Anda di halaman 1dari 34

STATUS UJIAN INFEKSI SALURAN PERNAPASAN AKUT (ISPA) ILMU KESEHATAN MASYARAKAT PUSKESMAS KELURAHAN LUBANG BUAYA

Disusun Oleh :

Alni Dwi Cahyani 0861050002

Dosen Pembimbing:

KEPANITERAAN KESEHATAN MASYARAKAT PERIODE 18 NOVEMBER 2013 14 DESEMBER 2013 FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS KRISTEN INDONESIA JAKARTA 2013

STATUS UJIAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


Periode 4 Febuari 2013 30 Maret 2013

Hari / Tanggal pengambilan data Hari/Tanggal Intervensi Masalah kesehatan Tempat pengambilan data

: Senin, 4 maret 2013 : Selasa, 5 maret 2013 : Infeksi Saluran Pernapasan Akut : RT 005/ RW 009, Kelurahan Lubang Buaya , Kecamatan Cipayung. Jakarta Timur.

Hari / tanggal ujian Tempat ujian

: Selasa/ 26 Maret 2013 : Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Indonesia

Nama NIM

: Alni Dwi Cahyani : 08-002

Tanda tangan

Status Ujian Ilmu Kesehatan Masyarakat ISPA

Page 1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah Kesehatan adalah tanggung jawab bersama dari setiap individu, masyarakat, pemerintah dan swasta. Apa pun peran yang dimainkan pemerintah, tanpa kesadaran individu dan masyarakat untuk secara mandiri menjaga kesehatan mereka, hanya sedikit yang akan dicapai. Selain itu, adapun salah satu tujuan Indonesia Sehat 2015 yakni mencegah terjadinya dan menyebarnya penyakit menular sehingga tidak menjadi masalah kesehatan masyarakat (Depkes RI, 2005). Dalam GBHN, dinyatakan bahwa pola dasar pembangunan Nasional pada hakekatnya adalah Pembangunan Manusia Indonesia seutuhnya dan pembangunan masyarakat Indonesia. Jadi jelas bahwa hubungan antara usaha peningkatan kesehatan masyarakat dengan pembangunan, karena tanpa modal kesehatan niscaya akan gagal pula pembangunan kita Salah 1 penyakit tersering yang diderita masyarakat adalah ISPA. ISPA merupakan singkatan dari infeksi saluran pernafasan akut, istilah ini diadaptasi dari istilah dalam bahasa Inggris Acute Respiratory Infections (ARI). Istilah ISPA meliputi tiga unsur yakni infeksi, saluran pernafasan dan akut, dengan pengertian sebagai berikut: 1. Infeksi adalah masuknya kuman atau mikroorganisme ke dalam tubuh manusia dan berkembang biak sehingga menimbulkan gejala penyakit. 2. Saluran pernafasan adalah organ mulai dari hidung hingga alveoli beserta organ adneksanya seperti sinus-sinus, rongga telinga tengah dan pleura. ISPA secara anatomis mencakup saluran pernafasan bagian atas, saluran pernafasan bagian bawah (termasuk jaringan paru-paru) dan organ adneksa saluran pernafasan. Dengan batasan ini, jaringan paru termasuk dalam saluran pernafasan (respiratory tract) 3. Infeksi akut adalah infeksi yang berlangsung sampai dengan 14 hari. Batas 14 hari diambil untuk menunjukkan proses akut meskipun untuk beberapa penyakit yang dapat digolongkan dalam ISPA proses ini dapat berlangsung lebih dari 14 hari.

Salah satu penyakit yang diderita oleh masyarakat INDONESIA terutama adalah ISPA. ISPA adalah suatu penyakit yang terbanyak diderita oleh anak- anak, baik di negara berkembang maupun di negara maju, dan banyak dari mereka perlu masuk rumah sakit

Status Ujian Ilmu Kesehatan Masyarakat ISPA

Page 2

karena penyakitnya cukup gawat. Penyakit-penyakit saluran pernapasan pada masa bayi dan anak-anak dapat pula memberi kecacatan sampai pada masa dewasa, di mana ditemukan adanya hubungan dengan terjadinya Chronic Obstructive Pulmonary Disease. Penyakit ISPA khususnya pneumonia masih merupakan penyakit utama penyebab kesakitan dan kematian bayi dan balita. Menurut WHO 13 juta anak balita di dunia meninggal setiap tahun dan 95% kematian tersebut berada di negara berkembang. Pneumonia merupakan penyebab kematian utama di negara-negara berkembang dengan membunuh 4 juta anak balita setiap tahun. Keadaan ini berkaitan dengan berbagai kondisi yang melatarbelakanginya seperti malnutrisi, kondisi lingkungan, populasi di dalam rumah seperti asap, debu dan sebagainya. Baik di negara maju maupun di negara berkembang pneumonia masih merupakan ancaman yang serius dan mengancam jiwa. Di Amerika Serikat, angka kesakitan pneumonia dan bronkitis meliputi 20-30 per 1000 anak balita setiap tahun, sedang di India dan Papua Nugini meliputi 90-110 per 1000 anak balita. Kejadian pneumonia makin meningkat pada anak umur <1 tahun yaitu 180 per 1000 anak di India dan 256 per 1000 anak di Papua Nugini. Di Indonesia kejadian pneumonia pada balita diperkirakan 10-20% per tahun dan 10% dari penderita pneumonia balita akan meninggal bila tidak diberi pengobatan, yang berarti bahwa tanpa pengobatan akan didapat 250.000 kematian balita akibat pneumonia setiap tahunnya. Perkiraan angka kematian pneumonia pada balita secara nasional 5 per 1000 balita. Setiap anak diperkirakan mengalami 3-6 episode ISPA per tahun, ini berarti seorang balita rata-rata mendapat serangan batuk pilek sebanyak 3 sampai 6 kali per tahun. Sebagai kelompok penyakit, ISPA juga merupakan salah satu penyebab utama kunjungan pasien ke sarana kesehatan. Sebanyak 40-60% kunjungan berobat ke Puskesmas dan 15-30% kunjungan berobat di bagian rawat jalan dan rawat inap di rumah sakit disebabkan oleh ISPA. Hingga saat ini angka mortalitas ISPA yang berat masih sangat tinggi. Kematian seringkali disebabkan karena penderita datang terlambat untuk berobat, sehingga sudah dalam keadaan berat dan sering disertai penyulit-penyulit dan kurang gizi. Data morbiditas penyakit pneumonia di Indonesia per tahun berkisar antara 10 -20 % dari populasi balita. Hal ini didukung oleh data penelitian di lapangan (Kecamatan Kediri, NTB adalah 17,8 % ; Kabupaten Indramayu adalah 9,8 %). Bila kita mengambil angka morbiditas 10 % pertahun, ini berarti setiap tahun jumlah penderita pneumonia di Indonesia berkisar 2,3 juta. Penderita yang dilaporkan baik dari rumah sakit maupun dari Puskesmas pada tahun 1991 hanya

Status Ujian Ilmu Kesehatan Masyarakat ISPA

Page 3

berjumlah 98.271 penderita. Diperkirakan bahwa separuh dari penderita pneumonia didapat pada kelompok umur 0-6 bulan. Program pemberantasan ISPA secara khusus telah dimulai sejak tahun 1984, dengan tujuan berupaya untuk menurunkan angka kesakitan dan kematian khususnya pada bayi dan anak balita yang disebabkan oleh ISPA, namun sepertinya angka kesakitan dan kematian tersebut masih tetap tinggi seperti yang telah dilaporkan berdasarkan penelitian yang telah disebutkan di atas. Infeksi saluran pernafasan akut merupakan kelompok penyakit yang komplek dan heterogen, yang disebabkan oleh berbagai etiologi. Etiologi ISPA terdiri dari 300 lebih jenis virus, bakteri dan riketsia serta jamur. Virus penyebab ISPA antara lain golongan miksovirus (termasuk di dalamnya virus influensa, virus para-influensa dan virus campak), dan adenovirus. Bakteri penyebab ISPA misalnya: Streptokokus Hemolitikus, Stafilokokus, Pneumokokus, Hemofilus Influenza, Bordetella Pertusis, dan Korinebakterium Diffteria Program Pemberantasan Penyakit (P2) ISPA membagi penyakit ISPA dalam 2 golongan yaitu pneumonia dan yang bukan pneumonia. Pneumonia dibagi akut derajat beratnya penyakit yaitu pneumonia berat dan pneumonia tidak berat. Penyakit batuk pilek seperti rinitis, faringitis, tonsilitis dan penyakit jalan napas bagian akut lainnya digolongkan sebagai bukan pneumonia. Etiologi dari sebagian besar penyakit jalan napas bagian atas ini ialah virus dan tidak dibutuhkan terapi antibiotik. Faringitis oleh kuman Streptococcus jarang ditemukan pada balita. Bila ditemukan harus diobati dengan antibiotik penisilin, semua radang telinga akut harus mendapat antibiotik. ISPA dapat ditularkan melalui air ludah, bersin dan udara pernapasan yang mengandung kuman yang terhirup oleh orang sehat ke saluran pernapasannya. Kelainan pada sistem pernapasan terutama infeksi saluran pernapasan bagian atas dan bawah, asma dan fibrokistik, menempati bagian yang cukup besar pada lapangan pediatri. Infeksi saluran pernapasan bagian atas, terutama yang disebabkan oleh virus, sering terjadi pada semua golongan masyarakat pada saat musim dingin atau musim penghujan. Tetapi ISPA yang berlanjut menjadi pneumonia sering terjadi pada anak kecil terutama apabila terdapat gizi kurang dan dikombinasi dengan keadaan lingkungan yang tidak higienis. Risiko terutama terjadi pada anak-anak karena meningkatnya kemungkinan infeksi silang, beban immunologisnya terlalu besar karena dipakai untuk penyakit parasit dan cacing, serta tidak tersedianya atau berlebihannya pemakaian antibiotik.

Status Ujian Ilmu Kesehatan Masyarakat ISPA

Page 4

Menurut Hendrick L Bloom, terjadinya ISPA dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu: 1.Lingkungan a. Pencemaran udara di lingkungan Asap kendaraan dan asap hasil pembakaran pabrik dengan konsentrasi tinggi dapat merusak sistem pertahanan paru-paru, sehingga dapat menigkatkan risiko terjadinya ISPA. Saat pertahanan system pernapasan menjadi berkurang, maka seseorang akan sangat rentan terhadap terjadinya ISPA. Dari hasil penelitian diperoleh adanya hubungan antara ISPA dengan polusi udara, di mana efek ini terjadi pada kelompok umur 9 bulan dan 6-10 tahun. b. Keadaan ventilasi rumah yang sempit Ventilasi rumah menpunyai banyak fungsi. Fungsi pertama adalah untuk menjaga agar aliran rumah trsebut tetap segar. Hai ini berarti keseimbangan O2 yang diperlukan oleh penghuni rumah tetap terjaga. Disamping itu tidak cukupnya ventilasi akan menyebabkan kelembapan udara didalam ruangan naik karena proses penguapan cairan dari kulit dan penyerapan. Fungsi kedua dari ventilasi adalah untuk membebaskan udara dari bakteri terutama bakteri patogen karena disitu terjadi aliran udara yang terus menerus. Ada 2 macam ventilasi, yakni : 1. 2. Ventilasi alamiah Ventilasi buatan

c. Luas bangunan rumah Rumah Luas lantai rumah sehat harus cukup untuk penghuni didalamnya, artinya luas lantai harus sama dengan luas jumlah orangnya. Keadaan tempat tinggal yang padat dapat meningkatkan faktor polusi dalam rumah yang telah ada. Luas bangunan yang optimum adalah dapat menyediakan 2,5-3 meter untuk tiap orang. Kriteria Rumah Sehat Kriteria rumah sehat memiliki ciri-ciri tertentu. Kriteria rumah sehat adalah rumah yang mempunyai syarat-syarat tertentu sehingga menimbulkan efek positif bagi penghuninya. Rumah merupakan salah satu kebutuhan pokok manusia, disamping kebutuhan sandang dan pangan. Rumah berfungsi pula sebagai tempat tinggal serta digunakan untuk berlindung dari gangguan iklim serta makhluk hidup lainnya. Selain itu rumah juga merupakan tempat berkumpulnya anggota keluarga untuk menghabiskan sebagian besar waktunya (Depkes RI, 2002).

Status Ujian Ilmu Kesehatan Masyarakat ISPA

Page 5

Rumah adalah salah satu persyaratan pokok bagi kehidupan manusia. (Notoatmodjo, 2007). Rumah harus dapat mewadahi kegiatan penghuninya dan cukup luas bagi seluruh pemakainya, sehingga kebutuhan ruang dan aktivitas setiap penghuninya dapat berjalan dengan baik. Rumah sehat dapat diartikan sebagai tempat berlindung, bernaung, dan tempat untuk beristirahat, sehingga menumbuhkan kehidupan yang sempurna baik fisik, rohani maupun sosial (Sanropie, dkk, 1989). Rumah sehat menurut Winslow memiliki kriteria, antara lain (Chandra, 2007): 1. Dapat memenuhi kebutuhan fisiologis 2. Dapat memenuhi kebutuhan psikologis 3. Dapat menghindarkan terjadinya kecelakaan 4. Dapat menghindarkan terjadinya penularan penyakit Hal ini sejalan dengan kriteria rumah sehat menurut Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 2002, secara umum rumah dapat dikatakan sehat apabila memenuhi kriteria sebagai berikut: 1. Memenuhi kebutuhan fisiologis antara lain pencahayaan, penghawaan dan ruang gerak yang cukup, terhindar dari kebisingan yang mengganggu. 2. Memenuhi kebutuhan psikologis antara lain privasi yang cukup, komunikasi yang sehat antar anggota keluarga dan penghuni rumah. 3. Memenuhi persyaratan pencegahan penularan penyakit antar penghuni rumah dengan penyediaan air bersih, pengelolaan tinja dan limbah rumah tangga, bebas vektor penyakit dan tikus, kepadatan hunian yang tidak berlebihan, cukup sinar matahari pagi, terlindungnya makanan dan minuman dari pencemaran, disamping pencahayaan dan penghawaan yang cukup. 4. Memenuhi persyaratan pencegahan terjadinya kecelakaan baik yang timbul karena keadaan luar maupun dalam rumah antara lain persyaratan garis sempadan jalan, konstruksi yang tidak mudah roboh, tidak mudah terbakar, dan tidak cenderung membuat penghuninya jatuh tergelincir.

Status Ujian Ilmu Kesehatan Masyarakat ISPA

Page 6

Dalam pemenuhan kriteria rumah sehat, ada beberapa variabel yang harus diperhatikan: Bahan Bangunan Lantai yang kedap air dan mudah dibersihkan. Lantai dari tanah lebih baik tidak digunakan lagi, sebab bila musim hujan akan lembab sehingga dapat menimbulkan gangguan/penyakit terhadap penghuninya. Oleh sebab itu, perlu dilapisi dengan lapisan yang kedap air seperti disemen, dipasang tegel, keramik, teraso dan lain-lain (Notoatmodjo, 2010). Dinding berfungsi sebagai pendukung atau penyangga atap, untuk melindungi ruangan rumah dari gangguan serangga, hujan dan angin, serta melindungi dari pengaruh panas dan angin dari luar. Bahan dinding yang paling baik adalah bahan yang tahan api yaitu dinding dari batu. (Sanropie, 1989). Langit-langit harus mudah dibersihkan dan tidak rawan kecelakaan. Atap berfungsi untuk melindungi isi ruangan rumah dari gangguan angin, panas dan hujan, juga melindungi isi rumah dari pencemaran udara seperti debu, asap dan lain-lain. Atap yang paling baik adalah atap dari genteng karena bersifat isolator, sejuk dimusim panas dan hangat di musim hujan. (Sanropie, 1989). Ventilasi Menurut Sanropie (1989), ventilasi sangat penting untuk suatu rumah tinggal. Hal ini karena ventilasi mempunyai fungsi ganda. Fungsi pertama adalah sebagai lubang masuk udara yang bersih dan segar dari luar ke dalam ruangan dan keluarnya udara kotor dari dalam keluar (cross ventilation). Dengan adanya ventilasi silang akan terjamin adanya gerak udara yang lancar dalam ruangan. Fungsi kedua dari ventilasi adalah sebagai lubang masuknya cahaya dari luar seperti cahaya matahari, sehingga di dalam rumah tidak gelap pada waktu pagi, siang hari maupun sore hari. Oleh karena itu untuk suatu rumah yang memenuhi syarat kesehatan, ventilasi mutlak ada. Berdasarkan Notoatmodjo (2007), ada dua macam cara yang dapat dilakukan agar ruangan mempunyai sistem aliran udara yang baik, yaitu: Ventilasi alamiah, dimana aliran udara dalam ruangan tersebut terjadi secara alamiah melalui jendela, pintu, lubang angin, lubang-lubang pada dinding dan sebagainya. Di pihak lain ventilasi alamiah ini tidak menguntungkan, karena juga merupakan jalan masuknya

Status Ujian Ilmu Kesehatan Masyarakat ISPA

Page 7

nyamuk dan serangga lainnya ke dalam rumah. Untuk itu harus ada usaha-usaha lain untuk melindungi penghuninya dari gigitan serangga tersebut. Ventilasi buatan, yaitu dengan mempergunakan alat-alat khusus untuk mengalirkan udara tersebut, misalnya kipas angin, dan mesin pengisap udara. Pencahayaan Rumah yang sehat memerlukan cahaya yang cukup. Kurangnya cahaya yang masuk ke dalam rumah, terutama cahaya matahari, di samping kurang nyaman, juga merupakan media atau tempat yang baik untuk hidup dan berkembangnya bibit penyakit. Sebaliknya terlalu banyak cahaya dalam rumah akan menyebabkan silau dan akhirnya dapat merusak mata. Ada dua sumber cahaya yang dapat dipergunakan, yakni (i) Cahaya alamiah yaitu matahari. Rumah yang sehat harus mempunyai jalan masuk cahaya matahari yang cukup. Sebaiknya jalan masuk cahaya (jendela) luasnya sekurang-kurangnya 15%-20% dari luas lantai yang terdapat dalam ruangan rumah. (ii) Cahaya buatan, yaitu menggunakan sumber cahaya yang bukan alamiah, seperti lampu minyak tanah, listrik dan sebagainya. (Notoatmodjo, 2007). Luas Bangunan Rumah Luas lantai bangunan rumah sehat harus cukup untuk penghuni di dalamnya, artinya luas lantai bangunan tersebut harus disesuaikan dengan jumlah penghuninya. Luas bangunan yang tidak sebanding dengan jumlah penghuninya akan menyebabkan kepadatan penghuni (overcrowded). Hal ini tidak sehat, sebab disamping menyebabkan kurangnya konsumsi oksigen juga bila salah satu anggota keluarga terkena penyakit infeksi, akan mudah menular kepada anggota keluarga yang lain. Luas bangunan yang optimum adalah apabila dapat menyediakan 2,5 3 m2 untuk setiap orang (tiap anggota keluarga).

2.

Perilaku

Perilaku hidup bersih dan sehat hendaknya menjadi budaya karena menurut situs Centers for Disease Control. Pada kasus ISPA, penularan adalah dari penghirupan droplet saat seorang penderita batuk. Kebiasaan tidak menutup mulut saat batuk dapat menyebabkan orang lain di sekitar orang yang batuk tersebut dapa menghirup mucus yang terdapat dalam percikan batuk penderita tersebut, di mana di dalam mucus tersebut terdapat kuman. Berangkat dari hal tersebut, salah satu cara yang paling efektif untuk memutus rantai penyebaran kuman adalah dengan menutup mulut saat batuk dan tidak membuang dahak sembarangan. Pengobatan

Status Ujian Ilmu Kesehatan Masyarakat ISPA

Page 8

yang tidak tuntas pada serangan ISPA sebelumnya dapat mengakibatkan terjadinya Infeksi saluran pernapasan kronik. Dalam hal ini sikap keluarga 3. Pelayanan kesehatan

Kurangnya pengetahuan masyarakat mengenai perilaku hidup bersih dan sehat dapat ditanggulangi oleh pelayanan kesehatan dengan mengadakan penyuluhan pada masyarakat serta peran aktif pelayanan kesehatan masyarakat. 4. Herediter

Faktor genetik cenderung tidak berpengaruh terhadap penyebaran penyakit.

Status Ujian Ilmu Kesehatan Masyarakat ISPA

Page 9

DATA GEOGRAFI DAN DEMOGRAFI

A. Data Geografi 1. Luas Wilayah


Sesuai dengan Surat Keputusan Gubernur Kepala Daerah Khusus Ibukota Jakarta No. 1227 Tahun 1989 tentang pemecahan, penggabungan dan perubahan batas-batas wilayah Kelurahan serta pembentukan kelurahan baru di wilayah Kecamatan Kramat Jati dan Pasar Rebo, Kota Administrasi Jakarta Timur bahwa luas wilayah Kelurahan Lubang Buaya adalah : 372, 20 Ha.

2. Batas Wilayah ( Kelurahan Lubang Buaya )


Sebelah Utara Sebelah Timur Sebelah Selatan Sebelah Barat : Jl. Raya Pondok gede/ Kel. Halim PK. : Kali Sunter/ Jawa Barat : Tembok TMII/ Kel. Bambu Apus. : Jl. Pintu II TMII/ Kel. Pinang Ranti.

B. Data Demografi

i.

Jumlah Penduduk Jumlah penduduk di wilayah Kelurahan Lubang Buaya sampai pada akhir bulan Desember 2012 adalah: 1. Laki-laki 2. Perempuan Jumlah = = = 35.282 jiwa 33.444 jiwa 68.726 jiwa

Status Ujian Ilmu Kesehatan Masyarakat ISPA

Page 10

ii.

Mobilitas Penduduk Lahir Mati Datang Pindah = = 62 17 = = jiwa jiwa 88 40 jiwa jiwa

( Lahir + Datang ) ( Mati + Pindah ) = 93 jiwa.

iii.

Struktur Penduduk

Tabel 1: Golongan Penduduk

No.

Golongan Penduduk L W.N.I P 3.444 19.963 13.481 33.444 Jumlah 20.455 40.807 27.919 68.726 L W.N.A P Jumlah -

JUMLAH

1. 2. 3.

K. K Dewasa Anak-anak

17.011 20.844 14.438 35.282

20.455 40.763 27.870 68.726

JUMLAH (2+3)

Sumber: Laporan Tahunan Kelurahan Lubang Buaya Tahun 2012

Tabel 2 : Penduduk menurut golongan umur Dilihat dari jumlah penduduk menurut kelompok umur terbanyak adalah 10-14 tahun . Ini dikarenakan WNI NO 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8 UMUR LK 0-4 5-9 10-14 15-19 20-24 25-29 30-34 35-39 2.990 3.027 7.145 2.317 2.294 2.621 1.279 1.286 PR 3.292 3.309 2.661 3.040 2.699 2.862 2.098 2.736 Jumlah 6.282 6.336 9.806 5.357 4.993 5.483 3.377 4.049 LK 1 WNA PR Jumlah 1
JUMLAH SELURU HNYA

6.282 6.336 9.806 5.357 4.993 5.483 3.377 4.050

Status Ujian Ilmu Kesehatan Masyarakat ISPA

Page 11

9 10 11 12 13. 14. 15 16

40-44 45-49 50-54 55-59 60-64 65-69 70-74 75+ JUMLAH

1.829 1.701 1.558 1.288 1.148 1.071 2.802 926 35.282

1.789 1.593 1.371 1.777 1.525 1.116 628 921 33.444

3.618 3.294 2.929 3.065 2.673 2.187 3.430 1.847 68.726

3.618 3294 2.929 3.065 2.673 2.187 3.430 1.847 68.727

Sumber: Laporan Tahunan Kelurahan Lubang Buaya Tahun 2012

Tabel 3. Struktur penduduk menurut RW dan KK di Kelurahan Lubang Buaya NO RW Luas Wilayah 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 JUMLAH 001 002 003 004 005 006 007 008 009 010 011 12 4.612 3.060 3.320 2.642 2.470 2.572 2.880 2.773 3.374 3.190 3.547 2.780 37.220 2041 1812 1805 1718 1599 1833 1638 1575 1603 1608 1641 1582 20.455 Jumlah KK LK 2732 2529 3369 2909 2878 2498 5497 2995 2686 2631 2336 2222 WNI PR 3552 2323 3164 2918 2836 2681 2899 2268 2698 3262 2724 2119 Jumlah 6284 4852 6533 5827 5714 5179 8396 5263 5384 5893 5060 4341 Jumlah

35.282 33.444 68.726

Sumber: Laporan Tahunan Kelurahan Lubang Buaya Tahun 2012

Status Ujian Ilmu Kesehatan Masyarakat ISPA

Page 12

iv.

Fasilitas Kesehatan di Kelurahan Lubang Buaya

Tabel 4: Fasilitas Kesehatan No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. Rumah Sakit Pukesmas Pos Kesehatan Pos Yandu UPGK Klinik Kesehatan BKIA R.S Bersalin Jumlah JENIS JUMLAH 2 28 7 1 1 33 KETERANGAN

Sumber: Laporan Tahunan Kelurahan Lubang Buaya Tahun 2012

Status Ujian Ilmu Kesehatan Masyarakat ISPA

Page 13

v.

Jumlah Tenaga Medis/ Kesehatan

Tabel 5: Tenaga Medis/ Kesehatan No. 1. 2. 3. 4. 5. JENIS Dokter Anak Bidan Dukun Beranak Sinshe Apotek JUMLAH JUMLAH 2 11 3 1 17 KETERANGAN

Sumber: Laporan Tahunan Kelurahan Lubang Buaya Tahun 2012

vi.

Potensi penduduk

Tingkat Pendidikan - Tamat SD - Tamat SLTP - Tamat SLTA - Akademi (D1-D3) - Sarjana (S1-S3) : 676 : 709 : 341 : 100 : 23

vi.

Sarana Pendikan

Tabel 6. Sarana pendidikan Kelurahan Lubang Buaya Fasilitas Pendidikan Taman kanak-kanak SDN/Swasta/MI SLTP/Swasta/MI SLTA/Swasta/MA JUMLAH Jumlah Sarana 19 17 8 4 48

Sumber: Laporan Tahunan Kelurahan Lubang Buaya Tahun 2012

Status Ujian Ilmu Kesehatan Masyarakat ISPA

Page 14

viii. Pola Penyakit Pola penyakit terpilih di wilayah Lubang Buaya berdasarkan pasien yang berkunjung ke Puskesmas, yaitu 10 penyakit terbanyak sebagai berikut : Tabel 7. Pola Penyakit Kelurahan Lubang Buaya NO 1. 2. NAMA PENYAKIT Infeksi akut pada saluran pernapasan bagian akut ( ISPA) Penyakit pada sistem otot dan jaringan pengikat ( Rematik, Penyakit tulang ) 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. Penyakit kulit infeksi Penyakit Kulit Alergi Gangguan Neurotik Diare Penyakit Tekanan Darah Tinggi Infeksi penyakit usus yang lain Gastritis Penyakit mata JUMLAH
Sumber: Laporan Tahunan Kelurahan Lubang Buaya Tahun 2012

JUMLAH 6539 1217

% 60 11

765 553 467 444 310 299 253 223 11070

7 5 4 4 3 2 2 2 100

Status Ujian Ilmu Kesehatan Masyarakat ISPA

Page 15

Gambar1. Diagram batang 10 penyakit terbanyak di wilayah Lubang Buaya tahun 2012
7,000 6,000 5,000 Penyakit kulit alergi 4,000 3,000 2,000 1,000 Gastritis 0 Penyakit Mata Gangguan neurotik Diare Hipertensi infeksi penyakit usus Infeksi Akut Lain pada Saluran Napas Bag. Atas Penyakit pada sistem otot dan jaringan pengikat Penyakit kulit infeksi

Sumber: Laporan Tahunan Kelurahan Lubang Buaya Tahun 2012

Status Ujian Kesehatan Masyarakat ISPA

Page 16

BAB II DIAGNOSIS MASALAH


OBSERVASI Masalah Kesehatan Wilayah : Infeksi Saluran Pernapasan Akut : RT 005/ RW 009, Kelurahan Lubang Buaya , Kecamatan Cipayung. Jakarta Timur. Jumlah penduduk Jumlah KK : 242 : 59

INTERVENSI WAWANCARA Masalah Kesehatan Wilayah Masalah : ISPA : RT 005/ RW 009, Kelurahan Lubang Buaya , Kecamatan Cipayung. Jakarta Timur. Sasaran : Warga RT 005/ RW 009, Kelurahan Lubang Buaya , Kecamatan Cipayung. Jakarta Timur. Jumlah penduduk Jumlah KK : 247 : 59

Jumlah sasaran Jumlah sample

: 10 orang : 10 orang

Melakukan wawancara tentang pengetahuan Warga RT 005/ RW 009 Kelurahan Lubang Buaya Kecamatan Cipayung Jakarta Timur yang berhubungan dengan Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA).

Status Ujian Kesehatan Masyarakat ISPA

Page 17

1.

HASIL WAWANCARA Tabel 1 . Pengetahuan secara umum Sebelum Intervensi No. Pengetahuan 1. Yang mengetahui hubungan N polusi 2/10 % 20

lingkungan terhadap penyakit ISPA 2. 3. Yang mengetahui cara menangani ISPA Yang mengetahui pengaruh 5/10 50 20

luas rumah 2/10

dan jumlah penghuninya terhadap ISPA 4. Yang mengetahui pengaruh ventilasi 5/10 50

terhadap ISPA 5. Yang mengetahui apakah imunisasi dapat 6/10 mencegah ISPA 6. Yang mengetahui bagaimana cara menjaga 6/10 kebersihan diri 7. Yang mengetahui cara mencegah penularan 7/10 ISPA 8. Yang mengetahui cara tidak terserang 6/10 ISPA 9. 10. Yang mengetahui penyebab ISPA 8/10 80 60 60 70 60 60

Yang mengetahui apakah ISPA dapat 6/10 diturunkan Rata-rata 5,1

53

Berdasarkan hasil wawancara didapatkan : 1. 2 dari 10 responden (20%) mengetahui hubungan polusi lingkungan terhadap penyakit ISPA. 2. 5 dari 10 responden (50%) mengetahui cara menangani ISPA. 3. 2 dari 10 responden (20%) mengetahui hubungan luas rumah dan jumlah penghuni rumah terhadap ISPA.

Status Ujian Kesehatan Masyarakat ISPA

Page 18

4. 5 dari 10 responden (50%) mengetahui pengaruh ventilasi rumah terhadap ISPA. 5. 6 dari 10 responden (60%) mengetahui apakah imunisasi dapat mencegah ISPA. 6. 6 dari 10 responden (60%) mengetahui cara menjaga kebersihan diri. 7. 7 dari 10 responden (70%) mengetahui cara mecegah penularan ISPA. 8. 6 dari 10 responden (60%) mengetahui cara agar tidak terserang ISPA. 9. 8 dari 10 responden(80%) mengetahui penyebab ISPA. 10. 6 dari 10 responden (60%) mengetahui apakan ISPA dapat diturunkan. Tabel 2. Hasil Wawancara NO NILAI 1 40 2 60 3 80 4 50 5 70 6 50 7 50 8 40 9 60 10 50 RATA-RATA 55

Tabel 3. Jumlah Responden Dilihat Dari Jawaban Yang Benar No Jumlah Jawaban Yang Benar/ N Jumlah Soal 1 10/10 0 2 9/10 0 3 8/10 1 4 7/10 1 5 6/10 4 6 5/10 2 7 4/10 1 8 3/10 1 9 2/10 0 10 1/10 0 Total 10 % 0% 0% 20% 10% 40% 20% 10% 10% 0% 0% 100 %

Status Ujian Kesehatan Masyarakat ISPA

Page 19

Keterangan : Tingkat pengetahuan dilihat dari nilai rata rata responden Nilai rata rata = Jumlah nilai responden Jumlah responden 0(100)+0(90)+1(80)+1(70)+4(60)+2(50)+1(40)+1(30)+0(20)+0(10) = 10

= 0 + 0 + 80 + 70 + 240 + 100 + 40 + 30+ 0 + 0 10

= 560/ 10

= 56

Tabel 4. Kriteria Penilaian No. 1. 2. 3. Nilai < 65 65 75 > 75 Kategori Kurang Sedang Baik

Keterangan : Pengetahuan Warga RT 005/RW 009 Kelurahan Lubang Buaya Kecamatan Cipayung tentang ISPA masih kurang.

Status Ujian Kesehatan Masyarakat ISPA

Page 20

BAB III PERENCANAAN PEMECAHAN MASALAH


1. Rencana Intervensi 2. Tujuan a. Tujuan Umum : Meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan sikap : Penyuluhan tentang ISPA

masyarakat RT 005/RW 009 Kelurahan Lubang Buaya Kecamatan Cipayung terhadap ISPA. b. Tujuan Khusus : Meningkatkan pengetahuan masyarakat RT 005/ RW 009 Kelurahan Lubang Buaya Kecamatan Cipayung mengenai jenis-jenis ISPA Meningkatkan pengetahuan masyarakat RT 005/RW 009 Kelurahan Lubang Buaya Kecamatan Cipayung mengenai gejala dan tanda ISPA Meningkatkan pengetahuan masyarakat RT 005/RW 009 Lubang Buaya Kecamatan Cipayung mengenai cara pencegahan ISPA Meningkatkan pengetahuan masyarakat RT 005/RW 009 Lubang Buaya Kecamatan Cipayung mengenai apa yang harus dilakukan saat ISPA Meningkatkan pengetahuan masyarakat RT 005/RW 009 Kelurahan Lubang Buaya Kecamatan Cipayung mengenai pengaruh gizi terhadap ISPA Meningkatkan pengetahuan masyarakat RT 005/RW 009 Kelurahan Lubang Buaya Kecamatan Cipayung mengenai pencegahan ISPA terhdap anak.

3. Sasaran

: Masyarakat RT 005/RW 009 Kelurahan Lubang Buaya Kecamatan Cipayung

4. Target Peserta 5. Rencana Kegiatan Hari/Tanggal Jam

: 30 orang

: Selasa, 5 maret 2013 : 08.00 10.00

Status Ujian Kesehatan Masyarakat ISPA

Page 21

Tempat Acara

: Puskesmas Lubang Buaya : Penyuluhan tentang ISPA

6. Sumber Daya - Dokter Muda - Kader No 1. 2. Biaya operasional Keterangan Souvenir Jumlah Rp. 35.000,: 2 orang : 2 orang

Fotocopi pretest dan post-test 2 x 30 Rp. 10.500,lembar @ Rp 175,-

3. 4.

Transportasi Konsumsi (biskuat bolu @Rp. 1400 x 30) (susu biskuat @Rp. 1800 x 30)

Rp. 50.000,Rp. 96.000

TOTAL

Rp. 191.500,-

Materi/Alat peraga : Power point LCD

7. 8.

Kegiatan : Penyuluhan tentang ISPA disertai dengan pengisian pre-test dan post-test Evaluasi : membandingkan nilai pre-test dan post-test setelah penyuluhan.

Status Ujian Kesehatan Masyarakat ISPA

Page 22

BAB IV PELAKSANAAN PEMECAHAN MASALAH


1. Pelaksanaan Intervensi -. Hari / Tanggal -. Waktu -. Tempat 2. Peserta yang hadir 3. Materi Pengertian ISPA Cara penularan dan Penyebab ISPA Gejala ISPA Komplikasi/ akibat lanjutan dari ISPA Pengobatan dan Pencegahan ISPA 4. SDM No 1. 2. Dokter Muda Kader Biaya operasional Keterangan Souvenir Jumlah Rp. 35.000,: 2 Orang : 2 Orang : Selasa/ 5 Maret 2013 : 08.00 10.0 WIB : Puskesmas Kelurahan Lubang Buaya : 26 orang (Pria 6 orang, perempuan 20 orang)

Fotocopi pretest dan post-test 2 x 30 Rp. 10.500,lembar @ Rp 175,-

3. 4.

Transportasi Konsumsi (Biskuat Bolu @Rp. 1400x30) (Susu Biskuat@Rp. 1800x30)

Rp. 30.000,Rp. 96.000

TOTAL

Rp. 191.500,-

Status Ujian Kesehatan Masyarakat ISPA

Page 23

BAB V EVALUASI dan PEMBAHASAN


A. Input
SDM untuk program ini adalah 2 orang dokter muda Alni Dwi Cahyani, S.Ked sebagai narasumber dengan perencanaan dan Philjeuwbens A. Rahantoknam, S.ked sebagai pembantu Penyuluhan dibantu dan diawasi oleh 2 orang kader sesuai dengan perencanaan Biaya bersumber dari dokter muda sendiri dan tidak berubah semua sesuai dengan perencanaan. Materi yang digunakan tetap menggunakan flip chart sesuai dengan perencanaan Penyuluhan dilakukan di secretariat RW 009 Kelurahan Lubang Buaya Kecamatan Cipayung tentang pengertian, penyebab, gejala, cara penularan, komplikasi, pengobatan dan pencegahan ISPA sesuai dengan perencanaan.

B. Proses
- Kegiatan penyuluhan yang dijalankan tidak dimulai sesuai jadwal yang direncanakan. Ini dikarenakan menunggu warga yang akan hadir dalam

penyuluhan. Waktu kegiatan menjadi mundur 20 menit. Kegiatan berlangsung sekitar 60 menit. - Penyuluhan dilakukan oleh 1 orang dokter muda, Alni Dwi Cahyani, S.Ked sesuai dengan perencanaan dan dibantu 1 orang dokter muda lainnya. - Jumlah peserta yang hadir kurang dari target dan tidak sesuai dengan perencanaan. Ini dikarenakan waktu kegiatan pagi-pagi sehingga banyak warga yang sibuk - Pelaksanaan kegiatan berupa pre-test, penyuluhan mengenai ISPA dilanjutkan dengan sesi Tanya jawab dan diakhiri dengan post-test untuk mengetahui keberhasilan intervensi sesuai dengan perencanaan. - Tidak ada masalah berarti selama penyuluhan. Penyuluhan dapat berjalan dengan baik dan masyarakat mengikuti penyuluhan dengan antusias. - Setiap peserta penyuluhan diberikan konsumsi yang dibagikan saat penyuluhan berlansung.

Status Ujian Kesehatan Masyarakat ISPA

Page 24

- Pemecahan masalah : waktu mulai kegiatan mundur sehingga dokter muda mempersingkat penyuluhan tetapi isi penyuluhan tetap padat dan peserta tetap antusias mendengarkan.

Output
Tabel 1. Hasil Perbandingan Nilai Pre Test dan Post Test No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23. Pre test Nilai 50 50 40 60 50 60 60 60 40 50 50 40 50 40 50 60 40 40 30 60 50 80 40 Post test Nilai 70 80 70 90 80 90 90 90 70 80 90 70 70 90 80 90 60 70 60 80 90 80 90

Status Ujian Kesehatan Masyarakat ISPA

Page 25

24. 25. 26 Rata-rata

40 60 60 1310/26 = 50,38

70 60 80 2060/26= 79,23

Kriteria :

Kategori Nilai Buruk Sedang Baik

Rata-rata < 60 60-70 >70

Tabel 2. Peningkatan Pengetahuan Dilihat Dari Jawaban Tiap Soal No Pertanyaan Pre Test N 1. Yang mengetahui pengertian dari 11 ISPA 2. Yang mengetahui organ yang 17 65,3 26 100 9 34,6 % 42,3 Post Test N 26 % 100 Kenaikan N 15 % 57,6

diserang dari ISPA 3. Yang mengetahui siapa saja yang 9 dapat terserang ISPA 4. Yang mengetahui cara penularan 15 ISPA 5. 6. Yang mengetahui penyebab ISPA 11 42,3 69,2 17 19 65,3 73,0 6 1 23,0 3,8 57,6 23 88,4 8 33,3 34,6 25 95,1 14 53,8

Yang mengetahui tanda dan gejala 18 ISPA

Status Ujian Kesehatan Masyarakat ISPA

Page 26

7.

Yang mengetahui cara pencegahan 12 dari ISPA

46,1

17

65,3

19,2

8.

Yang mengetahui apa yang harus 9 dilakukan saat trserang ISPA

34,6

16

61,5

26,9

9.

Yang mengetahui pengaruh gizi 11 terhadap ISPA

42,3

21

80,7

10

38,4

10.

Yang mengetahui pencegahan yang 12 tepat untuk ISPA pada anak Total 4,80

46,1

18

69,2

23,0

3,11

Sebelum dilakukan penyuluhan mengenai Infeksi Saluran Pernafasan Akut hasil pretest rata - rata dari 26 responden adalah 50,48. Sedangkan setelah diberikan penyuluhan, hasil post test rata - rata dari 26 responden adalah 79,23. Hal ini berarti, telah terjadi peningkatan pengetahuan responden sebesar 28,75. Hal ini menandakan penyuluhan mengenai Infeksi Saluran Pernafasan Akut yang diberikan telah berhasil menambah pengetahuan responden.

Jadi selisih nilai pretest dan post test warga RT 005/RW 009 Kelurahan Lubang Buaya, Jakarta Timur adalah : {(Post testPretest ) / pretest } x 100% = {(79,2350,48)/50,48}x100% = 56,9%

Status Ujian Kesehatan Masyarakat ISPA

Page 27

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN


Kesimpulan Sebelum dilakukan intervensi, pengetahuan masyarakat RT 005/RW 009, Kelurahan Lubang Buaya, Jakarta Timur mengenai Infeksi Saluran Pernafasan Akut masuk dalam kategori kurang (50,48%). sedangkan setelah dilakukan intervensi, pengetahuan masyarakat meningkat menjadi kategori baik (79,23%). Hal ini menandakan penyuluhan mengenai Infeksi Saluran Pernapasan Akut ( ISPA) yang diberikan telah berhasil menambah pengetahuan responden. Saran Kepada Masyarakat RT 005/ RW 009, Kelurahan Lubang Buaya, Jakarta Timur : Agar dapat menyebarkan informasi yang telah didapat kepada warga lain ataupun kepada anggota keluarga yang beresiko terkena Infeksi Saluran Pernafasan Akut. Agar masyarakat mengikuti pola hidup yang sehat dan dapat mencegah terjadinya Infeksi Saluran Pernafasan Akut dengan tepat sesuai dengan penyuluhan yang sudah disampaikan. Kepada Petugas Kesehatan : Agar dapat meningkatkan kegiatan promosi kesehatan yang berkaitan dengan Infeksi Saluran Pernafasan akut. Agar dapat memberikan penyuluhan secara berkala mengenai Infeksi Saluran Pernafasan akut.

Status Ujian Kesehatan Masyarakat ISPA

Page 28

BAB VII LAMPIRAN

Status Ujian Kesehatan Masyarakat ISPA

Page 29

Wawancara Sebelum Penelitian 1. Apakah anda mengetahui hubungan antara lingkungan yang polusi dengan penyakit ISPA ? a. iya b. Tidak 2. Apa yang anda lakukan jika menderita ISPA a. Berobat ke dokter. b. Beli obat sendiri. c. Minum jamu tradisional d. Tidak diobati . 3. Apakah luas rumah dan jumlah penghuninya mempunyai pengauh terhada ISPA. Berapa luas rumah anda dan berapa banyak penghuninya? a. Ya, 4 orang dengan luas 4 meter b. Tidak, 6 orang dengan luas 5 meter c. Ya, 4 orang dengan luas 6 meter d. Ya, > 6 orang dengan luas 7meter 4. Apakah rumah anda mempunyai ventilasi, jika ada berapa buah? Apakah manfaat ventilasi di rumah anda? a. 2 buah, ventilasi bermanfaat untuk mengatur suhu ruangan b. 4 buah, ventilasi tidak bermanfaat c. 6buah, ventilasi bermanfaat sebagai pertukaran udara d. Tidak ada ventilasi sebab tidak ada manfaat 5. Apakah imunisasi bermanfaat sebagai pencegah ISPA.... a. Ya b. Tidak 6. Bagaimana menjaga kebersihan diri... a. Dengan mandi teratur 2 kali sehari b. Tidak mandi teratur c. Jarang mandi d. 3x seminggu 7. Apakah anda menutup mulut saat batuk atau bersin, menggunakan apa? a. Tangan b. Sapu tangan c. Tissue d. Memakai masker 8. Apa yang anda lakukan untuk menjaga daya tahan tubuh agar tidak menurun.. a. Makan makanan yang bergizi. b. Rajin berolah raga.

Status Ujian Kesehatan Masyarakat ISPA

Page 30

c. Minum multivitamin d. Istirahat yang cukup 9. Apakah anda mengetahu penyebab penyakit ISPA a. Iya b. Tidak 10. Menurut anda apakah penyakit ISPA dapat diturunkan? a. Iya dapat b. Tidak dapat

Status Ujian Kesehatan Masyarakat ISPA

Page 31

PENGETAHUAN MASYARAKAT MENGENAI ISPA DI RT 005 / RW 009, KELURAHAN LUBANG BUAYA, KECAMATAN CIPAYUNG TAHUN 2013

Nama Suku

: :

TTL/ Umur Alamat

: :

Soal Pre test/ Post Test 1. Apa yang dimaksud dengan ISPA ? A. Infeksi saluran pernapasan akut yang disebabkan oleh mikroorganisme B. Infeksi saluran usus yang disebabkan oleh mikroorganisme tertentu C. Infeksi saluran kencing yang disebabkan oleh batu atau mikroorganisme D. Infeksi saluran pernapasan atas yang disebabkan makanan 2. Organ Apakah yang diserang oleh ISPA ? A. Paru-Paru B. Saluran napas atas dan bawah C. Saluran cerna D. Saluran kencing 3. Siapa saja kah yang dapat terserang ISPA ? A. Anak-Anak B. Remaja C. Dewasa D. Semua Usia 4. Bagaimana Cara Penularan ISPA ? A. Melalui air liur B. Melalui Udara C. Melalui Bersin D. Semua Jawaban diatas benar

5. Apakah Penyebab dari ISPA ? A. Virus B. Bakteri C. Lingkungan yang tidak sehat D. Semua jawaban diatas benar 6. Bagaimana kah tanda dan gejala dari ISPA KECUALI ? A. Batuk pilek

Status Ujian Kesehatan Masyarakat ISPA

Page 32

B. Sehat bugar C. Sesak napas dan sakit tenggorokan D. Demam dan nafsu k terserang makan menurun 7. Bagaimana cara pencegahan supaya tidak terserang ISPA ? A. Makan sepuasnya B. Mendekatkan anak dari penderita batuk C. Memakan makanan bergizi D. Melihat lingkungan berdebu dan kotor 8. Apa yang harus dilakukan saat terserang ISPA ? A. Minum obat penurun panas B. Minum kopi C. Selalu bergadang D. Mengurangi minum air hangat 9. Bagaimana pengaruh gizi kurang terhadap ISPA ? A. Tidak ada pengaruhnya B. Menjadi faktor resiko mudah terserang ISPA C. Menyebabkan banyak makan D. Semua jawaban diatas benar 10. Pada anak apa yang harus diperhatikan supaya tidak terserang ISPA ? A. Imunisasi lengkap B. Makan banyak C. Rekreasi ke tempat-tempat wisata D. Selalu menyuruh anak bermain.

Status Ujian Kesehatan Masyarakat ISPA

Page 33

Anda mungkin juga menyukai