Anda di halaman 1dari 15

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) BERBANTUAN MEDIA PUZZLE UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR

MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL KELAS II SEMESTER 2

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sebuah pendidikan akan menentukan kehidupan bangsa di masa yang akan datang. Pendidikan yang baik adalah pendidikan yang mampu membentuk jiwa insan yang cerdas, kompetitif dan berjati diri bangsa Indonesia. Bangsa yang baik tidak akan melupakan budaya dan adat istiadat bangsa. Salah satu ilmu pengetahuan yang mengulas secara langsung sejarah bangsa Indonesia hingga berbagai adat istiadat dan kecakapan sosial dalam kehidupan sehari-hari adalah Ilmu Pengetahuan Sosial. Ilmu Pengetahuan Sosial merupakan ilmu pengetahuan yang B. Rumusan Masalah Latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan suatu masalah sebagai berikut. 1. Bagaimana menerapkan model pembelajaran CTL pada mata pelajaran IPS kelas II SDN 2 Bakalan Krapyak? 2. Bagaimana hasil belajar IPS dengan menerapkan pembelajaran CTL pada siswa kelas II SDN 2 Bakalan Krapyak? C. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini dari rumusan masalah di atas dapat dijelaskan sebagai berikut. 1. Untuk mengetahui penerapan model pembelajaran CTL pada mata pelajaran IPS kelas II SDN 2 Bakalan Krapyak. 2. Untuk mengetahui hasil belajar IPS dengan menerapkan pembelajaran CTL pada siswa kelas II SDN 2 Bakalan Krapyak. D. Manfaat

1. Manfaat Teoritis Penelitian ini secara teoritis dapat menambah pemahaman terhadap teori model pembelajaran CTL dalam meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS. 2. Manfaat Praktis a. Bagi guru, dapat meningkatkan kemampuan aktivitas guru di sekolah dasar, menemukan pola pembelajaran IPS di sekolah dasar yang efektif melalui penggunaan model pembelajaran CTL, dapat dimanfaatkan untuk memperbaiki pemeblajaran yang dikelolanya, memberikan kesempatan untuk berperan aktif mengembangkan pengetahuan dan keterampilan sendiri. b. Bagi sekiolah, sebagai alternatif model pembelajaran IPS dengan menerapkan model pembelajaran. E. Ruang Ligkup Penelitian Ruang lingkup dalam penelitian tindakan kelas ini yaitu,permasalahan tentang hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS. Penelitian tindakan kelas ini pada siswa kelas II SDN 2 Bakalan Krapyak Kecamatan Kaliwungu Kabupaten Kudus Semester 2 Tahun Pelajaran 2012/2013. Sedangkan penelitian tindakan kelas ini dibatasi pada KD 2.3 Contoh-contoh kerjasama di linggkungan tetangga. F. Definisi Operasional Untuk memberikan gambaran dan arah yang jelas tentang maksud judul penelitian Penerapan Model Pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL) Berbantuan Media Puzzle untuk Meningkatkan Hasil Belajar Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial Kelas II Semester 2, maka diberikan penjelasan definisi operasional dari variabel-variabel yang akan diteliti sebagai berikut. 1. Hasil belajar merupakan suatu tindakan atau kegiatan untuk melihat sejauh mana tujuan-tujuan instruksional dapat dicapai atau dikuasai oleh siswa yang

diperlihatkan setelah mereka menempuh pengalaman belajarnya (proses belajar mengajar). 2. G. Kerangka Pemikiran H. Hipotesis

BAB II PENINJAUAN PUSTAKA A. Model Pembelajaran CTL B. Media Puzzle C. Hasil Belajar 1. Belajar Menurut Trianto (2011: 16) menyatakan hasil belajar adalahg perubahan pada individu yang terjadi melalui pengalaman dan bukan karena pertumbuhan atau perkembangan tubunya atau karakteristik seseorang sejak lahir. 2. Aktivitas Belajar Prinsip dasar dari belajar adalah adanya perubahan tingkah laku seseorang melalui aktivitas. Jadi tidak ada kegiatan belajar tanpa adanya aktivitas siswa. 3. Hasil Belajar Hasil belajar adalah kemampuan yang dimiliki oleh siswa setelah mengalami proses pembelajaran dan dapat diukur melalui pengetahuan, pemahaman, aplikasi, analisis dan sintesis yang diraih siswa dan merupakan tingkat penguasaan setelah menerima pengalaman belajar (Sams, 2010: 37). Sumiati dan Asra (2009: 38) mengatakan perubahan perilaku merupakan hasil belajar yang mencakup pengetahuan, pemahaman, keterampilan, sikap, kemampuan berfikir, penghargaan akan sesuatu, minat dan sebagainya. Menurut Blomm (dalam Suprijono, 2010: 6), mengatakan bahwa hasil belajar mencakup kemampuan kognitif, efektif dan psikomotorik. Kemampuan kognitif meliputi knowledge (pengetahuan, ingatan), comprehension (pemahaman, menjelaskan, meringkas, contoh), application (menerapkan), analysis (menguraikan, menentukan hubungan), syntesis (mengorganisasikan, merencanakan, membentuk), dan evaluation (menilai).

Domain afektif adalah receiving (sikap menerima), responding (memberikan respon), valuating (nilai), organization (organisasi), characterization (karakterisasi). Domain psikomotorik meliputi initiatory, pre-routine, dan routinized. Psikomotorik juga mencakup keterampilan produktif, teknik, fisik, sosial, menejerial dan intelektual. Hasil belajar pada dasarnya adalah suatu kemampuan yang berupa ketrampilan dan perilaku baru sebagai akibat dari latihan atau pengalaman yang diperoleh. Dalam hal ini, Gagne dan Briggs mendefinisikan hasil belajar sebagai kemampuan yang diperoleh seseorang sesudah mengikuti proses belajar. Lebih jauh dalam hubungannya dengan hasil belajar Gagne dan dalam Suprijono (2010: 5) mengemukakan hasil belajar dapat berupak: 1. Informasi verbal Merupakan kemampuan dalam mengungkapkan pengetahuan dalam bentuk bahasa, baik secara lisan maupun secara tertulis. 2. Keterampilan intelektual Merupakan kemampuan melakukan aktifitas kognitif yang bersifat khas meliputi kemampuan mempresentasikan konsep dan lambang, kemampuan analistis-sintesis fakta konsep dan mengembangkan prinsipprinsip intelektual. 3. Strategi kognitif Kecakapan menyalurkan dan mengarahkan kemampuan kognitifnya sendiri meliputi penggunaan konsep dan kaidah dalam pemecahan masalah. 4. Keterampilan motorik Kemampuan melakukan serangkaian gerak jasmani dalam urusan dan koordinasi sehingga terwujud gerak jasmani. 5. Sikap

Kemampuan menerima atau menolak objek berdasarkan penilaian terhadap objek tersebut. Sikap merupakan kemampuan menjadikan nilainilai standar perilaku. Hasil belajar siswa banyak dipengaruhi oleh faktor-faktor yang pada akhirnya dapat meningkatkan hasil belajar atau justru dapat menurunkan belajar siswa, faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar yaitu: 1. Tingkat kematangan siswa Siswa akan lebih mudah menyerap ilmu apabila ia telah matang melakukan hal itu. 2. Belajar merupakan proses Hasil belajar akan terlihat melalui proses pembelajaran yang terjadi secara terus menerus bukan terjadi karena tiba-tiba. Butuh waktu dan usaha dalam memperoleh hasil belajar yang baik. Tingkat keberhasilan dalam proses belajar mengajar dapat diketahui dari tercapai tidaknya tujuan pembelajaran (Djamarah dan Azwan, 2006: 105). Acuan dalam menentukan bahwa proses belajar mengajr dianggap berhasil adalah sebagai berikut: 1. Daya serap terhadap bahan pengajaran yang diajarkan mencapai prestasi tinggi baik secara individual maupun kelompok. 2. Aktivitas belajar siswa telah dicapai oleh siswa baik secara individual maupun kelompok. Djamarah dan Azwan (2006: 105) menyatakan bahwa keberhasilan proses belajar mengajar dibagi atas beberapa tingkatan sebagai berikut: 1. Sangat baik Apabila >85% bahan pelajaran yang diajarkan dapat dikuasai siswa. 2. Baik Apabila >70% bahan pelajaran yang diajarkan dapat dikuasai siswa. 3. Cukup baik Apabila >50% bahan pelajaran yang diajarkan dapat dikuasai siswa.

4. Kurang baik Apabila <50% bahan pelajaran yang diajarkan dapat dikuasai siswa. Dari beberapa pengertian di atas maka hasil belajar adalah kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia memperoleh pengalaman belajar, baik kognitif, afektif dan psikomotorik.

D. Ilmu Pengetahuan Sosial

BAB III PROSEDUR PENELITIAN A. Perencanaan Penelitian 1. 2. 3. Metode Penelitian Lokasi dan Subyek Penelitian Teknik dan Instrumen Penelitian

B. Pelaksanaan Penelitian C. Teknik dan Instrumen Penelitian 1. Metode Observasi Observasi (pengamatan) merupakan kegiatan yang dilakukan untuk mengenali, merekam dan mengumpulkan data dari setiap indikator mengenai aktivitas belajar dalam proses belajar kelompok selama berlangsungnya pembelajaran Kerjasama di Lingkungan Tetangga tersebut adalah untuk mengetahu sejauh mana perhatian dan aktvitas proses belajar siswa dalam kegiatan pembelajaran tersebut. Instrumen yang dipergunakan untuk emlakukan observasi (pengamatan) tersebut adalah lembar vobservasi. Observasi dilakukan dalam penelitian ini digunakan untuk menggambarkan aktivitas siswa dan guru dalam pembelajaran dengan model Contextual Teaching and Learning (CTL). 2. Metode Tes Tes adalah seperangkat tugas yang harus dikerjakan atau sejumlah pertanyaan yang harus dijawab oleh siswa untuk mengukur tingkat oemahaman dan penguasaannya terhadap cakupan materi yang dipersyaratkan dan sesuai dengan tujuan pengajaran tertentu (Endang Poerwati, dkk, 2008: 1-5). Dalam kegiatan pembelajaran ini dilaksanakan di akhir pembelajaran.

3. Catatan Lapangan 4. Dokumentasi 5. Wawancara

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Berdasarkan pelaksanaan kegiatan pembelajaran dengan model pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL) telah diperoleh hasil belajar sebagai berikut: Tabel 1 Hasil Evaluasi Individu No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23. 24. 25. 26. 27. Nama Siswa Auni Rahmatika Mohammad Ilham Lutfi Wahyu Ferdian Dwi Prasetyo Madia Putri Rahmadhani Fera Yenovia Lutfi Wahyu Saputra Mohammad Andrian Pratama Fendi Ardiyanto Ananta Ashari Ari Himawan Belia Ananda Fransiska Dwi Uiralatul Ulfa Prasetyo Dwi Putra Nur Amalia Arfita Sofiyah Moh Khoirul Nizam Saiful Ramzi Moh. Zaenal Rifai Agustya Ihsan P. Wawan Setia Budi Lindi Arndi Agustin Fitri Novitasari Jihan Duhita Nuraini Bagas Mohammad W. Saputra Fajar P. Johan Purwanto Nilai 87 93 67 73 93 100 60 87 87 80 87 93 93 93 80 47 73 73 67 93 67 93 100 93 47 67

Jumlah Nilai Rata-rata Nilai Tertunggi Nilai Terendah >64 <64 No. 1. 2. 3. 4. 5 6. 23 2 Nama Kelompok Apel Rajawali Semangka Melon Kupu-kupu Alpukat

2093 80.5 100 47

Nilai 80 90 100 60 80 80

B. Pembahasan Hasil Penelitian

BAB V PENUTUP

Nama No 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23. 24. 25. 26. Kelom pok

Aspek yang diamati Ketepatan Keaktifan Kerja sama 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

Jumlah skor

Nilai

Rubrik Penilaian: a. Ketepatan - Skor 4 : Jika peserta didik menjawab semua pertanyaan dengan sangat tepat dan lengkap. - Skor 3`: Jika peserta didik menjawab semua pertanyaan dengan tepat.

- Skor 2 : Jika peserta didik menjawab semua pertanyaan dengan cukup tepat. - Skor 1 : Jika peserta didik menjawab semua pertanyaan dengan tidak tepat. b. Keaktifan - Skor 4 : Jika peserta didik sangat aktif dalam melakukan diskusi. - Skor 3 : Jika peserta didik aktif dalam melakukan diskusi. - Skor 2 : Jika peserta didik cukup aktif dalam melakukan diskusi. - Skor 1 : jika peserta didik tidak aktif dalam melakukan diskusi. c. Kerja sama - Skor 4 : Jika peserta didik mampu menjalankan diskusi dengan sangat kompak. - Skor 3:Jika peserta didik mampu menjalankan diskusi dengan kompak. - Skor 2 :Jika peserta didik menjalankan diskusi dengan cukup kompak. - Skor 1 : Jika peserta didik menjalankan diskusi dengan tidak kompak. Skor Maksimal = 3 x 4 = 12 Nilai =

Penentuan Kriteria a) c) Skor 8,6 10 = dapat ditetapkan sangat kompeten Skor 4,6 6,5 = dapat ditetapkan cukup kompeten b) Skor 6,6 8,5 = dapat ditetapkan kompeten d) Skor 3 4,5 = dapat ditetapkan tidak kompeten

Anda mungkin juga menyukai