Anda di halaman 1dari 6

Hukum Perdata

Dosen : Sujitno

Siraj El Munier 10410388

Universitas Islam Indonesia


YOGYAKARTA

PERIKATAN Tentang Hukum yang Mengatur Perikatan dalam Buku III KUHPerdata Sifat-sifat Buku III KUHPerdata
Buku III KUHPerdata memiliki 18 BAB , yang di bagi menjadi 2 sifat , yaitu : Bab 1 4 adalah Bab yang bersifat Umum , yaitu ketentuamketentuan Umum dalam Buku III KUHPerdata hanya bersifat sebagai pelengkap yang artinya melengkapi semua perikatan dan perjanjian yang belum di atur secara khusus Bab 5 18 adalah Bab yang bersifat Khusus , yaitu apabila suatu aturan yang telah di tentukan dalam Bab Khusus maka , ketentuan yang bersifat umum menjadi tidak berlaku , kecuali : ketentuan-ketentuan yang ada dalam bab khusus tidak mengandung rasa keadilan PENJELASAN Di dalam buku III KUHPerdata ternyata tidak ada satupun pasal yang memberikan penjelasan/mengatur tentang perikatan . Apabila kita mencari sesuatu yang tidak ada dalam UU, maka kita mencari di dalam hukum yang ada dan berkembang dalam masyarakat (Hukum Adat) , dan apabila di dalam hukum yang berkembang di masyarakat juga tidak ada , maka kita mencari di dalam Yurisprudensi (Hukum yang sudah ada/Putusan pengadilan yang pernah terjadi) , apabila tidak ada juga maka kita mencari dalam Traktat (sebuah kodifikasi perjanjian. hitam diatas putihnya sebuah kesepakatan antara 2 aktor hubungan internasional ) , dan apabila dalam traktat juga tidak ada , maka jalan terakhir adalah mencari di Doktrin yang artinya (Pendapat Para Ahli) .

Pendapat Para Ahli tentang Perikatan Hofmann Perikatan adalah suatu hubungan hukum antara sejumlah subjek-subjek hukum sehubungan dengan itu seorang atau beberpaa orang daripadanya mengikatkan dirinya untuk bersikap menurut cara-cara tertentu terhadap pihak lain yang berhak atas sikap yang demikian. Pitlo Perikatan adalah suatu hubungan hukum yang bersifat harta kekayaan antara dua orang atau lebih atas dasar mana pihak yang satu berhak (kreditur) dan pihak yang lain berkewajiban (debitur) atas sesuatu prestasi. Vollmar Ditinjau dari isinya, ternyata bahwa perikatan itu ada selama seseorang itu (debitur) harus melakukan suatu prestasi yang mungkin dapat dipaksakan terhadap (kreditur), kalau perlu dengan bantuan hakim.

Unsur-Unsur Perikatan 1. Hubungan Hukum


Hubungan hukum adalah hubungan yang didalamnya melekat hak pada salah satu pihak dan melekat kewajiban pada pihak lainnya. Perikatanadalah suatu hubungan hukum yang artinya hubungan yang diatur dan diakui oleh hukum .

2.Kekayaan
Hukum perikatan merupakan bagian dari Hukum Harta Kekayaan(vermogensrecht) dan bagian lain dari Hukum Harta Kekayaan adalahHukum Benda .

3.Pihak-pihak
Perikatan adalah suatu hubungan hukum antara orang-orang tertentu yaitukreditur dan debitur. Para pihak pada suatu perikatan disebut subyek-subyek perikatan, yaitu kreditur yang berhak dan debitur yangberkewajiban atas prestasi. Kreditur biasanya disebut sebagai pihak yangaktif sedangkan debitur biasanya pihak yang pasif. Sebagai pihak yangaktif kreditur dapat melakuka tindakan-tindakan tertentu terhadap debituryang pasif yang tidak mau memenuhi kewajibannya. Tindakantindakankreditur dapat berupa memberi peringatan-peringatan menggugat dimukapengadilan dan sebagainya .

4 . Objek Hukum (Prestasi)


Objek dari perikatan adalah apa yang harus dipenuhi oleh si berutang danmerupakan hak si berpiutang . Biasanya disebut penunaian atau prestasi,yaitu debitur berkewajiban atas suatu prestasi dan kreditur berhak atassuatu prestasi . Wujud dari prestasi adalah memberi sesuatu, berbuatsesutau dan tidak berbuat sesuatu (Pasal 1234 BW) .

PERJANJIAN Pengertian Perjanjian : Tercantum pada Pasal 1313 ( Suatu


perjanjian adalah suatu perbuatan di mana satu orang atau lebih mengikatkan dirinya terhadap satu orang lain atau lebih ) . PERJANJIAN merupakan suatu perbuatan, yaitu perbuatan hukum, perbuatan yang mempunyai akibat hukum . Perjanjian juga bisa dibilang sebagai perbuatan untuk memperoleh seperangkat hak dan kewajiban, yaitu akibat-akibat hukum yang merupakan konsekwensinya. Perbuatan hukum dalam perjanjian merupakan perbuatan-perbuatan untuk melaksanakan sesuatu, yaitu memperoleh seperangkat hak dan kewajiban yang disebut prestasi. Prestasi itu meliputi perbuatan-perbuatan : Menyerahkan sesuatu, misalnya melakukan pembayaran harga barang dalam perjanjian jual beli barang . Melakukan sesuatu, misalnya menyelesaikan pembangunan jembatan dalam perjanjian pemborongan pekerjaan . Tidak melakukan sesuatu, misalnya tidak bekerja di tempat lain selain perusahaan tempatnya bekerja dalam perjanjian kerja . (INFO) Terdapat dalam buku Prof. Wirjono Prodjodikoro. Terjemahan tentang perjanjian sedikit menyimpang dari defenisi verbintenis yang sebenarnya karena perjanjian berasal dari kata overeenkomst yang merupakan sumber dari verbintenis atau perikatan . Dapat ditarik kesimpulan mengenai pemakaian kata verbintenis lebih cocok dipakai dengan terjemahan perikatan . Karena jelas terlihat adanya penyimpangan terjemahan verbentenis dengan kata perjanjian, sehingga tidak dapat dijadikan acuan .

Perjanjian Menurut Para ahli


Berdasarkan kelemahan dari pengertian perjanjian yang di berikan pasal 1313 KUHPerdata ini, maka para sarjana ahli hukum mencoba memberikan pengertian perjanjian tersebut dari sudut pandang mereka mesing-masing . Pengertian perjanjian menurut para sarjana tersebut antara lain :

a. R. Subekti
Suatu perjanjian adalah suatu peristiwa dimana seseorang berjanji kepada seorang lain atau dimana dua orang itu saling berjanji untuk melaksanakan sesuatu hal .

b. Wirjono Prodjodikoro
Perjanjian adalah suatu perhubungan hukum mengenai harta benda antara dua pihak, dalam mana suatu pihak berjanji atau di anggap berjanji untuk melakukan suatu hal atau untuk tidak melakukan sesuatu hal, sedang pihak lain berhak menuntut pelaksanaan janji itu .

c. Abdul Kadir Muhammad


Perjanjian adalah suatu persetujuan dengan mana dua orang pihak atau lebih mengikatkan diri untuk melaksanakan suatu hal dalam lapangan harta kekayaan .

Anda mungkin juga menyukai