut menyaksikan cara kerja tong ajaib pengolah sampah tersebut belum lama ini menjelaskan, teknologi tepat guna pengolahan sampah itu adalah bagian dari program pengembangan kemandirian masyarakat (P2KM). Program ini merupakan implementasi dari community development (CD). Selain membina warga kurang mampu di sekitar PT Elnusa dari segi ekonomi dan sosial, kita juga melakukan pembinaan untuk kelestarian lingkungan. Penerapan tekonologi pengolahan sampah yang bekerja sama dengan Universitas Trisakti ini adalah upaya membina kesadaran lingkungan warga, tuturnya. P2KM dari PT Elnusa kata dia, memang tidak berdiri sendiri. Selain diharapkan bisa mandiri secara ekonomi melalui pemberian dana bergulir untuk kegiatan usaha, P2KM juga menyadarkan masyarakat akan pentingnya kelestarian lingkungan, bahkan diharapkan pula di antara peserta P2KM tumbuh rasa kesetiakawanan sosial. Ditambahkan, meskipun program pengolahan sampah itu menyangkut aspek lingkungan, tetapi diharapkan pula ada efek ekonominya.Misalnya, jika program pengolahan sampah itu berjalan lancar, warga bisa menghasilkan uang dari hasil penjualan pupuk organik dari sampah rumah tangga tersebut. Rencananya, pupuk organik hasil pengolahan sampah warga ini akan dibeli koperasi PT Elnusa dan selanjutnya dijual untuk keperluan pupuk di taman perusahaan. Bahkan, pupuk produksi warga itu dapat dijual kepada karyawan PT Elnusa untuk keperluan di rumah masing-masing.Teknologi pengolahan sampah ala warga Cilandak di sekitar PT Elnusa tersebut, memang sederhana, tetapi manfaatnya sangat besar. Dengan tong ajaib itu, warga bisa merawat lingkungannya dari kepungan sampah, sekaligus bisa menghasilkan uang. Walaupun sederhana, teknologi tepat guna tersebut patut dipertimbangkan warga lainnya, khususnya di daerah perkotaan atau kompleks perumahan, yang pusing mengurus sampah.Bahkan, pemerintah daerah atau kota bisa memikirkan pola penanganan sampah ala Cilandak tersebut. Siapa mau mencoba? 2.11 Metode Pengolahan sampah Pengelolaan sampah adalah pengumpulan , pengangkutan , pemrosesan, pendaur-ulangan , atau pembuangan dari material sampah. Kalimat ini biasanya mengacu pada material sampah yg dihasilkan dari kegiatan manusia, dan biasanya dikelola untuk mengurangi dampaknya terhadap kesehatan, lingkungan atau keindahan. Pengelolaan sampah juga dilakukan untuk memulihkan sumber daya alam . Pengelolaan sampah bisa melibatkan zat padat , cair , gas , atau radioaktif dengan metoda dan keahlian khusus untuk masing masing jenis zat. Praktek pengelolaan sampah berbeda beda antara Negara maju dan negara berkembang , berbeda juga antara daerah perkotaan dengan daerah pedesaan , berbeda juga antara daerah perumahan dengan daerah industri. Pengelolaan sampah yg tidak berbahaya dari pemukiman dan institusi di area metropolitan biasanya menjadi tanggung jawab pemerintah daerah, sedangkan untuk sampah dari area komersial dan industri biasanya ditangani oleh perusahaan pengolah sampah. Metode pengelolaan sampah berbeda beda tergantung banyak hal , diantaranya tipe zat sampah , tanah yg digunakan untuk mengolah dan ketersediaan area.

Metoda Pembuangan Penimbunan darat.

Pembuangan sampah pada penimbunan darat termasuk menguburnya untuk membuang sampah, metode ini adalah metode paling populer di dunia. Penimbunan ini biasanya dilakukan di tanah yg tidak terpakai , lubang bekas pertambangan , atau lubang lubang dalam. Sebuah lahan penimbunan darat yg dirancang dan dikelola dengan baik akan menjadi tempat penimbunan sampah yang hiegenis dan murah. Sedangkan penimbunan darat yg tidak dirancang dan tidak dikelola dengan baik akan menyebabkan berbagai masalah lingkungan , diantaranya angin berbau sampah , menarik berkumpulnya hama, dan adanya genangan air sampah. Efek samping lain dari sampah adalah gas methan dan karbon dioksida yang juga sangat berbahaya. (di bandung kandungan gas methan ini meledak dan melongsorkan gunung sampah) Karakteristik desain dari penimbunan darat yang modern diantaranya adalah metode pengumpulan air sampah menggunakan bahan tanah liat atau pelapis plastik. Sampah biasanya dipadatkan untuk menambah kepadatan dan kestabilannya , dan ditutup untuk tidak menarik hama (biasanya tikus). Banyak penimbunan samapah mempunyai sistem pengekstrasi gas yang dipasang untuk mengambil gas yang terjadi. Gas yang terkumpul akan dialirkan keluar dari tempat penimbunan dan dibakar di menara pemabakar atau dibakar di mesin berbahan bakar gas untuk membangkitkan listrik. Metode Daur-ulang Proses pengambilan barang yang masih memiliki nilai dari sampah untuk digunakan kembali disebut sebagai daur ulang.Ada beberapa cara daur ulang , pertama adalah mengambil bahan sampahnya untuk diproses lagi atau mengambil kalori dari bahan yang bisa dibakar utnuk membangkitkan listik. Metode metode baru dari daur ulang terus ditemukan dan akan dijelaskan dibawah. Pengolahan kembali secara fisik Baja di Buang, dan kelengkapan Dilaporkan dipilih pada kemudahan Central European Waste Management (Eropah). Metode ini adalah aktivitas paling populer dari daur ulang , yaitu mengumpulkan dan menggunakan kembali sampah yang dibuang , contohnya botol bekas pakai yang dikumpulkan kembali untuk digunakan kembali. Pengumpulan bisa dilakukan dari sampah yang sudah dipisahkan dari awal (kotak sampah/kendaraan sampah khusus), atau dari sampah yang sudah tercampur. Sampah yang biasa dikumpulkan adalah kaleng minum aluminium , kaleng baja makanan/minuman, Botol HDPE dan PET , botol kaca, kertas karton, koran, majalah, dan kardus. Jenis plastik lain seperti (PVC, LDPE, PP, danPS) juga bisa di daur ulang.Daur ulang dari produk yang komplek seperti komputer atau mobil lebih susah, karena harus bagian bagiannya harus diurai dan dikelompokan menurut jenis bahannya. Pengolahan biologis Pengkomposan. Material sampah organik , seperti zat tanaman , sisa makanan atau kertas , bisa diolah dengan menggunakan proses biologis untuk kompos, atau dikenal dengan istilah pengkomposan.Hasilnya adalah kompos yang bisa digunakan sebagi pupuk dan gas methana yang bisa digunakan untuk membangkitkan listrik. Contoh dari pengelolaan sampah menggunakan teknik pengkomposan adalah Green Bin Program (program tong hijau) di Toronto, Kanada, dimana sampah organik rumah tangga , seperti sampah dapur dan potongan tanaman dikumpulkan di kantong khusus untuk di komposkan. Pemulihan energi Komponen pencernaan Anaerobik di pabrik Lbeck mechanical biological treatment di Jerman, 2007

Kandungan energi yang terkandung dalam sampah bisa diambil langsung dengan cara menjadikannya bahan bakar, atau secara tidak langsung dengan cara mengolahnya menajdi bahan bakar tipe lain. Daur-ulang melalui cara "perlakuan panas" bervariasi mulai dari menggunakannya sebakai bahan bakar memasak atau memanaskan sampai menggunakannya untuk memanaskan boiler untuk menghasilkan uap dan listrik dari turbin-generator. Pirolisa dan gasifikasi adalah dua bentuk perlakukan panas yang berhubungan , dimana sampah dipanaskan pada suhu tinggi dengan keadaan miskin oksigen. Proses ini biasanya dilakukan di wadah tertutup pada Tekanan tinggi. Pirolisa dari sampah padat mengubah sampah menjadi produk berzat padat , gas, dan cair. Produk cair dan gas bisa dibakar untuk menghasilkan energi atau dimurnikan menjadi produk lain. Padatan sisa selanjutnya bisa dimurnikan menjadi produk seperti karbon aktif. Gasifikasi dan Gasifikasi busur plasma yang canggih digunakan untuk mengkonversi material organik langsung menjadi Gas sintetis(campuran antara karbon monoksida dan hidrogen). Gas ini kemudian dibakar untuk menghasilkan listrik dan uap. Metode penghindaran dan pengurangan
Sebuah metode yang penting dari pengelolaan sampah adalah pencegahan zat sampah terbentuk , atau dikenal juga dengan "pengurangan sampah". Metode pencegahan termasuk penggunaan kembali barang bekas pakai , memperbaiki barang yang rusak , mendesain produk supaya bisa diisi ulang atau bisa digunakan kembali (seperti tas belanja katun menggantikan tas plastik ), mengajak konsumen untuk menghindari penggunaan barang sekali pakai (contohnya kertas tissue) ,dan mendesain produk yang menggunakan bahan yang lebih sedikit untuk fungsi yang sama (contoh, pengurangan bobot kaleng minuman).

Konsep pengelolaan sampah


Terdapat beberapa konsep tentang pengelolaan sampah yang berbeda dalam penggunaannya, antara negaranegara atau daerah. Beberapa yang paling umum, banyak-konsep yang digunakan adalah:

Hirarki Sampah - hirarki limbah merujuk kepada " 3 M " mengurangi sampah, menggunakan kembali sampah dan daur ulang, yang mengklasifikasikan strategi pengelolaan sampah sesuai dengan keinginan dari segi minimalisasi sampah. Hirarki limbah yang tetap menjadi dasar dari sebagian besar strategi minimalisasi sampah. Tujuan limbah hirarki adalah untuk mengambil keuntungan maksimum dari produk-produk praktis dan untuk menghasilkan jumlah minimum limbah. Perpanjangan tanggungjawab penghasil sampah / Extended Producer Responsibility (EPR).(EPR) adalah suatu strategi yang dirancang untuk mempromosikan integrasi semua biaya yang berkaitan dengan produk-produk mereka di seluruh siklus hidup (termasuk akhirof-pembuangan biaya hidup) ke dalam pasar harga produk. Tanggung jawab produser diperpanjang dimaksudkan untuk menentukan akuntabilitas atas seluruh Lifecycle produk dan kemasan diperkenalkan ke pasar. Ini berarti perusahaan yang manufaktur, impor dan / atau menjual produk diminta untuk bertanggung jawab atas produk mereka berguna setelah kehidupan serta selama manufaktur. prinsip pengotor membayar - prinsip pengotor membayar adalah prinsip di mana pihak pencemar membayar dampak akibatnya ke lingkungan. Sehubungan dengan pengelolaan limbah, ini umumnya merujuk kepada penghasil sampah untuk membayar sesuai dari pembuangan Pendidikan dan Kesadaran
Pendidikan dan kesadaran di bidang pengelolaan limbah dan sampah yang semakin penting dari perspektif global dari manajemen sumber daya. Pernyataan yang Talloires merupakan deklarasi untuk kesinambungan khawatir dengan skala dan belum pernah terjadi sebelumnya kecepatan dan degradasi lingkungan, dan penipisan sumber daya alam. Lokal, regional, dan global polusi udara; akumulasi dan distribusi limbah beracun, penipisan

dan kerusakan hutan, tanah, dan air; dari penipisan lapisan ozon dan emisi dari "rumah hijau" gas mengancam kelangsungan hidup manusia dan ribuan lainnya hidup spesies, integritas bumi dan keanekaragaman hayati, keamanan negara, dan warisan dari generasi masa depan. Beberapa perguruan tinggi telah menerapkan Talloires oleh Deklarasi pembentukan pengelolaan lingkungan hidup dan program pengelolaan sampah, misalnya pengelolaan sampah di universitas proyek. Universitas pendidikan kejuruan dan dipromosikan oleh berbagai organisasi, misalnya WAMITAB Chartered dan Lembaga Manajemen dari limbah.

Manfaat pengelolaan sampah Penghematan sumber daya alam 2. Penghematan energi 3. Penghematan lahan TPA 4. Lingkungan asri (bersih, sehat, nyaman) 5. Mengurangi pencemaran Bencana sampah yang tidak dikelola dengan baik
1. 1. 2. 3. 4.

Longsor tumpukan sampah Sumber penyakit Pencemaran lingkungan Menyebabkan banjir BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan Sampah merupakan material sisa yang tidak diinginkan setelah berakhirnya suatu proses. Sampah merupakan konsep buatan manusia, dalam proses-proses alam tidak ada sampah, yang ada hanya produk-produk yang tak bergerak. Sampah dapat berada pada setiap fase materi: padat, cair, atau gas. Ketika dilepaskan dalam dua fase yang disebutkan terakhir, terutama gas, sampah dapat dikatakan sebagai emisi. Emisi biasa dikaitkan dengan polusi. 3.2 Saran Cara pengendalian sampah yang paling sederhana adalah dengan menumbuhkan kesadaran dari dalam diri untuk tidak merusak lingkungan dengan sampah. Selain itu diperlukan juga kontrol sosial budaya masyarakat untuk lebih menghargai lingkungan, walaupun kadang harus dihadapkan pada mitos tertentu. Peraturan yang tegas dari pemerintah juga sangat diharapkan karena jika tidak maka para perusak lingkungan akan terus merusak sumber daya.
http://nature-ridhotask.blogspot.com/2012/01/makalah-pengolahan-sampah-dengan.html

Anda mungkin juga menyukai