Anda di halaman 1dari 4

RESUME KASUS POSTNATAL PADA NY.

E G2P1A0 DI RUANG BOUGENVIL RS TUGUREJO SEMARANG

Disusun untuk memenuhi tugas pembelajaran Keperawatan Dewasa II

Oleh: ADYSTI AYUNANI G2B008002

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG 2011

Kasus Postnatal pada Ny. E G2P1A0 di Ruang Bougenvile RS Tugurejo Semarang

A. Kasus Ny. E (32 tahun) G2P1A1, post partum hari ke 0. Melahirkan bayi laki-laki dengan berat 3000 gram dan panjang badan 48 cm pada 29 Juni 2011 pukul 21.40. Lama persalinan pada kala I 6 jam 30 menit, kala II 10 menit dan kala III 15 menit. Terdapat luka episiotomy pada klien dengan garis medialateral sepanjang 6 cm. Masih terpasang infuse RL dengan oksitosin 1 unit. Klien mengatakan putting susunya belum mampu memproduksi ASI sehingga klien menyusui anaknya menggunakan susu formula. Keadaan umum klien baik, composmentis, TD 120/80 mmHg, HR 80x/menit, RR 20 x/menit, T 36,5 C, wajah klien terlihat lelah. Klien mengatakan masih merasa tidak nyaman karena masih keluar darah nifas pada jalan lahir bayi.

B. Diagnosa 1. Menyusui tak efektif berhubungan dengan ketidakadekuatan reflex mengalir DS: a. Klien mengatakan ASI nya belum mampu keluar b. Klien mengatakan bayinya sering rewel jika dicoba untuk diberikanASI DO: a. Bayi diberikan susu formula sejak kelahirannya b. Putting susu ibu belum mengeluarkan ASI 2. Risiko infeksi berhubungan dngan episiotomy DS:

a. Klien mengatakan mendapat jahitan di sekitar jalan lahir karena susah saat mengejan DO: a. Terdapat luka bekas episiotomy sepanjang 6 cm b. Jalan lahir masih mengeluarkan darah nifas

C. Implementasi Implementasi yang dilakukan pada Ny. E untuk diagnosa menyusui tak efektif berhubungan dengan ketidakadekuatan reflek mengalir adalah dengan melakukan breast care dan pendisikan kesehatan tentang menyusui yang efektif bagi ibu dan nutrisi yang diperlukan bagi ibu selama masa menyusui. Breast care dilakukan untuk merangsang putting ibu untuk mengeluarkan ASI, sehingga diharapkan bayi Ny. E tidak bergantung kepada susu formula tetapi dapat mendapatkan nutrisi yang maksimal melalui ASI yang diberikan. Pendidikan kesehatan yang diberikan kepada Ny. E yaitu tentang makanan-makanan apa saja yang sebaiknya dikonsumsi dan tidak boleh dikonsumsi. Selama dilakukan implementasi Ny. E terlihat kooperatif dengan penjelasan dan praktek breast care yang diberikan. Ny. E juga mampu mempraktekkan breast care dengan baik. Implementasi yang dilakukan untuk diagnose risiko infeksi berhubungan dengan episiotomy adalah dengan perawatan vulva hygiene. Perawatan vulva hygiene dilakukan untuk menjaga kebersihan daerah vulva dan perianal Ny. E, mencegah timbulnya infeksi terutama setelah melahirkan dan juga memberikan rasa nyaman pada daerah genitalia klien. Selama dilakukan implementasi klien terlihat kooperatif. Hanya saja klien masih merasa sakit pada daerah episiotomy. Masih keluar sedikit darah saat dilakukan perawatan vulva hygiene.

D. Evaluasi 1. Menyusui tak efektif berhubungan dengan ketidakadekuatan reflek mengalir

S: Klien mengatakan ASI nya sudah mulai keluar sediki-sedikit Klien mengatakan anaknya masih agak rewel jika menyusu melalui putting klien O: A: P: Lanjutkan intervensi untuk breast care Masalah belum teratasi Sudah keluar sedikit cairan ASI dari putting klien

2. Risiko infeksi berhubungan dengan episiotomy S: O: A: P: Lanjutkan perawatan vulva hygiene selama klien brada di RS Masalah teratasi sebagian Masih ada darah yang keluar dari jalan lahir bayi Tidak tampak tanda-tanda infeksi pada daerah sekitar epiostomi Klien mengatakan bekas epiostominya masih terasa sakit Klien mengatakan merasa nyaman setelah dilakukan vulva hygiene

Anda mungkin juga menyukai