Anda di halaman 1dari 7

I.

Tujuan Tujuan dari praktikum ini adalah 1. Mengetahui alat-alat pemantauan kualitas udara 2. Mengetahui fungsi alat pemantauan kualitas udara Teori Dasar Teknik sampling kualitas udara dilihat lokasi pemantauannya terbagi dalam dua kategori yaitu teknik sampling udara emisi dan teknik sampling udara ambien. Sampling udara emisi adalah teknik sampling udara pada sumbernya seperti cerobong pabrik dan saluran knalpot kendaraan bermotor. Teknik sampling kualitas udara ambien adalah sampling kualitas udara pada media penerima polutan udara/emisi udara. Untuk sampling kualitas udara ambien, teknik pengambilan sampel kualitas udara ambien saat ini terbagi dalam dua kelompok besar yaitu pemantauan kualitas udara secara aktif (konvensional) dan secara pasif. Dari sisi parameter yang akan diukur, pemantauan kualitas udara terdiri dari pemantauan gas dan partikulat.

II.

Gambar 1. Klasifikasi Pemantauan Kualitas Udara Partikulat atau debu adalah suatu benda padat yang tersuspensi di udara dengan ukuran dari 0,3 m sampai 100 m, berdasarkan besar ukurannya partikulat (debu) ada dua bagian besar yaitu debu dengan ukuran lebih dari 10 m disebut dengan debu jatuh (dust-fall) sedang debu yang ukuran partikulatnya kurang dari 10 m disebut dengan Suspended Partikulate Matter (SPM). Debu yang ukurannya kurang dari 10 m ini bersifat melayang-layang di udara. US EPAS National Exposure Research Laboratory( NERL) sekarang ini melaksanakan evaluasi terhadap sistem passive sampler. Metode passive sampler dianggap berpotensi untuk digunakan dalam mengukur PM sebab dapat dioperasikan tanpa sumber tenaga listrik dan dapat dibuat dengan ukuran sekecil mungkin, sehingga dapat digunakan pada berbagai lokasi dan hemat biaya. Test Awal yang dilakukan pada passive sampler telah menunjukan hasil serta mampu untuk mengukur konsentrasi debu ambien dengan ketepatan dan ketelitian

yang bisa diterima. Karakteristik penggunaan metode passive sampler adalah pemantauan polutan dengan konsentrasi rendah dan waktu pemantauan yang singkat. Metode ini menyajikan informasi tentang kontaminasi dalam jangka panjang suatu studi lingkungan. III. Hasil Pengamatan Alat-alat pemantauan kualitas udara yang dimiliki oleh Lab. Kualitas Udara TL ITB diantaranya adalah: 1. High Volume Sampler (HVS) 2. Low Volume Sampler (LVS) 3. Cascade Impactor 4. Dustfall 5. Bubble Meter 6. Rotameter 7. Impinger Pembahasan 1. High Volume Sampler (HVS) High volume sampler adalah alat pengukur TSP (Total suspended patriculate), dengan prinsip perbedaan ukuran partikel. Alat ini menggunakan filter sebagai penangkap partikulat dalam udara yang dilewatkan. Partikel yang ditangkap oleh filter yaitu kurang dari 100 mikron, dengan filter jenis fiber glass. Standarnya, pengukuran dilakukan selama 24 jam, dengan melewatkan udara sebesar 1500 m3. HVS Prinsip kerja dari alat ini adalah dengan melewatkan udara dengan kecepatan 40 60 cfm, lalu partikulat akan ditangkap oleh filter, setelah itu filter yang telah ditutupi oleh debu ditimbang, dibandinkan dengan berat filter ketika sebelum ditutupi oleh debu.

IV.

Gambar 2. High Volume Sampler

2. Low Volume Sampler (LVS) High volume sampler adalah alat pengukur TSP (Total suspended particulate), dengan prinsip yang sama dengan High Volume Sampler. Perbedaan yang mendasar adalah volume udara yang dilewatkan, yaitu 24 m3 atau kurang. Setelah itu, debu yang ditangkap oleh filter ditimbang.

Gambar 3. Low Volume Sampler 3. Cascade Impactor Cascada impactor adalah alat yang memisahkan partikel berdasarkan ukurannya. Alat ini teriri dari cawan yang disusun berdasarkan ukuran partikel yang dipisah, dari ukuran yang paling besar sampai ukuran yang terkecil. Sampel diletakkan di cawan yang paling atas, kemudian cawan tersebut diayak, sampai partikel terpisahkan berdasarkan ukurannya.

Gambar 4. Cascade Impactor 4. Dustfall Collector Dustfall adalah salah satu pengukuran pasif (passive sampling) untuk mengukur kadar debu yang jatuh. Pengukuran ini hanya terdiri dari bejana

yang diisi air (diisi dengan larutan CuSO4 agar tidak ditumbuhi algae). Pengukuran dilakukan dengan cara meletakkan dustfall collector di lokasi tertentu dan didiamkan selama 1 minggu 1 bulan.

Gambar 5. Dustfall Collector 5. Bubble Meter Bubble meter adalah alat pengukur flowrate, yang berupa tabung yang sudah diketahui volumenya, dan diukur seberapa cepat sebuah lapisan busa sabun melapisi dinding tabung tersebut. Alat ini digunakan untuk kalibrasi mengkalibrasikan rotameter karena galatnya yang sangat kecil. Cara penggunaannya adalah pompa disambungkan ke rotameter terlebih dahulu, setelahnya dsiambungkan dengan rotameter. Skala flowrate diatur di rotameter, kemudian dihitung seberapa cepat lapisan busa sabun menutupi dinding tabung.

Gambar 6. Bubble Meter

6. Rotameter Rotameter adalah alat yang mengukur tingkat aliran cair atau gas dalam tabung tertutup. Ini termasuk dalam kelas meter yang disebut variabel area meter, yang mengukur berbagai laju aliran luas penampang fluida yang bergerak melaluinya, menyebabkan beberapa efek yang dapat diukur. Sebuah rotameter terdiri dari tabung runcing, biasanya terbuat dari kaca, dengan pelampung di dalamnya yang didorong oleh aliran dan ditarik ke bawah oleh gravitasi. Pada tingkat aliran tinggi yang melalui float dan tabung, float akan terbawa dan mengambang keatas Float dibuat dalam beberapa bentuk, bentuk yang paling umum yaitu bulat dan elips agar dapat berputar secara vertikal ketika dilalui fluida. Gaya dan jarak angkat dari pelampung sebanding dengan laju aliran. Gaya angkat ini dihasilkan oleh tekanan diferensial yang menekan pelampung hingga naik ke atas yang dinamakan area meter karena letak ketinggian pelampung itu bergantung pada luas bidang annulus diantara pelampung dan tabung gelas tirus itu. Pelampung akan naik dan menunjukkan pada skala pengukuran dengan satuan yang diketahui. Mula mula float berada pada posisi setimbang (angka nol pada scale line) menunjukkan bahwa tidak adanya gaya yang bekerja pada float, dengan demikian tidak ada fluida yang mengalir. Ketika terjadi aliran fluida berakibat pada naiknya float ke atas akibat gaya angkat dari fluida. Pembacaan tinggi float pada scale line sebanding dengan perubahan besarnya aliran yang terjadi .

Gambar 7. Rotameter 7. Impinger Impinger adalah metode pengambilan sampel polutan udara, seperti SO2, H2S, NH3, NOx, dengan melsewatkan udara yang dihisap oleh pompa vakum melewati larutan penangkap yang diisi ke dalam impinger tersebut. Biasanya pengambilan sampel ini disatukan dengan pengukuran HVS. Setelah itu, polutan yang tertangkap diukur berdasarkan volume udara yang dihisap.

Gambar 8. Impinger V. Kesimpulan 1. Peralatan pemantauan kualitas udara diantaranya adalah : a. High Volume Sampler (HVS) b. Low Volume Sampler (LVS) c. Cascade Impactor d. Dustfall e. Bubble Meter f. Rotameter g. Impinger 2. Fungsi dari alat-alat tersebut adalah: a. High Volume Sampler (HVS) Mengukur kadar debu di udara dalam volume yang besar. b. Low Volume Sampler (LVS) Mengukur kadar debu di udara dalam volume yang kecil. c. Cascade Impactor Memisahkan debu berdasarkan ukuran partikel. d. Dustfall Mengukur kadar debu yang jatuh di udara. e. Bubble Meter Mengukur flowrate dan kalibrasi rotameter. f. Rotameter Mengukur tingkat aliran cair atau gas dalam tabung tertutup. g. Impinger Menangkap polutan gas di udara.

VI.

Daftar Pustaka Badan Pengendalian Lingkungan Hidup Daerah Propinsi Jawa Barat. Pengembangan Sistem Pemantauan Udara Passive Sampler. 2007, Bandung : BPLHD Jabar. http://herusantoso17.blogspot.com/2012/11/areameter.html (diakses 26 Oktober 2013, pukul 23.21) https://oonggaboong.wordpress.com/2011/09/02/air-sampler-impinger/ (diakses 27 Oktober 2013, pukul 00.45) http://mizzpurple20.wordpress.com/2013/02/14/teknik-sampling-kualitas-udara/ (diakses 27 Oktober 2013, pukul 10.11)

Anda mungkin juga menyukai