Anda di halaman 1dari 6

Beneficence Dalam arti bahwa seorang dokter berbuat baik, menghormati martabat manusia, dokter tersebut harus berusaha

maksimal agar pasiennya tetap dalam kondisi sehat. Perlakuan terbaik kepada pasien merupakan poin utama dalam kaidah ini. Kaidah beneficence menegaskan peran dokter untuk menyediakan kemudahan dan kesenangan kepada pasien mengambil langkah positif untuk memaksimalisasi akibat baik daripada hal yang buruk. Prinsip prinsip yang terkandung didalam kaidah ini adalah;

Mengutamakan Alturisme Menjamin nilai pokok harkat dan martabat manusia Memandang pasien atau keluarga bukanlah suatu tindakan tidak hanya

menguntungkan seorang dokter


Tidak ada pembatasan goal based Mengusahakan agar kebaikan atau manfaatnya lebih banyak dibandingkan dengan suatu keburukannya

Paternalisme bertanggung jawab/kasih sayang Menjamin kehidupan baik-minimal manusia Memaksimalisasi hak-hak pasien secara keseluruhan Menerapkan Golden Rule Principle, yaitu melakukan hal yang baik seperti yang orang lain inginkan

Memberi suatu resep berkhasiat namun murah Mengembangkan profesi secara terus menerus Minimalisasi akibat buruk

Non Malficence Non-malficence adalah suatu prinsip yang mana seorang dokter tidak melakukan perbuatan yang memperburuk pasien dan memilih pengobatan yang paling kecil resikonya

bagi pasien yang dirawat atau diobati olehnya. Pernyataan kunoFist, do no harm, tetap berlaku dan harus diikuti. Non-malficence mempunyai ciri-ciri:

Menolong pasien emergensi Mengobati pasien yang luka Tidak membunuh pasien Tidak memandang pasien sebagai objek Tidak menghina/mencaci maki/memanfaatkan pasien Melindungi pasien dari serangan Manfaat pasien lebih banyak daripada kerugian dokter Tidak membahayakan pasien karena kelalaian Menghindari misrepresentasi Memberikan semangat hidup Tidak melakukan white collar crime

Autonomi Dalam kaidah ini, seorang dokter wajib menghormati martabat dan hak manusia. Setiap individu harus diperlakukan sebagai manusia yang mempunyai hak menentukan nasib sendiri. Dalam hal ini pasien diberi hak untuk berfikir secara logis dan membuat keputusan sendiri. Autonomi bermaksud menghendaki, menyetujui, membenarkan, membela, dan membiarkan pasien demi dirinya sendiri. Kaidah Autonomi mempunyai prinsip prinsip sebagai berikut:

Menghargai hak menentukan nasib sendiri Tidak mengintervensi pasien dalam membuat keputusan Berterus terang menghargai privasi

Menjaga rahasia pasien Menghargai rasionalitas pasien Melaksanakan Informed Consent Membiarkan pasien dewasa dan kompeten mengambil keputusan sendiri Tidak mengintervensi atau menghalangi autonomi pasien Mencegah pihak lain mengintervensi pasien dalam membuat keputusan, termasuk keluarga pasien sendiri

Sabar menunggu keputusan yang akan diambil pasien pada kasus non emergensi Tidak berbohong kepada pasien meskipun demi kebaikann pasien Mejaga hubungan atau kontrak

Justice Keadilan atau Justice adalah suatu prinsip dimana seorang dokter wajib memberikan perlakuan sama rata serta adiluntuk kebahagiaan dan kenyamanan pasien tersebut. Perbedaan tingkat ekonomi, pandangan politik, agama, kebangsaan, perbedaan kedudukan sosial, kebangsaan, dan kewarganegaraan tidak boleh mengubah sikap dan pelayanan dokter terhadap pasiennya. Justice mempunyai ciri-ciri :

Memberlakukan segala sesuatu secara universal Mengambil porsi terakhir dari proses membagi yang telah ia lakukan Memberikan kesempatan yang sama terhadap pribadi dalam posisi yang sama Menghargai hak sehat pasien Menghargai hak hukum pasien Menghargai hak orang lain Menjaga kelompok rentan

Tidak membedakan pelayanan terhadap pasien atas dasar SARA, status social, dan sebagainya

Tidak melakukan penyalahgunaan Memberikan kontribusi yang relatif sama dengan kebutuhan pasien Meminta partisipasi pasien sesuai dengan kemampuannya Kewajiban mendistribusikan keuntungan dan kerugian secara adil Mengembalikan hak kepada pemiliknya pada saat yang tepat dan kompeten Tidak memberi beban berat secara tidak merata tanpa alasan sah atau tepat Menghormati hak populasi yang sama sama rentan penyakit atau gangguan kesehatan Bijak dalam makroalokasi

Kaidah Beneficence dalam kasus Dokter Urap (Paragraf ke-3): 1. Untuk itu bapak harus menjalani terapi selama minimal 6 bulan dan obatnya tidak boleh terputus lanjut dokter Urap. Disini Dokter Urap sudah baik dengan menjelaskan kepada pasien tentang terapi yang akan dilakukan pasien sesuai dengan kaidah beneficence poin ke-8(Memaksimalisasi hak-hak pasien secara keseluruhan. Tetapi, Dokternya tidak menjelaskan kenapa obat yang diminum pasien tidak boleh terputus.

2. Saya akan memberikan obat satu bulan dan bapak harus rajin kontrol. Dokter Urap memberikan pasien obat dan menganjurkan harus rajin kontrol, jadi Dokter Urap sudah melakukan tindakan yang baik karena sesuai dengan kaidah beneficience pada poin kelima(Mengusahakan agar kebaikan atau manfaatnya lebih banyak dibandingkan dengan suatu keburukannya).

Kaidah Autonomy dalam kasus Dokter Urap (Paragraf ke-3) :

1. Bagaimana Pak? tanya Dokter Urap. Tapi Dok saya tidak punya uang untuk mematuhi anjuran Dokter jawab Pak becak. Dalam hal ini Dokter urap menannyakan kembali tentang kesanggupan pasien dalam membeli obatnya. Hal ini sesuai dengan kaidah Autonomy pada poin ke-7(Membiarkan pasien dewasa dan kompeten mengambil keputusan sendiri).

Kaidah Justice dalam kasus Dokter Urap (Paragraf ke-3): 1. Ooo begitu.....baiklah saya akan rujuk ke Puskesmas dekat tempat tinggal bapak, karena obat untuk penyakit bapak dapat diperoleh dengan gratis disana. Dari percakapan Dokter Urap diatas, dapat dilihat jika Dokter Urap menjalankan prinsip Justice yang ke sepuluh, yaitu memberikan kontribusi yang relatif sama dengan kebutuhan pasien.

DAFTAR PUSTAKA

Hanafiah, J., Amri amir. 2009. Etika Kedokteran dan Hukum\Kesehatan (4th ed). Jakarta: EGC. Hartono, Budiman., Salim Darminto. 2011. Modul Blok 1 Who Am I? Bioetika, Humaiora dan Profesoinalisme dalam Profesi Dokter. Jakarta: UKRIDA

Anda mungkin juga menyukai