Anda di halaman 1dari 7

Prognosis skizofrenia Walaupun remisi penuh atau sembuh pada skizofrenia itu ada, kebanyakan orang mempunyai gejala

sisa dengan keparahan yang bervariasi. Secara umum 25 individu sembuh sempurna, !" mengalami kekambuhan dan #5 mengalami perburukan. Sampai saat ini belum ada metode yang dapat memprediksi siapa yang akan menjadi sembuh siapa yang tidak, tetapi ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhinya seperti $ usia tua, faktor pencetus jelas, onset akut, ri%ayat sosial & pekerjaan pramorbid baik, gejala depresi, menikah, ri%ayat keluarga gangguan mood, sistem pendukung baik dan gejala positif ini akan memberikan prognosis yang baik sedangkan onset muda, tidak ada faktor pencetus, onset tidak jelas, ri%ayat sosial buruk, autistik, tidak menikah&janda&duda, ri%ayat keluarga skizofrenia, sistem pendukung buruk, gejala negatif, ri%ayat trauma prenatal, tidak remisi dalam # tahun, sering relaps dan ri%ayat agresif akan memberikan prognosis yang buruk, '(uana, 2"")*.

Pengobatan skizofrenia

Psikofarmaka Pada dasarnya semua obat anti psikosis mempunyai efek primer 'efek klinis* yang sama pada dosis ekuivalen, perbedaan utama pada efek sekunder 'efek samping$ sedasi, otonomik, ekstrapiramidal*. Pemilihan jenis anti psikosis mempertimbangkan gejala psikosis yang dominan dan efek samping obat. Pergantian disesuaikan dengan dosis ekuivalen. +pabila obat antipsikosis tertentu tidak memberikan respons klinis dalam dosis yang sudah optimal setelah jangka %aktu yang tepat, dapat diganti dengan obat anti psikosis lain 'sebaiknya dan golongan yang tidak sama* dengan dosis ekuivalennya. +pabila dalam ri%ayat penggunaan obat anti psikosis sebelumnya sudah terbukti efektif dan efek sampingnya ditolerir baik, maka dapat dipilih kembali untuk pemakaian sekarang. ,ila gejala negatif lebih menonjol dari gejala positif pilihannya adalah obat anti psikosis atipikal. Sebaliknya bila gejala positif lebih menonjol dibandingkan gejala negatif pilihannya adalah tipikal. ,egitu juga pasien-pasien dengan efek samping ekstrapiramidal pilihan kita adalah jenis atipikal. .bat antipsikotik yang beredar di pasaran dapat di kelompokkan menjadi dua bagian yaitu anti psikotik generasi pertama '+P/ 0* dan anti psikotik generasi ke dua '+P/ ll*. +P/ 0 bekerja dengan memblok reseptor 12 di mesolimbik, mesokortikal, nigostriatal dan tuberoin fundibular sehingga dengan cepat menurunkan gejala positif tetapi pemakaian lama dapat memberikan efek samping berupa$ gangguan ekstrapiramidal, tardive dyskinesia, peningkatan kadar

prolaktin yang akan menyebabkan disfungsi seksual&peningkatan berat badan dan memperberat gejala negatif maupun kognitif. Selain itu +P/ 0 menimbulkan efek samping anti kolinergik seperti mulut kering pandangan kabur gangguan miksi, defekasi dan hipotensi. +P/ 0 dapat dibagi lagi menjadi potensi tinggi bila dosis yang digunakan kurang atau sama dengan 2" mg di antaranya adalah trifluoperazine, fluphenazine, haloperidol dan pimozide. .bat-obat ini digunakan untuk mengatasi sindrom psikosis dengan gejala dominan apatis, menarik diri, hipoaktif, %aham dan halusinasi. Potensi rendah bila dosisnya lebih dan 5" mg di antaranya adalah chlorpromazine dan thiondazine digunakan pada penderita dengan gejala dominan gaduh gelisah, hiperaktif dan sulit tidur. +P/ 00 sering disebut sebagai serotonin dopamin antagonis 'S1+* atau anti psikotik atipikal. ,ekerja melalui interaksi serotonin dan dopamin pada ke empat jalur dopamin di otak yang menyebabkan rendahnya efek samping e3trapiramidal dan sangat efektif mengatasi gejala negatif. .bat yang tersedia untuk golongan ini adalah clozapine, olanzapine, 4uetiapine dan rispendon, '(uana, 2"")*. 1alam pengaturan dosis perlu mempertimbangkan$

.nset efek primer 'efek klinis*$ 2-! minggu. .nset efek sekunder 'efek samping*$ 2-5 jam.

Waktu paruh$ 22-2! jam 'pemberian 2-23 per hari*

1osis pagi dan malam dapat berbeda 'pagi kecil, malam besar* sehingga tidak mengganggu kualitas hidup penderita.

.bat anti psikosis long acting$ fluphenazine decanoate 25 mg&cc atau haloperidol decanoas 5" mg&cc, 06 untuk 2-!ininggu. ,erguna untuk pasien yang tidak&sulit minum obat, dan untuk terapi pemeliharaan. 7ara atau lama pemberian 6ulai dengan dosis a%al sesuai dengan dosis anjuran dinaikkan setiap 2-# hari sampai mencapai dosis efektif 'sindrom psikosis reda*, dievaluasi setiap 2 minggu bila pertu dinaikkan sampai dosis optimal kemudian dipertahankan 8-22 minggu 'stabilisasi*. 1iturunkan setiap 2 minggu 'dosis maintenance* lalu dipertahankan 5 bulan sampai 2 tahun 'diselingi drug holidaytapering off 'dosis diturunkan 2-! minggu* lalu dihentikan.. 9ntuk pasien dengan serangan sindrom psikosis multi episode, terapi pemeliharaan

paling sedikit 5 tahun 'ini dapat menurunkan derajat kekambuhan 2,5 sampai 5 kali*. Pada umumnya pemberian obat anti psikosis sebaiknya dipertahankan selama # bulan sampai 2 tahun setelah semua gejala psikosis reda sama sekali. Pada penghentian mendadak dapat timbul gejala cholinergic rebound gangguan lambung, mual, muntah, diare, pusing dan gemetar. :eadaan ini dapat diatasi dengan pemberian antikolinergikt seperti injeksi sulfas atropin ",25 mg 'secara intra muskular*, tablet trihe3yphenidyl #32 mg&hari, '(uana, 2"")*. 2-2&hari&minggu* setelah itu

Psikososial +da beberapa macam metode yang dapat dilakukan antara lain$

Psikoterapi individual

;erapi suportif

Sosial skill training

;erapi okupasi

;erapi kognitif dan perilaku '7,;*

Psikoterapi kelompok

Psikoterapi keluarga

6anajemen kasus +ssertive 7ommunity ;reatment '+7;*

:ekambuhan skizofrenia :ekambuhan gangguan ji%a pisikotik adalah munculnya kembali gejala-gejala pisikotik yang nyata. +ngka kekambuhan secara positif hubungan dengan beberapa kali masuk <umah Sakit '<S*, lamanya dan perjalanan penyakit. Penderita-penderita yang kambuh biasanya sebelum keluar dari <S mempunyai karakteristik hiperaktif, tidak mau minum obat dan memiliki sedikit keterampilan sosial, 'Porkony dkk, 2==#*. Porkony dkk '2==#*, melaporkan bah%a != penderita Skizofrenia mengalami ra%at ulang setelah follo% up selama 2 tahun, sedangkan penderita-penderita non Skizofrenia hanya 28 . Solomon dkk '2==!*, melaporkan bah%a dalam %aktu 5 bulan pasca ra%at didapatkan #" -!" penderita mengalami kekambuhan, sedangkan setelah 2 tahun pasca ra%at !" -5" penderita mengalami kekambuhan, dari setelah #-5 tahun pasca ra%at didapatkan 55 -)5 penderita mengalami kekambuhan, 'Porkony dkk, 2==#*. Penderita dengan skizofrenia dapat mengalami remisi dan kekambuhan, mereka dapat dalam %aktu yang lama tidak muncul gejala, maka skizofrenia sering disebut dengan penyakit kronik, karena itu perlu mendapatkan perhatian medis yang sama, seperti juga individu-individu yang menderita penyakit kronik lainnya seperti hipertensi dan diabetes mellitus. +da beberapa hal yang bisa memicu kekambuhan skizofrenia, antara lain tidak minum obat dan tidak kontrol ke dokter secara teratur, menghentikan sendiri obat tanpa persetujuan dari dokter, kurangnya dukungan dari keluarga dan masyarakat, serta adanya masalah kehidupan yang berat yang membuat stress, 'cybermed.cbn.net.id*. >mpat faktor penyebab penderita kambuh dan perlu dira%at di rumah sakit, menurut Sullinger, 2=88$ Penderita Sudah umum diketahui bah%a penderita yang gagal memakan obat secara teratur mempunyai kecenderungan untuk kambuh. ,erdasarkan hasil penelitian menunjukkan 25 sampai 5" klien yang pulang dari rumah sakit tidak memakan obat secara teratur '+ppleton, 2=82, dikutip oleh Sullinger, 2=88*. 1okter

6akan obat yang teratur dapat mengurangi kekambuhan, namun pemakaian obat neuroleptic yang lama dapat menimbulkan efek samping ;ardive 1iskinesia yang dapat mengganggu hubungan sosial seperti gerakan yang tidak terkontrol. Penanggung ja%ab penderita Setelah penderita pulang ke rumah maka pihak rumah sakit tetap bertanggung ja%ab atas program adaptasi penderita di rumah. :eluarga ,erdasarkan penelitian di 0nggris dan +merika keluarga dengan ekspresi emosi yang tinggi 'bermusuhan, mengkritik, tidak ramah, banyak menekan dan menyalahkan*, hasilnya 5) kembali dira%at dari keluarga dengan ekspresi emosi yang tinggi dan 2) kembali dira%at dari keluarga dengan ekspresi emosi keluarga yang rendah. Selain itu penderita juga mudah dipengaruhi oleh stres yang menyenangkan 'naik pangkat, menikah* maupun yang menyedihkan 'kematian&kecelakaan*. 1engan terapi keluarga penderita dan keluarga dapat mengatasi dan mengurangi stres. 7ara terapi bisanya$ mengumpulkan semua anggota keluarga dan memberi kesempatan menyampaikan perasaan-perasaannya. 6emberi kesempatan untuk menambah ilmu dan %a%asan baru kepada penderita ganguan ji%a, memfasilitasi untuk menemukan situasi dan pengalaman baru bagi penderita. ,eberapa gejala kambuh yang perlu diidentifikasi oleh klien dan keluarganya yaitu$ menjadi ragu-ragu dan serba takut, tidak nafsu makan, sukar konsentrasi, sulit tidur, depresi, tidak ada minat serta menarik diri, '0yus, 2"")*. 9ntuk dapat hidup dalam masyarakat, maka penderita skizofrenia perlu mempelajari kembali keterampilan sosial. Penderita-penderita yang baru keluar dari <S memerlukan pelayanan dari masyarakat agar mereka dapat menyesuaikan diri dan menyatu dalam masyarakat. ;ingginya angka rehospitalisasi merupakan tanda kegagalan dalam sistem masyarakat. Penderita kronis di dalam masyarakat membutuhkan dukungan hidup yang dapat dipertahankan untuk %aktu yang lama. ,eberapa penderita tetap dapat mengalami kekambuhan meskipun mereka mendapatkan pelayanan pasca ra%at 'after care services* pada instansi-instansi. (in dkk '2=82* melaporkan bah%a #5 dari penderita skizofrenia yang tinggal di panti setelah pera%atan di <S tetap mengalami kekambuhan, 'Porkony dkk, 2==#*.

?ubungan antara 1ukungan Sosial :eluarga dengan :ekambuhan Skizofrenia

Sullivan mengemukakan teori psikodinamika skizofrenia berdasarkan perjalananperjalanan klinik, di mana pusat dari psikopatologinya adalah gangguan kemampuan untuk berhubungan dengan orang lain. (ingkungan, terutama keluarga memegang peran penting dalam proses terjadinya skizofrenia. Pernyataan ini juga berlaku sebaliknya, lingkungan, terutama keluarga memegang peran penting dalam proses penyembuhan skizofrenia. Sebab, dikatakan oleh Sullivan bah%a skizofrenia merupakan hasil dari kumpulan pengalaman-pengalaman traumatis dalam hubungannya dengan lingkungan selama masa perkembangan individu ':aplan dan Sadock, 2""#*. ;itik berat penelitian-penelitian tentang dukungan sosial keluarga dan gangguan psikotik terutama skizofrenia adalah pada efek yang menghapuskan hubungan traumatik sendiri seperti pernyataan emosi, rasa kebersamaan yang semu, mencari kambing hitam dan keterikatan ganda. +spek-aspek dukungan sosial keluarga terdiri dari empat aspek yaitu aspek informatif, aspek emosional dan aspek penilaian atau penghargaan serta aspek instrumental, sebagaimana yang dikatakan oleh ?ouse dan :ahn '2==5* tersebut di atas di titik beratkan pada besar dan padatnya jaringan kerja sosial, misalnya hubungan dengan keluarga dan sifat-sifat hubungan sebelumnya, ',reier @ Strauss, 2==!*. ?al ini menunjukkan bah%a kuat lemahnya dukungan sosial keluarga terhadap penderita berpengaruh terhadap tingkat kesembuhan skizofrenia. Semakin kuat dukungan sosial keluarga terhadap penderita memungkinkan semakin cepat tingkat kesembuhan skizofrenia. Sebaliknya semakin lemah dukungan sosial keluarga terhadap penderita memungkinkan semakin lama tingkat kesembuhan skizofrenia. 1emikian juga halnya dengan kekambuhan skizofrenia, terkait dengan kuat lemahnya dukungan sosial keluarga. 1idapatkan 22 fungsi hubungan sosial dan 2 fase kebutuhan sosial yang penting selama periode penyembuhan ',reier @ Strauss, 2==!*. Aungsi-fungsi yang menolong dalam hubungan sosial tersebut adalah 2* ventilasi, 2* tes realita, untuk menilai kemampuan penderita di dalam membedakan realita, #* macam dukungan sosial terutama keluarga, !* persetujuan dan perpaduan sosial terutama keluarga dan lingkungan dekatnya, di mana penderita ingin diterima kembali dalam lingkungan sosialnya dan mengharapkan hubungan dengan orang-orang yang dikenalnya sebelum ia masuk <S, 5* motivasi, )* pembentukan, di mana penderita mencontoh tingkah laku orang lain untuk meningkatkan fungsi sosialnya, 8* penga%asan gejala, =* pemecahan masalah, 2"* pengertian yang empatik, 22* saling memberi dan menerima, 22* insight. Aase kebutuhan sosial adalah 2* fase penyembuhan, penderita sangat membutuhkan

perhatian dari keluarganya karena tidak dapat mandiri, fungsi hubungan sosial yang digunakan di sini adalah macam dukungan dan ventilasi, 2* fase pembentukan kembali, fungsi hubungan sosial yang digunakan adalah motivasi, saling memberi dan menerima, penga%asan gejala. 22 fungsi hubungan sosial dan 2 fase kebutuhan sosial yang penting selama periode penyembuhan ',reier dan Strauss, 2==!* tersebut sangat erat kaitannya dengan dukungan sosial keluarga. Pemberian obat antipsikotik dapat mengurangi resiko kekambuhan, tetapi obat-obatan tersebut tidak dapat mengajarkan tentang kehidupan dan keterampilan meskipun dapat memperbaiki kualitas hidup penderita melalui penekanan gejala-gejala. Pengajaran kehidupan dan keterampilan sosial hanya mungkin didapat penderita melalui dukungan sosial keluarga. 1ari penelitian didapat bah%a !5 penderita skizofrenia yang mendapat pengobatan antipsikotik akan mengalami kekambuhan dalam %aktu 2 tahun pasca ra%at, sedangkan penderita yang diberi plasebo )" kambuh, ':aplan dan Sadock , 2""#*. ?al ini berarti pengobatan skizofrenia harus dilakukan dengan cara interaksi multidimensional. /ejala-gejala dan ketidakmampuan sosial serta ketidakmampuan individual yang di tunjukkan merupakan hasil dari benturan-benturan yang dialami dalam kehidupan. +ngka kekambuhan dalam %aktu 2 tahun pasca ra%at pada penderita skizofrenia yang mendapat latihan keterampilan sosial adalah 2" , penderita yang mendapat pengobatan antipsikotik !2 dan 2= penderita yang pada keluarga diberikan psikoedukasi. Penderita yang mendapat latihan keterampilan sosial, obat antipsikotik dan psikoedukasi keluarga dilaporkan tidak ada yang kambuh, ':aplan dan Sadock, 2""#*.

Anda mungkin juga menyukai