Anda di halaman 1dari 14

STEP 7 AUTO IMUN 1.

Definisi : Pembuktian terus menyatakan bahwa suatu reaksi imun terhadap antingennya sendiri (Patologi, Penyakit Imunitas, Ri !a"# NM, $inay %uma"& Respon imun terhadap antigen jaringan sendiri yang disebabkan kegagalan mekanisme normal yang berperan untuk mempertahankan self tolerance sel B, sel T atau keduanya. Imunologi Dasar, arnen !arna Baratawidjaja, ed. ", # $I 2. Ma am' (enyakit autoimun klasifikasi menurut organ % penyakit autoimun organ spesifik contoh alat tubuh yang menjadi sasaran penyakit autoimun adalah kelenjar adrenal,lambung dan pankreas.pada penyakit tersebut dibentuk antibodi terhadap antigen jaringan sel alat tubuh sendiri.hal yang menarik perhatian adalah adanya antibodi yang tumpang tindih.misalnya antibodi terhadap kelenjar tiroid dan antibodi terhadap lambung sering di temukan pada satu penderita. &ontoh penyakit dari autoimun organ spesifik % 1. penyakit addison antigennya %protein mikrosom adrenal 2. anemia autoimun hemolitik antigennya membran sel darah merah 3. anemia pernisiosa antigennya sel parietal gaster penyakit autoimun non organ spesifik penyakit ini terjadi karena dibentuknya antibodi terhadap autoantigen yang tersebar luas didalam tubuh,misalnya D'(.antibodi yang tumpang tindih juga di temukan pula pada golongan penyakit autoimun pada kedua ujung spektrum misalnya anti)D'( dapat di temukan pada golongan penyakit reumatoid seperti atritis reumatoid dan lupus eritomatosus sistemik.selain itu di temukan juga gejala klinis yang sama pada kedua penyakit tersebut.pada penyakik autoimun non organ spesifik juga dibentuk kompleks imun yang dapat diendapkan pada dinding pembuluh darah,kulit,sendi,dan ginjal,serta menimbulkan kerusakan pada alat tersebut. &ontoh penyakit non organ spesifik adalah % 1. atritis reumatoid antigennya Ig! jaringan ikat 2. hepatitis kronik aktif antigennya nuklei,D'( 3. sklerosis multiple antigennya otak*myelin basic potein pembagian penyakit autoimun menurut mekanismenya adalah % 1. penyakit autoimun melalui antibodi contoh % (+( ,(nemia +emolitik autoimun.iestania gra/is 111

Tirotoksikosis (nemia pernisiosa 2. penyakit autoimun melalui kompleks antigen antibodi contoh % 012 ,0upus 1ritomatosus 2istemik .i3ed connecti/e tissue syndrom (tritis reumatoid 2icca comple3 2indrom goodpasture Deman reuma 2kleroderma Trombositopenia idiopatik Penyakit bulosa 3. penyakit autoimun melalui reaksi seluler contoh % 2kelrosis multiple 1nsefalomielitis diseminasi akut 2indrom gullian barre !oiter 4. penyakit autoimun melalui mekanisme seluler dan humoral contoh % Diabetes melitus tipe 4 Tiroditis kronis Polimiolitis)dermatomiositis 5. penyakit autoimun melalui komplemen contoh % 201 Imunologi Dasar, arnen !arna Baratawidjaja, ed. 5, # $I 6rgan tunggal * jenis sel ,lebih mungkinAnemia !emolitik autoimun Ti"oi#itis !as!imoto )ast"itis at"o(i autoimun (a#a anemia (e"niosa Ensefalomielitis autoimun O"k!itis autoimun Sin#"om goo#(astu"e T"om*osito(enia autoimun DM ti(e I Miastenia g"a+is Penyakit g"a+es ,mungkinSe"osis *ilia"is ("ime" ,e(atitis aktif k"onik -olitis ulse"atif )lome"ulonef"itis mem*"anosa 2istemik 222

,lebih mungkinS.E RA Sin#"om s/og"en Sin#"om "eite" ,mungkinMio(ati inflamato"is S le"osis sistemik (s le"o#e"ma& No#osa (olia"te"itis (Patologi, Penyakit Imunitas, Ri !a"# NM, $inay %uma"& 3. mekanisme autoimun a) kegagalan tole"ansi kegagalan kematian sel yg diinduksi oleh akti/asi akti/asi sel T )7 autoreaktif scr persisten )7 apoptosis sel mll system ligan #as)fas. )7 kelainan jalur )7 proliferasi dan persistensi selT autoreaktif pd jar perifer gangguan pd anergi sel T sel T yg berpotensi autoreaktif yg lolos dari pembersihan sentral akan menjadi anergik saat bertemu dgn antigen sendiri tanpa adnya konstimulasi pemintasan kebutuhan sel B untuk bantuan sel T kegagalan supresi yg diperantai sel T mimikri molecular akti/itasi limposit poliklonal pelepasan antigen terasing pajanan epitop sendiri yang tersembunyi dan penyebaran epitop b) fa to" geneti (a#a autoimunitas terdapat sedikit keraguan bahwa factor genetic berperan secara bermakna dalam kecenderungan penyakit autoimun c) infeksi (a#a autoimunitas infeksi mikroba yd disertai nekrosis jar dan inflamasi dpt menggiatkan molekul kostimulator untuk mengistirahatkan (P&,(ntigen Presenting &ell- dalam jaringan, shg membantu penghentian anergi sel T respons peradangan local dpt mempermudah penyajian antigen tersembunyi shg meninduksi penyebaran epitop (Patologi, Penyakit Imunitas, Ri !a"# NM, $inay %uma"& 4. Etiologi : o !enetik o #aktor Infeksi o #actor elamin o 6bat obatan o $sia o 2ifat antigen 333

(%a(ita Selekta %e#okte"an, /ili# 0& S.E 1. Definisi: 2uatu penyakit autoimun multisistem dgn manifestasi dan sifat yang banyak berubah)ubah. 201 mrpkn suatu penykt kambuhan dan sulit diperkirakan dgn awal manifestasi yg akut atau tersamar yg sebenarnya dpt menyerang setiap organ tubuh terutama % kulit, ginjal, merman serosa, sendi dan jantung (Patologi, Penyakit Imunitas, Ri !a"# NM, $inay %uma"&

2. etiologi : belum diketahui penyebabnya, di duga factor genetic, infeksi dan lingkungan ikut berperan pd patofisiologi 201 system imun tubuh kehilangan kemampuan u* membedakan antigen dr sel dan jaringan tubuh sendiri. Penyimpangan r3 inmunologi ini akan menghasilkan antibody secara terus)menerus, antibody berperan dlm pembentukan kompleks imun shg mencetuskan penyakit inflamasi imun spesifik dgn kerusakan multiorgan #aktor risiko o factor risiko genetic % frek wanita dws % pria dws 8 9%4, umur , lbih sering pd usia :;)5; tho factor hormon % estrogen menambah risiko, androgen mengurangi o sinar ultra /iolet, )7 mengurangi supresi imun shg terai mjd kurang efektif, shg 201 kambuh ato bertambah berat. Disebabkn sel kulitmengeluarkan sitokin dan prostaglandin shg tjd inflamasi di tempat tsb maupun sistemik melalui peredaran di pembuluh darah o imunitas, pd pasien 201 terdapt hipersensi/itas sel B*intoleransi thd sel T o 6bat, DI01 ,Drug Induced 0upus 1rythematosus- jenisnya % < obat yg pasti menyebabkan lupus obat % klorproma=in, metildopa, hidrala=in, prokainamid, dan isonia=id < obat yg belum pasti menyebabkan lupus obat % dilantin, penisilamin, dan kuinidin o Infeksi, pasien 201 lebih mudah kena infeksi o 2tress, dapat mencetuskan 201 (%a(ita Selekta %e#okte"an, /ili# 0&

444

3. (atogenesis Pada 201 autoantibodi yang terbentuk ditujukan terhadap antigen yang terutama terletak pada nukleoplasma. (ntigen sasaran ini meliputi D'(, protein histon dan non histon. ebanyakan diantaranya dalam keadaan alamiah terdapat dalam bentuk agregat protein dan atau kompleks protein) R'( yang disebut partikel ribonukleoprotein ,R'(-. (ntibodi ini secara bersama sama disebut ('( ,anti nuclear antibody-. Dengan antigennya yang spesifik, ('( membentuk kompleks imun yang beredar dalam sirkulasi. Penanganan kompleks imun pada 201 terganggu. !angguan: ini memungkinkan terbentuknya deposit kompleks imun di luar sistem fagosit mononuklear. ompleks imun ini akan mengendap pada berbagai macam organ dengan akibat terjadinya fiksasi komplemen pada organ tersebut. Peristiwa ini menyebabkan akti/asi komplemen yang menghasilkan substansi penyebab timbulnya reaksi radang. Reaksi radang inilah yang menyebabkan timbulnya keluhan*gejala pada organ atau tempat yang bersangkutan seperti ginjal, sendi, pleura, pleksus koroideus, kulit, dan sebagainya. o agregat komplek imun akan disaring dan mengendap di membrane basal glumerulus dan komplek lainnya mungkin mengendap di dinding areteri dan sendi: komplek tersebut mengaktifkan komplemen dan mengerahkan granulosit. Dan menimbulkan reaksi inflamasi sebagai glomerulonefritis sehingga terjadi kerusakan pada ginjal dengan ditandai proteinuri dan kadang: perdarahan. (Imunologi Dasa", UI& 4. manifestasi klinis o malaise o panas atau demam o lethargi atau ngantuk, lemas, berat badan turun o ruam kulit di muka bentuk kupu)kupu o kelaian kulit% psoriasis, makulo papuler. o elainan ginjal % glumerulo nefritis o elainan 22P % depresi, kejang: o elainan hematology % anemia hemplitik, trombositopenia, leucopenia, limfopenia (%a(ita Selekta %e#okte"an, /ili# 0& MANI1ESTASI %.INI% )e/ala konstitusional2 elelahan. elelahan merupakan keluhan yang umum dijumpai pada pasien 012 dan biasanya mendahului berbagai manifestasi klinis lainnya. elelahan ini agak sulut dinilai karena banyak kondisi lain yang dapat menyebabkan kelelahan seperti adanya anemia, meningkatnya beban kerja, konflik kejiwaan, serta pemakaian obat seperti prednison Penurunan berat badan. eluhan ini dijumpai pada sebagian pasien 012 dan terjadi dalam beberapa bulan sebelum diagnosis ditegakkan. 555

Penurunan BB ini dapat disebabkan oleh menurunnya nafsu makan atau diakibatkan gejala gastrointestinal. Demam. Demam sebagai salah satu gejalakonstitusional sulit dibedakan dari sebab lain seperti infeksi, karena suhu tubuh dapat lebih dari 5; o & tanpa adanya bukti infeksi lain seperti leukositosis. Demam pada 012 biasanya tidak disertai menggigil. 0ain)lain. !ejala: lain yang sering dijumpai pada 012 dapat terjadi sebelum ataupun seiring dengan akti/itas penyakitnya seperti rambut rontok, hilangnya nafsu makan, pembesaran kelenjar getah bening, bengkak, sakit kepala, mual, dan muntah. Manifestasi muskuloskeletal2 eluhan muskuloskeletal merupakan manifestasi klinik yang paling sering dijumpai pada 201. eluhan dapat berupa nyeri otot ,mialgia-, nyeri sendi ,atralgia- atau merupakan suatu artritis dimana tampak jelas bukti inflamasi sendi. eluhan ini sering dianggap sebagai manifestasi (R karena keterlibatan sendi yang banyak dan simetris. $ntuk ini perlu dibedakan dengan (R dimana pada umumnya 012 tidak menyebabkan kelainan deformitas, kaku sendi yang berlangsung beberapa menit, dsb. 2atu hal yang perlu diperhatikan adalah kemungkinan adanya koinsidensi penyakit autoimun lain seperti (R, plymyositis, skleroderma atau menifestasi klinis penyakit: tsb merupakan bagian gejala klinis 012. Manifestasi kulit2 Ruam kulit merupakan manifestasi 012 pada kulit. 0esi muko)kutaneus yang tampak sebagai bagian 012 dapat berupa reaksi fotosensitifitas, diskoid 01 ,D01-, subacute cutaneous lupus erythematosus ,2&01-, lupus profundus*paniculitis, teleangiectasia, fenomena raynauld>s atau /askulitis atau bercak yang menonjol berwarna putih perak dan dapat pula berupa bercak eritema pada palatum mole dan durum, bercak atrofis, eritema atau depigmentasi pada bibir. Manifestasi (a"u2 Berbagai manifestasi klinik pada pru: dapat terjadi baik berupa radang interstitial parenkim paru ,pneumonitis-, emboli paru, atau shrinking lung sydrome. Pneumonitis lupus dapat terjadi secara akut atau berlanjut menjadi kronik. Pada keadaan akut perlu dibedakan dengan pneumonia bakterial. Biasanya pasien akan merasa sesak, batuk kering, dan dijumpai ronkhi di basal. eadaan ini terjadi sebagai akibat deposisi kompleks imun pada al/eolus atau pembuluh darah paru, baik disertai /askulitis atau tidak. +emoptisis merupaan keadaan yang serius apabila merupakan bagian dari perdarahan paru akibat 012 ini. Manifestasi ka"#iologis2 Perikarditis harus dicurigai apabila dijumpai adanya keluhan nyeri substernal, friction rub, gambaran silhouette sign foto dada ataupun melalui gambaran 1 !, echokardiografi. 666

5. (enegakan #iagnosa riteria untuk klasifikasi 201 dari (merican Rheumatism (ssociation ,(R(,4??:1. arthritis 2. ('( diatas titer 'ormal 3. bercak malar 4. fosensensitif bercak reaksi sinar matahari 5. bercak discoid 6. salah satu kelainan darah @ o anemia hemolitik o leukosit A 5.;;;*mmk o limfosit A 4.B;;*mmk o trombosit A 4;;.;;;*mmk 7. kelainan ginjal o proteinuria 7 ;,B g per :5 jam o sediment seluler 8. salah satu serotis o pleuritis o perikarditis 9. salah satu kelainan neurology o kon/ulsi o psikosis 10. ulser mulut 11. salah satu kelainan imunologi o sel 01 positif o anti dsD'( di atas titer normal o anti 2m ,smith- di atas titer normal o tes serologi sifilitis positif palsu (%a(ita Selekta %e#okte"an, /ili# 0& 6. (enatalaksanaan me#ikamentosa terapi konserfatif% pada arttritis artralgia dan mialgia, pada keluhan yang ringan dapat diberikan analgetik sederhana atau obat anti inflamasi non steroid terpi agresif% yang dimulai dengan pemberian glukokortikoid dosis tinggi. 201 derajat ringan ,arthritis, gejala: panas, kelelahan, sakit kepala 6(I'2 % aspirin, prednisone 201 derajat berat ,gejala: efusi pleura, perikard massif, anemia hemolitik, peny ginjal- @ steroid sistemik

777

7. Defe"ensial Diagnosis R(, Poilomielitis Penyakit Autoimun 1. .ost of Tole"an e333 Toleransi imunologi adalah suatu keadaan saat seseorang tidak mampu mengembangkan suatu respons imun mealwan suatu antigen yg spesifik. (Patologi, Penyakit Imunitas, Ri !a"# NM, $inay %uma"& 2. Su(e" Antigen333 a. Molekul yang merupakan pemacu respon imun poten yang dapat mengaktifkan 5%-30% sel T, memiliki tempat2 untuk mengikat reseptor sel dari dua sistem imun yaitu rantai dari TCR dan rantai atau dari molekul M!C-"", tidak memerlukan proses interseluler melalui (P& dan tidak terbatas pada alel .+&)II khusus. b. 2uperantigen merupakan molekul protein kecil, biasanya ::)C; kd yang diproduksi berbagai patogen untuk manusia seperti stafilokok aureus ,enterotoksin dan toksin eksofoliatif-, stafilokok piogenes ,eksotoksin-, negatif)!ram ,toksin Dersinia enterokolitika, Dersinia pseudotuberkulosis-, /irus ,1BE, &.E, +IE, rabies- dan parasit ,toksoplasma gondi-. Imunologi Dasar, arnen !arna Baratawidjaja, ed. ", # $I 3. 4agaimanaka! konse( self tole"an e tole"ansi #i"i secara khusus menunjukakan kurangnya responsi/itas imun terhadap antigen jaringannya sendiri (Patologi, Penyakit Imunitas, Ri !a"# NM, $inay %uma"& Toleransi merupakan keadaan tidak adanya respon sel limfoid yang aktif terhadap antigen tertentu. Bahan antigenik yang diinokulasikan kepada janin atau anak baru lahir akan ditolerir oleh resipien yang berarti akan mencegah manifestasi imun. 2elf tolerance adalah keadaan tubuh yang menerima epitop sendiri sebagai antigen sendiri. Tubuh toleran terhadap autoantigen yang dipajankan ke sel limfoid sistem imun pejamu. Toleransi terhadap antigen sendiri berkembang selama hidup fetal. Fadi tubuh merupakan toleransi imun terhadap antigen self atau autoantigen. 2elf toleransi disebabkan oleh inakti/asi atau dibunuhnya limfosit sel reaktif yang diinduksi antigen sendiri. .ekanisme induksi toleransi tersebut disebut clonal deletion. Baik sel B dan sel T diinaktifkan atau sel Ts yang diaktifkan. Pada kondisi fisiologik tertentu, autoantibodi dapat dibentuk. #enomena autoanibodi dapat timbul pada penyakit tertentu dan memegang peranan penting dalam patogenesis penyakit autoimun. Imunologi Dasar, arnen !arna Baratawidjaja, ed. ", # $I

888

4. *agaimana mekanisme ke!ilangan self tole"an e tole"ansi sent"al : mekanisme ini menunjukkan pemusnahan limfosit sel T dan B yg self)reakti/e selama proses pematangannya dalam organ limfoid sentral. Tapi pemusnahan limfosit yang self reacti/e kurang sempurna . banyak antigen sendiri yang tidak muncul dalam timus shg sel T yang membawa reseptor untuk auto antigen semacam itu lolos masuk ke perifer. Dalam sel B terjadi pula slippage, dan sel B yang membawa reseptor untuk berbagai antigen sendiri termasuk kolagen, D'( dpt dgn mudah ditemukan dalm darah perifer indi/idu sehat tole"ansi (e"ife" 5 sel T self reacti/e yang lolos dari seleksi negati/e dalam timus secara potensial dapat menimbulkan malapetaka, kecuali sel tersebut dimusnahkan secara efektif (Patologi, Penyakit Imunitas, Ri !a"# NM, $inay %uma"& 5. a(aka! yang #maksu# #engan M,- 6 ,.A (#i a"i singkatannya& M,- (Mayo" ,isto om(a*ility -om(le7& : mengikat fragmen: peptide protein asing untuk disajikan pd sel T yang spesifik thd antigen ,.A (,uman .euko yte Antigen& : (Patologi, Penyakit Imunitas, Ri !a"# NM, $inay %uma"& major histocompatibility comple3 adalah suatu kelompok atau kompleks gen yang terletak dalam kromosom G dan berperan dalam pengenalan dan pemberian sinyal diantara sel: sistem imun. elompok gen tersebut dikenal sebagai lokus awal yang menentukan ekspresi molekul: permukaan tubuh. +uman leucocyte antygen adalah .+& pada manusia. Imunologi Dasar, arnen !arna Baratawidjaja, ed. 5, # $I 6. /elaskan 8at' me#iato" !umo"al yang *e"(e"an #alam "es(on imun .ediator primer% histamine yang merupakan tranformasi penting menyebabakan meningkatnya permebilitas /ascular, /asodilatasi, bronkokontriksi, dan meningkatnya sekresi mucus dan juga mediator lain meliputi adenosine untuk menyebbkan brokokontriksi dan menghambat agregasi trombosit. .ediator sekunder dibagi : klempok senyawa, yaitu mediator lipid dan sitokin. .ediator lipid dihasilkan melalui aktifasi fosfolipase (: yang memecah fosfolipid membrane sel mast, untuk menghasilkan asam arikidonat. Dang merupakan senyawa iduk untuk mesintesis leukotrien dan prostlagandin (Patologi, Penyakit Imunitas, Ri !a"# NM, $inay %uma"&

7. /elaskan imuno mo#ulato" "es(on imun obat: yang dapat mengembalikan ketidakseimbangan sistem imun.

999

6bat imunomodulator bekerja melalui C cara, yaitu% o imunorestorasi % suatu cara untuk mengembalikan fungsi sistem imun yang terganggu dengan memberikan beberapa komponen sistem imun seperti imunoglobulin dalam bentuk imunne serum globulin ,I2!-, hyperimunne serum globulin ,+2!-, plasma, transplantasi sumsum tulang, jaringan hati, timus, plasmapheresis dan leukapheresis. o Imunostimulasi %atau juga disebut imunopotensiasi adalah cara memperbaiki fungsi sistem imun dengan menggunakan bahan yang merangsang sistem tersebut. .isalnya interleukin, interferon o Imunosupresi %merupakan suatu tindakan untuk menekan respon imun. egunaannya di klinik terutama pada transplantasi alat tubuh dalam usaha mencegah reaksi penolakan pada penyakit autoimun untuk menghambat pembentukan antibodi.mis%steroid, cyclosporin)(, globulin anti limfosit. Imunologi Dasar, arnen !arna Baratawidjaja, ed. 5, # $I

8. /elaskan mekanisme imunote"a(i Blocking antibody blocking antibody berupa Ig!. Ig! diduga akan menangkap alergen yang masuk tubuh, sebelum antigen diikat oleh Ig1 pada permukaan basofil*mast yang merupakan sel efektor, sehingga tidak terjadi akti/asi dan degranulasi sel: tersebut. Penurunan Ig1 IT2 sering menginduksi peningkatan Ig1 serum yang sementara diikuti oleh penurunan perlahan dalam beberapa bulan atau tahun. Perubahan imunologik berbagai perubahan imunologik yang ditemukan pada IT2% o Ig1 spesifik total menurun o Pajanan alergen musiman tidak meningkatkan Ig1 o Peningkatan blocking antibodi Ig! o Peningkatan akti/asi sel Ts o Penurunan penglepasan histamin oleh sel mast o Penurunan faktor kemotaktik eosinofil o Penurunan I0)5, I0B, I0)4; dan peningkatan I0)4C dan sekresi nasal 'amun tidak semua perubahan tersebut ditemukan pada semua subyek. Teori selular

101010

Pengalihan respons Th:)Th4

berbagai studi menunjukkan adanya penurunan sensiti/itas organ sasaran dengan adanya supresi terhadap fase dini dan lambat dan B+R yang disertai dengan menurunnya mediator dari sel inflamasi

Pada dasarnya penyakit alergi adalah penyakit imunologis yang berhubungan dengan akti/asi sitokin Th:nterutama I0)5, I0)B dan*atau I0)4C. IT2 diaplikasikan untuk menghindari respons imun Ig1 yang terjadi dengan perantaraan sel Th: melalui induksi respons Ig! dengan memacu pengalihan ke respons Th4. Produksi I0)4; dan anergi sel T IT2 menginduksi produksi I0)4; dengan sifat autokrin yang menimbulkan anergi spesifik pada sel T perifer. Perbedaan dalam presentasi antigen presentasi protein alamiah menggunakan jalur Ig1 yang memacu produksi sitokin sel Th:. adar tinggi I0)5 dan I0)4C diproduksi melalui jalur Ig1. Imunologi Dasar, arnen !arna Baratawidjaja, ed. ", # $I

9. /elaskan manfaat s!lat(ta!a/u# #alam ("oses !emostasis me#ulasi "es(on imun& meningkatkan imunitas dalam tubuh Ada dua kelompok,yang pertama mendapatkan manfaat kesehatan setelah menjalankan 2holat Tahajjud,sedangkan kelompok lain mengalami penurunan kesehatan berupa kelelahan, tidak nafsu makan , batuk-batuk, susah tidur setelah mengamalkan Sholat Tahajjud. 2holat Tahajjud berpengaruh terhadap peningkatan respon ketahanan tubuh Imunologik Kortisol ,+ormon yang dikeluarkan oleh korteks adrenal- dijadikan sebagai indicator untuk penafsiran pola respon ketahanan tubuh imunologik pada pengamal sholatTahajjud.sbab yang mendasari perubahan respon ketahanan tubuh pengamal sholat Tahajjjud adalah ik!las ti#aknya niat. 'iat yang ikhlas dalam menjalankan shlat tahajjud akan mendatangkan rasa senang,optimis dan persepsi positif.2edangkan reaksi emosional positif dapat terhindar dari stress,sebaliknya niat yang tidak ikhlas akan menimbulkan kekecewaan,kecemasan,persepsi negatif dan rasa tertekan. Perasaan negatif,tertekan rentan terhadap stress,oleh karena itu, hormon kortisol dalam penelitian ini digunakan sebagai tolak ukur ikhlas tidaknya pengamal sholat Tahajjud melalui efek yang diberikan pasca sholat Tahajud. Pa#a kea#aan st"ess,sek"esi ko"tisol ole! ko"teks a#"enal meningkat . Disamping kortisol,ada juga substansi lain yaitu antagonis !(B( yang diduga 111111

menyebabkan penurunan jumlah reseptor !(B( ,Down Regulate-. Berkurangnya reseptor !(B( menyebabkan berkurangnya hambatan terhadap timbulnya kecemasan dan mempermudah reaksi stress. 2ejalan #engan (enu"unan sek"esi ko"tisol tersebut,se a"a teo"itis akan diikuti dengan peningkatan respon ketahanan tubuh imunologik. $ntuk mendapatkan pola respon ketahanan tubuh imunologik dampak dari sholat Tahajjud dan untuk mendapatkan peningkatan respon ketahanan tubuh imunologik,dibutuhkan % 4. 2holat Tahajjud dilakukan dengan tepat,ikhlas dan khusuk pada tiap malam. :. #rekuensi 4C rakaat dalam waktu 9 minggu. 'ggak ada 2tress maka akan terhindar dari kesakitan,karena stress yang berat rentan sekali dengan kesakitan. 10. Remat!oi# At"itis 2uatu penyakit peradangan kronis sistemik yg menyerang berbagai jaringan, tetapi pada dasarnya menyerang sendi untuk menghasilkan suatu sino/itis proliferatif non supuratif yg sering kali berkembang menjadi kehancuran tulang rawan sendi dan tulang di bawahnya dan menimbulkan kecacatan akibat arthritis (Patologi, Penyakit Imunitas, Ri !a"# NM, $inay %uma"& Patogenesis % terjadi akibat rantai peristiwa imunologi yg menyebabkan proses detruksi sendi, sendi yang terserang menunjukkan si/onitis kronis. Berhubungan dgn factor genetic, hormonal, infeksi, dan heat shock protein. R( lebih banyak mengenai wanita dgn banding C%4 thd pria, terutama pd usia subur (%a(ita Selekta %e#okte"an, /ili# 0& Manifestasi klinis : &riteria (R( a) aku pada padi hari,morning stiffnessb) (rthritis pada C daerah c) (rthritis pada persendian tangan d) (rthritis simetris e) 'odul rheumatoid f) #actor rheumatoid serum positif g) !ambaran radiologist @ erosi atau dekalsifikasi tulang (%a(ita Selekta %e#okte"an, /ili# 0& Peme"iksaan (enun/ang a) Tes factor reuma biasanya positif lebih dari "B H b) &RP positif c) 01D meningkat d) 0eukosit normal atau meningkat e) (nemia normositik hipokrom akibat adanya inflamasi yg kronik 121212

f) Trombosit meningkat g) adar albumin serum turun dan globulin naik (%a(ita Selekta %e#okte"an, /ili# 0& Penatalaksanaan a) 6(I'2 untuk mengatasi nyeri sendi akibat inflamasi yg sering dijumpai @ aspirin, ibunoprofen, naproksen, poroksikam b) D.(RD untuk melindungi rawan sendi dan tulang dari proses destruksi @ klorokuin, sulfasala=in, D)penisilamin, obat imunosupresif*imunoregulator, kortikosteroid (%a(ita Selekta %e#okte"an, /ili# 0& 11. S(on#ilitis Ankilosa .erupakan penyakit reumatik inflamasi sistemik kronik yg terutama menyerang sendi aksial ,/ertebra-, yg mrpkn tanda khas % terserangnya sendi sakroiliaka (Patologi, Penyakit Imunitas, Ri !a"# NM, $inay %uma"& 12. Sin#"oma S/og"en 2uatu entitas klinikopatologis yg ditndai dgn mata kering ,keratokonjungti/itis sikka- dan mulut kering ,3erostomia- yang diakibatkan oleh perusakan kelenjar lakrimal dan kelenjar sali/a yg diperantai oleh imun (Patologi, Penyakit Imunitas, Ri !a"# NM, $inay %uma"& 13. Angitis nek"otikan 14. (olimiositis ( #e"mato Mielositis& Radang pada beberapa atau banyak otot sekaligus dengan disertai perubahan degeneratif dan regeneratif yang ditandai oleh kelemahan otot hingga penyusutan massa otot ,Dorland :;;B-

15. s le"osis sistemik ("og"esif s le"o#e"ma ditandai dengan fibrosis yg berlebihan di seluruh tubuh dan tidak hanya pd kulit scleroderma difus, ditandai awalnya dgn serangan kulit yg meluas, dgn perkembangn yg cepat dan serangn dini pd organ dalm scleroderma limitants, dgn serangn pd kulit yg relati/e minimal, dan terbatas pada jari)jari tangn dan wajah (Patologi, Penyakit Imunitas, Ri !a"# NM, $inay %uma"& 16. (enyakit /a"2 Ikat am(u"an

131313

digunakan untuk menunjukkan aneka proses patologis pd pasien yg scr klinis menunjukkan beragam gambaran yg memberi petunjuk adanya 201, polimiositis, dan sclerosis sistemik, mereka juga memiliki titer antibody yg tinggi thd antigen R'P yg disebut $4R'P. (da : faktor lain yg turut berperan pd kekhasan penyakit ini @ sedikitnya jumlah penyakit ginjal serta responsyg sangat baik thd kortikosteroid, serta menunjukkan prognosis jangka panjang yg baik (Patologi, Penyakit Imunitas, Ri !a"# NM, $inay %uma"& 17. anemia !emolitik auto imun 18. ti"o#itis

141414

Anda mungkin juga menyukai