Anda di halaman 1dari 16

BAB I PENDAHULUAN A.

Latar Belakang Masalah Negara Indonesia adalah negara yang majemuk, hal ini karena Indonesia merupakan negara yang terdiri dari banyak daerah, suku bangsa, bahasa, dan agama. Keanekaragaman ini tersebar diseluruh wilayah Indonesia, dari Sabang sampai Merauke. Namun dengan keberagaman yang demikian, Indonesia tidak terpecah-pecah menjadi negara-negara bagian. Indonesia tetap utuh menjadi sebuah Negara kesatuan. Hal ini sudah tertuang dalam Konstitusi Negara, yaitu asal ! ayat "!# $ndang-$ndang %asar Negara &epublik Indonesia 'ahun !()* "$$% N&I !()*# yang bunyinya adalah Negara Indonesia ialah Negara Kesatuan yang berbentuk &epublik.+ Menurut Strong, ada dua ciri mutlak yang melekat pada Negara kesatuan, yaitu , "!# -the supremacy of the central parliament and+ "adanya supremasi dari dewan perwakilan rakyat pusat dan# ".# - the absence of subsidiary souvereign bodies+ "tidak ada badan-badan lainnya yang berdaulat#+ "Ni/matul Huda, .00( ,1.#. asal !2 $$% N&I !()*, menyatakan bahwa Negara Kesatuan &epublik Indonesia dibagi atas daerah-daerah pro3insi dan daerah pro3insi itu dibagi atas kabupaten dan kota, yang tiap-tiap pro3insi, kabupaten, dan kota itu mempunyai pemerintahan daerah, yang diatur dengan undang-undang. %isini berarti bahwa, terdapat sistem pemerintahan yang lebih kecil dibawah negara yang jelas dibentuk dan memiliki payung hukum tersendiri dalam tata pemerintahan Indonesia. 4ilayah negara &epublik Indonesia sangat luas meliputi banyak kepulauan yang besar dan kecil, maka tidak memungkinkan jika segala sesuatunya akan diurus seluruhnya oleh emerintah yang berkedudukan di Ibukota Negara. $ntuk mengurus penyelenggaraan pemerintahan negara sampai kepada seluruh pelosok daerah negara, maka perlu dibentuk suatu

pemerintahan daerah. emerintahan daerah menyelenggarakan pemerintahan yang secara langsung berhubungan dengan masyarakat " H&. Syaukani, .00),.! #. $paya itu, tidak lain sebagai usaha untuk mendekatkan negara dengan rakyat, sehingga pada akhirnya akan meningkatkan pelayanan, kesejahteraan, keadilan serta memberi kesempatan dan akses seluas-luasnya kepada warga masyarakat untuk ambil bagian dalam mewujudkan sistem pemerintahan yang bersih, berwibawa, terbuka, partisipati5, serta aspirati5 "Koswara, .00!, *2#. Konsep emerintahan %aerah tersebut merupakan konsekuensi logis terhadap tantangan yang dihadapi emerintah pusat untuk memberikan peningkatan pelayanan dan kesejahteraan kepada masyarakat yang terdapat di daerah. Konsep yang demikian sering juga disebut dengan nama 6tonomi %aerah. %alam asal ! ayat "*# $ndang-$ndang No. 1. 'ahun .00) 'entang emerintahan %aerah, disebutkan bahwa 6tonomi %aerah adalah hak, wewenang, dan kewajiban daerah otonom untuk mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan dan kepentingan masyarakat setempat sesuai dengan peraturan perundang-undangan. %engan demikian terdapat beberapa emerintahan %aearah di Indonesia, yaitu tingkat ro3insi, emerintahan %aerah Kota di tingkat Kota. Selain emerintahan ditingkat ro3insi, Kabupaten, dan Kota, masih terdapat satu emerintahan lagi, yaitu emerintahan %esa. emerintahan %esa memang tidak secara khusus diatur dalam $$% N&I !()*. Namun asal !2 7 ayat "!# $$% N&I menjelaskan pengakuan negara atas emerintahan %esa, asal tersebut berbunyi, -Negara mengakui dan menghormati satuan-satuan pemerintahan daerah yang bersi5at khusus atau bersi5at istimewa yang diatur dengan undang-undang.+ engaturan mengenai pemerintahan desa juga terdapat dalam $ndang-$ndang No. 1. 'ahun .00) 'entang emerintahan %aerah. ercepatan pembangunan dan pemerataan kesejahteraan masyarakat di daerah, diperlukan seperangkat aparat pemerintahan disetiap tingkatan daerah emerintah %aerah ro3insi di emerintah %aerah Kabupaten di tingkat Kabupaten, dan

di Indonesia. 8parat pemerintahan yang ada di daerah ini dipimpin oleh emerintah %aerah "Kepala %aerah dan 4akil Kepala %aerah# yang menjalankan 5ungsi eksekuti5, selain itu di setiap emerintahan %aerah terdapat pula %ewan erwakilan &akyat %aerah "% &%# yang menjalankan 5ungsi legislati5. Hal ini tercantum dalam asal 1 ayat "!# $ndang-$ndang No. 1. 'ahun .00) 'entang emerintahan %aerah, yaitu - emerintahan daerah sebagaimana dimaksud dalam asal . ayat "1# adalah, a. pemerintahan daerah pro3insi yang terdiri atas pemerintah daerah pro3insi dan % &% pro3insi9 b. pemerintahan daerah kabupaten:kota yang terdiri atas pemerintah daerah kabupaten:kota dan % &% kabupaten:kota. Kepala %aerah dan 4akil Kepala %aerah ro3insi serta Kabupaten:Kota tersebut dipilih melalui tahapan yang disebut $ndang-$ndang No. 1. 'ahun .00) 'entang emilihan

$mum Kepala %aerah " ;MI<$K8%8# yang pengaturannya ada dalam emerintahan %aerah. emilihan Kepala %esa, tahapan pemilihannya hampir serupa dengan ;MI<$K8%8 yaitu pelaksanaannya teratur setiap = tahun sekali sebagaimana tercantum dalam asal .0) $ndang-$ndang No. 1. 'ahun .00) 'entang emerintahan %aerah yang bunyinya -Masa jabatan kepala desa ro3insi, % &% adalah = "enam# tahun dan dapat dipilih kembali hanya untuk ! "satu# kali masa jabatan berikutnya+. Sedangkan anggota % &% Kabupaten dan % &% Kota dipilih melalui emilihan $mum yang

dilaksanakan * tahun sekali bersamaan dengan emilihan residen dan 4akil residen, %ewan erwakilan &akyat "% &#, serta %ewan erwakilan %aerah "% %#. 7erbeda dengan pemilihan anggota % &% ro3insi, % &% Kabupaten dan % &% Kota yang dipilih melalui serta % %, pemilihan anggota 7adan emilihan $mum

" ;MI<$# bersamaan dengan emilihan residen dan 4akil residen, % &, ermusyawaratan %esa "7 %# yang merupakan badan legislati5 yang ada di tingkatan desa, menurut asal .!0 ayat "!# $ndang-$ndang No. 1. 'ahun .00) tentang emerintahan %aerah

ditetapkan melalui cara musyawarah dan mu5akat. Hal ini tentunya sangat menarik untuk diperhatikan karena proses pemilihan tersebut sangat berbeda dengan pemilihan anggota badan legislati5 ditingkat pro3insi, kota, maupun kabupaten. emilihan anggota 7 % tersebut cenderung terlihat lebih demokratis karena dipilih melalui cara musyawarah mu5akat oleh masyarakat desa yang bersangkutan, bisa dikatakan juga pemilihan anggota 7 % seharusnya bisa jauh lebih bersih dari politik uang ataupun praktek kecurangan lainnya yang melanggar prosedur yang telah ditetapkan yang seringkali terjadi pada pemilihan anggota % &% ro3insi, % &% Kabupaten, maupun % &% Kota. Hal ini dikarenakan oleh kultur masyarakat desa yang seharusnya masih menjunjung tinggi nilai-nilai luhur adat istiadat yang berlaku di daerah tersebut, sehingga seharusnya tidak ada kepentingan politik tertentu ataupun kepentingan lainnya yang terjadi dalam pemilihan anggota 7 % tersebut. Namun dalam perkembangannya, terdapat beberapa permasalahan terkait mengenai pemilihan anggota 7 %. Sebagai contoh, pemilihan anggota 7 % yang terjadi di %esa 'ik >eniak Kecamatan <ebong Selatan ro3insi 7engkulu. emilihan 7 % %esa 'ik >eniak Kecamatan <ebong Selatan tidak berlangsung sesuai dengan yang diharapkan. rotes dan sanggahan terjadi dalam pemilihan 7 % tersebut. 'okoh masyarakat %esa 'ik >eniak Kecamatan <ebong Selatan 8jani ")*#, kemarin ".0:)# mendatangi anggota % &% <ebong Mahdi, S.Sos di kediamannya. Kedatangan tokoh masyarakat ini bertujuan untuk melaporkan kejanggalan proses pemilihan yang dilakukan !2 8pril .0!0. emilihan itu dinilai cacat hukum karena dari * anggota 7 % yang terpilih tidak memenuhi syarat yang ditetapkan panitia. +7erdasarkan persyaratan yang dikeluarkan pantia !! 8pril .0!0 ada !1 persyaratan. 'api dari keseluruhan calon 7 % yang menda5tar semuanya tidak melengkapi persyaratan namun tetap dilaksanakan. &ata-rata persyaratan yang tidak dipenuhi ini yakni surat keterangan dari &S>6K 7engkulu, SK?K dari kepolisian, surat keterangan tidak pernah dihukum dari N 'ubei dan surat keterangan tidak dicabut hak pilihnya dari N 'ubei,+ jelas 8jani. Sebagian

besar masyarakat di %esa 'ik >eniak tidak terima dengan keputusan pemilihan 7 % yang tidak memenuhi syarat ini. Namun pada kenyatanya pelaksanaanya tetap dilakukan panitia "http://bengkuluekspress.com/pemilihan-bpd-tik-jeniak-diprotes/ yang diakses pada !( 6ktober .0!. ukul !0.)@ 4I7#. ?ontoh lain mengenai cacat prosedural juga terjadi di 7anglas 7arat Kecamatan 'ebingtinggi ro3insi Kepulauan &iau. 8.&ahim Mahadar selaku anggota 7 % terpilih, mengaku terpaksa membuat surat pernyataan pengunduran diri dari keanggotaan 7adan ermusyawaratan %esa "7 %# 7anglas 7arat Kecamatan 'ebingtinggi. Keputusan itu ia ambil setelah menyadari bahwa proses pemilihan anggota 7 % di %esa itu tidak sesuai erda yang berlaku. Menurut 8.&ahim Mahadar, emkab Kepulauan Meranti telah tertipu menyangkut kondisi yang sesungguhnya di %esa 7anglas 7arat. emkab dinilai hanya menerima laporan dari periode yang baru. AASesuai erda itu, semestinya emdes setempat tanpa emdes terlebih dahulu mengkaji proses yang dilakukan dalam pembentukan kepengurusan 7 % membentuk 'im Sembilan yang kemudian menyeleksi sejumlah calon yang diusulkan oleh masing-masing dusun yang ada. Namun yang terjadi keanggotaan 7 % saat ini hanya diambil saja atas keinginan emerintah %esa, yang pada akhirnya dikhawatirkan akan melemahkan keberadaan lembaga desa tersebut,AA kata &ahim "http://www.halloriau.com/read-meranti263 -2! 2-!"-!2-bpd-banglas-barat-diduga-cacathukum.html#. %ua kasus diatas menggambarkan bahwa pemilihan 7 % yang diharapkan berjalan dengan baik dan sesuai prosedur perundang-undangan yang berlaku, namun pada kenyataannya tidak berjalan sesuai dengan prosedur yang berlaku tersebut. %ari kasus diatas, penulis menarik untuk melakukan sebuah penelitian tentang implementasi peraturan sebuah eraturan %aerah " ;&%8# yang berlaku dan mengatur tentang tahap pencalonan dan penetapan anggota 7 %. enulis ingin mengetahui apakah $%&'(n) f %$ yang diakses pada !( 6ktober .0!. ukul !0.*2 4I7#.

tahap pencalonan sampai penetapan anggota 7 % di sebuah daerah sudah sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. enulis memilih memilih %esa ?irebon. ;&%8 Kabupaten ?irebon No.!1 'ahun .00= lumbon, Kabupaten 'entang 7adan ermusyawaratan %esa. $ntuk pemilihan tempatnya, penulis lumbon yang berada di Kecamatan emilihan %esa lumbon sebagai tempat penelitian dikarenakan

penulis tertarik dengan kondisi penduduk desa tersebut yang penduduknya saat ini banyak di tempati oleh para pendatang. Hal ini salah satunya karena di desa tersebut terdapat beberapa perusahaan industri yang menarik penduduk dari luar desa tersebut untuk tinggal dan akhirnya berdomisili resmi di desa tersebut. Hal ini dapat berpengaruh apabila penduduk pendatang tersebut mengisi posisi penting dalam pemerintahan desa itu, penduduk pendatang tersebut bisa jadi akan kurang serius bila memegang posisi penting di desa tersebut karena penduduk pendatang tersebut kurang memahami potensi-potensi yang ada didesa tersebut sehingga keberjalanan pemerintahan di desa tersebut hasilnya mungkin akan kurang maksimal, atau bahkan yang lebih parahnya lagi bisa pula penduduk pendatang tersebut hanya mengejar jabatan saja sehingga dalam proses pemilihannya penduduk tersebut melakukan segala cara termasuk tidak mengindahkan peraturan yang telah ada untuk mewujudkan keinginan pribadinya tersebut. Selain itu, menurut data yang di peroleh penulis pada saat pra penelitian, Ketua 7 % lumbon yang menjabat pada periode .0!!-.0!= bukan merupakan warga asli desa lumbon,meskipun saat pemilihan anggota 7 % lumbon yang bersangkutan sudah resmi menjadi penduduk desa tersebut. Implementasi tahap pencalonan hingga penetapan 7 % yang seringkali tidak sesuai dengan peraturan perundang-undangan sangat menarik bagi penulis untuk melakukan sebuah penelitian, sehingga penulis menuangkannya dalam penulisan hukum dengan judul -IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIREBON NOMOR 13 TAHUN !!" TENTAN# BADAN PERMUS$A%ARATAN DESA TERKAIT PENCALONAN DAN PENETAPAN AN##OTA BADAN

PERMUS$A%ARATAN DESA DI DESA PLUMBON& KECAMATAN PLUMBON& KABUPATEN CIREBON'. B. R()(san Masalah erumusan masalah merupakan hal yang sangat penting dalam setiap penelitian karena dibuat untuk memecahkan masalah pokok yang timbul secara jelas dan sistematis serta untuk lebih menegaskan masalah yang akan diteliti sehingga penelitian akan lebih terarah pada sasaran yang akan dicapai. 7erdasarkan uraian dalam latar belakang masalah diatas, maka dapat dirumuskan permasalahan dalam penelitian ini sebagai berikut, !. 7agimana Implementasi erda Kab.?irebon No.!1 'ahun .00= 'entang 7adan ermusyawaratan %esa terkait encalonan dan enetapan 8nggota 7adan ermusyawaratan %esa di %esa lumbon, Kecamatan Kab. ?irebonB .. 7agaimana kendala-kendala yang dihadapi terkait enetapan 8nggota 7adan Kecamatan lumbon, Kab. ?irebonB encalonan dan lumbon, lumbon,

ermusyawaratan %esa di %esa

C. T(*(an Penel+t+an enelitian dilakukan semata-mata karena memiliki tujuan. 'ujuannya adalah untuk menyelesaikan permasalahan yang telah dijabarkan dalam latar belakang dan rumusan masalah. Karena itu, tujuan penelitian sebaiknya dirumuskan berdasarkan rumusan masalahnya. 'ujuan penelitian dicapai melalui serangkaian metodologi penelitian. 6leh karenanya, tujuan penelitian yang baik adalah rumusannya operasional dan tidak bertele-tele. %ari tujuan inilah, dapat diketahui metode dan teknik penelitian mana yang cocok untuk dipakai dalam penelitian itu "M. Subana dan Sudrajat, .00! , @!#. 'ujuan yang dikenal dalam suatu penelitian ada dua macam, yaitu , tujuam obyekti5 dan tujuan subyekti5, dimana tujuan obyekti5 merupakan

tujuan yang berasal dari tujuan penelitian itu sendiri, sedangkan tujuan subyekti5 berasal dari enulis sendiri. %emikian pula penulis dalam melakukan penelitian ini mempunyai tujuan yang ingin dicapai, baik tujuan obyekti5 maupuan tujuan subyekti5 bagi kepentingan penulis sendiri. 'ujuan penulis dalam penelitian ini adalah, !. 'ujuan 6byekti5 a. $ntuk mengetahui Implementasi erda Kab.?irebon No.!1 'ahun .00= 'entang 7adan ermusyawaratan %esa terkait encalonan dan enetapan 8nggota 7adan ermusyawaratan %esa di %esa lumbon, Kecamatan lumbon, Kab. ?irebon. b. $ntuk mengetahui kendala-kendala yang dihadapi terkait encalonan dan .. enetapan 8nggota 7adan ermusyawaratan %esa di %esa lumbon, Kecamatan lumbon, Kab. ?irebon. 'ujuan Subjekti5 a. $ntuk menambah dan mengembangkan pengetahuan penulis dalam bidang hukum khususnya Hukum 'ata Negara. b. $ntuk melengkapi syarat akademis mencapai jenjang kesarjanaan Ilmu Hukum pada Cakultas Hukum $ni3ersitas Sebelas Maret. c. Menerapkan ilmu dan teori-teori hukum yang telah penulis peroleh agar berman5aat bagi penulis sendiri khususnya dan masyarakat pada umumnya. D. Man,aat Penel+t+an Suatu penelitian akan mempunyai nilai apabila penelitian tersebut memberi man5aat bagi para pihak. 8dapun man5aat penelitian ini adalah sebagai berikut , !. Man5aat 'eoritis a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran bagi pengembangan disiplin ilmu hukum pada umumnya dan hukum tata negara pada khususnya.

b. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan dalam dunia kepustakaan terkait dengan implementasi pemilihan anggota 7adan ermusyawaratan %esa. c. Hasil penelitian ini diharapkan dapat dipakai sebagai acuan terhadap pengkajian dan penulisan karya ilmiah sejenis di masa yang akan datang. .. Man5aat raktis a. $ntuk memberikan jawaban atas masalah yang diteliti, melatih mengembangkan pola pikir yang sistematis sekaligus untuk mengukur kemampuan dalam ilmu yang diperoleh. b. Sebagai praktek dan teori penelitian dalam bidang hukum dan juga sebagai praktek dalam pembuatan karya ilmiah dengan suatu metode penelitian ilmiah. E. Met-.e Penel+t+an Metode yang digunakan dalam penelitian ini dapat diuraikan sebagai berikut , !. >enis enelitian >enis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian hukum empiris. ada penelitian hukum empiris yang diteliti pada awalnya adalah data sekunder, untuk kemudian diadakan penelitian terhadap data primer di lapangan atau pada masyarakat "Soerjono Soekanto, .0!0 , *.#. .. Si5at enelitian enelitian ini menggunakan metode penelitian yang bersi5at terarah pada penelitian kualitati5 yang bersi5at deskripti5 yang mengarah pada pendeskripsian secara rinci dan mendalam baik kondisi maupun proses, dan juga hubungan atau saling keterkaitannya mengenai hal-hal pokok yang ditemukan pada sasaran penelitiannya "H7. Sutopo, .00=,!@(#.

%alam penelitian kualitati5 deskripti5 selalu menyajikan temuannya dalam bentuk deskripsi kalimat yang rinci, lengkap, dan mendalam mengenai proses bagaimana sesuatu terjadi "H7. Sutopo, .00=,!1(#. enulis menggunakan metode kualitati5 deskripti5 yaitu dilatarbelakangi oleh tujuan penulis untuk mengetahui Implementasi eraturan %aerah Kabupaten ?irebon No.!1 'ahun .00= 'entang 7adan ermusyawaratan %esa terkait encalonan dan enetapan anggota 7adan ermusyawaratan %esa di %esa lumbon, Kecamatan lumbon, Kab. ?irebon dan kendala-kendala yang dihadapi dalam proses pencalonan dan penetapan anggota 7adan ermusyawaratan %esa tersebut. 1. endekatan enelitian endekatan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitati5, yaitu pendekatan yang menggunakan data yang dinyatakan secara 3erbal yang dimaksudkan untuk memahami 5enomena tentang apa yang dialami oleh subjek. enelitian seperti perilaku, tindakan , persepsi dan lain-lain secara holistic dengan deskripsi dalam bentuk kata-kata dan narati5 dalam konteks khusus yang alamiah dan dengan meman5aatkan berbagai metode ilmiah "Soerjono Soekanto, .0!0 , !2#. ). <okasi enelitian 'empat penelitian yang akan digunakan adalah %esa Kecamatan lumbon, Kabupaten ?irebon. *. >enis %ata >enis data yang digunakan dalam penelitian ini berupa data primer dan data sekunder , a. %ata rimer 8dalah sejumlah keterangan atau 5akta yang diperoleh secara langsung melalui penelitian lapangan, baik dengan cara wawancara lumbon,

!0

atau obser3asi terhadap responden dalam penelitian. b. %ata Sekunder %ata sekunder adalah data yang didapat dari keterangan atau pengetahuan-pengetahuan yang diperoleh secara tidak langsung antara lain mencakup dokumen-dokumen resmi, buku-buku, hasil-hasil penelitian yang berujud laporan "Soerjono Soekanto, .0!.,!.#. =. Sumber %ata Sumber data adalah tempat ditemukannya data. 8dapun data dari penelitian ini diperoleh dari dua sumber yaitu , sumber data primer yang berasal dari %esa lumbon, Kecamatan lumbon, Kab.?irebon dan yang kedua adalah sumber data sekunder yang terdiri dari , a. 7ahan Hukum rimer Daitu kaidah dasar, peraturan perundang-undangan antara lain yaitu , !# $$% N&I !()*9 .# $ndang-$ndang Nomor 1. 'ahun .00) 'entang %aerah9 1# )# *# eraturan emerintah Nomor @. 'ahun .00* tentang %esa9 erda Kab.?irebon %esa No.!1 ! 'ahun 'ahun .00= .0!! 'entang tentang 7adan 7adan ermusyawaratan %esa9 dan eraturan Nomor ermusyawaratan %esa. b. 7ahan Hukum Sekunder 7ahan hukum sekunder adalah sejumlah keterangan atau 5akta yang diperoleh melalui buku-buku hasil karya dari kalangan hukum, hasil-hasil penelitian, dan artikel koran serta bahan lain yang berhubungan dengan pokok bahasan. @. 'eknik engumpulan %ata 'eknik pengumpulan data yang akan digunakan oleh penulis emerintahan

!!

dalam penelitian ini adalah sebagai berikut , a. 4awancara "%nterview# 4awancara adalah salah satu bentuk teknik pengumpulan data yang dilakukan untuk memperoleh in5ormasi dan keterangan dari responden baik itu dengan tatap muka maupun tidak "H7. Sutopo, .00=,!(0#. 4awancara yang akan dilakukan oleh penulis dalam penelitian ini yaitu terhadap beberapa panitia pemilihan 8nggota 7 % lumbon. b. Studi dokumen dan 7ahan ustaka 'eknik pengumpulan data dengan studi dokumen ini terkait erat dengan sumber data yang digunakan "H7. Sutopo, .00=,!2!#. enulis menggunakan dokumen-dokumen, peraturan perundangundangan, buku-buku atau literatur hukum tata negara, maupun bentuk-bentuk lain yang berkaitan dengan penelitian empiris. 2. 'eknik 8nalisa %ata 'eknik yang dilakukan setelah mengadakan pengumpulan data adalah analisis data yang merupakan 5aktor penting dalam hal turut menentukan kualitas penelitian. Metode yang dipergunakan dalam suatu analisis data tidak lepas dari jenis penelitian dan pendekatan yang digunakan oleh karena penulis melakukan penelitian menggunakan pendekatan penelitian kualitati5, maka dalam analisis data penulis menggunakan teknik analisis data kualitati5 dengan model interakti5. analisis data kualitati5, yaitu suatu cara penelitian yang menggunakan dan menghasilkan data deskripti5 analisis, yaitu apa yang dinyatakan responden secara tertulis maupun lisan dan juga perilaku nyata yang diteliti dan dipelajari sebagai suatu yang utuh "Soerjono Soekanto, .002, .).#.

!.

%alam analisis data kualitati5 dengan model interakti5, terdapat tiga komponen didalamnya yaitu reduksi data, sajian data, dan penarikan kesimpulan atau 3eri5ikasi dengan menggunakan sistem siklus. Model analisis interakti5 merupakan penjabaran data-data yang dikumpulkan dari lapangan dan studi pustaka, kemudian data yang diperoleh disusun sehingga membentuk susunan data yang sistematik dan dibutuhkan, kemudian dilakukan reduksi data atau pengolahan data sehingga menghasilkan kajian data dan diambil kesimpulan dan 3eri5ikasinya. %alam model ini dilakukan proses siklus antar tahap-tahap sehingga data yang terkumpul akan berhubungan dengan satu sama lain dan benar-benar data yang mendukung penyusunan laporan penelitian. 'iga tahap tersebut adalah "Herbitus Sutopo, .00., !.0-!.!# , a. &eduksi data Kegiatan yang bertujuan untuk mempertegas, memperpendek, membuat 5okus, membuang hal-hal yang tidak penting yang muncul dari catatan tulis dilapangan dan pengumpulan data. Merupakan proses seleksi, penyederhanaan, dan abstraksi dari data. b. Sajian data Sekumpulan in5ormasi yang memungkinkan kesimpulan riset dapat dilaksanakan yang meliputi berbagai jenis matrik, data, gambar, dan sebagainya. Sajian data dibuat agar membantu penulis untuk mengarah pada simpulan. c. enarikan simpulan: 3eri5ikasi Menarik kesimpulan berdasarkan semua hal yang terdapat dalam reduksi data dan sajian yang meliputi berbagai hal yang ditemui dengan

!1

melakukan

pencatatan-pencatatan,

pernyataan,

kon5igurasi

yang

mungkin berkaitan dengan data. Model 8nalisis Interakti5 tersebut dapat digambarkan sebagai berikut ,

engumpula n data

&eduksi data

Sajian data

enarikan simpulan: 3eri5ikasi Eambar .. 'eknik 8nalisis Interakti5

/. S+ste)at+ka Pen(l+san H(k() Sistematika penulisan hukum disajikan guna memberikan gambaran secara keseluruhan mengenai pembahasan yang akan dirumuskan sesuai dengan kaidah atau aturan baku penulisan suatu karya ilmiah. 8dapun sistematika penulisan hukum "skripsi# terdiri atas empat bab dimana tiap bab

!)

terbagi beberapa sub bab yang dimaksudkan untuk memudahkan pemahaman terhadap keseluruhan hasil penelitian ini. Keseluruhan sistematika penulisan hukum ini adalah sebagai berikut, 787 I , ;N%8H$<$8N %alam bab pendahuluan ini, penulis akan menguraikan mengenai latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan penelitian, man5aat penelitian, metode penelitian dan sistematika penulisan hukum. <atar 7elakang Masalah dalam penelitian ini yaitu terlebih dahulu mejelaskan secara umum tata pemerintahan daerah di Indonesia. Kemudian menjelaskan tentang permasalahan yang terjadi dalam tahap pemilihan anggota 7adan Indonesia. &umusan Masalah dalam penelitian ini menguraikan tentang bagaimana implementasi erda Kab.?irebon No.!1 tahun .00= tentang badan permusyawaratan desa terkait pencalonan dan penetapan anggota badan permusyawaratan desa di desa lumbon Kabupaten ?irebon, serta bagaimana kendala-kendala yang dihadapi terkait tahapan pencalonan dan penetapan anggota badan permusyawaratan desa tersebut. 'ujuan enelitian yang hendak dicapai adalah tujuan obyekti5 dan tujuan subyekti5. Man5aat enelitian terdiri atas man5aat teoritis dan man5aat praktis. Metode enelitian terdiri atas jenis penelitian, si5at penelitian, pendekatan penelitian, lokasi penelitian, jenis dan sumber data, teknik pengumpulan data, dan teknik analisis data. >adwal enelitian selama melakukan penelitian penulisan hukum dan sistematika penelitian. 787 II , 'IN>8$8N $S'8K8 ermusyawaratan %esa di beberapa daerah di

!*

ada bab ini, penulis menguraikan bagian pertama tentang Kerangka 'eori yang terdiri dari tinjauan tentang 'eori Implementasi, tinjauan tentang tentang %esa dan emikiran 787 III , H8SI< ;N;<I'I8N %8N ;M78H8S8N ada bab ini, penulis menguraikan hasil penelitian, yang dihasilkan dari proses penelitian sampai menjawab rumusan masalah yang menjadi dasar penulis melakukan penelitian hukum berdasarkan judul implementasi erda Kab.?irebon No.!1 tahun .00= tentang badan permusyawaratan desa terkait pencalonan dan penetapan anggota badan permusyawaratan desa di %esa lumbon, Kecamatan lumbon, Kab. ?irebon. 787 IF , ;N$'$ ada bab ini, penulis menguraikan kesimpulan dari penelitian penulisan hukum ini "skripsi# yang merupakan jawaban dari rumusan masalah seperti bagaimana implementasi desa terkait pencalonan dan penetapan anggota erda badan Kab.?irebon No.!1 tahun .00= tentang badan permusyawaratan permusyawaratan desa di desa lumbon Kabupaten ?irebon, emerintahan %aerah, tinjauan emerintahan %esa, dan tinjauan tentang

%emokrasi %esa. %an bagian kedua mengenai Kerangka

serta bagaimana kendala-kendala yang dihadapi terkait tahapan pencalonan dan penetapan anggota badan permusyawaratan desa tersebut . %8C'8& $S'8K8 <8M I&8N

!=

Anda mungkin juga menyukai