Anda di halaman 1dari 11

TUGAS

CT Scanner, Magnetic Resonance Imaging (MRI), Single Photon Emission Computerised Tomography (SPECT), Positron Emission Tomography (PET)

Biomedis

Oleh Hermin Kusumaningtyas 5302410209 Rombel 03

PENDIDIKAN TEKNIK INFORMATIKA DAN KOMPUTER TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2013

CT Scanner
CT Scan atau terkadang disebut juga CAT Scan merupakan suatu tes medis yang dapat membantu dokter untuk mendiagnosis suatu kondisi medis dan mengobatinya. CT Scan menggabungkan antar sinar-X khusus dengan peralatan komputer canggih untuk menghasilkan gambar bagian dalam tubuh. Gambar akan memperlihatkan penampang dari daerah yang sedang dipelajari dan selanjutnya dapat diperiksa pada monitor komputer atau dicetak. Hasil gambar dari CT Scan untuk organ dalam, tulang, jaringan lunak dan pembuluh darah terlihat lebih jelas dan lebih detail serta menyediakan informasi yang lebih rinci mengenai cedera kepala, stroke, tumor otak dan penyakit otak lainnya dibandingkan radiografi sinar-X biasa.

Kegunaan CT Scan pada dasarnya adalah untuk mendeteksi pendarahan di otak, cedera otak, patah tulang, tumor dan kanker serta penyakit dalam lainnya. Selain itu dapat juga digunakan untuk mendeteksi pembesaran rongga otak pada pasien Hydrocephalus dan perencanaan rekonstruksi bedah. Hal-hal yang harus dipersiapkan dalam penggunaan CT Scan antara lain: Memakai pakaian yang nyaman dan longgar untuk pemeriksaan, atau menggunakan seragam untuk dikenakan selama prosedur. Benda logam, termasuk perhiasan, kacamata, gigi palsu dan jepit rambut serta alat bantu dengar dapat mempengaruhi hasil gambar CT Scan sehingga harus dilepas sebelum pemeriksaan. Tidak makan atau minum apapun selama beberapa jam sebelum pemeriksaan.

Memberitahukan Dokter terkait obat apapun yang dikonsumsi dan jika memiliki alergi terhadap suatu materi atau bahan pengawet. Menginformasikan kepada dokter dan ahli radiologi mengenai penyakit apapun yang diderita atau kondisi medis lainnya. Jika memiliki riwayat penyakit jantung, asma, diabetes terutama yang sedang mengkonsumsi glucophage, penyakit ginjal atau masalah tiroid dapat meningkatkan resiko efek buruk yang tidak biasa. Untuk wanita, harus memberitahu dokter jika ada kemungkinan sedang hamil.

Prosedur kerja dari CT Scan dalam banyak hal sangat mirip dengan radioterapi sinar-X yaitu suatu bentuk radiasi seperti cahaya atau gelombang radio yang dapat diarahkan pada tubuh. Bagian tubuh yang berbeda akan menyerap berkas sinar-X dalam derajat tertentu. Dalam pemeriksaan sinar-X konvensional, tumbukan kecil dari radiasi akan ditujukan dan melalui tubuh kemudian gambar akan direkam pada film fotografi atau piringan khusus dimana tulang tampak putih, jaringan lunak muncul dalam nuansa abu-abu dan udara tampak hitam. CT imaging yang dihasilkan pada CT Scanner berupa gambar tubuh bagian dalam multidimensional yang sangat rinci. Perbaikan dalam teknologi detektor CT scanner baru memungkinkan untuk memperoleh beberapa irisan dalam satu rotasi. Scanner ini disebut "multislice CT" atau "multidetector CT" yang memungkinkan akan diperoleh irisan tipis dalam jangka waktu yang lebih pendek, lebih detail dan memiliki kemampuan tambahan. CTscanner modern memiliki kecepatan yang tinggi sehingga dapat menscan seluruh bagian tubuh hanya dalam beberapa detik. Kecepatan seperti itu bermanfaat untuk semua pasien terutama anak-anak, orang tua dan orang yang sakit parah.

MRI( Magnetic Resonance Imaging )


MRI( Magnetic Resonance Imaging ) merupakan suatu alat diagnostik mutakhir untuk memeriksa dan mendeteksi tubuh anda dengan menggunakan medan magnet yang besar dan gelombang frekuensi radio, tanpa operasi, penggunaan sinar X, ataupun bahan radioaktif. Dan berdasarkan dari pengertian secara fisis, MRI adalah suatu alat kedokteran di bidang pemeriksaan diagnostik radiologi, yang menghasilkan rekaman gambar potongan penampang tubuh / organ manusia dengan menggunakan medan magnet berkekuatan antara 0,064 1,5 Tesla (1 tesla = 10000 Gauss) dan resonansi getaran terhadap inti atom hidrogen. Dasar dari pencitraan resonansi magnetik (MRI-Magnetic Resonance Imaging) adalah fenomena resonansi magnetik dari inti benda dimana sebuah inti benda yang dikenai medan meagnet kemudian mengasilkan gambar benda tersebut. Resonansi magnetik itu sendiri merupakan getaran inti atom karena adanya penyearahan momen magnetik inti dari bahan oleh medan magnetik luar dan rangsangan gelombang EM yang tepat dengan frekuensi gerak gasing inti tersebut. Sebelumnya telah dijelaskan bahwa medan magnet yang digunakan berkekuatan dari 0,064 1,5 tesla. Dari interval tersebut, MRI dibagi menjadi 3 macam yang ditinjau dari kekuatanmedan magnetnya :

a. MRI Tesla tinggi ( High Field Tesla ) memiliki kekuatan di atas 1 1,5 T b. MRI Tesla sedang (Medium Field Tesla) memiliki kekuatan 0,5 T c. MRI Tesla rendah (Low Field Tesla) memiliki kekuatan di bawah 0,5 T. Cara Kerja MRI Pertama, putaran nukleus atom molekul otot diselarikan dengan menggunakan medan magnet yang berkekuatan tinggi. Kemudian, denyutan/pulsa frekuensi radio dikenakan pada tingkat menegak kepada garis medan magnet agar sebagian nuklei hidrogen bertukar arah. Selepas itu, frekuensi radio akan dimatikan menyebabkan nuklei berganti pada konfigurasi awal. Ketika ini terjadi, tenaga frekuensi radio dibebaskan yang dapat ditemukan oleh gegelung yang mengelilingi pasien. Sinyal ini dicatat dan data yang dihasilkan diproses oleh komputer untuk menghasilkan gambar otot. Dengan ini, ciri-ciri anatomi yang jelas dapat dihasilkan. Pada pengobatan, MRI digunakan untuk membedakan otot patologi seperti tumur otak dibandingkan otot normal. Prinsip dasar dari cara kerja suatu MRI adalah Inti atom Hidrogen yang ada pada tubuh manusia (yang merupakan kandungan inti terbanyak dalam tubuh manusia) berada pada posisi acak (random), ketika masuk ke dalam daerah medan magnet yang cukup besar posisi inti atom ini akan menjadi sejajar dengan medan magnet yang ada. Kemudian inti atom Hidrogen tadi dapat berpindah dari tingkat energi rendah kepada tingkat energi tinggi jika mendapatkan energi yang tepat yang disebut sebagai energi Larmor. Ketika terjadi perpindahan inti atom Hidrogen dari tingkat energi rendah ke tingkat energi yang lebih tinggi akan terjadi pelepasan energi yang kemudian ini menjadi unsur dalam pembentukan citra atau dikenal dengan istilah Free Induction Decay (FID). Secara sederhana prinsip tadi dapat dilihat pada gambar di bawah ini :

Gb 2.1 Tingkatan Energi Sebuah Inti Atom dengan Nomer Spin Quantum 3

Instrumen MRI Beberapa faktor kelebihan yang dimiliki oleh MRI adalah kemampuannya membuat potongan koronal, sagital, aksial tanpa banyak memanipulasi posisi tubuh pasien sehingga sangat sesuai untuk diagnostic jaringan lunak. Kualitas gambar MRI dapat memberikan

gambaran detail tubuh manusia dengan perbedaan yang kontras, sehingga anatomi dan patologi jaringan tubuh dapat dievaluasi secara teliti.

Gb. 2.2 Alat MRI yang digunakan di Rumah Sakit

a. b.

c. d.

Secara garis besar instrumen MRI terdiri dari: Sistem magnet yang berfungsi membentuk medan magnet. Sistem pencitraan berfungsi membentuk citra yang terdiri dari 3 buah kumparan koil, yaitu : Gradien koil X, untuk membuat citra potongan sagital, Gardien koil Y, untuk membuat citra potongan koronal, dan Gradien koil Z untuk membuat citra potongan aksial. Bila gradien koil X, Y dan Z bekerja secara bersamaan maka terbentuk potongan oblik. Sistem frekuensi radio berfungsi membangkitkan dan memberikan radio frekuensi serta mendeteksi sinyal. Sistem komputer berfungsi untuk membangkitkan urutan pulsa, mengontrol semua komponen alat MRI dan menyimpan memori beberapa citra. Sistem pencetakan citra, berfungsinya untuk mencetak gambar pada film Rongent atau untuk menyimpan citra. Berikut ini contoh potongan gambar hasil MRI :

Gb 2.3 Hasil MRI

Klebihan MRI Selain menggunakan MRI, citra otak didapat menggunakan ComputedTomography (CT) scan. Tetapi ada beberapa kelebihan MRI dibandingkan dengan pemeriksaan CT scan yaitu: a) MRI lebih unggul untuk mendeteksi beberapa kelainan pada jaringan lunak otak, sumsum tulang serta muskuloskeletal b) Mampu memberi gambaran detail anatomi dengan lebih jelas c) Mampu melakukan pemeriksaan fungsional seperti pemeriksaan difusi, perfusi dan spektroskopi yang tidak dapat dilakukan dengan CT scan d) Mampu membuat gambaran potongan melintang, tegak, dan miring tanpa merubah posisi pasien e) MRI tidak menggunakan radiasi pengion Secara ringkas, proses terbentuknya citra MRI dapat digambarkan sebagai berikut: Bila tubuh pasien diposisikan dalam medan magnet yang kuat, inti-inti hidrogen tubuh akan searah dan berotasi mengelilingi arah/vektor medan magnet. Bila signal frekuensi radio dipancarkan melalui tubuh, beberapa inti hidrogen akan menyerap energi dari frekuensi radio tersebut dan mengubah arah, atau dengan kata lain mengadakan resonansi. Bila signal frekuensi radio dihentikan pancarannya, inti-inti tersebut akan kembali pada posisi semula, melepaskan energi yang telah diserap dan menimbulkan signal yang ditangkap oleh antena dan kemudian diproses computer dalam bentuk radiograf.

Gb. 2.4 Diagram Blok Proses MRI

Dalam perkembangan dunia kedokteran,terutama dalam bidang instrumentasinya MRI berkembang pesat dengan bertambahnya kekuatan medan magnet yang dihasilkan, semakin tinggi kekuatan teslanya semakin tinggi kemampuan yang akan dihasilkan baik dari sisi pencitraan maupun dari sisi lain khususnya spektroskopi

SPECT
Single Photon Emission Computer Tomography (SPECT), merupakan sistem komputer yang mempergunakan gas radioaktif untuk mendeteksi partikel-partikel tubuh yang ditampilkan dalam bentuk gambar. Bentuk lain adalah Position Emission Tomography (PET) juga merupakan sistem komputer yang dapat menampilkan gambar yang menggunakan isotop radioaktif. Selain itu Nuclear Magnetic Resonance merupakan teknik mendiagnosis dengan cara memagnetikkan nucleus (pusat atom) dari atom hidrogen. Spect adalah Pelacak radioaktif yang disuntikkan kedalam aliran darah dan dipantau ketika klien melakukan aktivitas. Pet adalah adalah teknik pencitraan dalam kedokteran nuklir yang menghasilkan gambar tiga dimensi pada proses fungsional tubuh.

Gb 3.1 Hasil SPECT

Gb 3.2 HasilPET

Kerugian : a. Penggunaan zat radioaktif pada PET dan SPECT membatasi frekuensi individu yang dapat menjalani pemeriksaan tersebut, b. Klien beresiko mengalami reaksi alergi terhadap zat tersebut c. Biaya pembelian dan pemeliharaan alat pencitraan mahal d. Beberapa individu tidak dapat menoleransi prosedur ini karena merasa takut atau klaustrofobia (karson dan renshaw,2000 ; malison dan innis, 2000.)

PET
PET sangat baik untuk mencitrakan gambaran fungsional aliran darah atau proses metabolik dibandingkan pemeriksaan radiologik lainnya seperti foto rontgen, computed tomography (CT), magnetic resonance imaging (MRI) dan single photon emission kejadian

computerized tomography (SPECT). Fungsi utama PET adalah mengetahui ditingkat sel yang tidak didapatkan dengan alat pencitraan konvensional lainnya. Prinsip dan Cara Kerja

PET dapat mengukur fungsi fisiologis dengan mencitrakan aliran darah, metabolisme, neurotransmitter dan obat yang dilabel zat radioaktif. Alat ini dapat menampilkan analisis secara kuantitatif, mengikuti perubahan relatif selama pemantauan sesuai dengan perjalanan dan pengaruh penyakit terhadap jaringan tubuh anusia atau respons terhadap organ tubuh stimulus spesifik. Dasar kinerja utama PET adalah positron yaitu partikel yang memiliki massa yang sama dengan elektron tetapi bermuatan positif. Setelah positron diemisi dari nukleus atom, ia harus menghilangkan energi kinetiknya dan bergabung dengan elektron. Kedua partikel tersebut saling menghilangkan muatan (anihilasi), kemudian mengemisikan dua radiasi gamma 511-keV ke arah yang berlawanan. Jika dalam dua detektor yang diletakkan berlawanan satu sama lain, suatu radiasi gamma 511-keV dihasilkan pada waktu yang bersamaan (koinsiden), anihilasi akan terjadi pada garis yang menghubungkan kedua detektor. Apabila banyak detektor diatur dalam suatu cincin, membentuk suatu silinder, maka kejadian dapat ditampilkan dalam bentuk tiga dimensi. Berdasarkan data tersebut, maka distribusi spasial radioaktif dalam tubuh dapat direkonstruksi oleh algoritme komputer yang sesuai. Indeksi PET pada Penyakit Paru Indikasi PET terutama untuk deteksi keganasan. Bila ditemukan nodul soliter paru (NSP) pada foto toraks perlu dibedakan apakah nodul tersebut bersifat ganas atau jinak. Kadang-kadang nodul itu merupakan proses peradangan. Sekitar 30-50% nodul merupakan proses keganasan. Pemeriksaan radiologi toraks dan CT scan terbatas hanya untuk membedakan keganasan atau bukan, sedangkan PET sangat berguna untuk menentukan staging kanker paru.

Perbedaan Dari Keempat Jenis


1. CT- Scan (Computed Tomography Scan) Dengan menggunakan CT-scan, kita akan mendapatkan hasil gambaran tulang otak diberbagai sudut. Lebih detail dan rinci. Dapat melihat tampakan cross sectional sehingga dapat melihat area yang spesifik di otak. CT-scan lebih sering digunakan karena kelebihan tersebut, terlebih lagi harganya relative tidak mahal dan memberikan hasil gambaran otak yang lebih baik dibandingkan modaitas lain.

2.

MRI (Magnetic Resonance Imaging) MRI menggunakan gelombang radio dan magnet untuk menghasilkan gambaran struktur otak yang detil tanpa mengakibatkan obstruksi tulang yang melindungi struktur otak tersebut. Karena alasan inilah, MRI sering digunakan untuk mengevaluasi tumor, kerusakan jaringan dan aliran darah diotak.

3.

SPECT (Single Photon Emission Computed Tomography) SPECT adalah teknik scanning yang memperlihatkan bagaimana fungsi otak. Berbeda dengan MRI dan CT-Scan yang hanya memperlihatkan struktur anatomi otak. SPECT mampu menghasilkan gambaran 3 dimensi otak, dimana mampu memperlihatkan

bagaimana aliran darah diotak sehingga kita dapat mengetahui fungsi otak pasien. Prosesnya dengan menginjeksikan tracer radioaktif, lalu gambar otak akan dihasilkan seiring dengan tracer yang berjalan dialiran darah otak.

4.

PET (Positron Emission Tomography) PET adalah teknik scanning baru dan canggih yang memperlihatkan bagaimana fungsi otak . berneda denga scanning yang lebih tradisional (haha,.. bahasanya) hanya memperlihatkan anatomi dan struktrus otak saja. PET mamu memperlihatkan kerja otak maps yang colorfull.

KESIMPULAN
1. CT Scan digunakan untuk menghasilkan gambaram bagian tubuh dengan bantuan sinar-X 2. MRI digunakan untuk menghasilkan gambaran bagian tubuh dengan menggunakan bantuan medan magnet dan frekuensi radio 3. Single Photon Emission Computer Tomography (SPECT), merupakan sistem komputer yang mempergunakan gas radioaktif untuk mendeteksi partikel-partikel tubuh yang ditampilkan dalam bentuk gambar. 4. Position Emission Tomography (PET) juga merupakan sistem komputer yang dapat menampilkan gambar yang menggunakan isotop radioaktif.

DAFTAR PUSTAKA
Amin,Zulkifli.dkk.2007.Peran Positrion Emission Tomography dalam Diagnosis dan Evaluasi Kanker Paru. 4 Fakultas Juni Kedokteran Universitas pada

Indonesia.[internet].[diunduh

2013];57(4):118-122.Tersedia

http://mki.idionline.org/index.php?uPage=mki.mki_dl&smod=mki&sp=public&ke y=MTEyLTM Azhie.Kegunaan Scan.

CT

[internet].[diunduh

Juni

2013].Tersedia

pada

http://www.azhie.net/2012/03/kegunaan-ct-scan.html

Pencitraan

Resonansi

Magnetik.

[internet].[diunduh

Juni

2013].Tersedia

pada

http://id.wikipedia.org/wiki/Pencitraan_resonansi_magnetik Ipin.Magnetic Resonance Imaging MRI.[internet].[diunduh 3 Juni 2013].Tersedia pada http://ipinfisikaui08.blogspot.com/2011/05/magnetic-resonance-imaging-mri.html

SPECT

dan

PET.

[internet].[diunduh

Juni

2013].Tersedia

pada

http://id.scribd.com/doc/61892888/Spect Cut Regia Heldayana.Neuro Imaging. [internet].[diunduh 4 Juni 2013].Tersedia pada http://healthyregia.blogspot.com/2012/05/neuro-imaging.html

Anda mungkin juga menyukai