Anda di halaman 1dari 10

PENUGASAN PRAKTIKUM BIOKIMIA BLOK MEDIKOLEGAL METODE ISOLASI DNA

DISUSUN OLEH: NAMA NIM KELOMPOK ASDOS : ILMA PUTRI DEWANTI : 10711054 :B : MELY EKAJAYANTI

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA 2013

PENDAHULUAN
Setiap makhluk ciptaan Allah memiliki susunan genetic genetic yang memiliki fungsi sebagai blue print atau biasa di sebut dengan cetak biru kehidupan. Biasanya disebut DNA dan RNA di dalam agama, dimana hal itu telah diatur oleh Allah untuk menentukan perilaku makhluknya sebagai sifat dari fisiknya atau biasa disebut dengan fenotip. Bisa diartikan juga sebagai lauhil mahfud yang berada di dunia ini yang membawa sifat-sifat dari makhluk itu sendiri 4. DNA atau biasa disebut dengan deoksiribonukleta merupakan kesamaan yang pasti akan dimiliki oleh setiap makhluk hidup. Setiap sel dalam tunuh setiap orang punya DNA yang hampir sama. Kebanyakan DNA berada di inti sel yang mana hal itu di sebut dengan DNA nuklir, selain itu jika jumlahnya kecil maka DNA dapat ditemukan dibagian mitokondria atau bisa di sebut dengan DNA mitokondria 3. DNA terdiri dari struktur utas ganda yang pararel dan memiliki komponen antaralain; gula pentose, pasangan basa dan gugus fosfat. Pada pasangan basa pada DNA memiliki dua macam yaitu pirimidin dan purin. Basa pirimidin memiliki sitosin dan timin, dan untuk purin memiliki adenine dan guanine 4.

Untuk isolasi DNA itu sendiri memiliki tahap 4 ; 1. Preparasi sel/ jaringan 2. Lisis membrane sel / organelle (nucleus) 3. Denaturasi senyawa organic 4. Presipitasi DNA 5. Pencucian

TUJUAN PENULISAN
Tujuan penulisan dari laporan ini adalah 1. Untuk mengetahui berbagai metode isolasi DNA dan perbedaan di setiap metode tersebut. 2. Memenuhi penugasan inhal praktikum biokimia Isolasi DNA Blok Medikolegal Semester7

PEMBAHASAN Isolasi asam DNA adalah salah satu cara yang harus dimiliki dalam mempelajari teknik biokimia Tujuan dari isolasi DNA adalah membuang dan memisahkan DNA dari komponen sel lainnya (karbohidrat, protein, lemak, dll) sehingga DNA yang didapatkan dianalisis dan atau dimodifikasi lebih lanjut dengan teknik biokimia lainnya 2.

Cara isolasi total DNA seluler secara konvensional adalah sebagai berikut 1; 1. Homogenisasi sel/jaringan (dalam suhu 4 0C, semua bahan dan peralatan steril) 2. Lisis seluler (dengan detergen atau lisosim) 3. Penambahan chelating agents: EDTA/sitrat 4. Penambahan proteinase (proteinase K) 5. Ekstraksi fenol (atau fenol-khloroform) 6. Presipitasi alkohol (70% atau 100% etanol) 7. Pelarutan kembali DNA, misalnya dengan bufer TE (Tris-EDTA)

Dari tahapan isolasi DNA tersebut ternyata terdapat banyak macam metode isolasi, antara lain 5,6 ;

1. PCR (Polymerase Chain Reaction) Suatu teknik membuat banyak (amplifikasi) potongan dari DNA secara in vitro pada daerah spesifik yang dibatasi oleh 2 buah primer

oligonukleotida. Primer itu digunakan sebagai pembatas daerah yang diperbanyak adalah DNA untai tunggal yang urutannya komplemen dengan DNA templatnya. Proses hampir sama dengan proses replikasi DNA secara in vivo yang bersifat semi konservatif.

2. Silica gel Hal ini dapat mengikat DNA dengan perantara garam atau buffer tertentu (Nal), Proses bersifat cepat, tetapi hasil recovery DNA kurang

3. Salting out Dengan menggunakan garam konsentrasi tinggi (Nacl 6M) dan proteinase K untuk melakukan denaturasi protein

4. Guanide isothiocyanate Metode ini sangat cepat bila dibanding dengan yang lain, namun karena thiocyanate bersifat toksik untuk proses lisis dinding sel dan menjadikan chloroform sebagai denaturasi proteinnya.

5. Phenol chloroform Merupakan metode standar untuk isolasi DNA, namun metode ini tidak pernah dipakai karena penggunaan phenol itu sendiri bersifat toksik.

6. Teknik Random Amplified Polymorphic DNA (RAPD) Teknik pengujian polimorfisme DNA berdasarkan pada amplifikasi dari segmen-segmen DNA acak yang menggunakan primer tunggal yang sekuen nukleotidanya ditentukan secara acak. Primer tunggal ini biasanya berukuran sepuluh basa. PCR dilakukan pada suhu anealing yang dibawah nol (rendah) yang memungkinkan menjadikan primer menempel pada beberapa lokus pada DNA. Peraturan sederhana untuk primer adalah harus terdiri atas 18-28 susunan basa dengan persentase G+C 50-60%

7. Metode CTAB Karena adanya perbedaan karakteristik kelarutan (differensial of

solubility), menghasilkan pita DNA yang memiliki ukuran yang tebal dan

dapat memisahkan DNA dari polisakarida. Keberadaan pita RNA tergantung bahan yang diekstraksi. Selain didapatkan fragmen DNA, dengan metode ini akan diperoleh RNA dengan pita tipis yang terletak jauh berada di bawah pita DNA.

KESIMPULAN Untuk isolasi DNA itu sendiri memiliki tahap yaitu; Preparasi sel/ jaringan, Lisis membrane sel / organelle (nucleus), Denaturasi senyawa organic, Presipitasi DNA, Pencucian Dari tahapan isolasi DNA tersebut ternyata terdapat banyak macam metode isolasi, antara lain Silica gel, Salting out, Guanide isothiocyanate, Phenol chloroform

DAFTAR PUSTAKA Judoamidjojo, R. M, Said, E. G & Hartoto, L (1989), Biokonversi, Depdikbud Didjen Pendidikan Tinggi. Pusat Antar Universitas Bioteknologi IPB. Bintang, Maria.2010.Biokimia Teknik Penelitian.Jakarta:Erlangga. Murray,R.K., et al. (2009), Biokimia Harper, edisi 27, EGC, Jakarta. Tim Blok Medikolegal. 2013. Buku Praktikum Blok Medikolegal 2013 - 2014. Yogyakarta. FKUII Corkill, G., Rapley, R. 2008. The Manipulation of Nucleic Acids: Basic Tools and Techiques in Molecular Biomethods Handbook Second Edition. Ed: Walker, J.M., Rapley, R. Humana Press, NJ,USA. Surzycky, R. 2000. Molecular and Cellular Biology. Wadsworth Inc., Belmont

Anda mungkin juga menyukai