Anda di halaman 1dari 25

I.

Memahami dan menjelaskan anatomi organ reproduksi wanita

Organ reproduksi perempuan terbagi atas organ genitalia eksterna dan organ genitalia interna. Organ genitalia eksterna dan vagina adalah bagian untuk sanggama, sedangkan organ genitalia interna adalah bagian untuk ovulasi, tempat pembuahan sel telur, transportasi blastokis, implantasi, dan tumbuh kembang janin. 1. Genitalia Eksterna Meliputi semua organ-organ yang didapatkan antara os pubis, ramus inferior, dan perineum, ialah : Mons veneris atau mons pubis, adalah bagian yang menonjol di atas simfisis dan pada perempuan setelah pubertas ditutup oleh rambut kemaluan. Pada perempuan umumnya batas atas rambut melintang sampai pinggir atas simfisis, sedangkan ke bawah sampai ke sekitar anus dan paha. Labia mayora dan labia minora Labia mayora(bibir-bibir besar) terdiri atas bagian kanan dan kiri, berbentuk lonjong dan menonjol, berasal dari mons veneris dan berjalan ke bawah dan belakang. Labia mayora analog dengan skrotum pria. Labia mayora sinistra dan dextra bersatu di sebelah belakang dan merupakan batas depan dari perineum, disebut kommisura posterior (frenulum). Bagian luar menyerupai kulit dan ditumbuhi rambut. Bagian dalam menyerupai selaput lender dan mengandung banyak kelenjar sebacea. Labia minora, didapatkan sebagai lipatan di sebelah medial dari labia mayora. Kedua lipatan bertemu di atas dan di bawah clitoris. Di bagian belakang kedua lipatan setelah mengelilingi orificium vaginea bersatu disebut fourchet. Clitoris Merupakan suatu tunggul yang erectile. Secara embryologis dan histologist berstruktur sama dengan penis, kecuali tidak melewati uretra. Memiliki kepala, glands clitoridis, dan bungkus prepuce. Mengandung banyak urat-urat saraf sensoris, dan pembuluh darah. Analog dengan penis laki-laki. Vestibulum Merupakan rongga yang sebelah lateral dibatasi oleh kedua labia minora, anterior oleh clitoris, dorsal oleh fourchet. Pada vestibulum terdapat muara-muara dari vagina uretra dan terdapat pula 4 lubang kecil yaitu 2 muara dari kelenjar bartholini yang terdapat di samping dan agak ke belakang dari introitus vaginae, dan 2 muara dari kelenjar Skene di samping dan agak dorsal dari urethra. Gl. Vestibularis majoris Bartholini Merupakan kelenjar terpenting di daerah vulva dan vagina. Mengeluarkan secret mucus terutama pada waktu coitus. Hymen ( selaput dara ) Berupa lapisan tipis dan menutupi sebagian besardari introitus vaginae. Biasanya hymen berlubang sebesar ujung jari hingga getah dari genitalia interna dan darah haid dapat mengalir ke luar. Bila hymen tertutup sama sekali disebut hymen occlusivum. Setelah partus, hanya tinggal sisa-sisa kecil pada pinggir introitus dan disebut carunculae myrtiformis. Bagian ini bentuknya berbeda-beda ada yang seperti bulan sabit, knsistensi ada yang kaku dan ada yang lunak, lubangnya ada yang seujung jari, ada yang dapat dilalui satu jari.

Perineum (kerampang) terletak di antara vulva dan anus, panjangnya lebih kurang 4 cm. jaringan yang mendukung perineum terutama ialah diafragma pelvis dan diafragma urogenitalis. Diafragma pelvis terdiri atas otot koksigis posterior serta fasia yang menutupi kedua otot ini. Diafragma urogenitalis terletak eksternal dari diafragma pelvis, yaitu di daerah segitiga antara tuber isiadika dan simfisis pubis. Diafragma urogenitalis meliputi muskulus transversus perinea profunda, otot konstriktor uretra dan fasia internal maupun eksternal yang menutupinya.

2. Genetalia Internal VAGINA Vagina (liang kemaluan) merupakan saluran muskulo membran neus yang menghubungkan uterus dengan vulva diantara kandung kemih dan rektum. Panjang vagina depannya sekitar 9 cm dan dinding belakangnya sekitar 11 cm. Bentuk vagina bagian dalam yang berlipat-lipat bernama ragae, di tengahtengah ada bagian yang lebih keras disebut kolumna ragarum. Lamina propia kaya akan pembuluh darah ketika terjadi rangsangan sex coitus, darah ini yang akan menjadi sumber untuk membasahi vagina. Pada puncak (ujung) vagina menonjol serviks bagian dari uterus, bagian serviks yang menonjol ke dalam disebut portio. Portio uteri membagi puncak vagina menjadi 4 bagian: Forniks anterior Forniks porterior Forniks dekstra Forniks sinistra Sel dinding vagina mengandung banyak glikogen yang menghasilkan asam susu dengan pH 4 Keasaman vagina memberikan proteksi terhadap infeksi. Fungsi utama vagina: Saluran untuk mengeluarkan lendir uterus dan darah menstruasi Alat hubungan seks Jalan lahir pada waktu partus UTERUS Dalam keadaan tidak hamil terdapat dalam ruangan pelvis minor permukaan belakang tertutup oleh peritonium,permukaan depan di bagian atas. bagian bawah dari permukaan depan melekat pada vesica urinaria uterus terdiri dari 2 bagian: 1.corpus uteri berbentuk segitiga 2.cervix uteri berbentuk silindri UKURAN UTERUS 1.pada anak: 2-3 cm 2.pada nullipara: 6-8 cm 3.pada multi para: 8-9 cm PANJANG CORPUS 1.pada anak: 1/2 dari panjang cervix uteri 2. pada gadis remaja:sama panjang dengan cervix uteri 3.pada multipara:2x panjang cervix uteri Dinding rahim terdiri dari 3 lapisan : 1.perimetrium 2.myometrium 3.endmetrium Sikap dan letak uterus di tengah-tengah rongga panggul dipertahankan oleh:

1.Tonus uterus sendiri 2.Ligament-ligament dari uterus 3.Otot-otot dasar panggul Ligament-ligament uterus adalah 1.Ligament um Latum : Berupa lipatan peri tonium sebelah lateral ka./ki.dari pada uterus,meluas sampai ke dinding panggul dan dasar panggul,sehingga se olah-olah menggantung padan tubae. Ruangan antara kedua lembar dari lipatan ini terisi oleh jaringan yang longgar disebut: parametrium,dimana berjalan arteria,vena uterina,pembuluh lympha dan ureter. 2.Ligamentum rotundum(lig.teres uteri) : Terdapat di bagian atas lateral dari uterus,caudalk dari insertie tuba,kedua ligament ini melalui canalis inguinalis ke bagian cranial lab.majus. Terdiri dari jaringan otot polos(identik dengan myometrium)dan jaringan ikat dan menahan uterus dalam anteflexie. Pada waktu kehamilan mengalami hyper trophie dan dapat diraba dengan pemeriksaan luar. 3.Ligament infundibulo pelvicum(lig.suspensorium ovarii) : 2 buah kiri kanan dari infundi bulum dan ovarium ke dinding panggul.Ligamentum ini menggantungkan uterus pada dinding panggul.Antara sudut tuba dan ovarium terdapat ligamentum ovcarii proprium. 4.Ligamentrum cardinale : Kiri kanan dari cervix setinggi ostium uteri internum ke dinding panggul. Menghalangi pergerakan ke kiri atau ke kanan. 5.Ligamentum sacro uterinum : Kiri kanan dari cervix sebelah belakang ke sacrum mengelilingi rectum. 6.Ligamentum vesico uterinum : Dari uterus ke kandung kencing. Letak uterus : 1.Ante dan retroflexio uteri : Sumbu cervix dan sumbu uterus membentuk sudut.Jika sudut ini membuka ke depan disebut anteflexio jika membuka ke belakang di sebut retroflexio. 2.Ante dan retroversio uteri : Sumbu vagina dan sumbu uterus membentuk sudut.jika sudut ini membuka ke depan disebut anteversio jika membuka ke belakang di sebut retroversio. 3.Positio : Uterus biasanya tidak terletak tepat pada sumbu panggul bisa lebih ke kiri,ke kanan,lebih ke depan,lebih ke belakang,disebut sinistro,dextro,antero,dorso positio. 4.Torsio : Letak uterus biasanya agak berputar. Pembuluh darah uterus : 1. A.uterina Berasal a.hypogastrica yang melalui lig.latum menuju ke sisi uterus kira-kira setinggi ostium uteri internum dan memberi darah pada uterus dan bagian atas vagina dan mengadakan anastomose dengan a.ovarica .

2. A.ovarica

Berasal dari aorta masuk lig.latum melalui lig.infundibulo pelvicum dan memberi darah pada ovarium,tuba,dan fundus uteri.Darah dari uterus di alirkan melalui vena uterina dan vena ovarica. Serat-serat saraf uterus : Kontraksi dinding uterus adalah autonom tidak memerlukan rangsang dari susunan saraf pusat. Uterus di pengaruhi oleh serat-serat saraf symphatis maupun parasymphatis yang menuju ke ganglion cervicale dari frankenhauser yang terletak di pangkal lig.sacro uterinum. TUBA UTERINE FALLOPII Alat ini terdapat pada tepi atas ligamentum latum, berjalan ke arah lateral, mulai dari cornu uteri kanan kiri. Panjangnya sekitar 12 cm, diameter 3-8 mm. Pada tuba ini dibedakan menjadi 4 bagian : Pars interstisialis, yaitu bagian tuba yang berjalan dari dinding uterus, mulai pada ostium internum tubae Pars ismika, merupakan bagian tuba setelah keluar dari dinding uterus, merupakan bagian tuba yang lurus dan sempit, diameternya 2-3 mm Pars ampullaris, bagian tuba antara pars ismika dan infundibulum merupakan bagian tuba yang paling lebar dan berbentuk S, diameternya 5-8 mm. Pars ampullaris merupakan tempat konsepsi terjadi Infundibulum, ujung dari tuba dengan umbai-umbai yang disebut fimbriae, lubangnya disebut ostium abdominal tubae Bagian luar tuba diliputi oleh peritoneum viserale yang merupakan bagian dari ligamentum latum. Otot dinding tuba terdiri atas (dari luar ke dalam) otot longitudinal dan otot sirkular. Lebih ke dalam lagi didapatkan selaput yang berlipat-lipat denghan sel-sel yang bersekresi dan bersilia yang khas, berfungsi untuk menyalurkan telur atau hasil konsepsi ke arah kavum uteri dengan arus yang ditimbulkan oleh getaran rambut getar tersebut.

1. 2. 3. 4.

OVARIUM Ovarium adalah organ yang bentuknya yang hampir seperti buah badam (almond-shape) dan berfungsi sebagai tempat perkembangan dan pengeluaran ovum serta sintesis dan sekresi hormon steroid.ukuran ovarium pada masa subur memiliki panjang 2,5-5 cm,lebar 1,5-3 cm dan tebal 0,6-1,5 cm setelah menopos ukuran ovarium jauh berkurang . Ovarium ada 2,kiri dan kanan uterus,di hubungkan dengan uterus wanita oleh ligament ovarii Proprium dan di hubungkan dengan dinding panggul dengan perantara ligament infundibulo pelvicium,disini terdapat pembuluh darah untuk ovarium yaitu a dan v ovarica. Pada ovarium dibedakan: 1.permukaan medial yang menghadap ke arah cavum douglasi dan permukaan lateral. 2.ujung atas yang berdekatan dengan tuba dan ujung bawah yang lebih dekat dengan uterus(extrimitas tubaria dan extrimitas uterina) 3.pinggir yang mengfhadap ke muka (margomesovaricus )melekat pada lembar belakang ligamen latum dengan perantaraan meso varium dan piunggir yang menghadap kebelakang(margoliber). Ovarium terdiri dari: 1.medula adalah area terdalam yang mengandung pembuluh darah dan limfatik,serabut saraf,sel-sel otot polos sel-sel jaringan ikat. 2.korteks adalah lapisan stroma luar yang rapat dan mengandung folikel ovarian yaitu unit fungsional pada ovarium. PARAMETRIUM

Parametrium merupakan genetalia internal yang berupa jaringan ikat yang terdapat antara kedua lembar ligamen latum yang terletak disamping serviks. Bagian atas ligamentum latum yang mengandung tuba disebut mesosalpix dan bagian caudalnya yang berhubungan dengan uterus disebut mesometrium. Pada sisi depan ligamen latum berjalan ligamen teres uteri, pada permukaan belakang ligamen ovarii proprium. Mesofarium merupakan lipat peritoneum untuk ovarium yang terdapat antara mesosalpix dan mesometrium. Ligamen suspensorium ovarii berjalan dari ekstremitas tubaria ovarii ke dinding panggul. Pada parametrium ini berjalan ureter, a dan v uterina. Parametrium sebelah bawah yang menyelubungi a dan v uterina lebih pada jaringan sekitarnya disebut ligamen cardinale. Pertumbuhan alat kandungan Alat kandungan mulai terbentuk pada embrio yang berumur 6 minggu. Alat kandungan terjadi dari dua saluran yang disebut saluran ngler. Kedua saluran ngler ini bersatu di bagian bawah untuk membentuk bagian atas dari vagina dan uterus, sedangkan bagian atas terpisah menjadi tuba. Kalau penyatuan di bagian bawah saluran C kurang sempurna makla mungkin terbentuk dua vagina dan dua uterus atau satu vagina dan dua uterus atau satu uterus yang masih mempunyai sekat di tengah.

Histologi

Histologi Ovarium.

Ovarium merupakan organ endokrin maupun eksokrin, yakni penghasil hormon dan sel gamet. Struktur histologi. Permukaan ovarium dilapisi sel epitel kuboid kompleks (kubus banyak lapis) yang makin keatas menjadi squamus kompleks. Ovarium terbagi menjadi dua daerah, yaitu : Daerah Korteks (Zona parenchymatosa) Daerah medulla ( Zona vasculosa) Pada korteks ditemukan banyak folikel dengan berbagai tahap perkembangan (folikel primer, sekunder, tertier, folikel de graff, dll). Fossa ovulasi (terlihat jelas pada ovarium kuda). Pada medulla :tersusun dari jaringan ikat longgar, vasa darah.

Folikel Ovarium

Folikel ovarium terdiri dari satu oosit dan sel folikel disekitarnya. Perkembangan folikel dapat dibagi menjadi beberapa tahap yaitu folikel primer, folikel sekunder, folikel tersier, dan folikel De Graff.

Folikel Primer Folikel ini telah memasuki siklus, dan dibawah pengaruh hormon FSH dari hiphofisa terjadi proses pertumbuhan. Pembesaran diameter dari seluruh komponen folikel disebabkan oleh perubahan pada : Sel telur yang membesar karena intinya sedikit membesar akibat kromatin bertambah, sitoplasma khususnya kuning telur (para plasma) bertambah secara bertahap sel telur yang sedang berkembang ini disebut oosit primer. Ciri-ciri :

1. Sel-sel follikel turut berkembang yang tadinya berbentuk pipih selapis, berubah menjadi kubis sebaris. 2. Membran basal masih tetap tipis.

Folikel Sekunder.

Periode ini disebut Growing follicle dibedakan tiga stadium, yakni : 1. Stadium permulaan Oosit primer terus berkembang, sel folikel mulai berkembang biak sehingga tampak dua lapis. Di luar selaput vitelin mulai terjadi zona pelusida yang dihasilkan oleh sel folikel. Di sebelah dalam selaput vitelin kuning telur bertambah banyak, membran basal sedikit menebal. Penambahan diameter keseluruhan follikel, demikian juga oosit primer. 2. Stadium pertengahan Perkembangan oosit primer terus berjalan, dengan bertambahnya kuning telur posisi inti yang sentris mulai bergeser agak ke tepi.Zona pelusida agak menebal dan sel folikel berlapis mencapai tiga sampai enam lapis. Membran basal agak menebal. 3. Stadium akhir Perkembangan oosit primer berakhir, zona pelusida tebal. Sel follkel yang ada ditengah mulai tampak tanda degenerasi yang berakhir dengan hancur (lisis) sehingga terbentuk rongga sebagai permulaan dari antrum folikuli.

Folikel Tersier. Seperti halnya dengan follikel sekunder, stadium ini dibagi dalam 3 sub stadium :

1. Stadium permulaan Perkembangan oosit primer telah berhenti, zona pellusia sudah cukup tebal. Sel-sel follikel yang mengitari zona pellusida mulai teratr letaknya. Pada waktu yang bersamaan sel follikel yang terdapat

ditengah berdegenerasi, handur dan membentuk antrum follikuli yang baru. Antrum follikuli yang telah terbentuk mulai meluas dan berisi cairan Liquor follikuli. Membran basal tetap ada, sel-sel stroma diluar membran basal berdiferensiasi menjadi sel-sel theca folliculi.

2. Stadium pertengahan Pada stadium ini diduga oosit primer telah memasuki stadium pemasukan pertama dan mengeluarkan benda kutub (polosit) pertama. Dengan demikian sel telur disebut oosit sekunder. Sel folikel yang langsung mengelilingi zona pelusida telah teratur letaknya disebut : Corona radiata. Diluar corona radiata, sel folikel selanjutnya disebut sel granulosa, membentuk dinding antrum folikuli. Dengan bergabungnya antrum folikuli dan bertambahnya liquor folikuli maka posisi sel telur terhadap folikel jadi semakin eksentris. Pertautan sel telur dengan dinding folikel berlangsung melalui susunan sel granulosa berbentuk tangkai disebut : Kumulus ooforus. Pada mamalia lazimnya hanya sebuah tetapi pada kelinci terdapat beberapa buah disebut : Retinakulum. Membran basal yang memisahkan sel granulosa dan sel teka folikuli, selanjutnya disebut: Membran skhalavianski. Teka foliculi terdiri atas : Teka interna dan teka eksterna. Teka interna terdiri disusun oleh jaringan ikat dengan sel epitheloid mengandung butiran didalamnya, diduga menjadi sumber hormon estrogen. Pembuluh darah banyak terdapat didalamnya berbentuk kapiler. Sebagian dari hormon estrogen memasuki pembuluh darah dan sebagian lain menembus sel jaringan ikat dengan sel memanjang mengelilingi folikel. Perubahan teka eksterna dengan stroma kortikalispun tidak jelas.

3. Stadium terakhir Stadium ini sering dikenal sebagai : Folikel renier de graaf suatu folikel yang sudah siap mengalami ovulasi. Keadaannya hampir sama dengan substadium sebelumnya, hanya pada yang terakhir ini terdapat adanya stigma, berupa dinding folikel yang paling tipis yang nantinya akan pecah dan merupakan jalan keluar bagi oosit sekunder.

Folikel de draff Folikel ini merupakan tingkatan terakhir dalam fase folikuli. Folikel ini terbentuk karena adanya peningkatan FSH pada ovarium. Folikel de graff yang matang berisi likuor folikel, mengandung estrogen dan siap berovulasi.

Folikel atresia

Atresia adalah nama untuk proses degeneratif yaitu suatu keadaan dimana oocyte dan kelenjarkelenjarnya binasa tanpa harus mengalami proses ovulasi.

Gambar 2 : Struktur histologi ovarium. Keterangan : 1. Korteks 2. Medulla 3. Daerah tempat folikel primordial berada 4. Folikel primordial (Primer) 5. Folikel Sekunder 6. Folikel Tertier 7. Folikel De Graff 8. Folikel Atresia

Corpus Luteum Corpus luteum adalah massa jaringan kuning di dalam ovarium yang dibentuk oleh sebuah folikel yang telah masak dan mengeluarkan ovumnya. Dalam uteri, corpus luteum akan menghasilkan hormon progesteron yang berguna untuk mengatur siklus menstruasi, mengembangkan jaringan glandul mamae, menyiapkan uteri pada waktu kelahiran dan melindungi dari kanker endometrium. Corpus luteum akan berhenti memproduksi progesteron pada saat ovum tidak dibuahi dan berkembang menjadi corpus albikan. Pada saat ini, lapisan uterus akan meluruh keluar dari uterus.

II.

Memahami dan menjelaskan fisiologi menstruasi

Usia normal bagi seorang perempuan mendapatkan menstruasi untuk kali pertama adalah 12 atau 13 tahun. Namun kalau sampai usia 16 tahun belum juga datang bulan perlu di waspadai, mungkin ada kelainan. Menstruasi berhenti saat itu sendiri nantinya memasuki akan masa

perempuan

menopause, yakni sekitar usia 50 tahun. Namun sebelum memasuki masa menopause, haid tetap datang hanya jangka waktunya lebih lama dan prosesnya cepat, paling hanya 2-3 hari. Siklus haid/ menstruasi pada perempuan (reproduksi) normalnya terjadi setiap 23-35 hari sekali dengan lama haid berkisar 5-7 hari. Namun ada sebagian perempuan yang mengalami haid tidak normal. Diantaranya

mulai dari usia haid yang datang terlambat, darah haid sangat banyak sampai harus berulang kali mengganti pembalut wanita, nyeri atau sakit saat haid, gejala PMS (pree menstruasi syndrom), siklus haid yang tidak teratur dan masih banyak lagi. Gangguan ini jangan didiamkan karena dapat berdampak serius, haid yang tidak teratur misalnya dapat menjadi pertanda seorang perempuan kurang subur (infertil). Gangguan yang terjadi saat haid dinilai masih normal jika terjadi selama dua tahun pertama setelah haid kali pertama. Artinya, bila seorang perempuan telah mendapatakan haid pertamanya saat berusia 11 tahun, maka hingga usia 13 tahun haidnya masih tidak teratur. Tapi bila setelah usia 13 tahun haidnya masih tidak teratur juga, dipastikan ia mengalami gangguan haid. Haid Dipengaruhi berbagai hormon: GnRH (Gonadotropin Releasing Hormon) yang dikeluarkan oleh hipothalamus dan memicu hipofisis anterior mengeluarkan hormon FSH. FSH (Folikel Stimulating Hormon) memicu pematangan folikel diovarium, sehingga terjadi sintesis estrogen dalam jumlah besar. Estrogen akan mengakibatkan proliferasi sel endometrium (penebalan dari

endometrium). Estrogen yang tinggi memberi tanda kepada hipofisis untuk mengeluarkan hormon LH (Luteinizing hormon). LH akan

mengakibatkan ovulasi dan memicu korpus luteum untuk mensintesis progesterone. Progesteron sendiri menyebabkan perubahan sekretorik pada endometrium sehingga terjadi Fase sekresi / fase luteal. Fase sekresi selalu tetap 14 hari, meskipun siklus haid bervariasi, yang berbeda adalah fase proliferasinya, sehingga harus berhati2 untuk menentukan masa subur 2.1.1 Siklus Menstruasi Panjang siklus haid ialah jarak tanggal mulainya haid yang lalu dan mulainya haid berikutnya. Hari pertama terjadinya perdarahan dihitung sebagai awal setiap siklus menstruasi (hari ke-1), siklus berakhir tepat sebelum siklus menstruasi berikutnya. Siklus menstruasi berkisar antara 21-40 hari, hanya 10-15%wanita yang memiliki siklus 28 hari. Tetapi variasinya cukup luas, bukan saja antara beberapa wanita tetapi juga pada wanita yang sama, bahkan kakak beradik dan saudara kembar jarak antara siklus yang paling panjang biasanya terjadi sesaat setelah menarke dan sesaat sebelum menopause.

Lama haid biasanya antara 3 5 hari, ada yang 1 2 hari diikuti darah sedikit-sedikit kemudian ada yang 7 8 hari. Jumlah darah yang keluar rata-rata + 16 cc, pada wanita yang lebih tua darah yang keluar lebih banyak begitu juga dengan wanita yang anemi. Pada awalnya, siklus mungkin tidak teratur, jarak antar 2 siklus bisa berlangsung selama 2 bulan atau dalam 1 bulan mungkin terjadi 2 siklus. Hal ini adalah normal, setelah beberapa lama siklus akan menjadi lebih teratur. Siklus dan lamanya menstruasi bisa diketahui dengan membuat catatan pada kalender dengan menggunakan kalender tersebut, tandailah siklus anda setiap bulannya. Setelah beberapa bulan, anda bisa mengetahui pola siklus anda dan hal ini akan membantu anda dalam memperkirakan siklus yang akan datang. Tandai setiap hari ke-1 dengan tanda silang, lalu hitung sampai tanda silang berikutnya dengan demikian anda dapat mengetahui siklus anda. Setiap bulan, setelah hari ke-5 dari siklus menstruasi, endometrium mulai tumbuh dan menebal sebagai persiapan terhadap kemungkinan terjadinya kehamilan. Sekitar hari ke-14, terjadi pelepasan telur dari ovarium (ovulasi). Sel telur ini masuk ke dalam salah satu tuba falopii dan di dalam tuba bisa terjadi pembuahan oleh sperma. Jika terjadi pembuahan, sel telur akan masuk kedalam rahim dan mulai tumbuh menjadi janin. Pada sekitar hari ke-28, jika tidak terjadi pembuahan maka endometrium akan dilepaskan dan terjadi perdarahan (siklus menstruasi). Siklus ini berlangsung selama 3 5 hari kadang sampai 7 hari. Proses pertumbuhan dan penebalan endometrium kemudian dimulai lagi pada siklus berikutnya. Siklus ovarium terbagi menjadi 3 fase: 1. Fase Folikuler Dimulai dari hari 1 sampai sesaat sebelum kadar LH meningkat dan terjadi pelepasan sel telur (ovulasi). Dinamakan fase folikuler karena pada saat ini terjadi pertumbuhan folikel di dalam ovarium. Pada pertengahan fase folikuler, kadar FSH sedikit meningkat sehingga merangsang pertumbuhan sekitar 3 30 folikel yang masing-masing mengandung 1 sel telur, tetapi hanya 1 folikel yang terus tumbuh, yang lainnya hancur. Pada suatu siklus, sebagian endometrium dilepaskan sebagai respon terhadap penurunan kadar hormon estrogen dan progesteron. Endometrium terdiri dari 3 lapisan. Lapisan paling atas dan lapisan tengah dilepaskan, sedangkan lapisan dasarnya tetap dipertahankan dan menghasilkan sel-sel baru untuk kembali membentuk kedua lapisan yang telah dilepaskan. Perdarahan menstruasi berlangsung selama 3 7 hari, rata-rata selama 5 hari. Darah yang hilang sebanyak 28 -283 gram. Darah menstruasi biasanya tidak membeku kecuali jika perdarahannya sangat hebat. 2. Fase ovulasi

Fase ini dimulai ketika kadar LH meningkat dan pada fase ini dilepaskan sel telur. Sel telur biasanya dilepaskan dalam waktu 16 32 jam setelah terjadi peningkatan kadar LH. Folikel yang matang akan menonjol dari permukaan ovarium, akhirnya pecah dan melepaskan sel telur. Pada saat ovulasi ini beberapa wanita merasakan nyeri tumpul pada perut bagian bawahnya, nyeri ini dikenal sebagai mittelschmerz, yang berlangsung selama beberapa menit sampai beberapa jam. 3. Fase Luteal Fase ini terjadi setelah ovulasi dan berlangsung selama sekitar 14 hari. Setelah melepaskan telurnya, folikel yang pecah kembali menutup dan membentuk korpus luteum yang menghasilkan sebagian besar progesteron. Progesteron menyebabkan suhu tubuh sedikit meningkat selama fase lutuel dan tetap tinggi sampai siklus yang baru dimulai. Peningkatan suhu ini bisa digunakan untuk memperkirakan terjadinya ovulasi. Setelah 14 hari, korpus luteum akan hancur dan siklus yang baru akan dimulai, kecuali jika terjadi pembuahan. Jika telur dibuahi, korpus luteum mulai menghasilkan HCG (hormone chorionic gonadotropin). Hormon ini memelihara korpus luteum yang menghasilkan progesterone sampai janin bisa menghasilkan hormonnya sendiri. Tes kehamilan didasarkan kepada adanya peningkatan kadar HCG.

Siklus endometrium dapat dibedakan 4 fase dalam siklus haid, yaitu : 1. Fase Menstruasi atau dekuamasi Dalam fase ini endometrium dilepaskan dari dinding uterus disertai perdarahan hanya stratum basale yang tinggal utuh. Darah haid mengandung darah vena dan arteri dangan sel-sel darah merah dalam hemolisis atau aglutinasi, sel-sel epitel dan struma yang mengalami disintegrasi dan otolisis, dan sekret dari uterus, cervik, dan kelenjar-kelenjar vulva. Fase ini berlangsung 3 4 hari. 2. Fase pasca haid atau fase regenerasi Luka endometrium yang terjadi akibat pelepasan sebagian besar berangsur-angsur sembuh dan ditutup kembali oleh selaput lendir yang tumbuh dari sel-sel endometrium. Fase ini telah mulai sejak fase menstruasi dan berlangsung kurang lebih 4 hari. 3. Fase Proliferasi Dalam fase ini endometrium tumbuh menjadi setebal 3,5 mm. Fase ini berlangsung dari hari ke-5 sampai hari ke-14 dari siklus haid. Fase Proliferasi dapat dibagi atas 3 subfase, yaitu: a. Fase proliferasi dini (early proliferation phase)

Berlangsung antara hari ke-4 sampai hari ke-7. Fase ini dapat dikenal dari epitel permukaan yang tipis dan adanya regenerasi epitel, terutama dari mulut kelenjar. b. Fase proliferasi madya (mid proliferation phase) Berlangsung antara hari ke-8 sampai hari ke-10. Fase ini merupakan bentuk transisi dan dapat dikenal dari epitel permukaan yang berbentuk torak dan tinggi. Tampak adanya banyak mitosis dengan inti berbentuk telanjang (nake nukleus). c. Fase proliferasi akhir (late proliferation) Fase ini berlangsung pada hari ke-11 sampai hari ke-14. Fase ini dapat dikenal dari permukaan kelenjar yang tidak rata dan dengan banyak mitosis. Inti epitel kelenjar membentuk pseudostratifikasi. Stoma bertumbuh aktif dan padat. 4. Fase pra haid atau fase sekresi Fase ini dimulai sesudah ovulasi dan berlangsung dari hari ke-14 sampai ke-28. Pada fase ini endometrium tebalnya tetap, bentuk kelenjar berubah menjadi panjang, berkeluk-keluk, dan mengeluarkan getah yang makin lama makin nyata. Di dalam endimetrium tertimbun glikogen dan kapur yang kelak diperlukan sebagai makanan untuk telur yang dibuahi.

III.

Memahami dan menjelaskan kelainan menstruasi

3.1. Definisi & klasifikasi Kelainan panjang siklus (N=21-35hr): Polimenore (sering) jika haid terjadi kurang 21 hari Oligomenore (jarang) jika haid terjadi lebih dari 35 hari Amenore (tidak haid) jika haid tidak terjadi selama 3 bln berturut turut

Kelainan banyaknya haid (Normalnya darah haid = 80ml): o Hipermenore (banyak) jika darah haid lebih 80ml o Hipomenore (sedikit) jika darah haid kurang dari 80ml

Kelainan lama haid (Normalnya lama haid 3 7 hari):

Menoragi (memanjang) jika lama haid lebih 7 hari Brakimenore (memendek) jika lama haid kurang dari 3 hari Metroragi (jika haid terjadi diluar siklus normal Gangguan lain berhubungan dengan haid : Metroragi (haid diluar siklus) Dismenore (nyeri bila haid) Premenstrual tension (ketegangan haid)

Hipermenore(Menorraghia) Perdarahan haid lebih banyak dari normal atau lebih lama dari normal (lebih dari 8 hari), kadang disertai dengan bekuan darah sewaktu menstruasi.

Hypomenorhoe (kriptomenorrhea) Suatu keadaan dimana perdarahan haid lebih pendek atau lebih kurang dari biasanya. Polimenorea(Epimenoragia) Adalah siklus haid yang lebih memendek dari biasa yaitu kurang 21 hari, sedangkan jumlah perdarahan relatif sama atau lebih banyak dari biasa. Oligomenorrhoe Suatu keadaan dimana haid jarang terjadi dan siklusnya panjang lebih dari 35 hari Amenorea Adalah keadaan tidak datang haid selama 3 bulan berturut-turut.

Klasifikasi 1. Amenorea Primer, apabila belum pernah datang haid sampai umur 18 tahun.

2. Amenorea Sekunder, apabila berhenti haid setelah menarche atau pernah mengalami haid tetapi berhenti berturut-turut selama 3 bulan. Metroragia Adalah perdarahan yang tidak teratur dan tidak ada hubungannya dengan haid.

Pra Menstruasi Syndrom Ketegangan sebelum haid terjadi beberapa hari sebelum haid bahkan sampai menstruasi berlangsung. Terjadi karena ketidakseimbangan hormon estrogen dan progesterom menjelang menstruasi. Pre menstrual tension terjadi pada umur 30-40 tahun. Dismenore Adalah nyeri sewaktu haid. Dismenorea terjadi pada 30-75 % wanita dan memerlukan pengobatan. Etiologi dan patogenesis dari dismenore sampai sekarang belum jelas. Mastodinia Adalah rasa tegang pada payudara menjelang haid.

3.2. Etiologi Hipermenore Hipoplasia uteri, dapat mengakibatkan amenorea, hipomenorea, menoragia. Terapi : uterotonika 1. Asthenia, terjadi karena tonus otot kurang. Terapi : uterotonika, roborantia. 2. Myoma uteri, disebabkan oleh : kontraksi otot rahim kurang, cavum uteri luas, bendungan pembuluh darah balik. 3. Hipertensi 4. Dekompensio cordis 5. Infeksi, misalnya : endometritis, salpingitis. 6. Retofleksi uteri, dikarenakan bendungan pembuluh darah balik. 7. Penyakit darah, misalnya Werlhoff, hemofili

Hipomenore

1.Setelah dilakukan miomektomi/ gangguan endokrin 2.kesuburan endometrium kurang akibat dari kurang gizi, penyakit menahun maupun gangguan hormonal. Polimenorea (Epimenoragia) Polimenorea merupakan gangguan hormonal dengan umur korpus luteum memendek sehingga siklus menstruasi juga lebih pendek atau bisa disebabkan akibat stadium proliferasi pendek atau stadium sekresi pendek atau karena keduanya. Oligomenorrhoe Etiologi Perpanjangan stadium folikuler (lamanya 8 -9 hari dimulai dari hari ke-5 menstruasi ) Perpanjangan stadium luteal ( lamanya 15 -18 hari setelah ovulasi ) Kedua stadium diatas panjang yang mengakibatkan perpanjangan siklus haid.

Amenorea 1. Gangguan di hipotalamus, hipofisis, ovarium (folikel), uterus (endometrium), dan vagina 2. Adanya tanda-tanda maskulinisasi, adanya galaktore, cacat bawaan, uji estrogen dan negatif. 3. penyakit TB, penyakit hati, diabetes melitus, kanker, infertilitas, stress berat. 4. kelainan kongenital 5. ketidastabilan emosi dan kurang zat makanan yang mempunyai nilai gizi lebih. Metroragia 1. Metroragia diluar kehamilan dapat disebabkan oleh luka yang tidak sembuh; carcinoma corpus uteri, carcinoma cervicitis; peradangan dari haemorrhagis (seperti kolpitis haemorrhagia, endometritis haemorrhagia); hormonal. 2. Perdarahan fungsional : a) Perdarahan Anovulatoar; disebabkan oleh psikis, neurogen, hypofiser, ovarial (tumor atau ovarium yang polikistik) dan kelainan gizi, metabolik, penyakit akut maupun kronis. b) Perdarahan Ovulatoar; akibat korpus luteum persisten, kelainan pelepasan endometrium, hipertensi, kelainan darah dan penyakit akut ataupun kronis. PMS progesteron

Etiologi Etiologi ketegangan prahaid tidak jelas, tetapi mungkin faktor penting ialah ketidakseimbangan esterogen dan progesteron dengan akibat retensi cairan dan natrium, penambahan berat badan, dan kadang-kadang edema. Dalam hubungan dengan kelainan hormonal, pada tegangan prahaid terdapat defisiensi luteal dan pengurangan produksi progesteron. Faktor kejiwaan, masalah dalam keluarga, masalah sosial, dll.juga memegang peranan penting. Yang lebih mudah menderita tegangan prahaid adalah wanita yang lebih peka terhadap perubahan hormonal dalam siklus haid dan terhadap faktor-faktor psikologis.

Dismenore Etiologi : psikis; (konstitusionil: anemia, kelelahan, TBC); (obstetric : cervic sempit, hyperanteflexio, retroflexio); endokrin (peningkatan kadar prostalandin, hormon steroid seks, kadar vasopresin tinggi).

Mastodinia atau Mastalgia Disebabkan oleh dominasi hormon estrogen, sehingga terjadi retensi air dan garam yang disertai hiperemia didaerah payudara. 3.3. Patofisiologi

WOC AMENORE

Kegagalan fungsi hipotalamus-hipofisis Testikular feminization

Kelainan genetik Penyakit stress, obatobatan, dll Disgenesis gonad Siklus menstruasi terganggu

hipogonadotropin

FSH & LH Tidak punya uterus Testis menggantikan ovarium

Ovarium gagal berkembang

Ovarium tidak terangsang

Ovarium berupa jaringan pengikat

Tidak terjadi siklus menstruasi

Estrogen & progesteron tidak dihasilkan

Tidak dapat mengalami menstruasi


Tidak terjadi menstruasi

Siklus menstruasi tidak terjadi

Amenore primer

Amenore sekunder

Tanda seks sekunder tidak terjadi

MK: ansietas, nyeri, kerusakan integritas jaringan

MK: gangguan citra tubuh, harga diri rendah

WOC DISMENORE

Bila tidak terjadi kehamilan Regresi korpus luteum

Penyakit :endometriosis, inflamasi pelvis, adenomiosis, kista ovarium, kelainan otak

Progesterone menurun

Dismenore sekunder

Labilisasi membrane lisosom (mudah pecah)

Nyeri haid

Enzim fosfolipase A2 meningkat

MK:nyeri

MK:Intoleran aktivitas

Hidrolisis senyawa fosfolipid Terbentuk asam arakidonat prostaglandin PGE 2 PGF 2 Meningkatkan sensitisasi & menurunkan ambang rasa sakit pada ujng saraf aferen nervus pelvicus

PGE 2 & PGF 2 dalam darah meningkat

MK: intoleransi aktivitas

Miometrium terangsang

Meningkatkan kontraksi & disritmia uterus Nyeri haid

MK: nyeri

iskemia
WOC PMS (PRE MENSTRUAL SINDROM)

Dismenore primer

MK: ansietas

Prolaktin

Gamma linoleic acid (GLA)

Estrogen dan progesteron

Gangguan metabolism prostaglandin

Proses kimia tubuh terganggu


Metabolism vit.B6 (anti depresi) terganggu

Neurotransmitter otak terganggu

Deficit vit. B6

Produksi serotonin terganggu


Pre menstrual sindrom

Serotonin

depresi

Kelemahan umum

Nyeri payudara

acne

Mood labil

MK: intoleransi aktivitas


Hipermenore

MK: nyeri

MK: gangguan integritas kulit

MK: ansietas

Pada siklus ovulasi normal, hipotalamus mensekresi Gonadotropin releasing hormon (GnRH), yang menstimulasi pituitary agar melepaskan Folicle-stimulating hormone (FSH). Hal ini pada gilirannya menyebabkan folikel di ovarium tumbuh dan matur pada pertengahan siklus, pelepasan leteinzing hormon (LH) dan FSH menghasilkan ovulasi. Perkembangan folikel menghasilkan esterogen yang

berfungsi menstimulasi endometrium agar berproliferasi. Setelah ovum dilepaskan kadar FSH dan LH rendah. Folikel yang telah kehilangan ovum akan berkembang menjadi korpus luteum, dan korpus luteum akan mensekresi progesteron. Progesteron menyebabkan poliferasi endometrium untuk berdeferemnsiasi dan stabilisasi. 14 hari setelah ovulasi terjadilah menstruasi. Menstruasi berasal dari dari peluruhan endometrium sebagai akibat dari penurunan kadar esterogen dan progesteron akibat involusi korpus luteum. Siklus anovulasi pada umumnya terjadi 2 tahun pertama setelah menstruasi awal yang disebabkan oleh HPO axis yang belum matang. Siklus anovulasi juga terjadi pada beberapa kondisi patologis. Pada siklus anovulasi, perkembangan folikel terjadi dengan adanya stimulasi dari FSH, tetapi dengan berkurangnya LH, maka ovulasi tidak terjadi. Akibatnya tidak ada korpus luteum yang terbentuk dan tidak ada progesteron yang disekresi. Endometrium berplroliferasi dengan cepat, ketika folikel tidak terbentuk produksi esterogen menurun dan mengakibatkan perdarahan. Kebanyakan siklus anovulasi berlangsung dengan pendarahan yang normal, namun ketidakstabilan poliferasi endometrium yang berlangsung tidak mengakibatkan pendarahan hebat.

Amenore

Amenore primer dapat diakibatkan oleh tidak adanya uterus dan kelainan pada aksis hipotalamus-hipofisis-ovarium. Hypogonadotropic amenorrhoea menunjukkan keadaan dimana terdapat sedikit sekali kadar FSH dan SH dalam serum. Akibatnya, ketidakadekuatan hormon ini menyebabkan kegagalan stimulus terhadap ovarium untuk melepaskan estrogen dan progesteron. Kegagalan pembentukan estrogen dan progesteron akan menyebabkan tidak menebalnya endometrium karena tidak ada yang merasang. Terjadilah amenore. Hal ini adalah tipe keterlambatan pubertas karena disfungsi hipotalamus atau hipofosis anterior, seperti adenoma pitiutari. Hypergonadotropic amenorrhoea merupakan salah satu penyebab amenore primer. Hypergonadotropic amenorrhoea adalah kondisi dimnana terdapat kadar FSH dan LH yang cukup untuk menstimulasi ovarium tetapi ovarium tidak mampu menghasilkan estrogen dan progesteron. Hal ini menandakan bahwa ovarium atau gonad tidak berespon terhadap rangsangan FSH dan LH dari hipofisis anterior. Disgenesis gonad atau prematur menopause adalah penyebab yang mungkin. Pada tes kromosom seorang individu yang masih muda dapat menunjukkan adanya hypergonadotropic amenorrhoea. Disgenesis gonad menyebabkan seorang wanita tidak pernah mengalami menstrausi dan

tidak memiliki tanda seks sekunder. Hal ini dikarenakan gonad ( oavarium ) tidak berkembang dan hanya berbentuk kumpulan jaringan pengikat. Amenore sekunder disebabkan oleh faktor lain di luar fungsi hipotalamus-hipofosis-ovarium. Hal ini berarti bahwa aksis hipotalamus-hipofosis-ovarium dapat bekerja secara fungsional. Amenore yang terjadi mungkin saja disebabkan oleh adanya obstruksi terhadap aliran darah yang akan keluar uterus, atau bisa juga karena adanya abnormalitas regulasi ovarium sperti kelebihan androgen yang menyebabkan polycystic ovary syndrome.

PMS Meningkatnya kadar esterogen dan menurunnya kadar progesteron di dalam darah, yang akan menyebabkan gejala depresi. Kadar esterogen akan mengganggu proses kimia tubuh ternasuk vitamin B6 (piridoksin) yang dikenal sebagai vitamin anti depresi. Hormon lain yang dikatakan sebagai penyebab gejala premenstruasi adalah prolaktin. Prolaktin dihasilkan sebagai oleh kelenjar hipofisis dan dapat mempengaruhi jumlah esterogen dan progesteron yang dihasilkan pada setiap siklus. Jumlah prolaktin yang terlalu banyak dapat mengganggu keseimbangan mekanisme tubuh yang mengontrol produksi kedua hormon tersebut. Wanita yang mengalami sindroma pre-menstruasi tersebut kadar prolaktin dapat tinggi atau normal. Gangguan metabolisme prostaglandin akibat kurangnya gamma linolenic acid (GLA). Fungsi prostaglandin adalah untuk mengatur sistem reproduksi (mengatur efek hormon esterogen, progesterone), sistem saraf, dan sebagai anti peradangan.

Selama siklus menstruasi normal,hari pertama berhubungan dg hari pertama menstruasi. Fase menstruasi biasanya berlangsung selama 4 hari dan melibatkan diintegrasi dan functional peluruhan dari lapisan endometrium. Ppliferasi (folikular) fasee meluas dari hari ke-5 ke hari-14 dari siklus khas. Hal ini ditandai oleh proliferasi endometrium disebabkan oleh stimulasi estrogen. Estrogen dihasilkan oleh folikel ovarium berkembang dibawah pengaruh folikel-stimulating hormone ( FSH ). Selular proliferasi endometrium di tandai, dan panjang dan spiral convolutedress arteri meningkat. Fase ini berakhir sebagai puncak produksi estrogen,memicu FSH dan LH (luteinizing hormon ) gelombang. Pecahnya folikel ovarium berikut,dg pelepasan sel telur (ovulasi),sekretori (luteal) fase ini ditandai dg produksi progesteron dan estrogen kurang kuat oleh korpus luteum. Memanjang dr hari ke 15 ke 28 dr siklus khas. The functional lapisan endometrium peningkatan ketebalan dan stroma menjadi edematous. Jika kehamilan tdk tjd. Estrogen dan progesteron umpan balik hipotalamus dan produksi FSH dan LH jatuh. Spiral arteri menjadi

berkurang digulung dan aliran. Pada akhir siklus, mereka bergantian kontrak dan bersantai,menyebabkan kerusakkan pada lapisan dan funtional mens untuk memulai, Selama siklus anovulator,korpus luteum gagal untuk membuat,yang menyebabkan kegagalan siklus normal sekresi progestreon. Hal ini menyebabkan produksi di lawan terus menerus estradiol. Merangsang pertumbuhan berlebihan dr endometrium. Tanpa progesteron,endometrium proliferasi dan akhirnya out grow darah, yang menyebabkan nekrosis. Hasil akhirnya adalah produksi berlebih dr aliran darah rahim

3.4. Manifestasi klinis Hipermenore Kram selama haid yang tidak bisa dihilangkan dengan obat-obatan. Penderita juga sering merasakan kelemahan, pusing, muntah dan mual berulang selama haid. Hipomenore Waktu haid singkat, jumlah darah haid sangat sedikit (<30cc), kadang-kadang hanya berupa spotting.

Polimenore Gejala berupa siklus kurang dari 21 hari (lebih pendek dari 25 hari).

Oligomenore Metroragia Adanya perdarahan tidak teratur dan tidak ada hubungannya dengan haid namun keadaan ini sering dianggap oleh wanita sebagai haid walaupun berupa bercak. Haid jarang, yaitu setiap 35 hari sekali Perdarahan haid biasanya berkurang

PMS Perasaan malas bergerak, badan menjadi lemas, serta mudah merasa lelah. Nafsu makan meningkat dan suka makan makanan yang rasanya asam. Emosi menjadi labil. Biasanya perempuan mudah uringuringan, sensitif, dan perasaan negatif lainnya.

3.5. Pemeriksaan fisik dan penunjang

Diagnosis dan pemeriksaan pada Amenorrhea Anamnesis Untuk mengetahui apakah amenorea itu primer atau sekunder Apakah ada hubungan antara amenorea dan faktor-faktor yang menimbulkan gangguan emosional Apakah ada kemungkinan kehamilan Apakah penderita menderita penyakit akut atau menahun Apakah ada gejala-gejala penyakit metabolik Pemeriksaan fisik Apakah berat badan sesuai dengan tingginya Apakah ciri-ciri kelamin sekunder bertumbuh dengan baik atau tidak Apakah ada tanda hirsutisme (rambut abnormal) Pemeriksaan ginekologik Dapat diketahui berbagai jenis ginatresi Adanya aplasia vaginae Keadaan klitoris Aplasia uteri Adanya tumor, ovarium, dan sebagainya. Pemeriksaan Lab TSH (Thyroid Stimulating Hormone)

TSH bertugas mengatur sintesis hormon tiroid. Pemeriksaan TSH berfungsi untuk mengetahui fungsi kelenjar tiroid. Hipotiroid yang biasa ditandai dengan meningkatnya TSH, menyebabkan haid tidak teratur termasuk amenorrhea. Gangguan fungsi tiroid ini dapat menyebabkan peningkatan produksi prolaktin. Prolaktin

Produksi prolaktin yang berlebihan atau disebut hiperprolaktinemia pada wanita dapat menyebabkan gangguan siklus haid. Luteinizing Hormone (LH) dan Folicle Stimulating Hormone (FSH)

Pemeriksaan LH dan FSH berguna untuk mengetahui keadaan hipergonadotropik hipogonadisme dan hipogonadotropik hipogonadisme. Hipergonadotropik hipogonadisme dapat menyebabkan gagal ovarium yang mengakibatkan menopause dini, sedangkan hipogonadotropik hipogonadisme dapat mengakibatkan amenorrhea hipotalamus yang disebabkan oleh gangguan poros hipotalamus-pituitari-ovarium. Progesteron

Pemeriksaan progesteron dapat mengetahui terjadinya defisiensi estrogen, lesi pada struktur endometrium dan sumbatan pada uterus yang menyebabkan amenorrhea. Amenorrhea dapat menyebabkan ketidaknyamanan, namun dengan pemeriksaan laboratorium dan konsultasi dokter dapat diketahui penyebabnya sehingga dapat dilakukan tindakan yang tepat untuk menormalkan kembali siklus haid. Pemeriksaan penunjang Foto Rontgen dari thorak terhadap tuberkulosis pulmonum dan dari sella tursika untuk mengetahui apakah ada perubahan pada sella tersebut. Pemeriksaan sitologi vagina untuk mengetahui adanya estrogen Tes toleransi glukosa untuk mengetahui adanya diabetes melitus Pemeriksaan mata untuk mengetahui keadaan retina, dan luasnya lapangan visus jika ada kemungkinan tumor hipofisis Pemeriksaan metabolisme basal pemeriksaan T3 dan T4 untuk mengetahui fungsi glandula tiroidea Laparoskopi : untuk mengetahui adanya hipoplasia uteri yang berat, aplasia uteri, disgenesis ovarium, tumor ovarium, ovarium polikistik (Sindrom Dtein-Leventhal) Pemeriksaan kromatin seks Pembuatan kariogram Pemeriksaan kadar hormon untuk mengetahui funsi glandula tiroid. Diagnosis Metroragia 1. Anamnesis Tanyakan bagaimana mulainya perdarahan, apakah didahului oleh siklus yang pendek atau oleh oligomenorea/amenorea Sifat perdarahan (banyak atau sedikit2,sakit atau tidak) Lama perdarahan, dsb. 2. Pemeriksaan umum Perlu diperhatikan tanda2 yang meninjuk kearah kemungkinan penyakit metabolic, penyakit endokrin, penyakit menahun, dll. 3.Pemeriksaan ginekologik Perlu dilihat apakah tidak ada kelainan2 organik, yang menyebabkan perdarahan abnormal (polip, ulkus, tumor, kehamilan terganggu)

3.6. Diagnosis dan diagnosis banding 3.7. Tata laksana 3.8. Pencegahan

IV.

Memahami dan menjelaskan perbedaan darah haid dan istihadhah dalam islam

Haid adalah keluarnya darah dari rahim wanita dalam keadaan normal, bukan karena luka sakit atau melahirkan. Minimal mulai dari 9 tahun keatas, berlangsung selama 1- 15 hari. Masa suci biasanya minimal 15 hari. Jadi bila datang lagi haid sebelum berlalunya 15 hari suci atau haidnya terus berlangsung lebih dari 15 hari, maka darah tersebut bukan lagi darah haid melainkan disebut istihadah (darah penyakit). Hal yang haram dikerjakan dalam keadaan haid : 1. Salat, fardhu maupun sunnah 2. Thawaf 3. Membaca Al Quran, kecuali membaca dalan hati 4. Menyentuh dan membawa al quran 5. Duduk atau berhenti didalam mesjid 6. Berpuasa 7. Berhubungan intim dengan suami Istihadah adalah berlanjutnya darah keluar dari rahin wanita bukan pada waktunya keluar haid atau nifas, atau melebihi btas 15 hari haid atau 60 hari nifas. Wanita harus membedakannya dengan 3 kemungkinan : 1. Membedakan jenis darahnya haid (hitam ), istihadah (merah segar) 2. Sebelum ini, ada kebiasaan tetap dan teratur mengenai tanggal dan jumlah hari- hari haidnya setiap bulan. 3. Apabila ia tidak mampu membedakan antara darah haid dan darah istihadah dan tidak pula mempunyai kebiasaan teratur mengenai jumlah hari- hari haidnya. Ketentuan yang bersangkutan dengan istihadah : 1. Tidak wajib mandi atas wanita penderita istihadah kecuali satu kali saat selesai haid sesuai dengan perhitungan 2. Wajib berwudhu setiap kali akan menjalankan salat, walaupun wudhu sebelumnya belum batal 3. Tidak berwudhu kecuali setelah masuk waktu salat 4. Sebelum wudhu, sebaiknya membersihkan tempat keuarnya darah dan menyumbatnya dengan kapas pembalut 5. Boleh melakukan salat, puasa, thawaf, memegang dan membaca Al Quran, boleh berhubungan intim dengan suami walaupun secara bidang kesehatan tidak baik.

Anda mungkin juga menyukai