Anda di halaman 1dari 11

TES, PENGUKURAN DAN PENILAIAN A.

TES Tes adalah suatu cara untuk mengadakan penilaian yang berbentuk suatu tugas atau serangkaian tugas yang harus dikerjakan oleh pebelajar, sehingga menghasilkan suatu nilai tentang tingkah laku atau prestasi pebelajar tersebut, yang dapat dibandingkan dengan nilai yang dicapai oleh pebelajar lain atau dengan nilai standar yang ditetapkan

Beberapa Pengertian Tes

TES adalah pengukuran terencana yang dipakai guru untuk mencoba menciptakan kesempatan bagi para siswanya untuk memperlihatkan prestasi mereka dalam kaitannya dengan tujuan yang telah ditentukan (James S Cangelosi, 1995 : 21)

Tes adalah suatu cara untuk mengadakan penilaian yang berbentuk suatu tugas atau serangkaian tugas yang harus dikerjakan oleh anak atau sekelompok anak sehingga menghasilkan suatu nilai tentang tingkah laku atau prestasi anak tersebut, yang dapat dibandingkan dengan nilai yang dicapai oleh anak-nak lain atau standar yang ditetapkan (Wayan Nurkencana:25)
Apabila rumusan ini diterima, maka akan diterima unsur unsur sebagai berikut: a. Tes itu berbentuk suatu tugas b. Tes itu diberikan kepada pebelajar untuk dikerjakan c. Respon pebelajar perlu dinilai Berdasarkan jumlah peserta tes hasil belajar dapat dibedakan atas dua jenis, yaitu: 1. Tes individual Tes individual adalah tes yang pada saat diberikannya, kita hanya menghadapi satu pebelajar. 2. Tes kelompok

Tes kelompok adalah tes yang sekelompok pebelajar.

jika pada saat diberikannya, kita menghadapi

Ditinjau dari segi penyusunannya, tes hasil belajar dapat dibedakan atas dua jenis, yaitu: a. Tes buatan guru Tes buatan guru adalah tes yang disusun sendiri oleh guru yang akan menggunakan tes tersebut. Tes ini biasa diberikan untuk ulangan harian ( formatif ), umum ( sumatif ), atau tes akhir ( US ). Tes buatan guru ini dimaksudkan untuk mengukur hingga dimana penguasaan pebelajar terhadap materi pelajaran yang telah diajarkan. Dalam membuat soal, guru perlu memberikan secara logis dan rasional hal hal atau pokok pokok apa saja yang patut ditanyatakan sebagai bahan pengetahuan penting yang sebaik baiknya dipahami oleh pebelajar. Kualitas tes atau tingkat validitas tesnya masih belum menjamin keobjektifannya karena hanya diberikan kepada sekelompok pebelajar, kelas atau sekolah tertentu saja. Jadi masih bersifat sektoral karena belum dicobakan kepada kelompok besar sehingga pengukurannya belum meyakinkan. Begitu juga tingkat kesukaran tesnya tidak didasarkan atas sifat sifat spesifik para pebelajar. Mereka dianggap memiliki taraf berpikir kurang wajar, sebaiknya harus dibuat secara cermat berdasarkan tingkat kecerdasan individual yang heterogen walaupun penjelasannya bersifat umum. Tes buatan guru bersifat temporer, artinya hanya berlaku pada saat tertentu dan situasi tertentu pula, yang pada kesempatan lain mungkin berubah, baik bentuk soalnya maupun kapasitas pebelajar. Adapula tes buatan guru yang bersifat hafalan semata mata, dan ada pula yang bersifat pemikiran. Seorang guru profesional dan ideal akan menyusun soal yang berimbang dari kedua sifat tersebut di atas. Akibat lain, dari pihak pebelajar akan tampak siapa yang mempunyai

kemampuan mantap dalam mengingat atau menghafal sesuatu, dan siapa yang mempunyai daya pikir luas dan assosiatif. Situasi yang terakhir inilah yang sebaiknya diciptakan guru.

b. Tes standar

Tes standar adalah tes yang sudah sahih ( valid ) dan andal ( reliable ) berdasarkan percobaan percobaan terhadap sampel dan cukup luas dan representatif. Tes standar merupakan tes yang sudah dikaji berulang ulang kepada kelompok besar testi. Selain sudah diteliti dan diukur, soal soal mana yang relevan dan mempunyai daya pembeda yang tinggi, juga telah diklasifikasikan jenis jenis untuk tingkatan umur maupun kelasnya. Tes ini telah dianalisis secara statistik oleh para ahli, dan kemudian dapat dinyatakan sahih atau valid untuk digunakan secara umum. Pengelolaan secara statistik adalah dimaksudkan untuk mencari validitas daya pembeda yang tinggi dari butir soal yang lainnya, sehingga soal itu memang tepat diberikan dan dapat dijadikan alat pengukur kecerdasan setiap orang secara umum. Tes standar bertujuan untuk mengukur pebelajar dalam tiga aspek, yaitu: 1. Kedudukan belajar

Tes ini dimaksudkan untuk mengukur kedudukan belajar pebelajar dibandingkan dengan teman teman sekelasnya, setingkat dan sesekolah atau setingkat dari beberapa sekolah. Tes ini dilakukan pada tingkat tertentu dan waktu tertentu.

2. Kemajuan belajar Tes ini dimaksudkan untuk mengukur kemajuan yang dicapai dalam mata pelajaran tertentu. Jika telah selesai membahas sesuatu atau beberapa pokok bahasan dari suatu mata pelajaran tertentu, guru biasanya memberikan ulangan harian atau ulangan

umum pada setiap semester. Adakalanya tes itu diberikan beberapa kali sehingga dapat dilihat kemajuan atau kemunduran belajar pebelajar melalui penilaian tertentu. 3. Diagnostik Tes ini dimaksudkan untuk mengukur kelemahan dan kelebihan pebelajar dalam menguasai bahan pelajaran tertentu secara luas. Isinya materi materi yang disusun dari yang termudah sampai yang tersukar dan mencakup bidang yang luas. Tes diagnostik biasanya dilakukan serempak pada beberapa sekolah dalam waktu yang sama, bahan tes yang sama. Hasil tes ini akan menunjukkan kelemahan atau kelebihan dari suatu sekolah. Perbedaan tes buatan guru dan tes standar dapat ditunjukkan pada tabel berikut: Tes buatan guru 1. Berdasarkan isi dan tujuan tujuan khusus untuk kelas atau sekolah 2. Menyangkut kecakapan khusus 3. Dikembangkan oleh seorang guru tanpa bantuan dari luar 4. Menggunakan item item yang jarang diujicobakan topik atau Tes standar 1. Berdasarkan lembaga umumnya 2. Menyangkut bagian bagian dari pengetahuan atau kecakapan 3. Dikembangkan dengan bantuan penulis profesional 4. Menggunakan item item yang telah diujicobakan, dianalisis dan direvisi 5. Memiliki keandalan yang rendah 5. Memiliki kesahihan (validitas) dan keandalan yang tinggi 6. Terbatas pada kelas atau sekolah sebagai suatu kelompok 6. Memiliki ukuran ukuran untuk bermacam macam kelompok isi dan tujuan pada

pendidikan

pemakainya

yang

secara

luas

mewakili

seluruh daerah

Bentuk Tes Dalam pembelajaran dikenal bahwa bentuk tes dan ujian diantaranya adalah: a. Bentuk tes tertulis Tes tertulis diberikan kepada seorang atao sekelompok testi pada waktu, tempat, dan soal tertentu. Tes ini ada yang bersifat informal dan ada yang formal. Tes informal dimaksudkan untuk dilakukan dengan tujuan tertentu, lingkungan terbatas yang diselenggarakan langsung oleh pihak pelaksana dalam situasi setengah resmi tanpa melalui institusional resmi. Sedangkan tes yang bersifat formal meliputi jumlah testi yang cukup besar, yang diselenggarakan oleh suatu panitia resmi yang diangkat oleh negara. Tes formal mempunyai tujuan yang lebih luas dan didasarkan atas standar tertentu yang berlaku umum mengenai hasil yang hendak dicapai. Yang dimaksud dengan standar tertentu adalah jawaban yang diberikan secara tertulis oleh testi dan soalnya pun tercetak pada lembaran kertas sebanyak yang dibutuhkan. Adakalanya testi menjawab pada lembaran kertas lain yang telah tersedia atau pada kertas yang disengaja telah dipersiapkan sendiri oleh testi. Pada ulangan harian atau bulanan, adakalanya soal yang ditulis guru di papan tulis, dan pebelajar menjawab dalam kertas pekerjaan masing masing. Bentuk soal atau pertanyaan ujian tertulis yang kita kenal adalah: 1. Objektif, yang terdiri atas: (a) benar salah, (b) pilihan ganda, (c) menjodohkan, dan (d) melengkapi. 2. Essay : terbatas dan tidak terbatas. 3. Kombinasi kedua bentuk tersebut.

Suatu ketika guru harus tahu, bila saatnya dia harus menggunakan bentuk objektif dan bila bentuk essay. Kedua bentuk ini harus pernah diberikan supaya pebelajar tidak merasa bosan dan asing. b. Bentuk tes lisan ( oral test ) Bentuk ini adalah bentuk tes yang menuntut respon dari anak dalam bentuk bahasa lisan. Jadi anak akan mengucapkan jawabannya sesuai dengan pertanyaan ataupun perintah yang diberikan. Tes lisan dapat berbentuk seperti: 1. Seorang penguji menilai seorang pebelajar, 2. Seorang penguji menilai sekelompok pebelajar, 3. Kelompok penguji menilai seorang pebelajar, dan 4. Kelompok penguji menilai sekelompok pebelajar.

c. Bentuk tes perbuatan ( perfomance test )

Bentuk ini adalah bentuk tes yang menuntut jawaban anak dalam perilaku atau perbuatan. Jadi anak itu berbuat sesuai dengan perintah atau pertanyaan yang diberikan. Tes perbuatan dapat berbentuk: 1. Kelompok, dan 2. Perorangan.

B. PENGUKURAN Pengukuran adalah suatu usaha untuk mengetahui keadaan sesuatu seperti apa adanya. Dalam pelaksanaan pembelajaran, pengukuran hasil belajar bertujuan untuk mengetahui seberapa jauh perubahan tingkah laku pebelajar setelah selesai mengikuti suatu kegiatan belajar. Kegiatan pengukuran umumnya guru menggunakan tes sebagai alat ukur. Hasil pengukuran itu berbentuk angka yang dapat memberikan gambaran tentang tingkat

penguasaan pebelajar terhadap materi pelajaran. Angka atau skor sebagai hasil pengukuran mempunyai makna jika dibandingkan dengan patokan sebagai batas yang menyatakan bahwa pebelajar telah menguasai secara tuntas materi pelajaran tersebut.

Beberapa pengertian pengukuran Pengukuran adalah proses pengumpulan data secara empiris yang digunakan untuk mengumpulkan informasi yang relevan dengan tujuan yang telah

ditentukan(James S Cangelosi, 1995 : 21)

Pengukuran adalah kegiatan yang dilakukan untuk mengukur sesuatu, dimana mengukur pada hakekatnya adalah membandingkan sesuatu dengan atau atas dasar ukuran tertentu. (Anas Sudijono.2001:4)

Proses pengukuran berkaitan dengan mengkonstuksi, mengadministrasikan dan penskoran tes (Oemar Hamalik.1989:1)

Pengukuran terarah kepada tindakan atau proses untuk menentukan kuantitas sesuatu, karena itu biasanya diperlukan alat bantu. C. PENILAIAN

Setiap kegiatan yang berlangsung, pada akhirnya kita ingin mengetahui hasilnya, demikian pula dalam pembelajaran. Untuk mengetahui hasil kegiatan pembelajaran harus dilakukan pengukuran dan penilaian. Dalam kaitan dengan keberhasilan pembelajaran, beberapa konsep dasar penilaian perlu dipahami, yaitu pengukuran dan penilaian. Penilaian adalah usaha yang bertujuan untuk mengetahui keberhasilan belajar dalam penguasaan kompetensi. Selain itu, penilaian bertujuan pula untuk mengetahui berhasil tidaknya pelaksanaan pembelajaran. Penilaian menentukan kualitas atau nilai sesuatu. Pelaksanaan penilaian terlebih dahulu harus didasarkan pada pengukuran. Sebaliknya

pengukuran tidak akan berarti tanpa penilaian. Misalnya Ani memperoleh skor mentah 70 ( pengukuran ), kemudian berdasarkan kriteria tertentu Ani mendapat nilai B ( penilaian ).

Beberapa pengertian penilaian Penilaian adalah suatu keputusan tentang nilai dengan dipengaruhi oleh hasil pengukuran (James S Cangelosi, 1995 : 21)

Penilaian berarti menilai sesuatu sedangkan menilai itu mengandung arti mengambil keputusan terhadap sesuatu dengan mendasarkan diri atau berpegang pada ukuran baik atau buruk, sehat atau sakit, pandai atau bodoh dll. (Anas Sudijono.2001:4)

Dalam proses penilaian pada hakekatnya mencakup proses belajar seorang individu dan menyangkut seluruh aspek kepribadian meliputi pengalaman, sikap, minat, kematangan dan pertumbuhan kemampuannya, pendek kata seluruh kondisi kehidupan psikis maupun fisik di dalam situasi dan pada waktu tertentu. (Conny Semiawan.1982.21)

Tujuan Penilaian Tujuan penilaian ditentukan oleh jenis tugas yang kita hadapi. Tujuan penilaian bagi konselor pendidikan akan berbeda dengan tujuan penilaian bagi panitia seleksi, dan akan berbeda pula dengan tujuan penilaian bagi guru yang mengajarkan mata pelajaran tertentu. Seorang konselor pendidikan bertujuan untuk memperoleh keterangan yang selengkap lengkapnya tentang karakteristik pebelajar agar dapat memberikanbimbingan yang sebaik baiknya. Panitia seleksi bertujuan untuk mengetahui kemampuan, keterampilan, dan sikap yang ada pada calon calon untuk dapat memilih calon yang tepat untuk jenis pendidikan atau jenis jabatan tertentu. Seorang guru mata pelajaran tertentu bertujuan untuk

mengetahui, apakah bahan bahan pelajaran yang disampaikannya kepada pebelajar sudah dikuasainya atau belum. Pada dasarnya penilaian dalam kegiatan pembelajaran bertujuan untuk: 1. Pengambilan keputusan tentang hasil belajar 2. Pemahaman tentang pebelajar 3. Perbaikan dalam pengembangan program pembelajaran. Cara Menafsirkan Hasil Penilaian Untuk menafsirkan hasil penilaian, dapat ditempuh dua pendekatan yaitu: a. Penilaian Acuan Patokan ( PAP ) Pendekatan ini lebih menitikberatkan pada apa yang telah dilakukan oleh pebelajar atau dengan kata lain, kemampuan kemampuan apa yang telah dicapainya sesudah menyelesaikan satu bagian kecil dari suatu keseluruhan program. Kriteria ( patokan ) yang dimaksud adalah suatu tingkat pengalaman belajar yang diharapkan tercapai sesudah selesai proses belajar atau sejumlah tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan lebih dahulu sebelum proses belajar berlangsung. Tujuan PAP adalah untuk mengukur secara eksak tujuan tujuan yang telah ditetapkan sebagai kriteria keberhasilan. Untuk menentukan batas lulus dengan pendekatan PAP, maka setiap skor pebelajar dibandingkan dengan skor ideal maksimum yang mungkin dicapai oleh pebelajar. Misalnya dalam suatu tes, ditetapkan skor idealnya adalah 100, maka pebelajar yang memperoleh skor 85 sama dengan nilai 8,5 dalam skala T 10, demikian seterusnya. Cara lain adalah dengan menggunakan rata rata dan simpangan baku ideal. Rumus yang digunakan ialah:

PG = X id + 0,25 S did

Keterangan:

PG X id

= Passing Grade ( batas lulus ) = Rata rata ideal yang diperoleh dari x skor ideal

S did = Standar deviasi ideal, yang diperoleh dari 1/3 x rata rata ideal

Contoh: Ditetapkan skor ideal suatu tes prestasi belajar sebesar 120 X id = x 120 = 60 dan S did = 1/3 x 60 = 20 Jadi batas lulusnya = 60 = 0,25 x 20 = 65

b. Penilaian Acuan Norma (PAN ) Dalam pendekatan acuan norma, makna angka (skor) seorang pebelajar ditemukan dengan cara membandingkan hasil belajarnya dengan hasil belajar pebelajar lainnya dalam satu kelas. Pebelajar dikelompokkan berdasarkan jenjang hasil belajar, sehingga dapat diketahui kedudukan relatif seorang pebelajar dibandingkan dengan teman sekelasnya. Tujuan pendekatan PAN ialah untuk membedakan pebelajar atas kelompok kelompok tingkat kemampuan, dari yang terendah sampai yang tinggi. Secara ideal penyebaran tingkat kemampuan pebelajar dalam satu kelompok menggambarkan suatu kurva normal. Soal tes dalam pendekatan PAN dikembangkan dari bagian bahan yang dianggap oleh guru penting sebagai sampel dari bahan yang telah disampaikan. Guru berwenang untuk menentukan bagaimana yang dianggap lebih penting, dan ia harus dapat membatasi jumlah soal yang diperlukan mengingat bahwa tidak semua materi yang telah dipelajari pebelajar dapat dimunculkan soal soalnya secara lengkap.

Penilaian Acuan Norma biasanya digunakan pada saat suatu pembelajaran telah selesai, untuk menentukan tingkat hasil belajar pebelajar. Penetapan batas lulus dapat ditempuh dengan rumus sebagai berikut: PG X akt + 0,25 X SD akt Keterangan: PG X akt = Passing Grade ( batas lulus ) = Rata rata kelompok aktual

SD akt = Simpangan baku kelompok aktual

Anda mungkin juga menyukai