wujud benda
Konduk tor
Isolator
diantaranya
Perubahan wujud Perubahan bentuk Perubahan warna Perubahan kelenturan Perubahan kekerasan Perubahan bau
contoh
diantaranya
Pelapukan Perkaratan Pembusukan Pemanasan Pendinginan Penyubliman Pembakaran Pencampu-ran dengan benda lain
diantaranya
Plastik Kayu Karet Kaca Kertas Kain
BENDA DAN
perubahan (Mulyati
Dari gambar di atas dapat diketahui bahwa batu dan kayu ketika dipindahkan di atas meja dan kemudian dipindahkan ke dalam ember, bentuk dan ukurannya tetap seperti semula (Zaenal Mustopa dkk, 2009:66). Jika dipindahkan, benda padat tidak akan berubah warna, ukuran dan bentuknya.
b. Benda padat memiliki berat Tas dan buku adalah salah satu contoh benda padat. Ketika benda tersebut kita angkat tentu terasa berat dibandingkan ketika tidak mengangkat benda padat tersebut. Hal ini membuktikan bahwa benda padat memiliki berat (Mulyati Arifin dkk, 2009: 52).
c. Benda padat dapat diubah bentuknya Benda padat dapat berubah bentuknya dengan cara tertentu, perhatikan gambar berikut ini!
Benda-benda yang kita gunakan sehari-hari bentuknya sudah berubah dari bentuk aslinya, misalnya baju. Bentuk semula adalah sehelai kain, kemudian dipotong dan dijahit sehingga berubah bentuk menjadi sebuah baju. Untuk dapat mengubah benda padat menjadi bentuk lain, benda tersebut harus mendapat perlakuan tertentu, misalnya ditekan, dipahat, dipotong, diraut, dibor, digergaji, diamplas, dan sebagainya (Heri Sulistyanto dan Edy Wiyono, 2008: 76). Benda padat dapat diubah bentuknya jika diberi perlakukan tertentu 2. Benda Cair Benda cair merupakan benda yang berwujud cair. Misalnya air, minyak, sirup dan susu. Semua benda cair tidak dapat dipegang karena berwujud cair. Benda cair hanya dapat membasahi tangan kita. Selain berwujud cair, benda cair memiliki ciri-ciri yang lain (Zaenal Mustopa dkk, 2009:66). a. Bentuknya dapat berubah sesuai dengan wadahnya Jika kita menuangkan air ke dalam gelas maka bentuk air seperti gelas. Tetapi jika menuangkan air ke dalam mangkok maka bentuknya seperti mangkok, dan jika kita menuangkan air ke dalam botol maka bentuk air seperti botol. Peristiwa tersebut membuktikan bahwa bentuk Benda dan Sifatnya 4
benda cair dapat berubah sesuai dengan tempatnya (Heri Sulistyanto dan Edy Wiyono, 2008: 76).
Siapkan Peralatan dan bahan! Segayung Air Gelas dua buah \ Botol dua buah Lakukan Kegiatan berikut ini! Masukkan air ke dalam gelas dan botol, biarkan sebentar agar air itu tenang! Amatilah bentuk dan permukaan air dii dalam gelas dan botol! Bentuk air dalam gelas seperti Bentuk air dalam botol seperti Permukaan air dalam gelas terlihat Permukaan air dalam botol terlihat Sekarang miringkanlah botol dan gelas, apakah permukaan berubah? Sekarang masukkan air dari gelas kedalam gayung kosong, lalu pindahkan kembali ke dalam botol, apakah ukurannya berubah? Buat kesimpulan tentang sifat-sifat benda cair!
b. Permukaan benda cair selalu datar Dalam keadaan tenang, permukaan air selalu datar. Akan tetapi, jika mendapat usikan permukaan air tidak lagi datar. Sifat ini dapat dimanfaatkan oleh tukang bangunan misalnya untuk mengetahui kedataran lantai pada saat pemasangan ubin. Alat yang digunakan untuk mengukur ke dataran lantai disebut waterpas (Heri Sulistyanto dan Edy Wiyono, 2008: 78).
c. Benda cair mengalir dari tempat tinggi ke tempat yang lebih rendah Mata air yang jernih dapat dijumpai di pegunungan. Mata air mengalir berkelok-kelok di antara pepohonan yang rindang. Air tersebut mengalir dari tempat yang tinggi menuju tempat yang rendah (Mulyati Arifin dkk, 2009:56). Sebagai contohnya perhatikan gambar disamping!
Benda cair mengalir dari tempat tinggi ke tempat yang lebih rendah
Sifat ini dapat dibuktikan dengan menuangkan air ke dalam gelas sampai penuh dan airnya tumpah keluar gelas. Air yang tumpah membuktikan bahwa seluruh ruangan gelas sudah terisi oleh air.
Air mempunyai massa hal ini dibuktikan jika kita mengangkat gelas kosong terasa akan lebih ringan dibandingkan jika kita mengangkat gelas yang berisi air (Heri Sulistyanto dan Edy Wiyono, 2008: 77).
e. Benda cair menekan ke segala arah Perhatikan samping. setiap Air lubang gambar pada di dari
memancar
wadah
tersebut. Memancarnya air dari setiap lubang karena pengaruh tekanan air. Di dalam suatu wadah, air mene-kan ke segala arah. Semakin ke bawah, semakin kuat tekanannya. Dengan demikian air memancar paling kuat dari lubang yang lebih bawah (Mulyati Arifin dkk, 2009:56).
Benda
cair
menekan
ke
segala arah
f. Benda Cair Dapat Melarutkan Zat tertentu Misalnya jika secangkir teh pahit kita beri sesendok gula pasir, kemudian diaduk maka kita akan memperoleh secangkir teh manis. Gula pasir larut dalam air teh sehingga rasa air teh menjadi manis. Air dapat melarutkan zat atau bahan tertentu sehingga air disebut zat pelarut. Air dan zat yang terlarut di dalamnya disebut larutan. Contohnya larutan gula artinya air yang di dalamnya terdapat gula seperti pada teh manis (Heri Sulistyanto dan Edy Wiyono, 2008: 78). Benda cair dapat melarutkan zat tertentu
3. Benda Gas Gas merupakan benda yang tidak dapat dipegang atau diraba, tapi dapat dirasakan keberadaannya. Contohnya angin. Gas ada di sekitar kita namun gas tidak dapat kita lihat (Zaenal Mustopa dkk, 2009:68). Berikut ini sifat-sifat benda gas. a. Benda Gas Menempati Ruang
Kantong plastik dapat menggelembung karena di dalamnya terdapat benda gas. Jika benda gas dimasukkan ke dalam air akan mengeluarkan gelembung-gelembung. Gelembung berisi udara yang tersusun oleh berbagai macam gas. Artinya benda gas menempati ruang (Mulyati Arifin dkk, 2009:56). Benda Gas Menempati Ruang b. Benda Gas Memiliki Tekanan Untuk mengetahui bahwa gas memberikan tekanan, lakukan kegiatan berikut dengan hati-hati.
Isi sebuah gelas minum dengan air hingga penuh. Kemudian tutup gelas itu dengan selembar karton. Balikkan gelas itu dengan hati-hati Lepaskan tangan yang memegang karton dengan perlahan-lahan.
Apakah yang kamu lihat? Apakah karton itu tetap melekat pada mulut gelas? Mengapa demikian?
Pada saat gelas belum dibalik, gas atau udara di sekitar gelas memberikan tekanan pada karton. Pada saat gelas dibalikkan, gas atau
10
udara menekan dari bawah ke atas sehingga karton tidak lepas (Poppy K. Devi dan Sri Anggraeni, 2008:91). Benda tekanan c. Benda Gas Dapat Memuai Contohnya pada siang hari ketika kita berada disekitar pantai kita akan merasakan panas matahari yang cukup kuat. Ketika itu, suhu udara naik karena adanya panas matahari. Udara tersebut membawa uap air dari daratan dan lautan. gas memiliki
Selain di pantai, contoh pemuaian udara dapat dilihat pada balon udara (Mulyati Arifin dkk, 2009: 57). .
Udara yang memuai dari panas api mendorong balon ke atas
11
d. Benda Gas Memiliki Berat Perhatikan gambar disamping! Balon yang bocor akan kehilangan benda gas di dalamnya. Oleh karena itu, balon tersebut menjadi lebih ringan daripada balon yang berisi benda gas. Hal ini membuktikan bahwa benda gas memiliki berat (Mulyati Arifin dkk, 2009: 58). Benda gas memiliki berat
FAKTA IPA
Benda gas yang paling ringan adalah hidrogen. Satu liter hidrogen beratnya hanya 0,09 gram.
12
beberapa macam diantaranya sebagai berikut (Munawar Kholil dan Dini Prowida, 2009: 90-91). 1. Perubahan Wujud Benda a. Terdapat enam proses perubahan wujud benda yaitu menguap, mengembun, membeku, mencair, menyumblim dan mengkristalkan.
berubahnya
benda cair menjadi benda gas. Misalnya saat kamu atau ibumu memasak air Ketika sudah mendidih, air menghasilkan gelembunggelembung udara. Gelembung udara terbentuk karena sebagian air berubah menjadi gas. Selain gelembung udara, air yang mendidih
13
pun menghasilkan asap. Asap termasuk benda gas juga (Aprilia dan Afifatul Achyar, 2009:107). Mengembun adalah perubahan wujud benda gas menjadi benda cair. Hal ini terjadi jika udara berada pada suhu yang dingin. Hal ini dapat dibuktikan ketika kita memegang genting rumahmu di pagi hari, akan terasa dingin dan basah. Udara di pagi hari terasa sejuk dan segar. Udara tersebut akan berubah menjadi titik-titik air bila didinginkan. Hal ini karena adanya perubahan wujud benda dari gas menjadi cair (Aprilia dan Afifatul Achyar, 2009:108).
2) Pembekuan dan pencairan Membeku adalah perubahan wujud benda cair menjadi benda padat. Perubahan ini terjadi karena suhu di lingkungan menjadi dingin. Benda cair akan membeku jika suhunya di bawah 0
o
C (Aprilia dan Afifatul Achyar, 2009:106). Contohnya es krim dan Untuk mengubah air menjadi padat, tempatkan air tersebut di
es balok merupakan air berwujud padat. lemari es. Di dalam lemari es, air tersebut akan berkurang panasnya. Jika suhunya mencapai hingga 0 oC, air akan membeku (Mulyati Arifin dkk, 2009:59).
14
Contohnya antara lain lilin yang meleleh saat dinyalakan dan es batu menjadi air (Aprilia dan Afifatul Achyar, 2009:106).
3) Penyumbliman dan pengkristalan Kapur barus merupakan benda padat. Jika dibiarkan di udara terbuka, kapur barus akan menguap. Akibatnya semakin lama ukuran kapur barus semakin mengecil, tetapi wanginya menyebar di seluruh ruangan.
Hal itu berarti terjadi perubahan wujud benda padat menjadi gas. Perubahan wujud dari benda padat menjadi benda gas dinamakan menyublim (Aprilia dan Afifatul Achyar, 2009:108).
15
Pengkristalan atau disposisi adalah perubahan benda gas menjadi padat. Contohnya uap iodium akan mengkristal jika didinginkan (Choirul Amin dan Amin Priyono, 2009: 103).
b. Perubahan wujud pada benda dapat digolongkan menjadi dua jenis yaitu perubahan wujud yang dapat kembali dan perubahan wujud yang tidak dapat kembali (Haryanto, 2004:102). Perubahan-perubahan wujud benda ada yang bersifat tetap dan ada yang bersifat sementara. 1) Perubahan wujud yang dapat kembali adalah benda yang mengalami perubahan dapat berubah kembali ke bentuk semula. Contohnya perubahan wujud cair. Air dapat berubah wujud menjadi es. Es dapat kembali berubah wujud menjadi air. Bahkan air, yang berubah menjadi benda gas dapat kembali berubah menjadi titik-titik air (Haryanto, 2004:102).
2) Pada perubahan wujud yang tidak dapat kembali , adalah benda yang mengalami perubahan tidak dapat diubah kembali ke bentuk Benda dan Sifatnya 16
semula. Contohnya kertas yang dibakar akan berubah menjadi abu arang. Dengan cara apapun, abu arang itu tidak dapat diubah lagi menjadi kertas (Haryanto, 2004:103-104).
2. Perubahan Bentuk Bentuk benda dapat mengalami perubahan. Misalnya, gelas yang terbuat dari kaca pecah dan berubah bentuk menjadi serpihan kaca.
(Munawar Kholil dan Dini Prowida, 2009:91) 3. Perubahan Warna Di sekitar kita banyak terdapat benda yang berwarna. Misalnya, foto, pakaian, kertas, dan sebagainya. Benda-benda tersebut dapat mengalami perubahan warna. Contohnya foto, foto yang semula warnanya indah, karena terkena air warnanya berubah menjadi buram(Munawar Kholil dan Dini Prowida, 2009:91). 4. Perubahan Kelenturan
17
Benda yang lentur umumnya terbuat dari karet. Karet dapat berubah kelenturannya jika terkena panas atau minyak (Munawar Kholil dan Dini Prowida, 2009:91). 5. Perubahan Kekerasan Benda-benda yang bersifat keras, misalnya batu dan kayu. Benda tersebut dapat berubah kekerasannya karena perubahan cuaca. Misalnya, kayu yang terkena air hujan akan ditumbuhi jamur, sehingga menjadi lapuk atau tidak keras lagi (Munawar Kholil dan Dini Prowida, 2009:91). 6. Perubahan Bau Pernahkah kamu mencium bau yang tidak sedap di sekitarmu. Bau tersebut biasanya berasal dari benda yang membusuk. Misalnya, mangga segar yang semula mengeluarkan bau harum, akan mengeluarkan bau yang tidak sedap ketika membusuk (Munawar Kholil dan Dini Prowida, 2009:91)
18
Pelapukan biologi adalah pelapukan yang disebabkan oleh makhluk hidup atau aktivitas organisme seperti jamur dan jasad renik lainnya. Contohnya, kayu yang tadinya keras, lama-kelamaan akan hancur dimakan rayap (S Rositawaty dan Aris Muharam, 2008:89).
b. Pelapukan kimia Pelapukan kimia disertai perubahan susunan zat pembentuk benda. Contohnya, pelapukan batuan akibat hujan asam (Dwi Suhartanti dkk, 2008: 67). c. Pelapukan fisika atau mekanik Pelapukan fisika adalah pelapukan yang disebabkan oleh faktorfaktor alam, seperti suhu, tekanan, angin dan air. Contohnya, bebatuan yang ada di sungai lama-kelamaan akan lapuk. Hal ini disebabkan oleh air, suhu, dan tekanan (Budi Waluyo dkk, 2009: 55).
2. Perkaratan Perkaratan adalah perubahan benda akibat reaksi antara benda dan oksigen (Dwi Suhartanti dkk, 2009:73).
19
Perkaratan biasanya terjadi pada benda yang terbuat dari bahan logam. Contoh logam yang mudah berkarat adalah besi dan baja. Jika terkena air, lama-kelamaan akan berkarat.
Kita dapat mencegah terjadinya perkaratan dengan cara berikut ini: a. Hindari menyimpan barang yang berbahan logam di tempat lembap. Simpanlah benda-benda tersebut di tempat yang kering. b. Lapisi benda-benda yang berbahan logam dengan zat antikarat. (Sularmi dkk, 2009: 76-77). 3. Pembusukan Pembusukan adalah proses perubahan benda yang berasal dari makhluk hidup akibat bakteri atau jamur sehingga rusak dan berbau. Pembusukan bisa terjadi pada makanan, yaitu buah-buahan, sayuran, daging, nasi, roti dan ikan (Budi Waluyo dkk, 2009: 56). Pembusukan terjadi karena bakteri.
Pembusukan pada makanan dapat dicegah dengan beberapa cara, diantaranya (Budi Waluyo dkk, 2009: 56): a. Pengeringan
20
Hal ini dilakukan dengan cara menjemur bahan makanan. Contoh pengeringan dapat dilihat pada saat nelayan menjemur ikan asin. Selain menjemur ikan asin, dapat juga dilakukan dengan pengasapan.
b. Pengasinan dan pemanisan c. Pemanasan d. Pembekuan e. Pemberian bahan pengawet (Budi Waluyo dkk, 2009: 56) 4. Pemanasan Suatu benda dapat berubah karena pemanasan atau terkena suhu yang lebih tinggi. Contohnya lilin ketika dipanaskan mengalami perubahan wujud dari padat menjadi cair. Perubahan seperti ini disebut pelelehan (Dwi Suhartanti dkk, 2008: 61). 5. Pendinginan Air yang didinginkan akan berubah menjadi es batu. Uap air yang mengalami pendinginkan akan berubah menjadi titik-titik air. Contohnya, uap minuman yang mengenai permukaan tutup gelas yang dingin akan berubah menjadi butiran air (Munawar Kholil dan Dini Dwi Prowida, 2009:93). 6. Penyubliman Kapur barus di dalam lemari menjadi kecil karena berubah menjadi gas. Gas tersebut menghasilkan bau yang tercium oleh hidung. Proses perubahan benda padat menjadi gas disebut penyubliman (Munawar Kholil dan Dini Dwi Prowida, 2009:93).
21
7. Pembakaran Pembakaran berarti memberi pengaruh langsung dengan api. Benda yang dibakar dapat berubah sifat, misalnya bentuk dan warnanya (Zaenal Mustopa dkk, 2009:80). a. Batu bara, kertas, dan obat nyamuk berubah menjadi arang, abu dan asap. b. Plastik, lilin dan plastisin jika dibakar berubah menjadi leleh.
c. Besi yang dibakar menjadi lunak dan merah membara. d. Tanah liat yang dibakar berubah menjadi keras dan berwarna merah kecoklatan. 8. Pencampuran dengan Benda Lain Proses percampuran dapat dilihat pada pembuatan dinding. Dinding dibuat campuran semen, pasir, dan air. Air merupakan benda cair, sedangkan semen dan pasir merupakan benda padat yang sifatnya berbeda dengan air. Setelah dilakukan percampuran dan dibiarkan beberapa waktu, benda berubah menjadi sangat keras (Munawar Kholil dan Dini Dwi Prowida, 2009:94).
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi perubahan pada benda, yaitu suhu, kelembapan, waktu, dan kuman (Yayat Ibayati dkk, 2008:77). 1. Suhu Suhu dingin ataupun panas dapat mempengaruhi perubahan pada benda. Benda yang dipanaskan dapat memuai misalnya sambungan rel kereta api dipasang agak renggang. Rel yang terbuat dari baja akan memuai jika kena panas, untuk itu ruang maka pada disediakan
sambungan antar rel. Bendabenda yang didinginkan selain menjadi pendek, juga menjadi tipis dan sempit. Hal ini disebut menyusut (Yayat Ibayati, 2008:77).
Jika dipanaskan, benda akan memuai Jika didinginkan, benda akan menyusut
2. Kelembapan Udara lembap mengandung uap air yang menyebabkan benda mengalami kerusakan. Misalnya dinding pada tempat yang lembap, biasanya tumbuh noda-noda hitam atau cokelat. Makin lembap, dinding makin cepat lapuk dan mengelupas. Berdasarkan pengamatan ini, kelembapan dapat mempercepat pelapukan, pembusukan, juga perkaratan (Yayat Ibayati dkk, 2008:77).
Kelembapan dapat mempercepat pelapukan, pembusukan, juga perkaratan Benda dan Sifatnya 23
3. Waktu Dengan bertambahnya waktu, pembusukan makanan makin bertambah. Demikian pula perkaratan dan pelapukan pada benda-benda. Makin lama karat akan makin banyak, benda-benda yang lapuk akan makin rapuh dan hancur (Yayat Ibayati dkk, 2008:77). Semakin lama benda berkarat maka akan semakin rapuh dan hancur
4. Kuman Makanan sebelum diolah umumnya dimasak dahulu pada suhu tertentu. Kuman akan mati pada suhu yang tinggi atau sangat rendah. Pemanasan yang sesuai pada saat mengolah makanan akan menghambat proses pembusukan. Begitu juga dengan pendinginan. Menghilangkan kuman pada makanan bisa juga dengan cara kimia, yaitu dengan memberikan ozon pada makanan terutama pada makanan kaleng atau kemasan (Yayat Ibayati dkk, 2008:78).. Jika tidak ada kuman, makanan akan tahan lama
24
Benda disekitar kita dibuat dari berbagai macam bahan. Ada yang terbuat dari logam, plastik, kayu, besi, kain, karet dan sebagainya. 1. Logam Logam merupakan bahan yang kuat dan kokoh serta dapat digunakan untuk membuat bermacam-macam benda. Sifat-sifat logam : a. Kuat b. Keras c. Dapat menghantarkan panas dan listrik d. Mudah dibentuk e. Kedap (tidak tembus) air (Dwi Suhartanti dkk, 2008: 69). Bahan-bahan yang termasuk logam, yaitu alumunium, besi dan baja serta stainless steel. a. Alumunium Alumunium memiliki kelebihan dibanding dengan jenis logam lainnya. Logam ini ringan, cukup keras, konduktor yang baik, tahan karat, dan murah. Contoh peralatan dari alumunium adalah wajan, serta kaleng minuman dan makanan (Sularmi dkk, 2009:79). b. Besi dan baja Besi dan baja merupakan logam yang paling banyak digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Bahan ini sangat kuat sehingga banyak dipakai untuk kerangka rumah, atap dan jembatan (Ikhwan S.D, 2009:81).
Benda-benda dari logam
25
c. Stainless steel Stainless steel terbuat dari campuran besi, krom, dan nikel. Bahan ini mempunyai sifat tahan karat sehingga banyak digunakan untuk membuat alat-alat makan seperti sendok (Ikhwan S.D, 2009:81) 2. Plastik Plastik tidak tersedia di alam, namun dibuat secara buatan di pabrik. Bahan pembuat plastik yaitu sisa minyak bumi dan batu bara. Plastik merupakan bahan yang paling banyak dipergunakan (Zaenal Mustopa dkk, 2009:91). Benda-benda yang terbuat dari plastik antara lain ember, jas hujan, dan gayung. Sifat-sifat plastik: ringan, tembus (transparan) dapat diberi warna tidak berkarat (Dwi Suhartanti dkk, 2008:72) pandang menjadi lunak bila dipanaskan kuat awet, dan murah
3. Kayu Kayu bersifat keras tetapi mudah dipotong, diserut, dan dilasuhkan (Zaenal Mustopa dkk, 2009:91). Kegunaan kayu antara lain untuk membuat berbagai perabot rumah tangga. Contoh: meja, kursi, lemari, dan tempat tidur (Sularmi dkk, 2009:79). Sifat kayu antara lain: kayu tidak berkarat,
26
mudah dibentuk, dapat menyerap atau melepas air keras, dan kuat (Sularmi dkk, 2009:79). Karet berasal dari pohon karet yang disebut dengan lateks. Lateks
4. Karet kemudian diolah untuk berbagai keperluan. Sifat-sifat karet: Bersifat lentur/elastis Tidak menyerap air Tidak mudah robek dan patah Tidak mudah busuk Tidak tahan panas (Ikhwan S.D, 2009:80) Benda yang terbuat dari karet misalnya ban, bola, dan sandal.
5. Kaca Kaca dimanfaatkan untuk kaca jendela mobil, cermin, hiasan lampu, dan barang pecah belah seperti gelas. Sifat-sifat kaca: Jernih dan tembus cahaya Tidak menyerap air Tahan terhadap panas dan listrik (Ikhwan S.D, 2009:80) 6. Kertas
27
Kertas merupakan suatu bahan berbentuk lembaran dari serat tumbuhan. Sifat-sifat kertas: Mudah menyerap air Mudah robek Mudah terbakar Mudah didaur ulang Jenis-jenis kertas yang ada bermacam-macam antar lain: kertas HVS, kertas minyak, kertas tisu dan sebagainya (Ikhwan S.D, 2009:81).
7. Kain Kain dapat dimanfaatkan untuk lap tangan, seprei, pakaian, gorden dan sebagainya. Sifat-sifat kain: Berpori-pori Mudah menyerap air Ringan Memiliki berbagai jenis misalnya katun, wol, dan sebagainya. (Ikhwan S.D, 2009:80)
Pemilihan bahan yang tepat akan menghasilkan benda yang berguna
28
1. Benda Konduktor Benda konduktor adalah benda yang dapat menghantarkan panas dengan baik. Benda konduktor mudah menghantarkan panas apabila di salah satu bagian terkena api, air panas, atau sinar matahari. Benda konduktor biasanya terbuat dari logam, seperti besi, aluminium, dan tembaga. Benda konduktor contohnya wajan, panci, sendok, kaca, dan sebagainya (Budi Waluyo dkk, 2009: 48). Stainless steel dan aluminium merupakan bahan logam. Jadi, bendabenda yang terbuat dari logam dapat menghantarkan panas. Alat yang dapat menhantarkan panas disebut konduktor panas (Dwi Suhartanti dkk, 2008: 52 ). 2. Benda Isolator Benda isolator adalah benda yang tidak dapat menghantarkan panas dengan baik. Benda ini bila terkena api, air panas, atau sinar matahari di satu bagian tidak dapat atau lambat meneruskan ke bagian lainnya. Benda isolator antara lain kayu, tanah, dan tembok (Budi Waluyo dkk, 2009: 48).
29
GLOSARIUM
Alumunium Elastis Lingkungan Membeku Mencair Mengembun Mengkristal Menguap Menyublim Pelapukan Pengawet Perkaratan : salah satu logam, bersifat ringan dan tahan karat. : sifat benda yang dapat kembali ke bentuk semula jika ditekan atau ditarik. : Sesuatu yang ada di sekitar makhluk hidup. : perubahan wujud dari cair menjadi padat. : perubahan wujud dari padat ke cair. : perubahan wujud dari gas menjadi cair. : perubahan wujud dari gas menjadi padat. : perubahan wujud dari cair ke gas. : perubahan wujud dari padat ke gas. : proses menjadi lapuk atau rusak. : suatu bahan yang ditambahkan untuk mengawetkan (misalnya mengawetkan makanan). : proses menjadi berkarat, yaitu terdapat lapisan merah di permukaan logam karena proses kimia. Perubahan sementara : perubahan yang dapat kembali ke bentuk semula. Perubahan tetap Struktur benda Tekstur Isolator Konduktor : perubahan yang tidak dapat kembali ke bentuk semula satu inci persegi. : susunan bagian-bagian pada suatu benda. : kasar dan halusnya permukaan suatu benda. : benda yang tidak menghantarkan panas.
: benda yang dapat menghantarkan panas.
30
Uji Kompetensi
1. Sebutkan beberapa ciri benda gas? 2. Sebutkan sifat-sifat dari plastik! 3. Mengapa pengasinan makanan dapat mencegah pembusukan? 4. Iwan ingin membuat teh hangat, tetapi tidak ada air panas. Ia mulai memasak air. Agar cepat mendidih, ia hanya memasukkan segelas air ke dalam panci. Setelah air mendidih, ia menuangkannya pada gelas semula, tapi air tersebut ternyata tidak penuh seperti semula. Ke manakah air yang berkurang itu? Apa yang menyebabkan air berkurang? Jelaskan alasanmu! 5. Bagaimana keadaan besi yang mengalami perkaratan?
31
DAFTAR PUSTAKA
Amin, Choirul dan Amin Priyanto. 2009. Ilmu Pengetahuan Alam untuk SD dan MI Kelas IV. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional. Amin, dkk. 2007. Ilmu Pengetahuan Alam SD Kelas III Semester 1. Solo: CV Sindunata. Aprilia dan Afifatul Achyar. 2009. Ilmu Pengetahuan Alam untuk SD dan MI kelas 4. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional. Arifin, Mulyati, Mimin Nurjhani K. dan Muslin. 2009 . Ilmu Pengetahuan Alam dan Lingkunganku untuk Kelas IV Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional. D, Ikhwan S. dan Wahyudi. 2009. Ilmu Pengetahuan Alam untuk SD/MI Kelas IV. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional. Haryanto. 2004. Sains untuk Sekolah Dasar Kelas V. Jakarta: Erlangga. Ibayati, Yayat, Sri Anggraeni dan Lilis. 2008. Ilmu Pengetahuan Alam 4. Jakarata: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional. Kholil, Munawar dan Dini Prowida.2009. Ilmu pengetahuan Alam untuk SD/MI Kelas V. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional. Mustopa, Zaenal, Tuti Pancawati Pathi dan Ai Tati Nurhayati. 2009. Ilmu pengetahuan Alam untuk SD/MI Kelas III. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional. Suhartanti, Dwi, Isnani Aziz Zulaikha dan Yulinda Erma Suryani. 2008. Ilmu Pengetahuan Alam untuk SD Kelas VI. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional. Sularmi dan M.D Wijayanti. 2009. Sains Ilmu pengetahuan Alam untuk SD/MI Kelas VI. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional. Sulistyanto dan Sukarno. 2009. Ilmu Pengetahuan Alam untuk Kelas V. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional. Sulistyanto, Heri dan Edy Wiyono. 2008. Ilmu Pengetahuan Alam untuk SD dan MI Kelas IV. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.
32
Waluyo, Budi, dkk. 2009. Ilmu Pengetahuan Alam SD/MI Kelas VI Semester 1. Solo: CV Sindunata.
33