Anda di halaman 1dari 3

Tidak penting apapun agama atau sukumu.

Kalau kamu bisa melakukansesuatu yang baik untuk semua orang, orang tidak pernah bertanya apa agamu - GusDur

Bagi sebagian orang berbicara tentang Tuhan adalah hal yang taboo. Berbicara tentang-Nya ibarat larangan bagi anak kecil untuk jauh lebih kenal tentang seks, tentang kelamin, dan hal-hal yang tidak boleh buat anak kecil. Banyak sebagian manusia berbicara tentang Tuhan membatasi hanya di kuil-kuil yang diklaim suci. Mereka menyebutnya tempat ibadah; masjid, gereja, vihara, klenteng dan pura. Atas nama Tuhan terkadang manusia harus berperang. Karena atas nama Tuhan pula terkadang manusia saling mengkafirkan. Jikalau Tuhan juga manusia berubah menjadi kasar. Karena Tuhan pula manusia terkadang dilarang untuk saling jatuh cinta karena berbeda Tuhan. Lantas Tuhan agamanya apa? Zat yang katanya kekal, tidak dicipta, namun dia mencipta. Dia juga memiliki segala kata Maha. Banyak yang mengaku benar menggambarkan diri-Mu, cara mendekatkan diriku dengan diri-Mu, bahkan bisahidup kekal bersama-Mu. Mereka sebut dirinya dengan kaum beragama. Merekamengaku dibimbing oleh Nabi yang Kau utus. Fakta yang tidak bisa dipungkiri, sebagian besar dari kita dengan agama yang kita imani saat sekarang. Faktor kita dibesarkan di lingkungan itu, atau lahir dari orang tua yang beragama itu. Ada juga yang melompat ke agama lain, bahkan sebagian mereka yang melompat itu kadang lebih tekun menjalani dibanding dengan pemeluk aslinya. Bahkan ada kaum yang lebih ekstrem di dunia ini. Mereka menyebut diri mereka kaum atheis. Kaum tidak bertuhan, tidak beragama, dan dengan percaya diri bisa mengungkapkan segala fakta kebohongan eksistensiTuhan. Penyebabnya tidak lain karena kecerdasannya. Kerumitan adalah kekhasan mereka, sementara agama berbicara tentang kesederhanaan. Tidak mau menyakitiorang lain, menghargai perbedaan, itu prinsip mereka. Bukankah itu jalan agama. Ketika Adam khalifah Tuhan, Yesus sang Isa Al-Masih adalah anak Tuhan, Muhammad almustafa kekasih Tuhan, para sufi pecinta Tuhan, lantas aku ini siapanyaTuhan. Ketika semua bentuk ibadah adalah agama Tuhan, baik dan buruk aturan-Mu,pahala dan dosa adalah hukumMu, surga dan neraka balasan-Mu, aku lebih baikmemilih untuk tidak memilih keduanya. Aku bukan mereka yang bertopeng danberjubah penjual nama-Mu. Aku bukan mereka yang

menyembah-Mu karena takut akanneraka-Mu, melainkan memuja-Mu karena sampai saat ini belum ketemukan sesuatuyang pantas disembah selain pada-Mu. Manusia selalu mengasumsikan dirinya sebagai hamba yang berTuhan, walaupun terkadang ada juga yang mengatakan Tuhan telahmati, Tuhan hanya ada pada orang yang lemah dan kehilangan harapan, Tuhan ituproduk politik kaum borju sehingga melahirkan penyimpangan jalur agama sebagaipedoman jalan menuju-Nya. Saat logika mengecewakan, saat pikiran tidak

bisadiandalkan lagi, sekarang tidak ada lagi yang bisa diperbuat. Anda akan bisa mendengarkan suara halus kebenaran. Bukan suara yang berasal dari pengeras suara dalam kuil Tuhan buatan manusia. Untuk mengenalnya, dibutuhkan keheningan, ketiadaan lagi pertentangan antara akal dan batin. Kita terkadang tidak pernah menyadari tingkah laku kita yang sebenarnya, hingga kita terkadang tidak sadar bahwa Dia hadir dalam bentuk tak terkira untuk kita. Terlalu banyak perdebatan persepsi tentang-Nya. Dunia ini bising, bising dengan segala pengetahuan dan persepsi. Ketika universalitas kebenaran mempertemukan mustahilakan ada kebisingan persepsi. Bukankah universalitas ibarat laut yang kita renangi bersama? Tuhan itu tidak berTuhan, bukan juga tidak beragama. Dia tidak dicipta. Ketika dia beragama, maka otomatis Tuhan itu terbatas dengan segala konsepsi. Selamanya tetap ADA dan akan terus ADA, bahkan yang tidak ADA pun itu ADA. ADA dalam satu, tak terbagi, tak dicipta, selamanya kekal. Kita pun ADA karena percikan nafas dari keberADAan-Nya. Adasebuah cerita: Seorang Profesor yang dikenal Atheis berbicara dalam sebuah seminar dikampus. Prof: "Apakah Tuhan menciptakan segala yang ada?" Mahasiswa serempak : "Betul, DIA yg menciptakan semuanya." "Tuhan menciptakan semuanya?" tanya Profesor sekali lagi. "Ya prof, semuanya," kata Mahasiswa lagi. Prof: "Jika Tuhan menciptakan segalanya,berarti Tuhan menciptakan Kejahatan." Mahasiswa itu terdiam & kesulitan menjawab hipotesis Profesor tersebut. Suasana hening dipecahkan oleh suara seorangMahasiswa, "Prof, boleh saya bertanya sesuatu?" "Tentu." jawab si Profesor. Mahasiswa: "Prof, apakah dingin itu ada?" "Pertanyaan macam apa itu? Tentu saja dingin itu ada."

Mahasiswa itu menyangkal:"Kenyataannya, Prof, dingin itu tidak ada. Menurut hukum fisika, yang kita anggap dingin itu ialah ketiadaan panas. Suhu-460 F ialah ketiadaan panas sama sekali & semua partikel menjadi diam & tidak bisa bereaksi pada suhu tersebut. Kita menciptakan kata dingin untuk mendeskripsikan ketiadaan panas. Mahasiswa itu melanjutkan:"Prof, apakah gelap itu ada?" Profesor menjawab: "Tentu saja itu ada."

Mahasiswa itu menjawab,"Sekali lagi anda salah, Prof. Gelap juga tidak ada. Gelap ialah keadaan dimana tidak ada cahaya. Cahaya bisa kita pelajari, sedangkan gelap tidak. Kita bsa menggunakan prisma Newton utk memecahkan cahaya jadi beberapa warna & mempelajari berbagai panjang gelombang setiap warna. Tetapi Anda tak bisa mengukur gelap. Seberapa gelap suatu ruangan diukur dengan berapa intensitas cahaya di ruangan tersebut. Kata gelap dipakai manusia untuk mendeskripsikan ketiadaan cahaya." Akhirnya Mahasiswa itu bertanya, "Prof, apakah kejahatan itu ada ?" Dengan bimbang Profesor itu menjawab, "Tentu saja!" Mahasiswa itu menjawab, "Sekali lagi anda salah, Prof. Kejahatan itu TIDAK ADA. Kejahatan adalah ketiadaan Tuhan di dalam diri seseorang. Seperti dingin atau gelap, kejahatan adalah kata yang dipakai manusia untuk mendeskripsikan ketiadaan Tuhan di dalam dirinya. Tuhan tidak menciptakan kejahatan. Kejahatan adalah hasil dari tak adanya Tuhan dihati manusia." Profesor itu terdiam. Tahukah anda, Mahasiswa itu adalah : ALBERTEINSTEIN.

Anda mungkin juga menyukai