Anda di halaman 1dari 4

Biji gandum harus mati maka ia akan berbuah banyak; demikian pula kita harus mati dari egois

kita, mati dari masa lalu, mati dari keinginan-keinginan dan kehendak-kehendak kita yang tidak teratur dan menjauh kita dari Tuhan agar kita berbuah banyak di masa depan.

Dalam proses kita mati; ada tantangan bahkan nyawa kita, namun Yesus berkata: "Barangsiapa melayani Aku, ia harus mengikut Aku dan di mana Aku berada, di situ pun pelayanKu berada". oleh karena itu kita harus siap kemanapun Yesus berada, yakni kemanapun Yesus mengutus kita/ menempatkan kita untuk berbuah. Kita harus siap memenuhi kebutuhan dan permintaan yang dilayani, siap dicela, siap dikritik meskipun sudah melakukan yang terbaik, agar kita berbuah dan sesuai kehendak Tuhan.
Hendaklah masing-masing memberikan menurut kerelaan hatinya, jangan dengan sedih hati atau karena paksaan, sebab Allah mengasihi orang yang memberi dengan sukacita. Bagaimana semangat kita dalam melayani sesama kita? Semoga kita tetap siap untuk melayani Tuhan. Apakah kita sudah memberi dengan sukacita? Pemberian dalam bentuk materi, waktu, tenaga, pikiran dan hati kita buat sesama kita. Apakah kita masih memikirkan untung dan rugi ketika memberi?

AKULAH POKOK ANGGUR YANG BENAR (Bacaan Injil Misa Kudus, HARI MINGGU PASKAH V, 6-5-12)

Akulah pokok anggur yang benar dan Bapa-Kulah pengusahanya. Setiap ranting pada-Ku yang tidak berbuah, dipotong-Nya dan setiap ranting yang berbuah, dibersihkan-Nya, supaya ia lebih banyak berbuah. Kamu memang sudah bersih karena firman yang telah Kukatakan kepadamu. Tinggallah di dalam Aku dan Aku di dalam kamu. Sama seperti ranting tidak dapat berbuah dari dirinya sendiri, kalau ia tidak tinggal pada pokok anggur, demikian juga kamu tidak berbuah, jikalau kamu tidak tinggal di dalam Aku. Akulah pokok anggur dan kamulah ranting-rantingnya. Barangsiapa tinggal di dalam Aku dan Aku di dalam dia, ia berbuah banyak, sebab di luar Aku kamu tidak dapat berbuat apa-apa. Barangsiapa tidak tinggal di dalam Aku, ia dibuang ke luar seperti ranting dan menjadi kering, kemudian dikumpulkan orang dan dicampakkan ke dalam

api lalu dibakar. Jikalau kamu tinggal di dalam Aku dan firman-Ku tinggal di dalam kamu, mintalah apa saja yang kamu kehendaki, dan kamu akan menerimanya. Dalam hal inilah Bapa-Ku dimuliakan, yaitu jika kamu berbuah banyak dan dengan demikian kamu adalah murid-murid-Ku. (Yoh 15:1-8). Bacaan Pertama: Kis 9:26-31; Mazmur Tanggapan: Mzm 22:26-28,30-32; Bacaan Kedua: 1Yoh 3:18-24 Yesus bersabda, Akulah pokok anggur yang benar dan Bapa-Kulah pengusahanya (Yoh 15:1). Sebagai pokok anggur yang benar, Yesus adalah penggenapan dari segala sesuatu yang dikatakan tentang Israel sebagai kebun anggur pilihan Allah. Semua hal ini hanyalah bayangan dari realitas yang kita kenal sebagai Yesus Kristus. Yesus Kristus adalah sungguh Putera terkasih dari Bapa di surga, Sang Terpilih dalam artian yang sangat unik. Relasi intim yang terjalin antara Bapa dan Yesus kemudian diperpanjang sampai kepada para muridNya: Akulah pokok anggur dan kamulah ranting-rantingnya (Yoh 15:5). Ini adalah sebuah alegori yang agak berbeda dengan perumpamaan dalam arti parabel (Inggris: parable). Dalam sebuah parabel, hanya poin utama sajalah yang dimaksudkan untuk diterapkan dalam kehidupan. Sebaliknya, dalam sebuah alegori semua detil diterapkan. Selagi alegori pokok anggur diceritakan, para murid mendengar banyak aspek relasi Kristus dengan mereka. Tema-tema seluruh diskursus dalam Perjamuan Terakhir dapat diringkaskan sebagai berikut: (1) Walaupun Yesus sedang berada pada titik siap untuk berpisah secara fisik, pekerjaan-Nya akan berlanjut; (2) para murid akan diberi amanat untuk melanjutkan tugasNya; (3) mereka akan menerima energi ilahi untuk melaksanakan tugas itu. Pekerjaan Bapa sebagai pengusaha adalah memotong ranting yang tidak berbuah dan membersihkan ranting yang berbuah, juga diterapkan pada kehidupan. Pohon anggur adalah sebatang tetumbuhan yang bertumbuh dengan cepat dan harus dipotong, dipangkas secara drastis apabila ingin menghasilkan buah secara berlimpah. Pemangkasan ranting yang tidak berbuah mengingatkan kita bahwa komunitas orang yang sungguh percaya itu dipisahkan dari mereka yang telah dipangkas dari Kristus melalui/karena ketidak-percayaan mereka. Pembersihan ranting yang berbuah mengingatkan kita pada proses pemurnian atau pembersihan. Jadi, mengingatkan kita pada peristiwa pembasuhan kaki para murid oleh Yesus sebelum Perjamuan Terakhir, ketika Yesus berkata kepada Petrus: Jikalau Aku tidak membasuh engkau, engkau tidak mendapat bagian dalam Aku (Yoh 13:8). Akan tetapi, sekarang Yesus meyakinkan mereka kembali para murid bahwa mereka telah dibersihkan oleh ajaran-ajaran-Nya karena firman yang telah Kukatakan kepadamu (Yoh 15:3). Poin berikutnya dalam alegori ini adalah kebenaran yang indah bahwa para murid merasa nyaman dalam Kristus, seperti ranting dengan pokok anggurnya. Rumah adalah tempat di mana kita berdiam dan di mana kita kembali dan kembali lagi setiap kali kita di luar. Inilah bagaimana seorang murid menemukan bahwa hidup-Nya berakar dan bertumpu pada Kristus dan dia selalu kembali kepada Kristus untuk arti, terang dan makanan. Yesus bersabda: Barangsiapa tinggal di dalam Aku dan Aku di dalam dia, ia berbuah banyak, sebab di luar Aku kamu tidak dapat berbuat apa-apa (Yoh 15:5). Yang dimaksudkan itu buah macam apa? Kita memperoleh jawabannya dalam Bacaan Pertama: Dan inilah perintah-Nya: supaya kita percaya kepada nama Yesus Kristus, Anak-Nya, dan saling mengasihi sesuai dengan perintah yang diberikan Kristus kepada kita (1Yoh 3:23).

Percaya berarti membuat pikiran (akal budi) kita dicerahkan oleh ajaran Yesus, untuk mempunyai kepercayaan kita yang sepenuhnya berakar pada diri-Nya, dan memperoleh damai-sejahtera kita dalam pengampunan ilahi-Nya. Ketika kita begitu berakar dalam Yesus, maka kita dengan sukarela akan membuka hidup kita dalam cinta kasih praktis bagi orang-orang lain dengan kasih Yesus sendiri. Jikalau kamu tinggal di dalam Aku dan firman-Ku tinggal di dalam kamu, mintalah apa saja yang kamu kehendaki, dan kamu akan menerimanya (Yoh 15:7). Jawaban atas doa dijamin namun catatlah syaratnya: jikalau kamu tinggal di dalam Aku dan firman-Ku tinggal di dalam kamu. Kenyataannya adalah bahwa siapa saja yang begitu kokoh berakar dan bertumpu dalam Kristus hanya akan meminta apa saja yang merupakan kehendak Allah. Poin terakhir berurusan dengan perpanjangan kemuliaan Bapa. Ada perasaan bahwa di mana karya Allah belum lengkap sampai kita meluaskan Kerajaan-Nya ke setiap bagian masyarakat. Alegori tentang pokok anggur dan ranting-rantingnya ini mengajar kita bahwa menjadi seorang murid Yesus Kristus merupakan suatu panggilan yang agung. Kita ditantang untuk menjadi pelayan-Nya yang menghasilkan buah di tengah dunia dewasa ini. Dengan indah kita dijamin kembali bahwa sukses dalam tugas ini adalah karena energi ilahi yang ada dalam diri kita apabila kita hidup dalam Kristus. DOA: Tuhan Yesus, terima kasih penuh syukur kami haturkan kepada-Mu karena Engkau berbagi kehidupan ilahi-Mu dengan kami masing-masing. Biarlah segala sesuatu yang kami lakukan dipimpin oleh pengenalan akan kebenaran-Mu. Amin. Catatan: Untuk mendalami Bacaan Injil hari ini (Yoh 15:1-8), bacalah tulisan yang berjudul BAPA SURGAWI DIMULIAKAN JIKA KITA BERBUAH BANYAK (bacaan tanggal 6-5-12) dalam situs/blog PAX ET BONUM http://catatanseorangofs.wordpress.com; kategori: 12-05 PERMENUNGAN ALKITABIAH MEI 2012. Oleh sebab itulah hanya ada satu cara agar iman kita terus bertumbuh dan menghasilkan buah Roh yaitu hidup dekat dengan Tuhan. Bacalah Firman Tuhan setiap hari, tekunlah berdoa dan

beribadah. Berdoa dan mengambil saat teduh di kaki Tuhan setiap hari akan memberikan kekuatan secara rohani. Membaca dan merenungkan Firman Tuhan akan melatih pikiran kita serta mengarahkan roh kita kepada kebenaran. Pikiran-pikiran yang buruk, sia-sia, kotor dan tidak membangun dapat disingkirkan dengan memenuhi hati dan pikiran kita dengan Firman Tuhan.1petrusHubungan pribadi kita dengan Tuhan akan menentukan besarnya pengaruh Firman Allah dalam hidup kita. Jikalau kita memiliki hubungan pribadi yang erat dengan Tuhan, kita akan kuat dan mampu mengalahkan Iblis. Orang yang hidup dekat dengan Tuhan pasti akan hidup taat kepada Firman Tuhan dan membenci dosa. Dengan demikian akan semakin nyata buah Roh yang dihasilkan dalam hidupnya. Tetapi sebaliknya jika kita mengabaikan hubungan pribadi kita dengan Tuhan, kita akan lemah maka dengan mudahnya Iblis mengalahkan kita dan kita hidup persis seperti yang dikehendaki iblis. Oleh sebab itu berusahalah untuk menciptakan hubungan pribadi yang intim dengan-Nya setiap hari. Dengan demikian kehidupan-Nya akan mengalir dalam kita, itu akan mengubah cara kita berpikir, bertindak, melihat, berbicara dan melayani. Hidup kita akan berbeda dan terus berbuah. Dan semakin hari orang lain akan dapat melihat dan merasakan buah Roh yang kita hasilkan yang terpancar melalui gaya hidup kita sehari-hari yang penuh kemenangan bersama Tuhan.

Anda mungkin juga menyukai