Anda di halaman 1dari 15

Trikomoniasis

Virginia Majestica Septrianne, S.Ked Bagian /Departemen Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya/ RS Moh.Hoesin Palembang 2013

PENDAHULUAN Trikomoniasis merupakan penyakit infeksi protozoa yang disebabkan oleh Trichomonas vaginalis (TV), biasanya ditularkan melalui hubungan seksual dan sering menyerang traktus urogenitalis bagian bawah pada wanita maupun pria. Tempat infeksi yang paling sering pada wanita adalah vagina, sedangkan pria adalah uretra.1 Trichomonas vaginalis menyebabkan sekitar 113 juta infeksi baru di Afrika dan Asia Tenggara, dan hampir 19 juta di Eropa Barat dan Amerika Utara pada 1999. Meskipun pengawasan data yang akurat tidak tersedia, diperkirakan terdapat 5 juta kasus baru trikomoniasis per tahun di Amerika Serikat di 1990-an, melebihi angka yang sama untuk gabungan gonore dan infeksi klamidia.2 Infeksi TV dapat menjadi penanda risiko tinggi perilaku seksual, dan tingkat prevalensi tinggi pada banyak populasi yang menunjukkan perlunya konseling dan perubahan perilaku untuk mengurangi risiko pasien dari tertularnya penyakit menular seksual lainnya, termasuk human immunodeficiency virus (HIV). Sama seperti IMS lainnya, inflamasi genital terkait trikomoniasis dapat meningkatkan penularan HIV. Studi epidemiologis menunjukkan bahwa trikomoniasis berhubungan dengan peningkatan penularan HIV. Karena prevalensi trikomoniasis begitu tinggi, sebagian besar infeksi HIV dihubungkan dengan infeksi TV pada populasi di mana kedua infeksi banyak terjadi.3 Infeksi TV pada wanita, terutama menyerang dinding vagina, dapat bersifat akut maupun kronik. Pada kasus akut terlihat sekret vagina keruh kental berwarna kekuningkuningan, kuning hijau, berbau dan berbusa. Dinding vagina tampak kemerahan dan edema. Selain itu didapatkan rasa gatal dan panas di vagina. Nyeri saat koitus mungkin merupakan keluhan utama yang dirasakan penderita dengan trikomoniasis. Pasien trikomoniasis dapat juga mengalami perdarahan pasca koitus dan nyeri perut bagian bawah. Bila sekret banyak yang keluar, dapat timbul iritasi pada lipat paha atau di sekitar bibir vagina. Pada kasus yang kronis, gejala lebih ringan dan sekret vagina biasanya tidak berbusa.4

Berbeda dengan wanita, pada pria biasanya tidak memberikan gejala. Kalaupun ada, pada umumnya gejala lebih ringan dibandingkan wanita. Gejalanya antara lain iritasi di dalam penis, keluar cairan keruh namun tidak banyak, rasa panas dan nyeri setelah berkemih atau setelah ejakulasi.4 EPIDEMIOLOGI DAN TRANSMISI Epidemiologi infeksi TV tidak diketahui pasti karena keterbatasan teknik diagnostik, tidak adanya program skrining, dan kurangnya pelaporan penyakit. Laporan prevalensi trikomoniasis sangat bervariasi, tergantung pada teknik yang digunakan dalam diagnosis dan populasi yang diteliti. Sampai pertengahan 1990-an, studi pelaporan TV prevalensi mengandalkan wet-mount microscopy dan biakan. Sejak itu, teknik amplifikasi asam nukleat yang lebih sensitif, terutama polymerase chain reaction (PCR), juga telah digunakan. Penelitian terbaru di antara pekerja seks perempuan melaporkan tingkat prevalensi TV berkisar 14,4% di India, diidentifikasi dengan wet-mount microscopy dan biakan, China mencapai 43,2%, yang terdeteksi dengan menggunakan PCR. Secara umum, perkiraan prevalensi berkisar dari 5% sampai 74% pada wanita dan 5-29% pada laki-laki, dengan tingkat tertinggi pada kedua jenis kelamin dilaporkan di antara pengunjung klinik IMS dan populasi dengan risiko tinggi lainnya. Kajian berbasis komunitas di Afrika sub-Sahara menemukan secara signifikan prevalensi trikomoniasis (29-34%) di antara perempuan di kota dengan prevalensi HIV tinggi dibandingkan perempuan di kota dengan prevalensi HIV rendah.3 Menurut data Centre for Disease Control and Prevention (2007), diperkirakan bahwa setiap tahun sebanyak 7.4 juta kasus infeksi menular seksual akibat trikomoniasis terjadi pada wanita dan laki-laki. TV ditularkan terutama melalui kontak seksual. Organisme ini dapat hidup selama 45 menit di toilet, tempat cuci pakaian, pakaian, dan bak mandi. Penularan perinatal terjadi pada 5% balita wanita dari ibu terinfeksi. TV ditularkan melalui hubungan kelamin secara langsung.1 Trichomonas vaginalis paling sering diisolasi dari daerah urogenital bagian bawah. Pada wanita, isolasi diambil dari vagina, serviks, uretra, vesika urinaria, kelenjar Bartholini dan kelenjar Skene. Sedangkan pada laki-laki organisme ini diisolasi dan uretra bagian anterior, genitalia eksterna, prostat, epididimis dan semen.3 Trikomoniasis mempunyai beberapa faktor virulensi, yaitu (1) cairan protein dan protease yang membantu trofozoit adhere pada sel epitel traktus genitourinaria; (2) asam 2

laktat dan asetat di mana akan menurunkan pH vagina lebih rendah dan sekresi vagina dengan pH rendah adalah sitotoksik terhadap sel eptelian serta (3) enzim cysteine protease yang menyebabkan aktivitas hemolitik parasit.3 Trikomoniasis juga dapat ditularkan melalui penggunaan pakaian atau handuk basah yang mempunyai trofozoit parasit yang masih viable. Trichomonas akan lebih lekat pada mukosa epitel vagina atau uretra dan menyebabkan lesi superfisial dan sering menginfeksi epitel skuamosa. Parasit ini akan menyebabkan degenerasi dan deskuamasi epitel vagina. Trichomonas vaginalis menghancurkan sel epitel dengan kontak langsung dan memproduksi bahan sitotoksik. Parasit ini juga akan berkombinasi dengan protein plasma hostnya sehingga TV terhindar dari reaksi complement lytic pathway dan proteinase host.3

Gambar 1. Trichomonas vaginalis3 ETIOLOGI Etiologi penyakit trikomoniasis yaitu TV. Trichomonas vaginalis merupakan satusatunya spesies Trichomonas yang bersifat patogen pada manusia dan dapat dijumpai pada traktus urogenital.1 Sejumlah faktor dikaitkan dengan peningkatan risiko terlular trikomoniasis, antara lain: a) b) c) d) Pasangan seksual multipel (pasangan seks lebih dari satu) Keturunaan Afrika Sebelumnya atau sedang terinfeksi PMS lain (misal bakterial vaginosis) Derajat keasaman (pH) vagina yang tinggi

Parasit TV tersebar melalui hubungan seksual yaitu hubungan penis dengan vagina atau vulva dengan vulva (daerah kelamin luar vagina) dengan pasangan yang terinfeksi. Wanita dapat terkena penyakit ini dari infeksi pria atau wanita, tetapi pria biasanya hanya mendapatkan dari wanita yang terinfeksi. Sejak ditemukannya trikomoniasis sebagai penyakit menular seksual, mereka yang kemungkinan besar menyebarkan trikomoniasis adalah orang 3

dengan aktivitas seksual meningkat dan memiliki lebih dari 1 pasangan. Trikomoniasis kadang-kadang disebut penyakit ping-pong karena pasangan seksual sering menularkan kembali. Penelitian telah menunjukkan bahwa tingkat kesembuhan akan meningkat dan tingkat kambuh turun ketika pengobatan dilakukan pada pasangan seksual dalam waktu yang sama.5 Organisme TV ada di dalam epitel skuamosa dan sangat sedikit berasal dari endoserviks, TV yang terdapat di dalam uretra ditemukan 90% dari kasus Trikomoniasis, sangat sedikit ditemukan pada epididimis dan prostat pada pria. Trichomonas vaginalis menembus lapisan mukosa untuk mendapatkan akses ke sel-sel epitel dimana parasit dapat menempel sehingga mengakibatkan kerusakan jaringan dan peradangan. Infeksi TV disertai oleh sejumlah besar polymorphonuclear neutrofil (PMNs) yaitu mekanisme pertahanan diri tubuh yang bersama-sama dengan makrofag, membunuh organisme tersebut yang disertai atau ditunjukkan dengan keluarnya cairan dari vagina. Organisme TV tidak invasif, ada yang hidup bebas di dalam rongga vagina atau didalam epitelnya. Sekitar 50% kasus trikomoniasis terjadi perdarahan mikroskopis (menggunakan teknik yang sesuai). IgA lokal biasanya terdeteksi, tetapi konsentrasi serum antibodi tersebut masih rendah.3 Morfologi dan Daur Hidup Trikomoniasis vaginalis Habitat TV adalah pada vagina wanita, prostat dan vesikel seminal laki-laki serta uretra wanita dan laki-laki. Trichomoniasis vaginalis berbentuk ovoid dan berukuran antara 10 sampai 20. Pada sediaan basah spesimen dari penderita dengan gejala yang hebat, ukurannya lebih kecil bila dibandingkan dengan spesimen dari kasus asimptomatik atau dari biakan. Trichomoniasis vaginalis mempunyai membran undulans yang pendek, tidak mencapai setengah dari panjang badannya. Pada sediaan basah mudah terlihat oleh karena gerakan yang terhentak-hentak. Membelah secara longitudinal dan membentuk koloni trofozoit pada permukaan sel epitel vagina dan uretra pada wanita; uretra, kelenjar prostat dan vesikula seminalis pada pria.3 Trichomoniasis vaginalis adalah organisme anaerobik maka energi diproduksi melalui fermentasi gula dalam strukturnya yang dikenal sebagai hydrogenosome. Trichomoniasis vaginalis memperoleh makanan melalui osmosis dan fagositosis. Perkembangbiakannya adalah melalui pembelahan diri (binary fision) dan intinya membelah secara mitosis yang dilakukan dalam 8 hingga 12 jam pada kondisi yang optimum. Trichomonas ini cepat mati bila terkena sinar matahari, terpapar air selama 35-40 menit, dan pada suhu 50 0C. TV bisa 4

bertahan sampai 5 hari pada suhu 00C. Masa inkubasi 4 28 hari serta pertumbuhannya baik pada pH 4,9 7,5.1 Siklus hidup TV boleh dilengkapi dengan single host yaitu jantan dan betina dalam satu tubuh. Transmisi infeksi melalui hubungan seksual di mana wanita menjadi reservoir infeksi dari laki-laki. Trichomoniasis vaginalis mendapat nutrisi dari permukaan mukosa vagina, serta dari bakteri dan eritrosit yang diingesti. Setelah itu, TV berkembang biak melalui longitudinal binary fission di mana dimulai dengan pembagian nukleus diikuti apparatus neuromotor dan terakhir adalah pemisahan sitoplasma kepada dua anak trofozoit. Trofozoit merupakan fase infektif parasit ini. Dan semasa kontak seksual, trofozoit ini akan ditransmisikan kepada laki-laki dan terlokasir pada urethra atau kelenjar prostat dan mengalami replikasi yang sama seperti di vagina.1 Dua spesies lainnya yang dapat ditemukan pada manusia, yaitu T.tenax yang hidup di dalam rongga mulut dan Pentatrichomonas hominis yang hidup dalam kolon, pada umumnya tidak menimbulkan penyakit.1 PATOGENESIS Mekanisme TV menyebabkan trikomoniasis tidak begitu jelas. Pada penderita perempuan dewasa, sekitar 95% organisme ini dapat diisolasi dari vagina, dan kurang 5% dari saluran kemih. Pada suatu penelitian, uretra dan kelenjar Skene dapat terinfeksi lebih dari 90% kasus. Penderita dapat mengeluh disuria dan timbul duh tubuh dari uretra atau saluran Skene.6 Trichomonas vaginalis mampu menimbulkan peradangan pada dinding saluran urogenital dengan cara invasi sampai mencapai jaringan epitel dan subepitel. Diduga perubahan pada host dapat mempengaruhi patogenesis. Trichomonas vaginalis menembus lapisan mukosa untuk mendapatkan akses ke sel-sel epitel dimana parasit dapat menempel sehingga mengakibatkan kerusakan jaringan dan peradangan. Trichomonas vaginalis menghasilkan berbagai enzim proteolitik yang terlibat dalam hemolisis, respon imunnitas dan sitotoksisitas. Enzim yang dihasilkan TV berupa cysteine proteinase yang dapat menhancurkan mucin di lapisan mukosa saluran urogenital. Derajat keasaman vagina, uretra, atau prostat berubah menjadi kurang asam yaitu pH sekitar 4,5-7,0 dimana pH 4,5-7,0 memungkinkan parasit untuk menebus barrier mukosa.3,6 Infeksi trikomonas menimbulkan respon inflamasi akut menyebabkan duh tubuh vagina yang mengandung banyak neutrofil polimorfonuklear. Trichomonas vaginalis merangsang 5

neutrofil untuk memproduksi IL-8 dan TNF-alfa melalui aktivasi toll-like receptor 4 (TLR4) yang berikatan dengan produk parasit maupun ligan endogen. IL-8 merangsang pengerahan neutrofil ke tempat infeksi.3 Masa inkubasi selama 4 hari sampai 3 pekan. Pada kasus yang lanjut terdapat bagian-bagian dengan jaringan granulasi yang jelas. Nekrosis dapat ditemukan di lapisan subepitel yang menjalar sampai di permukaan epitel. Di vagina & uretra, TV hidup dari sisa-sisa sel, kuman dan benda lain dalam sekret.1,6 GAMBARAN KLINIS 1. Gambaran klinis pada wanita Manifestasi trikomoniasis bervariasi dari asimptomatik sampai vaginitis berat. Infeksi TV simptomatis ditemukan 20-50% tergantung populasi, kriteria seleksi, dan metoda diagnosis. Hampir semua penelitian pada wanita dengan vaginitis yang disebabkan TV mempunyai duh tubuh yang homogen, banyak sel PMN, dan duh tubuh berwarna kuning kehijauan. Perdarahan pervaginam yang abnormal seperti perdarahan pasca koitus juga dapat ditemukan dan dihubungkan dengan keadaan patogen TV. Trikomoniasis yang tidak diobati dapat menjadi infeksi kronis, dengan karakteristik berupa gejala intermiten dan vulvovaginitis yang tidak begitu berat.1,3 Tabel 1. Prevalensi keluhan dan gejala klinis pada penderita dengan trikomoniasis1 Keluhan dan Gejala Keluhan: 1. Tidak ada 2. Duh tubuh (discharge) Berbau Menimbulkan iritasi/gatal 3. Dispareunia 4. Disuria 5. Perasaan tidak enak pada perut bawah Gejala 1. Tidak ada 2. Eritema vulva yang difus 3. Duh tubuh berlebihan Kuning, hijua Berbusa 4. Inflamasi dinding vagina 5. Strawberry cervix 6. Pengamatan langsung 7. Pengamatan dengan kolposkop Prevalensi (%) 9-56 50-75 10-67 23-82 10-50 30-50 5-12 15 10-37 5-42 8-50 20-75 2 1-2 45

Yang diserang terutama dinding vagina, dapat bersifat akut maupun kronis. 1 Pada kasus akut terlihat sekret vagina seropurulen berwarna kekuning-kuningan, kuning-hijau, berbau 6

tidak enak (malodorous), dan berbusa.1,4 Duh tubuh yang banyak sering menimbulkan keluhan gatal dan perih pada vulva serta kulit sekitarnya. 4 Dinding vagina dan labium tampak kemerahan dan sembab serta terasa nyeri.1,4 Sedangkan pada vulva dan paha bagian atas kadang-kadang ditemukan abses kecil dan maserasi yang disebabkan oleh fermen proteolitik dalam duh tubuh.4 Kadang-kadang juga terbentuk abses kecil pada dinding vagina dan serviks, yang tampak granulasi berwarna merah dan dikenal sebagai strawberry appearance, dan hanya ditemukan pada 2% kasus trikomoniasis. 4 Keluhan lain yang mungkin terjadi adalah dispareunia, perdarahan pascakoitus, dan perdarahan intermenstrual.1,4 Bila sekret banyak yang keluar dapat timbul iritasi pada lipat paha atau di sekitar genitalia eksterna. Selain vaginitis dapat pula terjadi uretritis, bartholinitis, skenitis, dan sistitis yang pada umumnya tanpa keluhan. Pada kasus yang kronik gejalanya lebih ringan dan sekret vagina biasanya tidak berbusa.1,4

Gambar 2. Duh vagina yang purulen dan banyak karena trikomiasis. Berwarna hijau kekuningan saat dilakukan white swab3

Gambar 3. Strawberry cervix dengan petekie di ectocervix pada pasien dengan trikomonas vaginalis dan ectocervicitis3 2. Gambaran klinis pada pria Seperti pada wanita, spektrum klinik trikomoniasis pada pria sangat luas, mulai dari tanpa gejala sampai pada uretritis yang hebat dengan komplikasi prostatitis. Masa inkubasi biasanya tidak melebihi 10 hari.1,4 Pada laki-laki yang diserang terutama uretra, kelenjar prostat, kadang-kadang preputium, vesikula seminalis, dan epididimis. Pada umumnya gambaran klinis lebih ringan dibandingkan dengan wanita. Bentuk akut gejalanya mirip uretritis nongonore, misalnya disuria, poliuria, dan sekret uretra mukoid atau mukopurulen. Urin biasanya jernih, tetapi kadang-kadang ada benang-benang halus. Pada bentuk kronik gejalanya tidak khas; gatal pada uretra, disuria, dan urin keruh pada pagi hari.1 PEMERIKSAAN PENUNJANG Trikomoniasis sering kali tidak terdiagnosis. Tes diagnostik yang paling umum digunakan adalah yang terbaik 60-70% sensitif.5 Baik wanita dan pria, penyedia pelayanan kesehatan harus melakukan pemeriksaan fisik dan uji laboratorium untuk mendiagnosis trikomoniasis, antara lain sebagai berikut3,5,7: 1. Wet mount adalah metode yang paling umum digunakan untuk mendiagnosis trikomoniasis. Metode ini menujukkan sensitivitas sebesar 60%. Untuk metode ini, spesimen ditempatkan dalam medium biakan selama 2-7 hari sebelum diperiksa. Jika trichomonas terdapat dalam spesimen asli, mereka akan berkembang biak dan lebih mudah untuk dideteksi. Hal ini sangat sensitif dan spesifik. Hasil yang didapatkan yaitu leukosit meningkat dan TV dengan pergerakan khas. 2. VPIII Tes Identifikasi mikroba (BD) adalah uji yang mengidentifikasi DNA mikroba yang ada pada kompleks penyakit vaginitis. Identifikasi spesies Candida, Gardnerella vaginalis, dan TV dapat ditemukan dari sampel vagina tunggal. Sensitivitas tes untuk mendeteksi TV tinggi, dan dapat memberikan hasil hanya dalam 45 menit. 3. Trichomonas Rapid Test adalah tes diagnostik yang mendeteksi antigen untuk trikomoniasis. Dengan memasukkan sampel usap vagina kedalam tabung 8

reaksi dengan 0,5 ml buffer khusus dengan beberapa perlakuan dan kemudian hasilnya dapat dibaca dalam waktu 10 menit. Uji ini lebih sensitif dibandingkan uji wet mount. 4. Polymerase Chain Reaction (PCR), sampel diperlakukan dengan enzim yang memperkuat daerah tertentu dari DNA TV. PCR telah terbukti sebagai metode diagnostik yang paling akurat dalam studi baru-baru ini. Namun, PCR saat ini hanya digunakan dalam penelitian, bukan praktik klinis. 5. Kalium Hidroksida (KOH) "Test Whiff". Uji ini adalah teknik dasar yang dapat digunakan sebagai bagian dari diagnosis klinis. Pengujian dilakukan dengan mencampurkan usapan cairan vagina dengan larutan kalium hidroksida 10%, kemudian menciumnya. Bau amina (amis) yang kuat bisa menjadi indikasi trikomoniasis atau vaginosis bakteri. 6. Test pH vagina. Trichomonas tumbuh terbaik di lingkungan kurang asam, dan pH vagina meningkat mungkin merupakan indikasi trikomoniasis. Sebuah penyedia layanan kesehatan melakukan tes dengan menyentuhkan kertas pH pada dinding vagina atau spesimen usap vagina, kemudian membandingkannya dengan skala warna untuk menentukan pH. Derajat keasaaman ynag diharapakan pada trikomoniasis adalah pH > 4,5. 7. Uji Pap Smear adalah pemeriksaan mikroskopis dari spesimen. Hal ini terutama digunakan sebagai tes diagnostik untuk skrining berbagai kelainan serviks dan infeksi kelamin. Meskipun kadang-kadang dapatmendeteksi trichomonads, uji diagnosa ini memiliki tingkat kesalahan tinggi dan tidak cocok untuk skrining kecuali digunakan bersamaan dengan tes yang lebih sensitif. DIAGNOSIS Diagnosis trikomoniasis hanya berdasarkan gejala dan tanda klinis yang ada kurang tepat, sebab spektrum infeksi sangat luas dan infeksi patogen lain melalui penularan seksual dapat memberikan gejala dan gambaran klinis yang sama. Diagnosis trikomoniasis ditegakkan setelah ditemukan TV pada sediaan langsung (sediaan basah) atau pada biakan duh tubuh penderita.1 Diagnosis pada pria menjadi lebih sulit lagi, karena infeksi ditandai oleh jumlah kuman yang lebih sedikit bila dibandingkan dengan wanita. Uretritis non gonore (UNG) yang 9

disebabkan oleh T. vaginalis tidak dapat dibedakan secara klinis dari UNG oleh penyebab yang lain.4 Respon terhadap pengobatan dapat menunjang diagnosis. UNG yang gagal diobati dengan rejimen yang efektif terhadap C. trachomatis dan U. urealyticum, namun respon terhadap pengobatan dengan metronidazol, menunjang diagnosis trikomoniasis.4 Manifestasi klinis trikomoniasis bervariasi dan dapat terjadi bersamaan dengan infeksi lain, sehingga diagnosis TV perlu ditunjang dengan pemeriksaan laboratorik. Pemeriksaan laboratorik antara lain : Pemeriksaan mikroskopik langsung, antara lain pemeriksaan dengan larutan salin, pulasan Gram, Giemsa, Papanicolaou, imunoperoksidase, dll. Pemeriksaan dengan Papanicolaou dapat mendeteksi TV pada penderita wanita asimptomatis Pemeriksaan biakan, dengan menggunakan media semisolid dan cair. Merupakan baku emas untuk diagnosis trikomoniasis dengan media yang sensitivitas tinggi, yaitu Diamond (97%) dan Modifikasi Diamond (90%) Metoda imunologi dan molekular, beberapa teknik serologik dengan sensitivitas tinggi mempunyai nilai diagnostik trikomoniasis. DIAGNOSIS BANDING 1. Kandidosis Vulvovaginalis Disebabkan oleh Candida albicans. Keluhan utama adalah gatal di daerah vulva. Pada keadaan yang sangat berat dapat pula timbul panas, nyeri sesudah miksi dan dispareunia. 1 Flour albus pada kandidosis berwarna kekuningan. Tanda yang khas adalah disertai gumpalan-gumpalan sebagai kepala susu berwarna putih kekuningan.1

2. Vaginosis Bakterialis Disebabkan oleh Gardnerella vaginalis. Wanita akan mengeluh adanya duh tubuh dari vagina yang ringan atau sedang dan berbau tidak enak (amis), yang dinyatakan oleh penderita sebagai satu-satunya gejala yang tidak menyenangkan. Bau lebih menusuk setelah senggama dan mengakibatkan darah menstruasi berbau abnormal. Iritasi daerah vagina atau sekitar vagina, sepertiga akan menyebabkan gatal dan rasa terbakar dan

10

seperlima timbul kemerahan dan edema pada vulva. Nyeri abdomen, dispareunia, atau nyeri waktu kencing jarang terjadi.1 Pada pemeriksaan sangat khas, dengan adanya duh tubuh vagina yang bertambah, warna abu-abu homogen, viskositas rendah atau normal, berbau dan jarang berbusa. Duh tubuh melekat pada dinding vagina dan terlihat sebagai lapisan tipis atau kilauan yang difus, pH sekret vagina antara 4,5-5,5. Gejala peradangan umum tidak ada. Terdapat eritema pada vagina atau vulva atau petekie pada dinding vagina. Pada sediaan basah sekret vagina terlihat tidak ada atau sedikit leukosit, sel epitel banyak, dan adanya kokobasil sehingga batas sel tidak jelas, disebut clue cells yang patognomonik. 3. Infeksi Gonokokus Sesudah lewat masa tunas 3-5 hari, penderita mengeluh nyeri dan panas pada waktu kencing. Kemudian keluar nanah yang berwarna putih susu dari uretra dan muara uretra membengkak, merah dan ektropion. Pada wanita portio uteri merah, edema dengan sekret mukopurulen dan dapat timbul flour albus.1,3 4. Infeksi Genital Nonspesifik (I.G.N.S) Kurang lebih 75% disebabkan oleh Chlamydia trachomatis, Ureaplasma urealyticum dan Mycoplasma hominis. Gejala klinis pada wanita umumnya tidak menunjukkan gejala. Sebagian kecil dengan keluhan keluarnya duh tubuh vagina, disuria ringan, sering kencing, nyeri di daerah pelvis dan dispareunia. Pada pemeriksaan serviks dapat dilihat tanda-tanda servisitis yang disertai adanya folikel-folikel kecil yang mudah berdarah. Pada pria biasanya gejala baru timbul setelah 1-3 pekan kontak seksual dan umumnya tidak seberat gonore. Gejalanya berupa disuria ringan, perasaan tidak enak di uretra, sering kencing, dan keluarnya duh tubuh seropurulen. Pada beberapa keadaannya tidak terlihat keluarnya duh tubuh. Tabel 2. Diagnosis Banding 1,3,5 Pembeda Trikomoniasis Kandidiasis vulvoginalis Bakterial vaginosis

11

Etiologi

Trichomonas vaginalis

Candida albicans

Gardnerella vaginalis

duh vagina

kuning kehijauan, berbusa dan berbau

Kekuningan, disertai gumpalan-gumpalan seperti susu, tidak berbau.

warna abu-abu homogen, viskositas rendah atau normal, berbau tidak enak (amis)

Gatal

gatal pada vagina kadangkadang sampai ke paha

(+)

gatal dan rasa terbakar dan kemerahan dan edema pada vulva

Pemeriksaan mikroskopik

peningkatan sel polimorfonuklear dan ditemukan Trichomonas vaginalis (pergerakan TV)

Hifa dan spora

tidak ada atau sedikit leukosit, sel epitel banyak, dan clue cell

pH vagina Disuria Dispareunia Gambaran vagina, vulva,labia mayor

> 4,5 (+) (+) dinding vagina terdapat banyak ulkus, edematous, dan eritem (strawberry appearance)

normal (+) (+) Vulva, vagina terdapat tanda radang dan maserasi, pseudomembran, fisura, lesi satelit papulopustular. Labia mayor tampak bengkak, merah dan ditutupi oleh lapisan putih.

4,5-5,5 (-) (-) tidak ditemukan adanya peradangan pada vagina dan vulva

PENATALAKSANAAN 1. Penatalaksanaan umum KIE (komunikasi, informasi dan edukasi) 12

Menganjurkan pemeriksaan dan pengobatan terhadap pasangan seksual untuk mencegah jangan terjadi infeksi pingpong. Menganjurkan untuk tidak melakukan hubungan seksual selama pengobatan dan sebelum dinyatakan sembuh. Hindari pemakaian barang-barang yang mudah menimbulkan transmisi seperti handuk dan pakaian dalam.

2. Penatalaksanaan khusus 1. Topikal a. Bahan cairan berupa irigasi, misalnya hidrogen peroksida 1-2% dan larutan asam laktat 4%. b. Bahan berupa supositoria, bubuk yang bersifat trikomoniasidal. c. Jel dan krim, yang berisi zat trikomoniasidal. 2. Sistemik (oral) Obat yang sering digunakan tergolong derivat nitromidazol seperti:1,2,4 a. Metronidazol : dosis tunggal 2 gram atau 3 x 500 mg/hari, selama 7 hari. b. Nimorazol : dosis tunggal 2 gram. c. Tinidazol : dosis tunggal 2 gram. d. Omidazol : dosis tunggal 1,5 gram. Penderita dinyatakan sembuh bila keluhan dan gejala telah menghilang, serta parasit tidak ditemukan lagi pada pemeriksaan sediaan langsung.1,4 3. Pengobatan Pada Kehamilan Kehamilan pada trimester pertama merupakan kontra indikasi pemberian metronidazol. Sehubungan telah banyak bukti-bukti yang menunjukkan adanya kaitan antara infeksi T. vaginalis dengan pecahnya ketuban sebelum waktunya, maka metronidazol dapat diberikan dengan dosis efektif yang paling rendah pada trimester kedua dan ketiga.4

13

4. Infeksi Pada Neonatus Bayi dengan trikomoniasis simtomatik atau dengan kolonisasi T. vaginalis melewati umur 4 bulan, harus diobati dengan metronidazol 5 mg/kgBB/oral, 3 x sehari selama 5 hari.1,4 Regimen yang direkomendasikan adalah metronidazol 2 g dosis tunggal per oral. Regimen alternatifnya adalah metronidazol 2 x 500 mg per hari per oral selama 7 hari. Jika terjadi kegagalan pengobatan dengan regimen tersebut, pasien harus diobati kembali dengan metronidazol 2 x 500 mg per hari per oral selama 7 hari. Jika pengulangan terapi kembali gagal, penderita harus diobati dengan metronidazol 2 g per hari selama 3-5 hari.1,7 Pengobatan topikal dapat diberikan klotrimazol; merupakan golongan antifungi imidazol yang dapat membunuh TV dalam 48 jam secara in vitro. Pasangan seksual juga harus diobati dengan regimen tersebut.

PENCEGAHAN Kontrol infeksi TV dapat dilakukan melalui diagnosis yang akurat dan terapi terhadap individu yang terinfeksi dari semua pasangan seks. Penatalaksanaan lanjutan secara optimal dilakukan melalui pendekatan budaya dan pendidikan untuk mencapai tujuan terapi. Diagnosis trikomoniasis mengindikasikan perlunya evaluasi dan tes yang tepat untuk IMS serta penyuluhan agar pasien mengubah perilaku yang dapat meningkatkan risiko menderita IMS.3 KOMPLIKASI Komplikasi trikomoniasis tersering pada wanita adalah pelvic inflammatory disease (PID) dan pada wanita hamil yang terinfeksi sering mengalami ruptur membran yang prematur, bayi lahir prematur atau bayi lahir dengan berat badan rendah. Pada laki-laki pula komplikasi yang terjadi termasuk prostatitis, ependydimitis, striktur urethra dan infertilitas. Infeksi TV turut meningkatkan resiko mendapat infeksi HIV, gonore dan klamidia.8 PROGNOSIS

14

Angka kesembuhan antara 82-88% pada wanita setelah perawatan antibiotik diselesaikan dan angka ini meningkat menjadi 95% bila mitra seksual penderita juga diberikan pengobatan. Infeksi ulang bisa terjadi bila pasangan juga memiliki trikomoniasis dan tidak diobati.1 KESIMPULAN Trikomoniasis adalah infeksi saluran urogenital yang dapat bersifat akut atau kronik dan disebabkan oleh infeksi protozoa Trichomonas vaginalis yang ditularkan melalui hubungan seksual dan dapat juga melalui pakaian, handuk, atau karena berenang. Oleh karena itu trikomoniasis ini terutama ditemukan pada orang dengan aktivitas seksual yang tinggi. Trikomoniasis dapat mengenai wanita maupun pria, tapi pada pria pada umumnya tanpa gejala. Gejala klinis trikomoniasis juga serupa dengan gejala penyakit yang lain sehingga perlu diagnosis banding dengan penyakit kandidiasis vaginalis, vaginitis, infeksi gonokokus, uretritis nongonokokus, dan vaginosis bakterialis. Pengobatan trikomoniasis dapat lokal maupun sistemik. Obat yang sering digunakan tergolong derivat nitromidazol. Untuk mencapai keberhasilan pengobatan, pasangan seksual juga perlu diobati, selain itu penderita juga dianjurkan untuk menghindari hubungan seksual selama pengobatan dan menghindari penggunaan barang bersama seperti handuk dan pakaian dalam. Prognosis trikomoniasis pada umumnya baik bila diobati dengan benar.

15

Anda mungkin juga menyukai