Anda di halaman 1dari 63

PERATURAN PEMERINTAH

NO 24 tahun 2005
TENTANG STANDAR AKUNTANSI
PEMERINTAHAN

1
KOMITE STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN
DASAR HUKUM

 UU No. 17 Tahun 2003 Tentang Keuangan Negara


 UU No. 1 Tahun 2004 Tentang Perbendaharaan
Negara
 UU No. 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintahan
Daerah
 UU No. 33 Tahun 2004 Tentang Perimbangan
Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Daerah

2
KOMITE STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN
STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN
Kerangka Konseptual Akuntansi Pemerintahan
Pernyataan Standar Akuntansi Pemerintahan (PSAP):
PSAP No 01 tentang Penyajian Laporan Keuangan
PSAP No 02 tentang Laporan Realisasi Anggaran
PSAP No 03 tentang Laporan Arus Kas
PSAP No 04 tentang Catatan atas Laporan Keuangan
PSAP No 05 tentang Akuntansi Persediaan;
PSAP No 06 tentang Akuntansi Investasi;
PSAP No 07 tentang Akuntansi Aset Tetap;
PSAP No 08 tentang Akuntansi Konstruksi Dalam Pengerjaan;
PSAP No 09 tentang Akuntansi Kewajiban;
PSAP No 10 tentang Koreksi Kesalahan, Perubahan
KebijakanAkuntansi, dan Peristiwa Luar Biasa; dan
PSAP No 11 tentang Laporan Keuangan Konsolidasian
3
KOMITE STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN
BULETIN TEKNIS
 Bul Tek SAP No 1 tentang Penyusunan
Neraca Awal Pemerintah Pusat
 Bul Tek SAP No 2 tentang Penyusunan
Neraca Awal Pemerintah Daerah
 Bul Tek SAP No 3 tentang Laporan Keuangan
Pemerintah Daerah sesuai dengan Standar
Akuntansi Pemerintahan dengan Konversi
 Bul Tek SAP No 4 tentang Penyajian dan
Pengungkapan Belanja Pemerintah
4
KOMITE STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN
BULETIN TEKNIS
 Bul Tek SAP No 05 tentang Akuntansi
Penyusutan
 Bul Tek SAP No 06 tentang Akuntansi

Piutang
 Bul Tek SAP No 07 tentang Akuntansi

Dana Bergulir

5
KOMITE STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN
KOMPONEN LAPORAN
KEUANGAN
 Komponen pokok:
Komponen pokok:
 Laporan Realisasi Anggaran;

 Neraca;

 Laporan Arus Kas; dan

 Catatan atas Laporan Keuangan.

 Komponen LK tersebut disajikan oleh setiap


entitas pelaporan, kecuali Laporan Arus Kas
yang hanya disajikan oleh unit yang mempunyai
fungsi perbendaharaan umum.

6
KOMITE STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN
PERANAN PELAPORAN
KEUANGAN PEMERINTAH
Melaporkan upaya dan hasil pelaksanaan
kegiatan untuk kepentingan:
 Akuntabilitas

 Manajerial

 Transparansi

 Keseimbangan antar generasi

(intergenerational equity)

7
KOMITE STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN
TANGGUNG JAWAB
PELAPORAN KEUANGAN

Tanggung jawab penyusunan dan


penyajian laporan keuangan berada pada
pimpinan entitas

8
KOMITE STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN
LAPORAN REALISASI
ANGGARAN

PSAP NO. 01, 02,10

KOMITE STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN


9
LAPORAN REALISASI ANGGARAN

 mengungkapkan kegiatan keuangan


pemerintah yang menunjukkan ketaatan
terhadap peraturan perundangan;
 menggambarkan perbandingan
APBN/APBD dengan realisasinya;
 disertai penjelasan pencapaian program.

10
KOMITE STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN
PENDAPATAN

semua penerimaan Rekening Kas Umum


Negara/Daerah yang menambah ekuitas
dana lancar dalam periode tahun
anggaran yang bersangkutan yang
menjadi hak pemerintah, dan tidak perlu
dibayar kembali oleh pemerintah

11
KOMITE STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN
AKUNTANSI PENDAPATAN

 Pendapatan diakui pada saat diterima


pada Rekening Umum Negara/Daerah
 Pendapatan diklasifikasikan menurut

jenis pendapatan
 Akuntansi Pendapatan berdasarkan azas

bruto(membukukan penerimaan bruto


,bukan netto-setelah dikompensasi
Pengeluaran)
12
KOMITE STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN
KOREKSI KESALAHAN ATAS
PENDAPATAN
 Tidak berulang
 Terjadi pada periode sebelumnya
 Mempengaruhi posisi kas
 Laporan keuangan sudah terbit.

Pembetulan pada akun ekuitas


dana lancar
13
KOMITE STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN
BELANJA
Semua pengeluaran dari Rekening
Kas Umum Negara/Daerah yang
mengurangi ekuitas dana lancar
dalam periode tahun anggaran
bersangkutan yang tidak akan
diperoleh pembayarannya kembali
oleh pemerintah
14
KOMITE STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN
AKUNTANSI BELANJA

 Belanja diakui pada saat terjadinya


pengeluaran dari Kas Umum
Negara/Daerah
 Belanja diklasifikasikan menurut

klasifikasi ekonomi (jenis belanja),


organisasi, dan fungsi

15
KOMITE STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN
KOREKSI KESALAHAN ATAS BELANJA
 Tidak berulang
 Terjadi pada periode sebelumnya
 Mempengaruhi posisi kas
 Laporan keuangan sudah terbit
Tidak
Mempengaruhi
mempengaruhi
secara material
secara material
posisi aset
posisi aset
selain kas
selain kas

pembetulan pada
Pembetulan
akun pendapatan
pada akun
lain-lain, akun
pendapatan
aset, serta akun
lain-lain
KOMITE STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN
16
ekuitas dana yang
KOREKSI KESALAHAN
 Tidak berulang
 Terjadi pada periode berjalan
 Mempengaruhi maupun tidak
mempengaruhi posisi kas

Pembetulan pada akun yang


bersangkutan dalam periode
berjalan
17
KOMITE STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN
KOREKSI KESALAHAN
 Tidak berulang
 Terjadi pada periode sebelumnya
 Mempengaruhi posisi kas
 Laporan keuangan periode tersebut belum
terbit

Pembetulan pada akun


pendapatan atau belanja
periode yang bersangkutan
18
KOMITE STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN
PEMBIAYAAN
 Setiap penerimaan yang perlu dibayar kembali
dan/atau pengeluaran yang akan diterima
kembali,baik pada tahun anggaran
bersangkutan maupun tahun anggaran
berikutnya,yang dalam penganggaran
pemerintah terutama dimaksudkan untuk
menutup defisit atau memanfaatkan surplus
anggaran

19
KOMITE STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN
TRANSAKSI PENDAPATAN,
BELANJA, DAN PEMBIAYAAN
BERBENTUK BARANG DAN JASA
 Dilaporkan dalam Laporan Realisasi Anggaran
dengan cara menaksir nilai barang dan jasa tersebut
pada tanggal transaksi.
 Diungkapkan CaLK sehingga dapat memberikan
semua informasi yang relevan mengenai bentuk dari
pendapatan, belanja, dan pembiayaan yang diterima
 Contoh : hibah dalam wujud barang, barang
rampasan, dan jasa konsultansi 20
KOMITE STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN
PENGERTIAN BELANJA
MENURUT JENIS BELANJA
 Belanja Pegawai adalah belanja kompensasi, baik dalam
bentuk uang maupun barang yang ditetapkan berdasarkan
peraturan perundang-undangan yang diberikan kepada
pejabat negara, Pegawai Negeri Sipil (PNS), dan pegawai
yang dipekerjakan oleh pemerintah yang belum berstatus
PNS sebagai imbalan atas pekerjaan yang telah
dilaksanakan kecuali pekerjaan yang berkaitan dengan
pembentukan modal.

 Belanja Barang adalah pengeluaran untuk menampung


pembelian barang dan jasa yang habis pakai untuk
memproduksi barang dan jasa yang dipasarkan maupun
tidak dipasarkan, dan pengadaan barang yang dimaksudkan
untuk diserahkan atau dijual kepada masyarakat dan
belanja perjalanan.
21
KOMITE STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN
PENGERTIAN BELANJA
MENURUT JENIS BELANJA
 Belanja Bunga adalah pengeluaran pemerintah
untuk pembayaran bunga (interest) atas kewajiban
penggunaan pokok utang (principal outstanding)
yang dihitung berdasarkan posisi pinjaman jangka
pendek atau jangka panjang.

 Subsidi yaitu alokasi anggaran yang diberikan


kepada perusahaan/ lembaga yang memproduksi,
menjual, atau mengimpor barang dan jasa untuk
memenuhi hajat hidup orang banyak sedemikian
rupa sehingga harga jualnya dapat dijangkau
masyarakat

22
KOMITE STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN
PENGERTIAN BELANJA
MENURUT JENIS BELANJA
 Hibah adalah pengeluaran pemerintah dalam bentuk
uang/barang atau jasa kepada pemerintah atau
pemerintah lainnya, perusahaan daerah, masyarakat,
dan organisasi kemasyarakatan, yang secara spesifik
telah ditetapkan peruntukannya, bersifat tidak wajib dan
tidak mengikat, serta tidak secara terus menerus.

 Bantuan Sosial adalah transfer uang atau barang yang


diberikan kepada masyarakat guna melindungi dari
kemungkinan terjadinya risiko sosial. Bantuan sosial
dapat langsung diberikan kepada anggota masyarakat
dan/atau lembaga kemasyarakatan termasuk
didalamnya bantuan untuk lembaga non pemerintah
bidang pendidikan dan keagamaan.

23
KOMITE STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN
PENGERTIAN BELANJA
MENURUT JENIS BELANJA
 Belanja modal adalah pengeluaran anggaran untuk
perolehan aset tetap dan aset lainnya yang memberi
manfaat lebih dari satu periode akuntansi. Untuk
mengetahui apakah suatu belanja dapat dimasukkan
sebagai Belanja Modal atau tidak, maka perlu diketahui
definisi aset tetap atau aset lainnya dan kriteria
kapitalisasi aset tetap.

 Belanja lain-lain/tak terduga adalah pengeluaran


anggaran untuk kegiatan yang sifatnya tidak biasa dan
tidak diharapkan berulang seperti penanggulangan
bencana alam, bencana sosial, dan pengeluaran tidak
terduga lainnya yang sangat diperlukan dalam rangka
penyelenggaraan kewenangan pemerintah
pusat/daerah.

24
KOMITE STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN
JENIS BELANJA BARANG

 Belanja Barang dan Jasa


 Belanja Pemeliharaan

 Belanja Perjalanan

25
KOMITE STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN
BELANJA BARANG

Termasuk di dalamnya:
 Belanja aset tetap yang nilai per

satuannya dibawah nilai minimum


kapitalisasi (contoh di pem. Pusat
KMK.01/2001 sebesar Rp. 300 ribu)
 Belanja perjalanan dalam rangka

perolehan barang pakai habis


 Belanja pemeliharaan aset tetap yang

tidak menambah umur, manfaat, atau


kapasitas
26
KOMITE STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN
KONSEP NILAI PEROLEHAN
 Komponen belanja modal untuk perolehan
aset tetap meliputi:
 Harga beli aset tetap
 Semua biaya yang dikeluarkan sampai AT siap
digunakan, termasuk:
* biaya perjalanan dinas
* ongkos angkut
* biaya uji coba
* biaya konsultan

27
KOMITE STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN
Konsep Nilai Perolehan Aset (cont)
Apabila Satuan kerja mengadakan Peralatan
dan Mesin, maka dalam anggaran yang
diajukan harus meliputi biaya-biaya dalam
memperoleh aset yang bersangkutan, anatara
lain meliputi: Belanja Modal Peralatan dan
Mesin, Bahan Baku , Upah Tenaga Kerja
dan Honor Pengelola, Sewa peralatan
Perencanaan dan pengawasan peralatan,
perijinan , pemasangan peralatan dan
mesin dan bel perjalanan utk memperoleh
peralatan dan mesin 28
KOMITE STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN
RENOVASI ASET TETAP YANG BUKAN
MILIK
 Jika meningkatkan manfaat ekonomik AT:
 Dikapitalisasi
 Disajikan sebagai Belanja Modal
 Disajikan sebagai AT Lainnya-AT Renovasi
 Jika manfaat ekonomik renovasi kurang dari 1 tahun
buku, diperlakukan sebagai belanja operasional

 Jika tdk menambah manfaat ekonomik AT:


 Tidak dikapitalisasi
 Disajikan sebagai belanja operasional

29
KOMITE STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN
NERACA
PSAP NO. 01, 05-09

KOMITE STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN


30
NERACA

Neraca menggambarkan posisi


keuangan pemerintah mengenai aset,
kewajiban, dan ekuitas dana pada
tanggal tertentu.

KOMITE STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN


ASET
 sumber daya ekonomi yang dikuasai dan/atau
dimiliki oleh pemerintah
 sebagai akibat dari peristiwa masa lalu
 manfaat ekonomi dan/atau sosial di masa depan
yang diharapkan dapat diperoleh, baik oleh
pemerintah maupun masyarakat,
 dapat diukur dalam satuan uang,
(termasuk sumber daya nonkeuangan yang
diperlukan untuk penyediaan jasa bagi
masyarakat umum dan sumber-sumber daya yang
dipelihara karena alasan sejarah dan budaya).

32
KOMITE STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN
ASET LANCAR
 Diharapkan segera untuk direalisasikan,
dipakai, atau dimiliki untuk dijual dalam
waktu 12 (dua belas) bulan sejak tanggal
pelaporan,
Contoh:Investasi jk Pendek,Piutang
Persediaan
 Berupa kas dan setara kas,contoh: Kas di
Bendahara Pengeluaran .Kas di
Bendahara Penerimaan
33
KOMITE STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN
ASET NONLANCAR
 Aset yang bersifat jangka panjang dan
aset tak berwujud,
 Digunakan secara langsung atau tidak

langsung untuk kegiatan pemerintah


atau yang digunakan masyarakat
umum.

34
KOMITE STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN
ASET LANCAR
Piutang
 Piutang Pajak
 Piutang PNBP
 Bagian Lancar Pinjaman/TGR/TP/TPA
 Piutang Lainnya

35
KOMITE STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN
PERSEDIAAN
Aset dalam bentuk barang atau
perlengkapan (supplies) yang
diperoleh dengan maksud untuk
mendukung kegiatan operasional
pemerintah atau barang-barang
yang dimaksudkan untuk dijual dan
atau diserahkan dalam rangka
pelayanan kepada masyarakat
dalam kurun waktu 12 bulan dari
tanggal pelaporan.
KOMITE STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN
36
CONTOH PERSEDIAAN
 Barang konsumsi
 Amunisi
 Bahan untuk pemeliharaan
 Suku cadang
 Persediaan untuk tujuan strategis/berjaga-jaga
 Pita cukai dan leges
 Bahan baku
 Barang dalam proses/setengah jadi
 Tanah/bangunan untuk dijual atau diserahkan
kepada masyarakat
 Hewan dan tanaman, untuk dijual atau
diserahkan kepada masyarakat
37
KOMITE STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN
PENGUKURAN PERSEDIAAN

 Biaya perolehan apabila diperoleh dengan


pembelian (unit X harga pembelian terakhir);
 Biaya standar apabila diperoleh dengan
memproduksi sendiri;
 Nilai wajar apabila diperoleh dengan cara
lainnya seperti donasi/rampasan.

38
KOMITE STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN
INVESTASI NON PERMANEN

Investasi jangka panjang yang dimaksudkan


untuk dimiliki secara tidak berkelanjutan.

Contoh:
 Dana Bergulir

39
KOMITE STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN
ASET TETAP
 Aset tetap adalah aset berwujud yang
mempunyai masa manfaat lebih dari dua
belas bulan untuk digunakan dalam
kegiatan pemerintah atau dimanfaatkan
oleh masyarakat umum.
 Termasuk aset tetap pemerintah;
 Aset tetap yang dimiliki oleh entitas
pelaporan namun dimanfaatkan oleh entitas
lainnya, misalnya Instansi Pemerintah
lainnya, universitas, dan kontraktor.
 Hak atas tanah.
40
KOMITE STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN
KLASIFIKASI ASET TETAP
 Tanah;
 Peralatan dan mesin;

 Gedung dan bangunan;

 Jalan, irigasi, dan jaringan;

 Aset tetap lainnya; dan

 Konstruksi dalam pengerjaan.

41
KOMITE STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN
PENGAKUAN ASET TETAP

“Pengakuan aset tetap akan sangat


andal bila aset tetap telah diterima
atau diserahkan hak kepemilikannya
dan atau pada saat penguasaannya
berpindah”

42
KOMITE STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN
PENILAIAN AWAL ASET TETAP
 Diukur berdasarkan biaya perolehan.
 Bila aset tetap diperoleh tanpa
diketahui nilainya, dicatat dengan
nilai wajar
 Biaya perolehan terdiri dari:
harga beli atau biaya konstruksi,
termasuk bea impor dan setiap biaya
yang dapat diatribusikan secara
langsung terhadap aset yang
diperoleh. 43
KOMITE STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN
KONSTRUKSI DALAM PENGERJAAN

 Aset tetap yang masih dalam


proses pengerjaan pada tanggal
pelaporan digolongkan dan
dilaporkan sebagai Konstruksi
dalam Pengerjaan.
 Konstruksi dalam penyelesaian
yang sudah selesai dibangun dan
telah siap dipakai direklasifikasikan
ke dalam aset tetap.
44
KOMITE STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN
PENGELUARAN SETELAH
PEROLEHAN
Pengeluaran setelah perolehan yang
dikapitalisasi adalah pengeluaran
yang:
 Memperpanjang masa manfaat
 Meningkatkan kapasitas
 Meningkatkan mutu produksi, atau
 Meningkatkan standar kinerja,
45
KOMITE STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN
PENGUKURAN BERIKUTNYA
SETELAH PENGAKUAN AWAL
 Aset tetap disajikan sebesar biaya
perolehan dikurangi akumulasi
penyusutan.
 Penilaian kembali dapat dilakukan jika
ada ketentuan pemerintah yang berlaku
secara nasional.

Selain Tanah dan Konstruksi Dalam


Pengerjaan, seluruh aset tetap dapat disusutkan.
46
KOMITE STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN
BULETIN TEKNIS SAP NO. 01

PENYUSUNAN NERACA AWAL


PEMERINTAH PUSAT

47
KOMITE STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN
PENYUSUNAN NERACA AWAL

Penilaian Aset Tetap


“ Nilai Wajar”
Nilai wajar adl H Perolehan jika tanah tsb
dibeli setahun atau kurang dr tgl Neraca
Awal

48
KOMITE STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN
NILAI TANAH dalam NERACA
AWAL
Jika diperoleh lebih dr 1 tahun sebelum tgl Neraca
awal
2. Nilai rata2 harga jual beli antar pihak yg
independen disekitar tgl Neraca utk jenis tanah dan
wilayah yg sama
3. Nilai sebuah transaksi antar pihak independen
4. NJOP
5. Nilai dari Tim Penilai yg kompeten atau dari
perusahaan jasa penilai
49
KOMITE STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN
NILAI PERALATAN DAN MESIN
dalam NERACA AWAL
1. Harga Perolehan jika dibeli setahun atau kurang
dr tgl Neraca atau membandingkan harga pasar
peralatan dan mesin sejenis dalam kondisi yg sama
2. Nilai dari Tim Penilai yg kompeten atau dari
Perusahaan penilai yg resmi
3. Standar hargayg dikeluarakan dari instansi
pemerintah yg berwenang dg memakai perhitungan
teknis

50
KOMITE STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN
NILAI GEDUNG DAN
BANGUNAN dalam NERACA
AWAL
Jika diperoleh lebih dr 1 tahun sebelum tgl
Neraca awal
4. NJOP
5. Nilai dari Tim Penilai yg kompeten atau dari
perusahaan jasa penilai

51
KOMITE STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN
ASET BERSEJARAH

Aset Bersejarah
diungkapkan dalam
Catatan atas Laporan
Keuangan dalam unit fisik
dan tanpa nilai.
52
KOMITE STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN
PENGHENTIAN DAN PELEPASAN
 Suatu aset tetap dieliminasi dari neraca jika :
 dilepaskan
 secara permanen ditarik dari penggunaannya
 tidak ada manfaat ekonomik masa yang akan
datang.
 Aset tetap yang secara permanen dihentikan
atau dilepas harus dieliminasi dari neraca
dan diungkapkan dalam Catatan atas
Laporan Keuangan.
 Aset tetap yang dihentikan dari penggunaan
aktif Pemerintah tidak memenuhi definisi
aset tetap dan harus dipindahkan ke pos aset
lain-lain sesuai dengan nilai tercatatnya.
53
KOMITE STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN
ASET LAINNYA
 Aset Tak berwujud
 Tagihan Penjualan Angsuran (TPA)
 Tuntutan Perbendaharaan/Tuntutan Ganti Rugi
 Kemitraan dengan Pihak ke tiga
 Aset Lain Lain

54
KOMITE STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN
KEWAJIBAN

Utang yang timbul dari peristiwa masa


lalu yang penyelesaiannya
mengakibatkan aliran keluar sumber
daya ekonomi pemerintah

55
KOMITE STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN
KLASIFIKASI KEWAJIBAN

 Kewajiban Jangka Pendek


Contoh: Utang kepada pihak ketiga
Uang Muka dari Kas Umum Negara
 Kewajiban Jangka Panjang
56
KOMITE STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN
PENGAKUAN KEWAJIBAN

Kewajiban diakui pada saat dana


pinjaman diterima dan/atau pada saat
kewajiban timbul

57
KOMITE STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN
EKUITAS DANA

Kekayaan bersih pemerintah yang


merupakan selisih antara aset dan
kewajiban pemerintah.

58
KOMITE STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN
CATATAN ATAS
LAPORAN KEUANGAN
(CaLK)

PSAP NO. 01, 04

KOMITE STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN


59
CATATAN ATAS LAPORAN
KEUANGAN (CaLK)
 CaLK meliputi penjelasan atau daftar
terinci atau analisis atas nilai suatu pos
yang disajikan dalam LRA, Neraca, dan
LAK.
 CaLK disajikan secara sistematis. Setiap
pos dalam LRA, Neraca, dan LAK harus
mempunyai referensi silang dengan
informasi terkait dalam CaLK.
60
KOMITE STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN
TUJUAN MEMBUAT CaLK

 Laporan Keuangan mudah dipahami


 Menghindari kesalahpahaman
 Pemahaman mendalam melalui
pengungkapan setiap pos penting
 Mampu menjawab bagaimana
perkembangan kondisi keuangan entitas
 Pengungkapan paripurna (full disclosure)

61
KOMITE STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN
STRUKTUR DAN ISI
1. Kebijakan fiskal/keuangan, ekonomi makro,
pencapaian target UU APBN/Perda APBD,
berikut kendala dan hambatan yang dihadapi
2. Ikhtisar pencapaian kinerja keuangan
3. Dasar penyusunan LK, kebijakan akuntansi
yang dipilih
4. Informasi yang diharuskan PSAP tetapi belum
ada di lembar muka LK
5. Rekonsiliasi pos-pos LK berbasis akrual ke pos-
pos LK berbasis kas
6. Informasi tambahan yang diperlukan
62
KOMITE STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN
TERIMA KASIH
Komite Standar Akuntansi
Pemerintahan
(KSAP)

Gedung Perbendaharaan II, Lt. 3, Departemen


Keuangan
Jl. Budi Utomo No. 6, Jakarta
Telepon/Fax (021) 352 4551,
website : www.ksap.org
Email: webmaster@ksap.org

63
KOMITE STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN

Anda mungkin juga menyukai