Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH ASKEB IV CERVIKSITIS

Disusun oleh: 1. Nur Hidayati S. 2. Purwati 3. Richa K. 4. Riza Naelufar 5. Setyasih Murwani 6. Zella Oktavia 64.11.047 64.11.051 64.11.053 64.11.058 64.11.061 64.11.086

AKADEMI KEBIDANAN KARSA MULIA SEMARANG 2012/2013

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat dan hidayahnya sehingga penyusun dapat menyelesaikan makalah yang kami beri judul CERVIKSITIS Penyusun makalah ini untuk memenuhi salah satu tugas harian Akbid Karsa Mulia Semarang tahun ajaran 2012/2013 Dengan tersusunnya makalah ini penulis mengucapkan terima kasih kepada : 1. Desak Parwati, S.Kep, M.Kes selaku direktur Akademi Kebidanan Karsa Mulia Semarang 2. Dian Ariestina, SMK selaku dosen pengampu mata kuliah ASKEB IV 3. Orang tua dan teman-teman yang selalu mendukung penulis dalam menyusun makalah ini. Penulis menyadari dalam penyusunan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Maka dari itu, kritik dan saran yang membangun dari para pembaca sangat kami harapkan. Semoga makalah ini bisa bermanfaat bagi pembaca.

Semarang, Juli 2013

Penulis

ii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ................................................................................. KATA PENGANTAR .............................................................................. DAFTAR ISI ............................................................................................. BAB I LPENDAHULUAN A. Latar Belakang ........................................................................ B. Tujuan ..................................................................................... BAB II PEMBAHASAN A. Pengertian ................................................................................. B. Etiologi ..................................................................................... C. Gejala Klinis............................................................................. D. Klasifikasi ................................................................................ E. Diagnosa Banding .................................................................... F. Pemeriksaan Khusus ................................................................ G. Penatalaksanaan ....................................................................... BAB III PENUTUP A. Kesimpulan ............................................................................. B. Saran ......................................................................................... DAFTAR PUSTAKA

i ii iii

1 1

2 2 3 3 5 5 5

6 6

iii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Serviks uteri adalah penghalang penting bagi masuknya kuman-kuman kedalam genitalia interna, dalam hubungan ini seorang nullipara dalam keadaan normal kanalis servikalis bebas kuman. Pada multipara dengan ostium uteri eksternum sudah lebih terbuka, batas keatas dari daerah bebas kuman ialah ostium uteri internum sehingga lebih rentan terjadinya infeksi oleh berbagai kuman yang masuk dari luar ataupun oleh kuman endogen itu sendiri. Jika serviks sudah terinfeksi maka akan mempermudah pula tetjadinya infeksi pada alat genitalia yang lebih tinggi lagi seperti, uterus, tuba atau bahkan sampai ke ovarium dan karena itu fungsi genitalia sebagai alat reproduksi bisa terganggu atau bahkan tidak bisa difungsikan.

B. Tujuan 1. Tujuan umum Adapun tujuan umum penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas mata kuliah Askeb IV dan untuk meningkatkan pengetahuan mahasiswa mengenai peradangan pada genitalia wanita pada umumnya dan servisitis. 2. Tujuan khusus a. Mahasiswa dapat memahami apa itu yang dimaksud servisitis b. Mahasiswa dapat mengerti dan memahami apa itu penyebab servisitis c. Mahasiswa mampu mengetahui gejala servisitis d. Mahasiswa dapat mengetahui klasifikasi dari servisitis e. Mahasiswa dapat mengerti dan memahami bagaimana cara mengenali servisitis f. Mahasiswa mengetahui dan mampu mengaplikasikan bagaimana penatalaksanaan maupun rencana asuhan yang dapat diberikan.

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Servisitis adalah peradangan dari selaput lendir dari kanalis servikalis. karena epitel selaput lendir kanalis servikalis hanya terdiri dari satu lapisan sel selindris sehingga lebih mudah terinfeksi dibanding selaput lendir vagina. (gynekologi . FK UNPAD, 1998 ). Juga merupakan : 1) Infeksi non spesifik dari serviks 2) Erosi ringan ( permukaan licin ), erosi kapiler ( permukaan kasar ), erosi folikuler ( kistik ) 3) Biasanya terjadi pada serviks bagian posterior

B. Etiologi Servisitis disebabkan oleh kuman-kuman seperti : trikomonas vaginalis, kandida dan mikoplasma atau mikroorganisme aerob dan anaerob endogen vagina seperti streptococcus, enterococus, e.coli, dan stapilococus, kumankuman ini menyebabkan deskuamasi pada epitel gepeng dan perubahan inflamasi kromik dalam jaringan serviks yang mengalami trauma. Dapat juga disebabkan oleh robekan serviks terutama yang menyebabkan ectropion, alatalat atau alat kontrasepsi, tindakan intrauterine seperti dilatasi, dan lain-lain.

C. Gejala Klinis 1. Flour hebat, biasanya kental atau purulent dan biasanya berbau. 2. Sering menimbulkan erusio ( erythroplaki ) pada portio yang tampak seperti daerah merah menyala. 3. Pada pemeriksaan inspekulo kadang-kadang dapat dilihat flour yang purulent keluar dari kanalis servikalis. Kalau portio normal tidak ada ectropion, maka harus diingat kemungkinan gonorroe. 4. Sekunder dapat terjadi kolpitis dan vulvitis. 5. Pada servisitis kroniks kadang dapat dilihat bintik putih dalam daerah selaput lendir yang merah karena infeksi. Bintik-bintik ini disebabkan oleh ovulonobothi dan akibat retensi kelenjer-kelenjer serviks karena saluran keluarnya tertutup oleh pengisutan dari luka serviks atau karena peradangan. 6. Gejala-gejala non spesifik seperti dispareuni, nyeri punggung, dan gangguan kemih 7. Perdarahan saat melakukan hubungan seks

D. Klasifikasi 1. Servisitis Akuta Infeksi yang diawali di endoserviks dan ditemukan pada gonorroe, infeksi postabortum, postpartum, yang disebakan oleh streptococcus, sthapilococus, dan lain-lain. Dalam hal ini streptococcus merah dan membengkak dan mengeluarkan cairan mukopurulent, akan tetapi gejalagejala pada serviks biasanya tidak seberapa tampak ditengah-tengah gejala lain dari infeksi yang bersangkutan. Pengobatan diberikan dalam rangka pengobatan infeksi tersebut. Penyakitnya dapat sembuh tanpa bekas atau dapat menjadi kronika. 2. Servisitis Kronika Penyakit ini dijumpai pada sebagian wanita yang pernah melahirkan. Luka-luka kecil atau besar pada servik karena partus atau

abortus memudahkan masuknya kuman-kuman kedalam endoserviks sehingga menyebabkan infeksi menahun.

Penyebab Cervicitis Kronis : a. Gonorhoe, sediaan harus dari flour cerviks, terutama yang purulen. b. Sekunder terhadap kolpitis. c. Tindakan intrauteri dilatasi. d. Alat-alat atau obat kontrasepsi. e. Robekan cerviks terutama yang menyebabkan extropin. Gejala Cervicitis Kronis : a. Flour hebat biasanya kental atau purulen dan kadang-kadang berbau. b. Sering menimbulkan erosi pada potio yang tampak sebagian daerah yang merah menyala. c. Pada pemeriksaan inspekulo kadang-kadang dapat dilihat flour yang purulen keluar dari kanalis cervicalis. Kalau portio normal, tidak ada ektripion maka harus diingat gonorhoe. d. Sekunder dapat terjadi kolpitis dan vulvitis. e. Pada cervicitis yang kronis kadang-kadang dapat dilihal bintik-bintik ini disebut ovula nabothii dan disebabkan oleh retensi kelenjar-kelenjar cerviks karena saluran keluarnya tertutup oleh pengisutan dari luka cerviks atau karena radang. Beberapa gambaran patologis dapat ditemukan : a) Serviks kelihatan normal, hanya pada pemeriksaan mikroskopis ditemukan infiltrasi leukosit dalam stroma endoserviks. Servicitis ini menimbulkan gejala, kecuali pengeluaran secret yang agak putih-kuning.

b) Disini ada portio uteri disekitar ostium uteri eksternum, tampak daerah kemerah-merahan yang tidak dipisahkan secara jelas dari epitel porsio disekitarnya, secret yang dikeluarkan terdiri atas mucus bercampur nanah. c) Sobeknya pada serviks uteri disini lebih luas dan mukosa endoserviks lebih kelihatan dari luar (ekstropion). Mukosa dalam keadaan demikian mudah terkena infeksi dari vagina. Karena radang menahun, serviks bisa menjadi hipertropis dan mengeras, secret mukopurulent bertambah banyak. E. Diagnosa Banding 1) Karsinoma 2) Lesi tuberculosis 3) Herpes progenitalis F. Pemeriksaan Khusus 1) Pemeriksaan dengan speculum 2) Sediaan hapus untuk biakan dan tes kepekaan 3) Pap smear 4) Biakan damedia 5) Biopsy G. Penatalaksanaan 1) Antibiotika terutama kalau dapat ditemukan gonococcus dalam secret. 2) Kalau cervicitis tidak spesifik dapat diobati dengan rendaman dalam AgNO3 10 % dan irigasi. 3) Cervicis yang tak mau sembuh ditolong operatif dengan melakukan konisasi, kalau sebabnya ekstropion dapat dilakukan lastik atau amputasi. 4) Erosion dapat disembuhkan dengan obat keras seperti, AgNO3 10 % atau Albothyl yang menyebabkan nekrose epitel silindris dengan harapan bahwa kemudian diganti dengan epitel gepeng berlapis banyak. 5) Servisitis kronika pengobatannya lebih baik dilakukan dengan jalan kauterisasi-radial dengan termokauter atau dengan krioterapi.

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan Servisitis adalah peradangan dari selaput lendir dari kanalis servikalis dan juga merupakan infeksi non spesifik dari serviks, erosi ringan ( permukaan licin ), erosi kapiler ( permukaan kasar ), erosi folikuler ( kistik ) dan biasanya terjadi pada serviks bagian posterior. Disebabkan oleh kuman-kuman seperti : trikomonas vaginalis, kandida dan mikoplasma atau mikroorganisme aerob dan anaerob endogen vagina seperti streptococcus, enterococus, e.coli, dan stapilococus, kuman-kuman ini menyebabkan deskuamasi pada epitel gepeng dan perubahan inflamasi kromik dalam jaringan serviks yang mengalami trauma dan dapat juga disebabkan oleh robekan serviks terutama yang menyebabkan ectropion, alat-alat atau alat kontrasepsi, tindakan intrauterine seprti dilatasi, dan lain-lain. Servisitis terbagi atas : 1) Servisitis Akuta 2) Servisitis kronik

B. Saran Diharapkan wanita terutama yang beresiko tinggi terkena penyakit tersebut memahami dan mengerti mengenai penyakit tersebut sehingga bisa dilakukan penanganan lebih awal dan menghindar terjadinya kegawatan. Wanita yang tidak beresiko juga menghindari terjangkitnya penyakit ini. Bidan harus memberikan asuhan yang berkualitas untuk menghindari angka kesakitan.

DAFTAR PUSTAKA

David, Ovedoff. 1995. Kapita Selekta Kedokteran. Jakarta : Bina Pura Aksara Taber, Benzion. 1995. Kapita Selekta Kedaruratan Obstetri dan Gynekologi. Jakarta : EGC Manuaba. 1998. Ilmu Kebidanan. Penyakit Kandungan Dan Keluarga Berencana Untuk Pendidikan Bidan. Jakarta: EGC Prawirohardjo. 2005. Ilmu Kandungan. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sastrawinata, sulaiman. 1981. Ginekologi. Bandung : Elstar offset Robin, Cotran, Humar. 1999. Buku Saku Robbins, Dasar Patologi Penyakit. Jakarta : EGC Sarwono. 2005. Ilmu Kebidanan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohadjo. Sarwono. 2005. Ilmu Kandungan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohadjo.

Anda mungkin juga menyukai