Anda di halaman 1dari 35

Penyusun: kel. B DM FKUWKS Mojokerto Pembimbng: dr. Hendro Riyanto, SpKJ, MM Moderator : dr.

Ika

PENDAHULUAN
o

Fobia sosial merupakan salah satu di antara jenis gangguan cemas (neurosis-cemas) dengan gejala utama perasaan takut yang disertai keinginan untuk menghindar

Gangguan ini bukan disebabkan oleh gangguan organik

PENGERTIAN
Fobia berasal nama salah satu Dewa Yunani yang dapat menimbulkan rasa takut yang diartikan dengan kekhawatiran, ketakutan, atau kepanikan

FOBIA SOSIAL
Fobia sosial adalah suatu ketakutan yang bermakna dan terus-menerus atas satu atau lebih situasi-situasi sosial atau perbuatan/penampilan (performance)

EPIDEMIOLOGI

Terdapat 3-5 % populasi angka kejadian = Onset penyakit biasanya dimulai awal umur belasan tahun, walaupun tidak menutup kemungkinan terjadi pada tiap tahap kehidupan

Prevalensi fobia sosial meningkat pada: -ras kulit putih -orang yang menikah -individu dengan taraf pendidikan yang baik.

Ada kecendrungan kenaikan angka prevalensi fobia sosial, seiring dengan perubahan perilaku (gaya hidup) masyarakat.

ETIOLOGI
1. Faktor Perilaku 2. Faktor Psikoanalitik 3. Faktor Neurokimiawi 4. Faktor Neuroendokrin 5. Faktor Genetik

ETIOLOGI 1. Faktor perilaku

Beberapa penelitian melaporkan adanya kemungkinan ciri tersendiri pada anak-anak yang mempunyai pola perilaku menahan diri (behavioral inhibition).

ETIOLOGI

2. Faktor Psikoanalitik Sigmund Freud ide/pikiran yang merupakan sumber asli ketakutan telah digantikan (replaced) menjadi fobia objek lain yang memunculkan (represent) sumber aslinya secara simbolik melalui represi dan displacement, sumber asli ketakutan tersebut tidak diketahui oleh individu

Menurut

teori watson , phobia sosial muncul karna adanya kecemasan dan stimulus yang alami di ikuti dengan simulus netral , sehingga ketika seseorang terbiasa menerima stimulus menakutkan maka ketika orang tersebut menerima stimulus netral,orang tersebut akan berfikir bahwa akan terjadi peristiwa yang menakutkan.

pada pasien fobia mekanisme pertahanan ego yang dipakai adalah displacement (memindahkan situasi yang tidak bisa diterima ke situasi yang lebih bisa diterima.

ETIOLOGI

3. Faktor Neurokimiawi Dopamin bertanggung jawab terhadap beberapa fungsi motivasi dan dorongan/ rangsangan (incentive) susunan saraf pusat, minat sosial yang tinggi keinginan berteman/berkumpul dengan kelompok dan kepercayaan diri bisa mencerminkan pengaruh tersebut

Pasien fobia penampilan/perbuatan (performance anxiety) melepaskan lebih banyak norepinefrin dan epinefrin sentral ataupun perifer dibandingkan orang nonfobik, pasien ini bisa sangat sensitif terhadap rangsang adrenergik normal.

ETIOLOGI

4. Faktor Neuroendokrin Anak-anak dengan defisiensi hormon pertumbuhan (growth hormone deficiency,GHD) cenderung mengidap gangguan penyesuaian psikologik : ketergantungan pada org lain (dependent), pemalu (shy), menarik diri (withdrawal), terisolasi sosial (socially isolated).

Pada orang dewasa yang pernah menggalami defisiensi growth hormon ditemukan insiden fobia sosial yang cukup tinggi.

ETIOLOGI 5. Faktor Genetik Faktor genetik dapat berperanan dalam fobia sosial. Analisa pedigree/silsilah memperlihatkan silsilah pertama dari keluarga dengan fobia sosial tiga kali beresiko mendapat sosial fobia

TERDAPAT 2 JENIS FOBIA SOSIAL


1.

(non-generalized social phobia) yaitu jika seseorang takut akan situasi-situasi yang berorientasi pada penampilan/perbuatan (performance-oriented situations), contohnya :

berbicara di depan umum dan makan/minum atau menulis di tempat umum menghadapi lawan jenis tidak dapat buang air kecil di toilet umum (shy bladder) ketakutan terhadap interaksi yang terbatas pada satu atau dua keadaan saja

2. Fobia sosial umum (generalized social phobia) jika seseorang merasa takut akan situasi-situasi interaksi dengan orang lain, seperti pertemuan sosial atau terlibat dalam satu percakapan

GEJALA PSIKIS
Takut secara berlebihan ketika berinteraksi dengan orang asing Khawatirkan memalukan atau memalukan diri sendiri Kecemasan yang mengganggu rutinitas harian , pekerjaan, sekolah atau kegiatan lain Menghindari melakukan sesuatu atau berbicara dengan orang karena takut malu Menghindari situasi di mana mungkin menjadi pusat perhatian Kesulitan membuat kontak mata Kesulitan berbicara

GEJALA

FISIK

Blushing

(muka merah) Berkeringat Gemetar palpitasi Mual Suara gemetar Ketegangan otot Kebingungan Diare Tangan dingin, basah mulut kering

DIAGNOSIS
Menurut DSM-IV Kriteria A Ketakutan yang jelas dan menetap terhadap satu atau lebih situasi sosial atau tampil didepan orang yang belum dikenal atau situasi yang memungkinkan ia dinilai oleh orang lain atau menjadi pusat perhatian. Ada perasaan takut bahwa ia akan berperilaku memalukan atau menampakkan gejala cemas atau bersikap yang dapat merendahkan dirinya.

Kriteria B Apabila pasien terpapar dengan situasi sosial, hampir selalu timbul kecemasan atau bahkan mungkin serangan panik.

Kriteria C Pasien menyadari bahwa ketakutannya sangat berlebihan dan tidak masuk akal. Ketakutan tersebut tidak merupakan waham atau paranoid.

Kriteria D Pasien menghindar dari situasi sosial atau menghindar untuk tampil di depan umum atau pasien tetap bertahan pada situasi sosial tersebut tetapi dengan perassan sangat cemas atau sangat menderita. Kriteria E Penghindaran dan kecemasan atau penderitaan akibat ketakutan terhadap situasi sosial atau tampil di depan umum tersebut mempengaruhi kehidupan pasien secara bermakna atau mempengaruhi fungsi pekerjaan, aktivitas dan hubungan sosial atau secara subjektif pasien merasa sangat menderita.

Kriteria F Untuk yang berusia di bawah 18 tahun, durasi paling sedikit 6 bulan.

Kriteria G Ketakutan atau sikap menghindar tersebut tidak disebabkan oleh efek fisiologik zat atau kondisi medik umum atau gangguan mental lain (gangguan panik dengan atau tanpa agoraphobia, gangaguan dismorfik, gangguan perkembangan prevasif, atau dengan gangguan kepribadian skizoid).

Kriteria H Bila terdapat kondisi medik umum atau gangguan mental lain, ketakutan pada kriteria A tidak berhubungan dengannya (gagap, Parkinson, atau gangguan perilaku makan seperti bulimia atau anoreksia nervosa) Kriteria A merupakan kunci gejala fobia sosial. Hal yang penting pada kriteria ini yaitu adanya situasi yang dapat membangkitkan fobia yaitu situasi yang dinilai atau diamati oleh orang lain dan juga ketakutan akan memperlihatkan kecemasan atau bertingkah dengan cara yang memalukan.

PPDGJ - III
Diagnosis fobia sosial ditegakkan bardasarkan yaitu Semua kriteria di bawah ini harus dipenuhi untuk diagnosis pasti: gejala psikologis, perilaku atau otonomilk yang timbul harus merupakan manifestasi primer dari anxietasnya dan bukan sekunder dari gejala-gejala lain seperti misalnya waham atau pikiran obsesif; anxietasnya harus mendominasi atau terbatas pada situasi sosial menghindari situasi fobik harus atau sudah merupakan gejala yang menonjol

DIAGNOSIS BANDING
1.

2.
3.

Agorafobia Depresi berat Gangguan kepribadian skizoid

PENATALAKSAAN

1. terapi relaksasi Terapi ini terdiri dari belajar untuk menurunkan tegangan otot selama beristirahat, ketika bergerak dan pada situasi-situasi yang dapat menyebabkan kecemasan.

3. Terapi kognitif Salah satu contoh teknik kognitif adalah restrukturisasi kognitif (cognitive restructuring) atau disebut juga restrukturisasi rasional.Teknik ini merupakan suatu proses di mana terapis membantu klien mencari pikiran pikiran self-defeating dan mencari alternatif rasional sehingga mereka bisa belajar menghadapi situasi-situasi pembangkit kecemasan 4. Virtual Reality Exposure 5. Cognitive-Behavioral Therapy (CBT) 6. Terapi pemaparan

4. VIRTUAL REALITY EXPOSURE

FARMAKO TERAPI

A. Selective serotonin reuptake inhibator (SSRI)

ex Paroxetine

B. Benzodiazepines: Alprazolam Dan Clonazepam C. Buspirone D. Beta-Blockers : Propranolol E. Monoamine oxidase inhibitors( MAOI):

Ext :Phenelzine. Moclobemide.

PROGNOSIS

Prognosis dipengaruhi oleh usia, onset, durasi gejala dan perkembangan komorbiditas gangguan cemas dan depresi. Fobia sosial biasanya mulai pada usia dini sehingga dapat menyebabkan gangguan di semua bidang akademik seperti rendahnya kemampuan sekolah, menghindar dari sekolah, dan sering putus sekolah

PROGNOSIS

Fobia sosial cenderung menjadi kronik. Bila tidak diobati dapat menjadi komorbiditas dengan gangguan lain seperti depresi, penyalahgunaan alkohol atau obat. Anak yang memiliki kegiatan sekolah dan aktivitas sosial memilikiprognosis yang lebih baik

TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai