Filsafat hukum :
1.
1. Hakekat Indikatif : tentang kenyataan2 sosoal mendalam
1. ii. Living Law : Eugen Ehrlich ( hukum yang dibuat, harus sesuai
dengan hukum yang hidup didalam masyarakat
1.
1. Oktative : tujuan hukum
1. keadilan : H Alam
2. kepastian : H Positifisme
3. kegunaan : H Pragmatic legal realisme
4. kebahagiaan : H Utility ( greatest happinest for greatest number )
1.
1. A. Positifisme : Hans Kelsen & Stufenbau des Recht ( hukum itu
tidak boleh bertentangan dengan ketentuan yang lebih atas derajatnya :
* Positif law
* Positif morality
1.
1. A. Mazhab sejarah : Carl von Savigny ( Volk geist ) hukum
kebiasaan sumber hukum formal. Hukum tidak dibuat melainkan tumbuh
dan berkembang bersama sama dengan masyarakat
1.
1. A. Sociological Yurisprudence ( living law ) : dipelopori Eugen Ehrlich
( german ) tapi berkembang di AS ( Roscoe ) konsep hukum, hukum yang
dibuat agar memperhatikan hukum yang hidup dalam masyarakat baik
tertulis maupun tidak tertulis. Mengakui sumber hukum formal baik undang
undang maupun bukan undang undang asal. Dipengaruhi oleh aliran positif
sosiologis dan August Comte yang orientasinya sosiologis
Inti pemikiran : hukum yang baik adalah hukum yang sesuai dengan hukum
yang hidup di dalam masyarakat. Berpegang kepada pendapat pentingnya,
baik akal maupun pengalaman.
1.
1. A. Pragmatic Legal Realism : Roscoe Pound konsep hukumnya
( Law as a tool of social engineering ) sub aliran positivisme hukum. Wiliam
James dan Dewey mempengaruhi lahirnya aliran ini. Titik tolaknya pada
pentingnya rasio atau akal sebagai sumber hukum.
2. A. Antropolitica Yurisprudence : Northrop dan Mac Dougall. Northrop
: hukum mencerminkan nilai sosial budaya. Mac dougall : Values system ,
hukum mengandung sistem nilai. Mempengaruhi pendapat Mochtar
Kusumaatmadja
3. A. Utility : Jeremy Bentham memegang prinsip manusia akan
melakukan tindakan untuk mendapatkan kebahagiaan yang sebesar-
besarnya dan mengurangi penderitaan ( hukum itu harus bermanfaat bagi
masyarakat, guna mencapai hidup bahagia. Merupakan aliran yang
meletakkan dasar dasar ekonomi bagi pemikiran hukum, prinsip utamanya
adalah tujuan dan evaluasi hukum. Tujuan alinea terakhir.
4. A. Mazhab Unpad à Mazhab Negara oleh Friedrich Karl von Savigny
: hukum itu tidak dibuat, akan tetapi tumbuh dan berkembang bersama-
sama dengan masyarakat ( volkgeist )
Kekurangan : kurang memberi arti penting terhadap perundang undangan.
1. Aliran mazhab
1. Aliran Hukum Alam : aliran ini berpendapat hukum itu berlaku
universal dan abadi. (Friedmann) sejarah tentang hukum alam adalah
sejarah umat manusia dalam usahanya untuk menemukan apa yang
dinamakan absolute disamping sejarah tentang kegagalan umat manusia
dalam keadilan tersebut
1.
1. Aliran Hukum Positif
Inti ajaran Hans Kelsen : bahwa hukumm itu harus dibersihkan dari anasir
anasir yang tidak yuridis seperti etis, sosiologis, politis. Etis berarti konsepsi
hukum Hans Kelsen tidak memberikan tempat bagi berlakunya suatu hukum
alam. Etika memberikan suatu penilaian tentang baik dan buruk. Ajaran
stufentheorio berpendapat bahwa suatu sistem hukum adalah suatu
hierarkis dari hukum dimana suatu ketentuan hukum tertentu bersumber
pada ketentuan hukum lainnya yang lebih tinggi.
Kelemahan :
1. iii. Analitis
2. iv. Murni
1.
1. Aliran Utilitarianisme
2. Mazhab Sejarah
3. Sociological Jurisprudence
4. Pragmatic Legal Realism
2. Friendmann dalam Legal Theory membagi aliran :
1. Aliran didasarkan atas hukum
2. Aliran yang didasarkan filsafat masalah keadilan
3. Aliran yang didasarkan atas pengaruh perkembangan masyarkat
terhadap hukum
4. Aliran positivisme dan positivisme hukum
5. Aliran yang didasarkan atas kegunaan dan kepentingan
3. F.S.G. Northrop :
1. Legal Positivsm
2. Pragmatic Legal Realism
3. Neo Kantian and Kelsenian Ethical Jurisprudence
4. Functional Anthropological or Sociological Jurisprudence
5. Natural Jurisprudence