1. Analisis desain struktur memerlukan gambaran yang jelas tentang perilaku dan beban
yang bekerja pada struktur. Beban tersebut terdiri atas beban statis dan dinamis.
Bedakanlah kedua jenis beban tersebut serta impaknya terhadap struktur.
1. Beban statis
Beban statis adalah beban yang memiliki perubahan intensitas beban terhadap waktu
berjalan lambat atau konstan. Jenis-jenis beban statis menurut Peraturan Pembebanan
Indonesia untuk Rumah dan Gedung 1983 adalah sebagai berikut:
2600 kg/m3
Beton Bertulang
2400 kg/m3
250 kg/m2
Langit-langit + penggantung
18 kg/m2
Besar Beban
24 kg/m
21 kg/m2
Kolam renang
1000 kg/m2
Besar Beban
Lantai Apartemen
250 kg/m2
300 kg/m2
Plat Atap
100 kg/m2
400 kg/m2
Beban Pekerja
100 kg
2. Beban Dinamik
Beban dinamik adalah beban dengan variasi perubahan intensitas beban terhadap
waktu yang cepat. Beban dinamis ini terdiri dari beban gempa dan beban angin.
a) Beban Gempa
Gempa bumi adalah fenomena getaran yang dikaitkan dengan kejutan pada kerak
bumi. Beban kejut ini dapat disebabkan oleh banyak hal, tetapi salah satu faktor
utamanya
adalah
benturan/pergesekan kerak
bumi
yang mempengaruhi
permukaan bumi. Lokasi gesekan ini disebut fault zone. Kejutan tersebut akan
menjalar dalam bentuk gelombang. Gelombang ini menyebabkan permukaan
bumi dan bangunan di atasnya bergetar. Pada saa bangunan bergetar timbul gayagaya pada struktur bangunan karena adanya kecenderungan dari massa bangunan
untuk mempertahankan dirinya dari gerakan. Gaya yang timbul disebut gaya
inersia, besar gaya tersebut bergantung pada banyak faktor yaitu:
1. Massa bangunan
2. Pendistribusian massa bangunan
3. Kekakuan struktur
4. Jenis tanah
5. Mekanisme redaman dari struktur
Untuk gedung apartemen, nilai faktor keutamaan struktur yang dimiliki sebesar 1.
b) Beban Angin
Berdasarkan Peraturan Muatan Indonesia 1971,muatan angin diperhitungkan
dengan menganggap adanya tekanan positif dan tekanan negatif (isapan), yang
bekerja tegak lurus pada bidang-bidang yang ditinjau. Besarnya tekanan positif
dan tekanan negatif ini dinyatakan dalam kg/m2, ditentukan dengan mengalikan
tekanan tiup (velocity pressure) yang ditentukan dalam pasal 4.2 dengan
koefisienkoefisien angin yang ditentukan dalam pasal 4.3.
Sumber : eprints.undip.ac.id/34659/6/1743_CHAPTER_III.pdf
http://rachmat-arsitektur.blogspot.com/2011/02/elemen-elemen-sistem-
struktur-bangunan.html
c. Bedakanlah penentuan ukuran berdasarkan analisa lenturan untuk balok simetris dan
tidak simetris
3. Bedakanlah sebab dan akibat tegangan yang bekerja pada balok berikut ini :
a. Tengangan lentur
keadaan gaya kompleks yang berkaitan dengan melenturnya elemen (biasanya balok)
sebagai akibat adanya beban transversal. Aksi lentur menyebabkan serat-serat pada
sisi elemen memanjang, mengalami tarik dan pada sisi lainnya akan mengalami
tekan, keduanya terjadi pada penampang yang sama.
Sumber : http://tonikoestiantogulo.blogspot.com/p/istilah-istiliah-dalam-t.html
b. Tengangan geser
keadaan gaya yang berkaitan dengan aksi gaya-gaya berlawanan arah yang
menyebabkan satu bagian struktur tergelincir terhadap bagian di dekatnya. Tegangan
geser umumnya terjadi pada balok.
Sumber : http://tonikoestiantogulo.blogspot.com/p/istilah-istiliah-dalam-t.html
d. Tengangan tumpu
Tegangan tumpu (bearing stress) adalah tegangan yang timbul pada bidang kontak
antara dua elemen struktur, apabila gaya-gaya disalurkan dari satu elemen ke elemen
yang lain. Tegangan-tegangan yang terjadi mempunyai arah tegak lurus permukaan
elemen.
Sumber : http://tonikoestiantogulo.blogspot.com/p/istilah-istiliah-dalam-t.html
4. Elemen vertical yang menahan tekan pada struktur bangunan gedung adalah kolom dan
dinding pemikul beban (load bearing wall). Kolom dapat dibedakan atas kolom pendek
dan kolom panjang. Bedakanlah keduanya
Kolom dapat dibagi menjadi dua kategori yaitu:
1.
Kolom pendek / short column yang kemampuannya dipengaruhi oleh kekuatan material dan
bentuk geometri dari potongan melintang dan tidak dipengaruhi oleh panjang kolom karena
defleksi lateral (lendutan ke samping) yang terjadi sangat kecil (tidak signifikan).
2.
Kolom langsing / slender column yaitu kolom yang kekuatannya akan terkurangi dengan
adanya defleksi lateral. Kolom langsing dapat menjadi kolom pendek bila dipasangi lateral
bracing ataupun dipasangi diafragma.
Sumber : http://hms-poliban.blogspot.com/2013/03/struktur-kolom.html
5. Struktur rangka kaku (rigid frame) berbeda dengan struktur post-and beam. Bedakanlah
kedua jenis struktur tersebut
Apabila mengalami beban vertical, balok pada struktur post-and-beam akan memikul
beban tersebut, kemudian menyalurkan kekolom untuk selanjutnya diteruskan ketanah.
Sebagai respon terhadap beban vertical, perbedaan lain antara struktur rangka kaku
dengan strukrur post-and-beam adalah adanya reaksi horizontal pada struktur rangka
kaku. Sementara pada struktur post-and-beam tidak ada
yang
saling
berhubungan
dalam
menerima
dan
meneruskan
beban.
Beban atap didistribusikan ke ring balok, beban dari ring balok didistribusikan ke kolom,
kemudian beban dari dinding dan plat lantai di teruskan ke balok, dan baban kolom
didistribusikan pada kolom di bawah nya, kemudian beban dari balok didistribusikan ke
kolom, setelah itu beban dari kolom didistribusikan ke pondasi, beban dari pondasi di
distribusikan ke tanah,