Anda di halaman 1dari 47

TUGAS RESUME

PHARMACEUTICAL CARE

CHAPTER 8 DAN 9

Kelompok V :
1. Ivan Satria KP
2. Januarius Tomi Kiik
3. La Ode Iradat A K
4. M Budairi Hakim
5. Mira Lestari
6. Mustofa Nurwardani
7. Noor Aida
8. Patris Un
9. Pindo Hardika P
10. Raya Kuntho S
11. Regina D
12. Rizalina C N
13. Rizki Perdana
14. Rohmad N H
15. Roni Dwi Y
16. Rony Wijaya

1320262497
1320262498
1320262503
1320262510
1320262518
1320262520
1320262522
1320262528
1320262529
1320262542
1320262543
1320262554
1320262555
1320262556
1320262558
1320262559

FAKULTAS FARMASI
PROGRAM STUDI PROFESI APOTEKER
UNIVERSITAS SETIA BUDI
SURAKARTA
2013

CHAPTER 8
Imbalan untuk pelayanan kefarmasian berarti pembayaran yang
diberikan untuk menghargai pengetahuan dan bantuan apoteker/ farmasis
yang berguna untuk kepentingan pasien. Untuk mencapai hal ini, farmasis
melakukan upaya dengan metode alternatif untuk merubah cara yang
tradisional yang merupakan suatu pelayanan yang kognitif.
Apoteker telah berusaha memberikan pelayanan yang kognitif yang
meliputi, pemberian obat. Namun, belum ada pendapat yang pasti tentang
imbalan pelayanan yang akan dilakukan.
Ada beberapa faktor yang berpengaruh dalam kegagalan apoteker
dalam memperoleh imbalan untuk pelayanan pasien, yaitu:
a.

kurangnya kejelasan pelayanan apa yang harus mendapatkan


imbalan.

b. kurangnya konsensus tentang nilai dari pelayanan yang berbeda.


c.

kurangnya kemauan dari apoteker untuk melakukan pelayanan


yang kosisten.

d.

kurangnya pembagian yang jelas tentang pembayaran antara


produk dan pelayanan.

e.

kurangnya sistem dokumentasi atas hasil pelayanan pasien


terhadap keberhasilan terapi.

Imbalan Pelayanan Kefarmasian


Sulit menentukan kapan pertama kali konsep pelayanan kognitif
muncul dalam kefarmasian. Menurut Asosiasi praktek dan manajemen
farmasi Amerika Pelayanan tersebut dilakukan oleh apotek untuk pasien
atau tenaga kesehatan lainnya dengan memberikan pelayanan teknis atau
informasi.
Contoh pelayanan tersebut meliputi konseling pasien, pemantauan
penggunaan obat, pemantauan hipertensi, diabetes melitus dan konseling
yang dilakukan dari rumah ke rumah untuk konsultasi obat.
Menurut Martin,

layanan

kognitif merupakan

layanan

yang

memberikan konseling, edukasi atau informasi. Dalam Kefarmasian


muncul istilah mengenai layanan kognitif yang meliputi: layanan
profesional, layanan farmasi klinis, konseling dan layanan pasien-orientied
Menurut Gagnon, merupakan suatu kegiatan yang mempunyai nilai
tambah,

bermanfaat,

kepuasan

terhadap

layanan

tersebut

atau

hubungannya dengan produk.


Menurut Shepart termasuk evaluasi obat dan peninjauan kembali,
membuat data pasien, menyediakan kamar konsultasi serta waktu kerja
yang nyaman sehingga memberikan nilai tambah dalam pelayanan.
Menurut Rupp, pelayanan bernilai tambah apabila memberikan
pelayanan yang lebih bagi pasien meliputi, skrining obat, pemantauan
penggunaan obat, pemantauan terapi obat, kegiatan konseling dan
berbagai kegiatan lain.

Menurut american college of clinical pharmacy, farmasi klinik atau


layanan kognitif pada rumah sakit adalah spesialisasi ilmu kesehatan yang
diberikan

oleh

farmasis

yang

meliputi

farmakologi,

toksikologi,

farmakokinetik, dan terapi untuk layanan pasien.


Pelayanan farmasi klinis secara luas didefinisikan sebagai fungsi yang
dilakukan apoteker kepada pasien untuk mengidentifikasi, mencegah dan
mengatasi masalah DRP.
Meskipun banyak definisi yang diberikan namun dalam satu artian
bahwa layanan kognitif adalah penggunaan ilmu yang dimiliki oleh
farmasis kepada pasien atau tenaga kesehatan untuk tujuan memberi
pengertian tentang terapi obat yang efektif dan aman
Sekarang

ini

apoteker

sudah

mulai

kefarmasian (misalnya: di rumah sakit,

melaksanakan

praktek

fasilitas perawatan jangka

panjang, lembaga kesehatan, klinik rawat jalan, dan unit gawat darurat)
Farmasi sudah mengalami perubahan yang sangat signifikan
selama 30 tahun terakhir. Hepler mengelompokkan 3 tahap utama dalam
perkembangan Farmasi, yaitu:
a. Tradisional
b. Transisi
c.

pelayanan pasien
Pada tahap awal adanya apoteker, menyediakan obat, dan

mengevaluasi obat kepada pasien dengan memberikan resep. Namun hal

ini dihentikan seiring makin berkembangnya produksi obat-obatan dan


pilihan terapi menjadi tanggung jawab dokter.
Selama tahap transisi, pertengahan tahun 1960-an sudah terdapat
apotek dan praktek klinis sudah mulai dijalankan. Suatu perkembangan
yang termasuk cepat. Farmasi klinis mulai diterapkan dalam Rumah sakit
yang dilaksanakan oleh apoteker seperti penyerahan obat.
Kode etik asosiasi Farmasi Amerika (1922-1969) melarang
apoteker memberikan informasi tentang efek terapeutik atau komposisi
resep kepada pasien.
Pada tahun 1951 mengenai amandemen Durham-Humphrey ,
apoteker hanya disarankan untuk menentukan zat aktif yang efektif dalam
makanan, obat dan kosmetik. Sehingga apoteker tidak dapat melakukan
dispensing.
Pada tahun 1969 Francke, menyatakan pemisahan antara apotek
dan toko obat. Banyak apoteker dan masyarakat yang menerima kecuali
Eugene White in Virginia, yang menolak komersialisme farmasi yang
membuka layanan terapi. Pada tahun 1954, Ia menegaskan bahwa
apoteker harus bekerjasama dengan dokter dan meresepkan obat-obat
sesuai diagnosa dokter.
Pada

periode

transisi,

muncul

pelayanan

baru

seperti

farmakokinetik klinik yang memberi kesempatan kepada farmasis untuk


berada lebih dekat dengan pasien tetapi tujuan utama dari ilmu yang
dikembangkan tersebut lebih terfokus ke obat dan penghantaran obat

dalam tubuh. Walaupun peran farmasi klinis sudah berkembang, tetapi


masih mendapatkan imbalan yang sangat terbatas.
Smith mengamati bahwa masalah yang didapatkan oleh farmasis tidak
mendapatkan imbalan yang sepadan dengan pelayanan kognitif yang
diberikan. Hanya ada 2 pelayanan klinik yang mendapatkan imbalan
secara langsung yaitu:
1. Konsultasi tentang dosis farmakokinetik
2. Konsultasi secara umum yang diberikan sebagai fasilitas tambahan
Review of Services:
Ada 3 kelompok pelayanan yang dilaksanakan oleh apoteker :
a.

pelayanan yang

menguntungkan kepentingan umum atau

masyarakat dengan mempromosikan kesehatan dan pencegahan


penyakit
b. Pelayanan yang menguntungkan organisasi, institusi maupun
tenaga kesehatan lain
c. Pelayanan yang memberikan keuntungan kepada pasien yang
spesifik

layanan yang

layanan yang

layanan yang bermanfaat bagi

bermanfaat bagi

bermanfaat bagi

individu

masyarakat

organisasi

informasi obat (umum)

Pembuatan dan

Rujukan

penegakan formularium
pencegahan
penyalahgunaan obat

pemantauan profil pengobatan


Evaluasi pemanfaatan

pasien

obat
promosi kesehatan

Memberikan jawban dari mencegah kesalahan peresepan

(pencegahan penyakit)

pertanyaan
tes darah
pemantauan terapi obat

Konseling pasien

pemantauan kepatuhan
penggunaan obat

konseling terapi non resep

Layanan yang bermanfaat bagi masyarakat


Misi utama dari semua profesional dan kesehatan adalah
pecegahan penyakit dan promosi kesehatan tanpa terkecuali.Saat

ini,

apoteker telah menunjukkan keterlibatan aktif dalam merancang dan


melaksanakan program imunisasi. Kegiatan praktek apoteker ini masing-

masing bervariasi. Grabenstein menggambarkan peran umum apoteker


yang paling banyak dalam kegiatan program imunisasi,mengajar dan
memberikan konseling pasien, skrining pasien, menjaga profil pasien
imunisasi serta profil umum obat, mengirimkan surat peringatan mengenai
dosis, mengidentifikasi vaksin-interaksi obat, mempromosikan imunisasi
kepada orang dewasa dihari imunisasi dan hari kesehatan sedunia
Beberapa layanan yang ditawarkan oleh apoteker di bidang
promosi kesehatan dan pencegahan penyakit mencakup pemantauan
kolesterol serum, pemantauan glukosa darah, penyediaan

informasi

produk yang dapat digunakan untuk diagnosa sendiri, keterlibatan dalam


program berhenti merokok, dan pemantauan terapi obat. Dinegara
pennsylvania baik di pedesaan maupun perkotaan diidentifikasi bahwa
apoteker kurang memberikan informasi kesehatan

daripada tenaga

kesehatan lain karena alasan sebagai berikut:


1. Apoteker tidak diakui oleh masyarakat sebagai sumber utama
informasi kesehatan
2. Apoteker tidak memberikan jenis informasi yang diinginkan publik
3. apoteker tidak menjalankan peran mereka untuk memberikan
informasi kesehatan diluar koseling resep
Pengembangan

dan

pemeliharaan

formularium

layanan yang disediakan oleh apoteker yang

obat

adalah

bekerja dalam suatu

kelembagaan. penggunaan formularium obat cukup menyakinkan untuk


membuktikan penghematan biaya. Meskipun dalam hal ini,sebagian besar
pengembangan dan

pemeliharaan

tanpa

keterlibatan

dan diskusi

langsung

dari

masyarakat

dan

apoteker.

Pengembangan

dan

pemeliharaan formularium memberi dampak bagi apoteker dalam


memberikan layanan pada masyarakat terkait dengan kualitas dan biaya
terapi obat.
Layanan yang menguntungkan pasien
Pendidikan pada pasien yang spesifik sering dijelaskan dalam
literatur farmasi. Hal ini penting untuk memeriksa ketiga alasan berikut.
Pertama istilah yang berbeda digunakan pada aktivitas farmasis. Oleh
karena itu kita menemukan beberapa istilah seperti

informasi pasien,

pendidikan pasien, konseling pasien, dan konseling obat. Kedua,


gambaran tentang apoteker saat menyediakan pendidikan atau informasi
pada pasien biasanya tidak jelas atau tidak ditemukan. Akhirnya, ada bukti
bahwa apoteker tidak memberikan pendidikan pasien secara rutin atau
secara aktual. Sebaliknya, tampak bahwa apoteker sering menyediakan
jasa konseling yang menarik, akrab, dan / atau nyaman untuk apoteker
Menurut stanaszek dan baker, perlu pemantauan pelayanan obat
untuk pasien geriatri karena banyaknya masalah mengenai kepatuhan
lansia meminum obat. Apoteker sering mengalami kesulitan dalam
melaksanakan tugas khususnya dalam memberikan konseling untuk obat
baru, peninjauan pemanfaatan obat, penyediaan program pendidikan,
upaya untuk meningkatkan kepatuhan terhadap rejimen pengobatan, dan
pemantauan untuk efek samping, interaksi obat, onset gejala, serta
partisipasi dalam program skrining dan manajemen penyakit kronis.

Nilai layanan kognitif


Gangnon

melakukan

studi

dengan

membagikan

quisioner

sebanyak sembilan halaman untuk menentukan penerimaan pasien


terhadap pelayanan yang sudah ditawarkan dalam farmasi komunitas.
Gangnon menemukan bahwa kebutuhan pasien terfokus pada 3
bidang,yaitu :
1. Hubungan profesional antara pasien dengan apoteker
2. akses ke apoteker ketika pasien membutuhkan
3. layanan keuangan (nota, faktur dan catatan pengeluaran obat)
Selama 1 tahun dilakukan identifikasi untuk mengetahui kepuasan
pasien terhadap pelayanan farmasi komunitas. Dan 61% responden
menyatakan bahwa mereka tidak perlu periksa ke dokter karena adanya
konsultasi dengan apoteker.
hirsch dan rekan melakukan penelitian terhadap pasien, dokter dan
pihak lain yang mengurus resep. Kelompok pasien dan dokter
memfokuskan pada obat-obatan. Dokter percaya bahwa apoteker
memberikan informasi tentang obat kepada pasien. Sedangkan pasien
melaporkan bahwa mereka mengharapkan informasi yang lebih tentang
obat namun apoteker jarang memberikan informasi tersebut. Dan
pengurus resep menyatakan bahwa pelayanan farmasi sangat penting
untuk pasien.
Kemauan konsumen untuk membayar

18 pasien dievaluasi dalam sebuah program yang memberikan


layanan konsultasi pada pemberian obat teofilin. Masing-masing pasien
menyatakan mau membayar rata-rata $25 untuk informasi kadar teofilin
dalam darah dan konsultasinya. Kepuasan pasien terhadap layanan
tersebut tinggi. pada program lain yang dilakukan apoteker melakukan
edukasi tentang diet dan pengaturan pola makan serta program lain untuk
mengendalikan kadar kolesterol dan pasien merasa puas, dan pelayanan
ini menarik 4-6 pasien perminggu
Schondelmeyerr dan Trinca melakukan penelitian di 4 lokasi utama
untuk melihat permintaan konsumen untuk layanan. Permintaan dievaluasi
baik dari segi apakah pasien memilih untuk menerima layanan konseling
dan tingkatan harga yang diberikan pasien untuk layanan konseling.
Pelayanan konseling apoteker meliputi 2 cara. Pertama, layanan
konseling secara resmi direncanakan dan disampaikan dalam metode
yang

seragam,

Kedua,

disampaikan

sebagai

layanan

perawatan

kesehatan pribadi untuk memenuhi kebutuhan masing-masing konsumen.


Dari sampel total 218 subyek, 88,1% menggunakan layanan ketika tidak
ada biaya, 24,7% membayar 1 dolar, 36,3% bersedia untuk membayar 2
dolar untuk layanan konseling, dan 16,7% menggunakan layanan dengan
biaya 3 dolar.
Karena adanya manfaat lebih sehingga konsumen bersedia untuk
membayar. Survei juga menunjukkan ratio pasien wanita bersedia
membayar lebih besa daripada pria. Pengamatan yang paling penting dari

penelitian ini bahwa pasien yang mau membayar menganggap layanan


farmasi yang diberikan jauh lebih penting daripada pasien yang tidak mau
membayar.
Einarson dan rekan melakukan 2 studi untuk mengevaluasi sikap
pasien tentang layanan pemantauan obat. Yang pertama, sebuah studi
percontohan, mengevaluasi 27 pasien yang memiliki penyakit kolesterol
membayar 10 dolar untuk pengecekan kadar kolesterol. Semua subjek
menyatakan, pada kuesioner pretest, bahwa mereka sangat mendukung
layanan tersebut, dan mereka akan menggunakannya. Pada kuesioner
post test, pasien menyatakan sangat puas dengan berbagai aspek
pelayanan.
Pasien yang mengunjungi apotek VAPS (Value Added Pharmacy
Sevices) melaporkan peningkatan pelayanan secara keseluruhan 19%,
dibandingkan dengan kenaikan 4% di toko-toko kontrol. Dari layanan yang
diberikan, pasien menunjukkan minat terbesar dalam layanan informasi,
khususnya

informasi

tertulis

dan

konseling

verbal.

92%

pasien

menyatakan informasi tertulis dan lisan sangat berguna. Dalam analisis


kualitatif, pasien juga mengatakan bahwa mereka lebih memilih layanan
yang meningkatkan kenyamanan, dengan jam konseling lebih lama dan
layanan yang lebih cepat.
Pada literatur-literatur sebelumnya, dapat disimpulkan bahwa ada
bukti-bukti yang signifikan yang mendukung nilai dari layanan kognitif.

Bukti-bukti ini dibutuhkan tetapi tidak cukup kuat untuk menentukan


imbalan. Penjelasan yang mungkin adalah:
1. Layanan kognitif belum didefinisikan dengan jelas.
2. Jasa tersebut diberikan secara tidak konsisten.
3. Masih kurangnya upaya terorganisir dari

ikatan profesi untuk

mencari standar pembayaran


4. Keputusan pemberian imbalan sering tidak didasarkan pada bukti
biaya yang efektif atau klinis tetapi politik, emosional, keuangan
atau pertimbangan marketing.
Kemauan apoteker untuk memberikan pelayanan
Berardo

mengamati seberapa sering apoteker memberikan

konseling kepada pasien ketika menyerahkan obat. Mereka menemukan


bahwa apoteker memberikan konseling obat kepada pasien sekitar 048%. Jenis informasi yang diberikan meliputi : cara penggunaan obat,
informasi mengenai efek samping,dosis sekali dan perhari. Selain itu
indeks busynes dihitung dari jumlah resep menunggu untuk dikerjakan,
jumlah resep baru yang di dapat, jumlah panggilan telepon masuk dan
keluar, dan jumlah pertemuan apoteker dengan pasien. Indeks tersebut
berkorelasi dengan prosentase dari resep selama setiap jam, termasuk
konsultasi dengan pasien. Mason dan svarstad mengadakan penelitian
yang melibatkan 40 apoteker dipilih secara acak dan independen, hasil
menunjukkan bahwa kebanyakan apoteker melakukan konseling untuk
menjelaskan masalah penggunaan lebih dari waktu pertemuan.

Karena kurangnya pembayaran untuk layanan kognitif, lebih


banyak layanan kognitif yang tidak diberikan kepada pasien. Laporan
yang diterbitkan oleh Inspektur. Identifikasi umum penggantian struktur
berbasis produk pada farmasi komunitas, masyarakat menjadi penghalang
utama dalam sistem layanan farmasi klinis. Laporan itu menyatakan
bahwa sistem distribusi obat

yang kompetitif, dikuti meningkatnya

pertumbuhan dari layanan mail apotek, pendekatan ekonomi cenderung


menjaga harga agar tidak turun dan mengkompensasi dengan volume
yang lebih tinggi. Hasilnya

terfokus pada produk dan harga daripada

penyediaan layanan klinis yang mana tidak terdapat insentif ekonomi.


Hasil kesepakatan adalah mendesain ulang insentif ekonomi dan
mengembangkan sistem untuk mendapatkan penggantian untuk layanan
kognitif.
Pembayaran Layanan Kognitif
Biaya profesional adalah pelayanan yang disediakan oleh
apoteker untuk kepentingan pasien. Formula penggantian saat ini meliputi
beberapa jenis biaya profesional, dalam jumlah yang sangat terbatas
mencakup remunerasi dasar untuk :
1. biaya bahan dan wadah
2. biaya yang dikeluarkan dalam pelayanan resep
3.

keuntungan

untuk

meningkatkannya.

mempertahankan

bisnis

dan

untuk

Apoteker telah menyediakan layanan kognitif yang penting bagi


pasien selama bertahun-tahun, seperti : pemantauan profil pasien,
tinjauan pemanfaatan obat, evaluasi penyalah penggunaan obat, evaluasi
interaksi obat, dosis individual, hasil tes darah, dan pemantauan terapi
obat secara spesifik, semua diperkenalkan sebagai layanan yang
diberikan oleh petugas farmasi.
Pemberian Imbalan untuk Pelayanan Farmasi
Tujuan dari sistem pemberian imbalan untuk pelayanan farmasi:
Memberikan imbalan kepada praktisi untuk semua yang dikerjakan,
tidak peduli terlibat dari ada tidaknya resep
Berdasarkan pada kebutuhan pasien dan tidak ada layanan
praktisi, sejak semua praktisi pelayanan kesehatan berindah ke
metode pembayaran.
Memungkinkan untuk pembayaran di masyarakat, rumah sakit,
pelayanan jangka panjang atau dimanapun pelayanan farmasi
tersedia.
Konsisten dengan praktek sehingga filsafat dari praktek dan sistem
pengimbalan tidak mengganggu satu sama lain.
Konsisten dengan metode yang digunakan dalam imbalan praktisi
pelayanan kesehatan lainnya untuk pelayan pasien.

Biaya untuk pelayanan

Biaya untuk sistem pelayanan dibayar berdasarkan jumlah dan jenis


pelayanan yang disediakan dan didokumentasikan. Setiap kali pelayanan
disediakan menghasilkan

biaya. Keputusan

untuk menyediakan

pelayanan didasarkan pada keputusan yang dibuat oleh praktisi untuk


pasien tertentu.
Metode Kapitasi
Pembayaran Kapitasi

merupakan pendekatan yang semakin populer

yang dapat digunakan untuk memperoleh layanan kesehatan. Biasanya,


metode pembayaran kapitasi memiliki resiko finasial yang signifikan yang
dibangun dalam kontrak untuk keduanya provider dan pembayar.
Dalam tambahan, metode pembayaran ini berfokus pada pasien
dan bukan pada kegiatan praktisi. Sistem kapitasi sukses memerlukan
praktisi yang dekat dengan semua biaya yang terkait dengan penyediaan
layanan, tingkat penggunaan untuk pelayanan, variabilitas dalam tingkat
penggunaan, dan dampak pelayanan ini didapat oleh pasien.
Sistem Skala Nilai Relatif Berdasarkan Sumber Daya
Prinsip dasar yang mendasari sistem skala nilai relatif berdasar
sumber daya tidaklah baru, bagaimanapun pemeriksaan fisik dan asuransi
sudah menggunakan sistem ini sejak pertama sistem skala nilai reltif
dibangun oleh California Medical Association pada tahun 1956. Komponen
dari sistem ini, yaitu :
1.

Kerja dokter relatif yang terlibat dalam

2.

Biaya praktek

menyediakan pelayanan

3.

Biaya asuransi kewajiban praktek


Sistem ini juga telah diterapkan secara luas untuk mencakup

pembayaran untuk jasa praktisi dan yang bukan dokter , diantaranya yaitu
sebagai berikut:
Pemeriksa fisik dan pekerja terapi
Asisten dokter
Perawat praktisi dan spesialis perawat klinis pada

pengaturan

tertentu
Bersertifikat terdaftar sebagai perawat anestesi
Psikolog klinis
Pekerja sosial klinis
Kalkulasi Tingkat Pembayaran
Tingkat pembayaran dalam sistem ini didasarkan pada kebutuhan pasien.
Tingkat pembayaran, atau tingkat kebutuhan pasien, dihitung dari tingkat
terendah di mana terpenuhi semua kriteria kualifikasi berikut :
1.

Sejumlah kondisi medik pasien yang dirawat sekarang

2.

Masalah jumlah terapi obat pasien dimiliki saat ini,dan

3.

Jumlah obat pasien yang diambil saat ini

Yang pertama dari tiga komponen

tersebut mendefinisikan dari kerja

komponen kunci untuk menentukan imbalan, dimana dua akhir dianggap


faktor pendukung.

Pekerjaan yang termasuk sebagai berikut:

Perluasan dari hasil pemeriksaan

kebutuhan pasien
Kompleksitas dari anjuran dan identifikasi dari masalah terapi obat

obat yang terkait dengan

Evaluasi sifat resiko yang terdapat pada perencanaan dan tindak

lanjut perawatan
Jumlah konseling dan/atau kordinasi perawatan yng diperlukan
Jumlah waktu yang dihabiskan bertemu pasien

CHAPTER 9
Mempersiapkan Para Praktisi Perawatan Farmasi
Bab ini ditulis untuk praktisi, guru, dan siswa. Kami tegas percaya
bahwa mereka semua yang terlibat dalam perawatan farmasi harus
menghadapi

proses

pembelajaran

konten

substantif,

nilai-nilainya,

substrat ideologi / politik, dan banyak konflik secara terbuka dan sebagai
mitra dalam misi transformatif. Siswa, khususnya, harus terkena semua
nuansa konteks pendidikan dan proses yang mempengaruhi pendidikan
dan masa depan mereka.
Mengajarkan apoteker berlatih
Sarana penting untuk memperluas pelayanan farmasi kepada
pasien adalah untuk mendidik para apoteker yang telah lulus dari
perguruan tinggi farmasi yang terakreditasi dan diijinkan untuk berpraktek.
Mengubah paradigma seseorang tidaklah mudah karena perubahan ini
membutuhkan perubahan besar dalam fokus dari ke produk obat kepada
pasien. Kami telah membahas beberapa prinsip praktek pelayanan
kefarmasian di Chap. 7, dan sekarang kita akan membahas apa yang
diperlukan untuk mempersiapkan praktisi, dimulai dengan apoteker yang
dilatih dan kemudian persiapan mahasiswa farmasi.

Program Sertifikasi Pelayanan Farmasi


Banyak program saat ini dimaksudkan untuk mencapai tujuan yang
sama, sehingga sangat penting untuk memahami prinsip-prinsip yang
mendasari program tertentu.

Pertama, program ini didasarkan pada praktek yang sangat spesifik


dan komprehensif didefinisikan pelayanan farmasi.
Kedua, program ini mengintegrasikan pembelajaran dengan
praktek perawatan pasien, kegiatan menulis, latihan membaca, interaksi
dengan praktisi yang berpengalaman, dan keterampilan dan pengetahuan
yang diperlukan untuk mengembangkan pendekatan pembelajaran
seumur hidup.
Ketiga, program ini dirancang untuk mengakomodasi waktu berlatih
apoteker dan dari waktu yang diatur memungkinkan perubahan praktek
yang signifikan untuk mencapai tujuan program.
Keempat, program dirancang oleh mereka yang mengembangkan
praktek dan telah mengajarkan banyak mahasiswa profesional dan
praktek pelayanan farmasi.
Mempersiapkan Praktisi Pelayanan Farmasi
Program ini terdiri dari enam unit pembelajaran, yang semuanya
harus

diselesaikan

untuk

kredit

yang

ada.

Unit

pembelajaran

diselenggarakan untuk mencapai tujuan umum berikut :


1.

Memotivasi praktisi untuk mencurahkan waktu dan energi untuk


kebutuhan pasien terkait obat.

2.

Studi praktek pelayanan farmasi

3.

Memiliki pengalaman dalam pelayanan ke pasien

4.

Mempelajari penyakit umum, terapi obat, dan karakteristik pasien


yang sering dikaitkan dengan masalah terapi obat

5.

Terampil dalam pelayanan pasien, dan

6.

Mampu menyelesaikan proses evaluasi

Unit Belajar I : Persiapan


Tujuan berikut dan tujuan khusus akan dipenuhi oleh peserta dalam
menyelesaikan bagian pembelajaran.
1.

Kritis memeriksa apa yang saat ini dipahami tentang pelayanan


kefarmasian. Peserta akan :
Relatif menentukan pelayanan farmasi, pendidikan ke pasien,
regulasi

2.

OBRA,

konseling,

substitusi

generik,

manajemen

formularium, meninjau ulang penggunaan narkoba, dan penyakit.


Menyusun program kerja untuk pelayan kefarmasian.
Kritis memeriksa apa yang saat ini memotivasi perilaku peserta

profesional. Peserta akan :


Tabel 9-1 Ringkasan Program Sertifikasi Pelayanan Farmasi
Satuam
Pembelajaran
I. Permulaan

Tujuan Pembelajaran

Kegiatan

Jadwal

Tentukan apa yang Menjawab


Menerima
saat ini dipahami
pertanyaan
yang
materi
mail
tentang pelayanan
merangsang ide-ide
selambatfarmasi.
tentang pelayanan
lambatnya satu
Kritis memeriksa apa
farmasi.
minggu
yang
saat
ini Bertanggung jawab
sebelum
memotivasi perilaku
untuk
obat-terkait
lokakarya
profesional.
kebutuhan
tiga Menyelesaikan
Temukan apa artinya
pasien
dan
kegiatan
untuk memberikan
merekam
selama
perawatan farmasi.
pengalaman dalam
seminggu
bentuk narasi.
sebagai studi
Menyelesaikan
independen
Belajarlah
untuk
tugas membaca.
menyajikan
kasus
II. Lokakarya #

pasien untuk tujuan 1. Menghadiri


tugas
pelayanan farmasi
tiga hari
2.
Diskusikan dengan
Mengidentifikasi
kelompok salah satu
masalah terapi obat
dari
tiga
Menyelesaikan
pengalaman pasien
proses
perawatan
pasien untuk pasien 3. Menyelesaikan
tugas membaca
simulasi
Memahami disiplin
dalam praktek dan
dokumentasinya

Lokakarya # 1
Minggu, 12 N06:00
Senin 9/6 pm
Selasa 9/6 pm

Mendapatkan
pengalaman untuk
III. Perawatan
memberikan
1. Memberikan
Pasien
Menghadiri
pelayanan farmasi
pelayanan farmasi
Pengalaman
pertemuan
Belajar
untuk
untuk satu pasien
#1
praktisi
memanfaatkan
baru setiap hari
mingguan
rekan
untuk
kerja
dan
pada
hari
membantu dengan
mendokumentasika
Selasa selama
masalah
pasien,
n perawatan.
tiga minggu
2. Menghadiri
mendapatkan
Menyelesaikan
pertemuan praktisi
dukungan,
dan
kegiatan
mingguan
untuk
memberikan umpan
selama
tiga
menyajikan
kasus
balik
minggu
Memahami masalah
pasien
dan
berikutnya
menerima
dan
pelaksanaan
sebagai
studi
memberikan umpan
kegiatan profesional
independen.
balik.
untuk memberikan
3. Menerapkan
tiga
pelayanan farmasi
baru "professional"
kegiatan
dalam
praktek.
4. Memperoleh
pengalaman dalam
praktek pelayanan
farmasi.
5. Lengkapi
tugas
membaca.
Pelajari
sepuluh

IV. Lokakarya #
2

V. Perawatan
Pasien
Pengalaman #
2

penyakit yang paling


umum, terapi obat,
dan
karakteristik
pasien
dalam
praktek masyarakat.
Memahami
informasi
pasien,
penyakit, dan obat
yang
diperlukan
untuk memberikan
pelayanan farmasi.
Membuat rencana
pembelajaran
pribadi
untuk
memperoleh
pengetahuan
dan
keterampilan yang
dibutuhkan.
Memahami konsep
dasar membangun
praktek,
memperoleh
penggantian,
dan
mendokumentasika
n perawatan pasien.
Mendapatkan
pengalaman untuk
memberikan
pelayanan farmasi.
Belajar
untuk
memanfaatkan
rekan
untuk
membantu
meningkatkan
praktek.
Memahami isu yang
terkait
dengan
membangun
praktek.

1. Menghadiri
lokakarya tiga hari.
2. Mengetahui kasus
pasien.
3. Menyediakan
dokumentasi
perawatan
pasien
(tanpa
pengidentifikasi
pasien) atau fakultas
program.
4. Lengkapi
tugas
membaca.

Lokakarya # 2
Minggu,
12N06:00
Senin 9/6 pm
Selasa 9/6 pm

1. Memberikan
pelayanan farmasi
untuk dua pasien
Menghadiri
baru setiap hari
pertemuan
kerja
dan
praktisi
mendokumentasika
mingguan
n perawatan
pada
hari
2. Menghadiri
Selasa selama
pertemuan praktisi
tiga minggu.
mingguan.

3. Menerapkan
tiga Menyelesaikan
baru "professional"
kegiatan
kegiatan
dalam
selama
tiga
praktek.
minggu
4. Memperoleh
berikutnya
pengalaman
dari
sebagai
studi
praktisi,
bertemu
independen.
dalam
praktek
peserta.
5. Lengkapi
tugas
membaca.

Menulis
pemeriksaan untuk
VI. Lokakarya #
1. Menghadiri
melengkapi
3
lokakarya satu hari.
persyaratan
Diskusikan pasien 2. Hadir satu kasus
pasien baru.
baru dengan kolega
Lokakarya # 3
3. Menyediakan
Desain mekanisme
Minggu.
12Ndokumentasi
untuk praktek terus
perawatan
pasien 18:00
menerus
(tanpa
Menyediakan
pengidentifikasi
fakultas
program
pasien) ke fakultas
dengan umpan balik
program.
evaluasi
4. Lengkapi
ujian
tertulis.
5. Menyelesaikan
evaluasi program.
6. Menghadiri upacara
selesai.
Ini merupakan template untuk isi, tugas, dan jadwal untuk program delapan minggu.

Unit Belajar II: Workshop # 1. Memahami perawatan Farmasi


Peserta dapat belajar praktek pelayanan farmasi, keterampilan apa
yang dibutuhkan, dan bagaimana dalam diberikan kepada masing-masing
pasien.
1.

Menyajikan kasus pasien kepada rekan-rekan untuk tujuan


memberikan pelayanan farmasi

2.

Memahami komponen dari presentasi kasus pasien


Merumuskan dan pasien Format kasus ini dan aktual presentasi.
Mengidentifikasi masalah terapi obat

Menjelaskan

kebutuhan

dan

masalah terapi obat.


Mempelajari tujuh kategori perbedaan masalah terapi obat
Memahami berbagai penyebab masalah terapi obat

dan

hubungan

antara

obat-terkait

hubungannya dengan intervensi dan resolusi


3.

Menyelesaikan proses perawatan pasien untuk pasien simulasi

Mempelajari tiga komponen utama dari proses perawatan pasien


Menjelaskan bagaimana melakukan setiap komponen dari proses

perawatan pasien
Menunjukkan proses pada pasien simulasi

4.

Memahami disiplin yang tersirat dalam standar praktek yang


diwakili oleh dokumentasi perawatan pasien.

Mempelajari tingkat disiplin yang diharapkan dalam standar

praktek
Belajar menggunakan standar praktek
Menunjukkan mendokumentasikan proses perawatan pasien

Unit Belajar III: Pengalaman Perawatan Pasien # 1


Belajar untuk memperoleh pengalaman dengan perawatan pasien
dan untuk membangun hubungan sedikit pun praktisi lain untuk tujuan
merawat pasien.
Untuk mendapatkan kepercayaan diri, keterampilan, dan praktisi
yang berpengalaman dalam praktek pelayanan farmasi.

1. Untuk memperoleh pengalaman dalam memberikan pelayanan


farmasi untuk berbagai jenis pasien dengan berbagai kondisi medis
dan memerlukan terapi obat yang berbeda menggunakan teknik
komunikasi untuk interaksi dengan pasien dan penyedia perawatan
kesehatan lainnya. Praktek proses pengambilan keputusan yang
diperlukan untuk

memberikan pelayanan farmasi. Memahami

perbedaan antara praktek dan dokumentasi praktek.


2. Untuk belajar efektif memanfaatkan rekan apoteker lain untuk
membantu dengan masalah pasien, untuk memberikan dorongan, dan
memberikan umpan balik sehingga praktek yang dapat ditingkatkan :

Kasus pasien hadir untuk praktisi lain untuk mencari nasihat


untuk masalah pasien yang kompleks.

Praktek memberi dan menerima komentar kritis mengenai praktek


pelayanan farmasi

3. Memahami masalah yang terkait dengan pelaksanaan kegiatan


profesional nonclinical diperlukan untuk memberikan pengaturan
peraktek pelayanan kefarmasian di masyarakat :

Memahami

dukungan

yang

diperlukan

untuk

memberikan

pelayanan farmasi.

Mengevaluasi tantangan yang berkaitan dengan pelaksanaan


kegiatan diperlukan profesional nonclinical.

Unit Belajar IV: Workshop # 2. Menyediakan pelayanan farmasi

Tujuan unit pembelajaran ini adalah untuk memahami pasien


umum, penyakit, dan karakteristik obat yang dapat mempengaruhi
keputusan saat memberikan pelayanan farmasi. Peserta akan memahami
pengetahuan dan keterampilan untuk memberikan perawatan farmasi, dan
akan belajar bagaimana menggunakan rencana pembelajaran pribadi.
1. Pelajari sepuluh kondisi medis yang paling umum yang terkait
dengan masalah terapi obat, serta terapi obat dan pasien
karakteristik yang terkait dengan mereka. Peserta akan
Mengidentifikasi pasien dengan masalah terapi obat tertentu,
Kasus pasien Hadir dengan masalah terapi obat khusus untuk
rekan-rekan.
2. Memahami lingkup pasien, penyakit, dan informasi obat yang
dibutuhkan untuk memberikan pelayanan farmasi. Peserta akan
Pelajari kerangka kerja organisasi umum untuk informasi yang

dibutuhkan untuk memberikan pelayanan farmasi.


Mengembangkan metode disiplin untuk mengatur dan sintesis

pembentukan di-diperlukan
3. Menetapkan rencana pembelajaran pribadi untuk mengakumulasi
pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan. Peserta akan
Memanfaatkan
rencana
pembelajaran
pribadi
untuk
memperoleh informasi yang diperlukan tentang penyakit baru

atau penyakit.
Memanfaatkan

memperoleh informasi yang diperlukan tentang terapi obat baru


Memanfaatkan
rencana
pembelajaran
pribadi
untuk

rencana

pembelajaran

pribadi

untuk

memperoleh informasi yang diperlukan tentang karakteristik


pasien yang mempengaruhi keputusan terapi obat.

4. Memahami konsep-konsep dasar yang terlibat dalam membangun


praktek,

memperoleh

penggantian,

dan

mendokumentasikan

perawatan pasien. Peserta akan


Terapkan langkah-langkah dari bangunan berlatih peserta saat

praktek-untuk pengaturan Tice.


Menguraikan langkah-langkah dalam mencapai penggantian

untuk serice perawatan pasien.


Tentukan persyaratan sistem dokumentasi perawatan pasien
fungsional

Peserta akan berhasil menyelesaikan unit ini ketika mereka


memiliki
1. Menghadiri tiga satu-setengah hari lokakarya yang mengandung
pengajaran didaktik, diskusi kelompok kecil, dan tertulis dan
tugas membaca.
2. Disajikan satu pasien dari praktek untuk kelompok sebagai
presentasi kasus pasien.
3. Salinan tersedia dokumentasi perawatan pasien untuk fakultas
program (tanpa pengidentifikasi pasien) untuk evaluasi dan
umpan balik.
4. Menyelesaikan tugas membaca (pasal 6, 7, dan 8 teks ini)
Unit Belajar V: Pengalaman Pelayanan Pasien #2
Fokus utama unit pembelajaran ini adalah pada perolehan
tambahan pengalaman dengan pelayanan pasien dan selanjutnya
menjalin hubungan dengan praktisi lain untuk tujuan merawat berbagai
pasien. Hal ini diperlukan dalam rangka untuk mendapatkan kepercayaan
diri, keterampilan, dan pengalaman yang dibutuhkan untuk memberikan
pelayanan farmasi yang berkualitas.

Pengalaman ini akan diperoleh dengan bekerja dua pasien baru


setiap hari, menghadiri pertemuan mingguan praktisi, terlibat dalam
nondini. kegiatan profesional kal, dan berinteraksi dengan farmasi-ceutical
praktisi perawatan berpengalaman.
Berikut tujuan dan sasaran tertentu yang harus dipenuhi oleh
peserta menyelesaikan Unit belajar ini. Mereka akan
1. Memberikan pelayanan farmasi untuk berbagai jenis pasien dengan
kondisi medis yang berbeda dan membutuhkan terapi obat yang
berbeda. Peserta akan :
Mengidentifikasi masalah terapi obat tambahan, termasuk
contoh conditivas pasien jenis umum, dan termasuk penyakit
kronis dan akut, pasien anak-anak dan orang tua, wanita dan
pria, gangguan organik dan behaviora V psychological, dan

indikasi dapat disembuhkan dan paliatif untuk terapi obat.


Terapkan rencana pembelajaran pribadi dalam praktek untuk

mempelajari berbagai penyakit, terapi obat, dan jenis pasien.


2. Belajarlah untuk berkonsultasi dengan rekan-rekan apoteker untuk
membantu dengan masalah perawatan pasien, untuk mendapatkan
dukungan, dan memberikan umpan balik sehingga praktek yang
dapat ditingkatkan. Peserta akan :
Belajar untuk menyajikan kasus pasien ke praktisi lain untuk
scek Rekomendasi masalah pasien yang kompleks dan

masalah.
Praktek memberi dan menerima komentar kritis mengenai
praktek pelayanan farmasi.

3. Memahami isu-isu yang terkait dengan pelaksanaan kegiatan


profesional yang diperlukan untuk memberikan pelayanan farmasi
dalam pengaturan praktek masyarakat. Peserta akan
Tentukan apa teknis dan personil pendukung yang diperlukan

dalam rangka memberikan pelayanan farmasi.


Diskusikan masalah yang terkait dengan pelaksanaan kegiatan
profesional yang diperlukan.

Peserta akan telah berhasil menyelesaikan Unit belajar ini ketika


mereka memiliki :
1. Memberikan pelayanan farmasi untuk dua pasien baru setiap hari
kerja dan didokumentasikan perawatan yang diberikan (beban total
kasus pasien dari 44 pasien aktif)
2. Menghadiri pertemuan mingguan praktisi, pasien disajikan, menerima
komentar, dan memberikan umpan balik kepada praktisi lain.
3. Diimplementasikan kegiatan profesional non klinis yang diperlukan
untuk memberikan perawatan farmasi (lihat Learning Unit III untuk
daftar kegiatan).
4. Manfaat dari sebuah penyedia layanan farmasi yang berpengalaman
dengan memiliki praktisi mengamati peserta memberikan perawatan
pasien langsung dan menyelesaikan sejumlah latihan dengan praktisi
dalam pengaturan praktek peserta.
5. Menyelesaikan tugas membaca (Bab 2 teks ini).
Kelengkapan demografi pasien di assesment

Berat, berat badan, dan umur (tanggal lahir) pasien harus


didokumentasikan untuk menentukan kesesuaian pilihan obat dan
dosis

Nomor telepon saat disukai oleh pasien harus dicatat sebagai


dukungan tindak lanjut kontak dengan pasien.

Alamat

saat

memfasilitasi

ini

untuk

setiap

tindak

lanjut

kontak

pasien

harus

dengan

dicatat

pasien

dan

untuk
untuk

mendukung sistem penagihan.

Pembawa Asuransi harus dicatat untuk mendukung proses


penagihan, jika tidak ada, tulis "self" menunjukkan pembawaan diri.

Alergi terhadap obat atau bahan lain dan setiap reaksi negatif
terhadap obat masa lalu harus didokumentasikan untuk menjamin
keselamatan pasien.

Tanda

menggambarkan

informasi

pasien

yang

spesifik

diperlukan untuk memastikan terapi obat yang aman dan efektif harus
dicatat, termasuk alkohol, tembakau, atau penggunaan kafein berat.

Perangkat medis yang diperlukan oleh pasien, seperti tongkat, kursi


roda, atau lensa kontak, harus dicatat untuk mendukung kenyamanan
dan keselamatan pasien.

Ketepatan rencana layanan

Semua obat pasien mengambil harus didokumentasikan termasuk


obat resep, obat non resep, sampel, dan lain-lain.

Sebuah indikasi yang tepat, harus didokumentasikan untuk setiap


obat pasien mengambil

Untuk setiap obat, jadwal dosis harus didokumentasikan

Untuk setiap resep obat, resep yang harus dicatat

Untuk setiap rencana pelayanan, masalah terapi obat semua harus


didokumentasikan

"satu

dikenal

saat ini". digunakan

untuk

mendokumentasikan bahwa pasien tidak memiliki masalah terapi obat


apapun.

Untuk masalah terapi obat diidentifikasi semua, kapan dan


bagaimana setiap masalah itu diselesaikan harus didokumentasikan

Layanan tertentu yang disediakan termasuk konsultasi pasien dan


pendidikan harus didokumentasikan.

Untuk setiap pasien, termasuk arahan tindak lanjut rencana harus


didokumentasikan.

Tanggal harus dicatat untuk memfasilitasi tindak lanjut hubungi


untuk memantau kemajuan pasien dan hasil.

Tindak lanjut tanggal untuk pasien berbagai rencana perawatan


harus disinkronkan untuk memastikan bahwa apoteker dapat menilai
terapi pasien obat secara komprehensif.

Kejelasan tindak lanjut evaluasi

Untuk setiap episode di mana pelayanan farmasi disediakan,


evaluasi apoteker dari status setiap masalah pasien dan atau status

keseluruhan pasien harus didokumentasikan.


Setiap evaluasi status pasien harus

tanggal,

apoteker (inisial) membuat evaluasi harus didokumentasikan.

dan

Jika tidak ada evaluasi profesional dibuat, namun status pasien

menuntut catatan pada grafik farmasi, status "n ote" harus dicatat.
Ditulis deskripsi penjelasan, dan komentar lain erat dengan
kondisi

pasien

atau

kemajuan

harus

dicatat

dalam " Evaluasi

" lapangan.
Dalam rangka untuk memberikan layanan farmasi
Informasi demografis Pasien harus mencakup usia pasien, jenis
kelamin, berat badan, alergi obat, dan setiap riwayat reaksi obat yang
merugikan dalam rangka untuk memberikan perawatan farmasi.

Demografi
Usia, berat badan, dan jenis kelamin pasien didokumentasikan

Alergi
Alergi obat didokumentasikan untuk menghindari diulang.

Adverse Reaksi
Reaksi terhadap obat masa lalu didokumentasikan untuk menghindari
terjadinya kembali.

Alerts
Alert

tentang

alkohol,

kafein,

dan

penggunaan

tembakau

didokumentasikan.
Rencana layanan harus berisi indikasi narkoba lengkap, masalah
terapi obat, konsultasi pasien disediakan, dan tindak lanjut rencana untuk
memberikan layanan farmasi.

Laporan Obat

Semua resep, non resep, sampel, dan obat-obatan herbal dicatat


dalam catatan daftar obat.

Indikasi
Indikasi yang tepat dicatat untuk setiap obat.

Obat Terapi Masalah


Untuk setiap rencana layanan, masalah terapi obat semua dicatat.

Intervensi
Semua intervensi yang dilakukan dicatat.

Follow-up
Rencana dan tanggal yang tepat untuk tindak lanjut dicatat
Informasi demografis pasien seperti tinggi, peralatan medis, alergi

makanan atau alert harus disertakan, tergantung pada masalah medis


atau terapi spesifik obat hadir.

Tinggi, berat badan, usia, dan statusnya kehamilan sering


diperlukan untuk memastikan terapi obat yang aman dan efektif.

Alergi makanan yang documentedto menghindari diulang.

Perangkat yang

dibutuhkan oleh pasien untuk mendukung

perawatan mereka dicatat.

Tanda atau perangkat menggambarkan medis, sosial, atau


kebutuhan pasien khusus dicatat.
Rencana layanan harus mengandung resolusi untuk semua

masalah yang diidentifikasi.

Resolusi Kode
a. Kapan dan bagaimana setiap masalah terapi obat itu diselesaikan
dicatat.
b. Intervensi yang tidak perlu dikeluarkan dari rencana layanan
standar.
Dalam rangka untuk secara efektif dan efisien memberikan

pelayanan kepada pasien. Informasi demografis pasien seperti alamat,


nomor telepon, dan data keuangan yang diperlukan untuk memfasilitasi
tindak lanjut dan untuk sepenuhnya menilai kebutuhan pasien untuk
layanan lanjutan dan penggantian.

Alamat saat dicatat.

Nomor telepon yang dipilih untuk tindak lanjut kontak dicatat.

Finansial

Asuransi carrier dan informasi keuangan dicatat untuk mendukung


sistem penagihan.
Rencana pelayanan yang mencakup informasi lengkap resep dan

terkoordinasi tindak lanjut tanggal akan memfasilitasi penyediaan layanan


bagi pasien berbagai efisien.

Untuk setiap obat resep, resep tersebut dicatat

Untuk setiap sampel obat, sumber dicatat

Tindak lanjut tanggal akan disinkronisasi.


1. Praktek spesifik Pharmaceutical Care
2. Program dari praktisi penyedia PC

3. Penyusunan Program yang teratur, masuk akal, dan komprehensif.


4. Praktisi yang peduli dengan Pasien

TRIANGEL UNTUK MENERANGKAN EDUKASI DAN PRAKTEK PC

Michael

s.

Schneider

triangel

adalah

bentuk

astringent.

Triangel memiliki lawan property, yang menyertakan area terkecil

untuk perimeter terbesar.


Penerapan pharmaceutical care, sugesti ini diperlukan untuk mengerti

kedalaman wewenang praktek dan tidak.


Triangel juga menjelaskan lampiran area pertama dengan garins
lurus, kemudian menghubungkan isi dengan struktur.

PENGALAMAN PENDIDIKAN: MULAI DENGAN "GAMBAR BESAR"

Tiga serangkai dari akademisi selalu diberikan pengajaran,


penelitian, dan pelayanan

Prioritas

sebenarnya

diberikan

kepada

masing-masing

tiga

kegiatan seringkali mencerminkan prioritas personal pada pembicara


individu.

Ketiga kategori aktivitas biasanya dibahas sebagai tujuan dalam


dirinya sendiri, dan tentu saja dapat argumen bahwa universitas
memberi mereka pahala dengan cara ini.

Farmasi,

seperti

semua

program

profesional

yang

lain,

bertanggung jawab untuk mempersiapkan praktisi untuk melakukan


kegiatan yang berlisensi atau diatur dalam domain publik.
Untuk alasan ini, pendidik farmasi bertanggung jawab untuk
menghasilkan

lulusan

yang

akan

memberikan

kontribusi

kepada

masyarakat dengan cara unque, bermakna, dan terukur.


Kita sering gagal untuk memahami bahwa dalam proses pendidikan
farmasi, ketiga harus bekerja pada agenda yang sama, dengan visi utama
yang sama. Masing-masing dari ketiganya dapat memiliki prioritas lain.
Jika salah satu atau tiga wilayah (praktik / pelayanan, penelitian,
atau mengajar) tidak jelas diartikulasikan dan perannya diprioritaskan,
apakah

dari

peserta

individu

(mahasiswa,

dosen,

atau

praktisi)

diperbolehkan untuk melaksanakan kebijaksanaannya tentang partisipasi


hubungan antara tiga komponen.
Mengajar dengan praktik tertentu
Kami telah mengatakan dalam sejumlah cara yang berbeda bahwa
praktek harus menjadi fokus pada program baru. Schneider membantu
untuk membuat titik "ide dianggap 'sia-sia' bukan karena buntu, tetapi
karena tidak memiliki holding pusat bersama-sama.
Selain itu, pendidik farmasi tampaknya tidak mengerti apa yang
dimaksud dengan praktek.

Pendidik farmasi tampaknya tidak mengerti apa yang dimaksud


dengan praktek seperti yang didefinisikan oleh praktisi perawatan
kesehatan lainnya.
Ada standar praktek yang sangat spesifik dan memiliki aturanaturan yang harus dipenuhi untuk mencapai kualifikasi.
Farmasi klinis tidak jelas sejak awal, juga belum pernah selama 30
tahun terakhir, setidaknya menurut definisi tradisional praktek perawatan
pasien.
Ini memang disengaja dalam banyak hal sejak pernyataan bahwa
untuk menentukan hal itu akan membatasi.
Namun, tidak jelas mendefinisikan farmasi klinis telah membuatnya
menjadi sulit untuk mengajar, untuk mengartikulasikan rumit untuk
profesional perawatan kesehatan lainnya, dan hampir tidak mungkin bagi
manajer untuk mendukung dan pemain untuk mengganti.
Jika pelayanan farmasi merupakan fokus dari program dan tidak
hanya satu topik yang akan diajarkan di kelas, maka harus dipahami
sepenuhnya, pada tingkat intelektual canggih, oleh semua fakultas dan
administrator yang terlibat dalam memberikan program.
Ini merupakan standar baru untuk pendidik farmasi.

Menempatkan praktek dalam konteks Pendidikan


Dalam bagian ini kami memperkenalkan konseptualisasi
praktek

perawatan

pendidikan.

farmasi

dalam

kerangka

dari

pengalaman

Proses ini mungkin tampak sedikit membosankan, tapi begitu


banyak dari ini hilang dari program farmasi yang ada yang penting
untuk menyoroti konsep-konsep dasar sebelum kita membahas
membangun program baru.
Praktisi berinteraksi dalam masyarakat dengan profesi bentuk.
Masyarakat dapat mengenali kelompok hanya praktisi perawatan
kesehatan yang berkontribusi dalam cara, yang berarti berharga untuk
kesehatan secara keseluruhan dan kesejahteraan masyarakat umum.
Setiap elemen dari praktek perawatan farmasi dan konteks di
mana itu ada dapat dikembangkan dengan yang lain tingkat detail.
Seri berikutnya angka menyelesaikan ini. Kami telah mencoba
untuk melihat setiap kategori variabel (praktik, pasien, praktisi, dan
sebagainya), dan untuk mengatur pengetahuan tentang variabel yang
bahwa mahasiswa farmasi perlu memiliki dalam rangka untuk
memberikan perawatan farmasi.

Membangun program baru


Dengan latar belakang ini, sekarang mungkin untuk membahas
sifat program yang berhasil akan menyiapkan praktisi untuk
memberikan perawatan farmasi.

Kita harus tegaskan bahwa kita tidak dicussing bahan ini dalam
konteks program yang ada, tapi seolah-olah kami sedang merancang
program dengan awal yang baru.
Ide-ide yang disajikan di sini disediakan untuk tujuan diskusi
untuk memulai proses pembangunan.

Menciptakan budaya yang diinginkan


Budaya program ini mencakup nilai-nilai inti semua, pola
perilaku, tujuan, harapan, upacara, dan ritual yang terlibat dalam
penyusunan siswa untuk berlatih perawatan farmasi.
Seperti pengaturan pemahaman, atau makna bersama oleh
praktisi, harus diteruskan ke generasi berikutnya.

Mengidentifikasi Konten yang tepat


Para praktisi perawatan farmasi memiliki tanggung jawab yang
sangat eksplisit yang harus dipenuhi dalam setiap pertemuan
perawatan pasien. Ini set tanggung jawab perawatan pasien harus
diajarkan dan jelas dipahami oleh semua siswa.
Praktek pelayanan farmasi terjadi dalam sebuah komunitas,
tempat di mana orang hidup dan berinteraksi. Komunitas ini mungkin
terkait satu sama lain, sekelompok pasien akut yang memerlukan
rawat inap, sebuah kelompok yang membutuhkan daerah hospices,
sekelompok keluarga hidup di reservasi, sekelompok tahanan, atau
orang lanjut usia atau cacat yang tinggal di fasilitas perawatan jangkapanjang.

Oleh karena itu, isi curicculum harus ditentukan oleh terapi


masalah umum durg dan kebutuhan individu dalam masyarakat.
Data ini epidemiologi (pasien umum, penyakit mereka, dan
kebutuhan obat mereka) akan menentukan sifat, jumlah, dan waktu
pengetahuan inti dan material yang dibutuhkan disampaikan seluruh
kurikulum.

Menerapkan metode pengajaran yang optimal.


Budaya program perawatan farmasi dan konten yang akan
diajarkan akan menentukan metode pengajaran yang sesuai untuk
dengan konsistensi budaya dengan praktik Pelayanan Farmasi
membutuhkan :
a. Metode pengajaran yang diselenggarakan dalam format yang lebih
berbasis masalah,
b. Pendaftaran mahasiswa yang secara aktif bertanggung jawab atas
pendidikan mereka sendiri, dan
c. Mempekerjakan fakultas yang mahasiswa pendukung, teman, dan
rekan.

Metode

yang

benar-benar

melibatkan

siswa

serta

menantang mereka secara intelektual harus dikembangkan untuk


program ini.
Jenis instruksi akan memerlukan pendekatan dengan mahasiswa
substansial pribadi, aktif, dan masalah-berbasis pendidikan. Dengan
pendekatan umum, khusus pengajaran dan peluang pembelajaran dapat
dirancang.

Banyak metode yang akan digunakan untuk mengajar siswa untuk


memberikan

perawatan

farmasi

---

misalnya,

kursus

didaktik,

laboratorium, dan teknologi komputer. Struktur yang paling tepat akan


ditentukan oleh konten yang spesifik dan aplikasi utama dari konten.
Teknologi baru yang mewakili sistem pendukung pengambilan futuristik
informasi harus dimasukkan ke dalam pengajaran di kelas serta program
studi laboratorium dalam rangka mempersiapkan siswa untuk menjadi
pembelajaran seumur hidup yang efisien.
Tujuan umum dari program didaktik dan latihan laboratorium adalah
untuk mempersiapkan para siswa

dengan pengetahuan inti dan

keterampilan yang mereka butuhkan untuk bagian pengalaman dari


kurikulum mereka.
Kursus harus diajarkan dengan metode yang memungkinkan siswa
untuk mengembangkan pemikiran kritis, pengambilan keputusan, dan
keterampilan komunikasi.
Menghormati pasien, kepercayaan, kerjasama, empati, kepekaan,
kepedulian, dan komitmen merupakan atribut bahwa siswa harus
memperoleh dan memasukkan ke dalam pendekatan mereka untuk
perawatan pasien. Nilai-nilai ini perlu dimodelkan dan diperkuat terusmenerus oleh fakultas dan preceptors.
Experiential pendidikan, dalam hal situs praktek perawatan farmasi,
harus dikembangkan dan dimanfaatkan oleh program farmasi.

Praktek di situs-situs pengajaran akan berfungsi sebagai dasar untuk


pengalaman pendidikan siswa. Sangat penting bahwa pendidikan
experiental konsisten dengan budaya dan isi dari program perawatan
farmasi.
Tujuan dari pembagian pengalaman adalah untuk memfasilitasi
kemampuan siswa untuk menerapkan apa yang telah mereka pelajari
dalam program didaktik.
Bagian experiental merupakan penerapan pengetahuan dan
keterampilan untuk pasien dalam situasi tertentu. Selain itu, siswa akan
menggunakan sebagian dari program mereka untuk belajar dari pasienkeyakinan

perawatan kesehatan mereka, pemahaman, harapan, dan

kekhawatiran tentang terapi obat mereka.


Selama dua dekade terakhir, hampir semua program farmasi telah
menambahkan praktisi klinis untuk gaji fakultas mereka serta mereka
rosters "relawan" guru. Meskipun upaya yang signifikan untuk membantu
para preceptors sangat beragam dalam kegiatan pedagogis mereka,
banyak pengalaman pendidikan di apotek masih didasarkan pada waktuterhormat "melihat, lakukan, ajarkan." Sejauh ini dalam teks ini, kita telah
membahas "melihat satu" dan "melakukan satu" bagian preceptorship.
Mengajar pelayanan farmasi untuk siswa sangat penting bagi masa depan
praktik ini. Bahkan, sejarah memberitahu kita bahwa transmisi praktik
tertentu hampir semata-mata tergantung pada satu-ke-satu, generasigenerasi ke-penanganan down sikap diperoleh dan dapat diterima,

pendekatan, keterampilan, bahasa, dan perilaku. Oleh karena itu, adalah


penting

bahwa

preceptors

dibebankan

dengan

beban

generasi

mengabadikan, meningkatkan, dan memperluas praktek perawatan


farmasi harus sadar bahwa tindakan mereka, kelambanan, keputusan,
kata-kata, dan kinerja sambil memberikan pelayanan farmasi untuk pasien
semua diamati dan dipelajari oleh siswanya
Godaan untuk membuat segalanya lebih mudah, lebih efisien, lebih
praktis, atau lebih seperti "kehidupan nyata" dapat membuat tidak
mungkin bagi siswa untuk belajar sendiri. Setiap praktisi belajar melalui
pengalaman risiko dan manfaat, baik bagi pasien dan apoteker,
mengambil jalan pintas, melompat ke kesimpulan, atau menjadi kurang
komprehensif dalam situasi tertentu.
Namun, untuk menggunakan tipe ini kurang dari pengalaman yang
optimal

untuk

mengajar

siswa

dapat

menjadi

merugikan.

Siswa

membutuhkan dan layak mendapatkan pengalaman belajar di mana


mereka secara pribadi dapat mengatasi masalah mereka sendiri
identifikasi dan pemecahan masalah keterampilan.
Untuk mengembangkan keterampilan ini memerlukan pengetahuan
khusus dan pengalaman pribadi dalam penerapan pengetahuan itu.
Sebuah jumlah tertentu dari trial and error diperlukan untuk memperoleh
database yang bermanfaat secara klinis yang memiliki informasi yang
relevan dan informasi yang telah dibuang, bahwa, sementara menarik,
tidak bermanfaat secara klinis.

Praktek membuat sempurna.


Dalam hal perawatan farmasi, awal studi pengalaman siswa,
"membuat sempurna dalam latihan yang sempurna" berarti bahwa siswa
harus mengalami contoh sempurna praktik farmasi perawatan. Efektivitas
harus menjadi tujuan utama ketika siswa sedang merawat beberapa
pasien pertamanya. Efisiensi dapat dan akan datang kemudian, tapi
efisiensi tanpa efektivitas berbahaya bagi perawatan pasien dan obstruktif
untuk belajar.
Penting bahwa pembimbing memiliki kapasitas, sumber daya, dan
kemauan untuk mendemonstrasikan dan mengajarkan praktek perawatan
farmasi pada tingkat 100 persen teladan.
Ada beberapa cara di mana pembimbing dapat memaksimalkan
kemampuan siswa mereka untuk memahami dan belajar praktek
perawatan farmasi. Seperti dijelaskan sebelumnya dalam teks ini, bahasa
yang

digunakan

mengkomunikasikan

adalah

penting

praktek

pelayanan

untuk

memahami

dan

farmasi. Pembimbing

harus

menggunakan, menjelaskan, dan menunjukkan istilah-istilah seperti


penilaian,

rencana

perawatan,

evaluasi,

masalah

terapi

obat,

intervensi, dan hubungan terapeutik dengan cara yang konsisten dengan


praktik perawatan farmasi dan dipahami oleh siswa mereka.
Bagian didaktik dari program ini akan mengajarkan materi umum
untuk siswa praktek sendiri, informasi pasien penting, pengetahuan terkait
obat, dan penyakit dan informasi illnes sedangkan bagian pengalaman

dari kurikulum harus mengajarkan keterampilan dan pengetahuan tertentu


khusus untuk penyediaan perawatan di pengaturan tertentu pasien.
Sebuah Proses Appraisal yang berarti :

Evaluasi akan dirancang untuk mencerminkan kinerja siswa dalam


praktek

Portofolio perawatan mahasiswa farmasi juga akan mencakup


penilaian

diri,

pengetahuan,

di

mana

setiap

keterampilan,

siswa

prestasi,

menjelaskan

pertumbuhan,

nya

atau

kelemahan,

bidang yang menjadi perhatian, dan tujuan. Evaluasi rekan penting


dalam

budaya

di

mana

kolegialitas

dan

saling

mendukung

berkembang.
Evaluasi program yang diperlukan untuk memastikan bahwa
biasanya diperlukan pengetahuan dan keterampilan yang diajarkan secara
efektif dan efisien. Evaluasi fakultas harus didasarkan pada tanggung
jawab fakultas untuk mempersiapkan siswa dengan pengetahuan dan
keterampilan yang mereka butuhkan untuk berlatih dan memberikan
perawatan farmasi. Oleh karena itu, di samping metode evaluasi
pengajaran standar, sebuah elemen penting dalam evaluasi fakultas
dalam program perawatan farmasi akan kinerja siswa dalam praktek.
Kebanyakan standar evaluasi teknik mengukur keluaran fakultas,
sedangkan dalam program berbasis praktek, hasil harus diukur dalam
bentuk kinerja murid. Ini adalah melalui kinerja yang, dalam analisis akhir,
profesi itu diri akan dinilai.

Kami telah menyajikan apa yang kita anggap sebagai ide-ide dasar
yang diperlukan untuk mengembangkan program pendidikan bagi
penyedia layanan farmasi. Agar berhasil, maka akan diperlukan untuk
memulai pada awal secara logis, belajar praktek, menggambarkan budaya
yang diinginkan, memutuskan konten, mengembangkan pengajaran yang
sesuai dan metode pembelajaran, dan memastikan bahwa proses
penilaian yang konsisten dan komprehensif dalam ketertiban. Hal ini akan
menempatkan pendidik untuk menarik mereka yang tertarik dalam
mengambil tanggung jawab untuk narkoba pasien kebutuhan. Masyarakat
akan mendapatkan keuntungan yang besar dari seperti prestasi.
Seperti Marcel Proust (1871-1922) mengatakan, "pelayaran nyata
penemuan terdiri tidak mencari tanah baru tapi melihat dengan mata
baru."

Anda mungkin juga menyukai