Anda di halaman 1dari 8

BAHAN ANTI PLAK OBAT KUMUR Bahan antiplak berupa obat kumur yang dapat diperoleh di pasaran pada

saat ini dapat digolongkan atas beberapa golongan yaitu : 1. Bisguanida 2. Campuran fenol minyak essensial 3. Campuran amoniak kuartenary 4. Golongan lain Dari berbagai golongan golongan obat kumur tersebut baru dua jenis obat kumur yang telah mendapat rekomendasi dari American Dental Association yaitu campuran fenol minyak eukaliptol dan golongan klorheksidin dari golongan bisguanida. 1. Golongan Bisguanida Obat kumur antiplak yang termasuk dalam golongan bisguanida (bisguanides) yang dapt diperoleh dipasaran adalah obat kumur yang mengandung klorheksidin glukonat 0,2 % (minosep). Banyak penelitian yang menunjukkan efektivitas klorheksidin menghambat pembentukkan plak dan mencegah terjadinya gingivitis. Behubung karena adanya efek smping dari pemakaian chlorheksidin, belakangan ini di beberapa Negara telah dipasarkan obatkumur yang mengaandunh klorheksidin glukonat 0,12 % (misanya paridex dan periogard). Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengurangan konsentrasi tersebut mengurangi efektivitas obat kumurnya. Chlorhexidine Chlorhexidine merupakan derivat bisquanid dan yang umumnya digunakan dalam bentuk glukonatnya. Mempunyai antibakteri dengan spektrum luas, efektif terhadap Gram positif dan Gram negatif meskipun untuk jenis yang terakhir efektivitasnya sedikit lebih rendah. Chlorhexidine sangat efektif mengurangi radang gingiva dan akumulasi p1ak, pendapat ini sesuai pendapat bahwa larutan chlorhexidine sangat efektif digunakan untuk plak kontrol pada perawatan radang gingival (gingivitis). Efek anti plak chlorhexidine tidak hanya bakteriostatik tetapi juga mempunyai daya lekat yang lama pada permukaan gigi sehingga memungkinkan efek bakterisid. Dengan demikian akumulasi plak dapatdicegah, sehingga mengurangi terjadinya giggivitis. Berbagai percobaan klinis menggunakan obat kumur mengandung chlorhexidine telah banyak dilakukan dan ternyata chlorhexidine berpengaruh terhadap gingivitis dan periodontitis. Pengaruh ini pertama kali dilaporkan oleh Loe dan Schiottpada golongan Aarthus bahwa chlorhexidine dapat menghambat pertumbuhan plak dan mencegah terjadinya radang gingiva. Pembentukan plak dapat dicegah dengan kumur-kumur larutan chlorhexidine 0,2%,dan tidak tampak tanda-tanda radang gingiva setelah beberapa minggu walaupun tanpa membersihkan mulut secara mekanis. Dinyatakan pula bahwa perawatan radang gingival dapat dilakukan dengan menggunakan obat kumur chlorhexidine. Pernyataan ini menguatkan percobaan yang telah dilakukan di beberapa negara, bahwa chlorhexidine dapat menghainbat pertumbuhan plak dan mencegah terjadinya radang gingival (gingivitis). Percobaan terhadap sekelompok anggota militer menggunakan obat kumur chlorhexidine dua kali sehari untuk membantu melakukan kebersihan mulut selama 4 (empat) bulan, hasilnya menunjukkan penurunan pertumbuhan plak. Namun di regio yang terdapat poket dengan kedalaman 3 mm penurunan indeks keradangan kurang bermakna. Dapat disimpulkan bahwa pengaruh chlorhexidine terhadap plak subgingival berkurang dibandingkan dengan plak supra- gingival. Untuk meningkatkan pengaruh chlorhexidine terhadap radang jaringan periodonsium yang mengandung poket perlu dilakukan skeling. Cara pemberian, frekuensi pemakaian serta konsentrasi chlorhexidine ternyata mempunyai pengaruh. Aplikasi 0,2% larutan chlorhexidine dibandingkan dengan kumur-kumur memberikan hasil yang sama

efektif. Cara aplikasi ini tidak selalu dapat dilakukan di tiap individu, tergantung dari keadaan klinis penderita. Untuk hasil yang baik dari menyikat gigi 2 kali sehari menggunakan 1% chlorhexidine gel di daerah dengan pembentukan poket perlu dilakukan skeling. Aplikasi pasta chlorhexidine pada sekelompok anak-anak muda sekali sehari menghasilkan penurunan indeks baik plak maupun radang gingiva, tetapi kurang baik bila dibandingkan dengan pemberian 2 (dua) kali sehari. Pemakaian chlorhexidine pada anak-anak yang terbelakang (mentally retarded) juga memberikan hasil yang kurang memuaskan walaupun ada penurunan indeks plak dan radang gingiva. Penelitian lain menyatakan bahwa ada pertumbuhan plak pada pemakaian chlorhexidine dengan konsentrasi yang rendah, walaupun tidak menunjukkan tanda-tanda akan terjadi radang gingiva. Percobaan yang dilakukan terhadap mahasiswa Fakultas Kedokteran Gigi di Norwegia selama 2 tahun menunjukkan perbedaan yang kurang bermakna antara grup kontrol yang melakukan penyikatan gigi dengan baik dibandingkan kelompok percobaan yang mcnggunakan obat kumur chlorhexidine 0,2%. Hasil ini menunjukkan bahwa kontrol plak secara khemis pada penderita dengan kebersihan mulut yang baik, tidak mempengaruhi kondisi gingiva secara nyata. Mekanisme Kerja Chlorhexidine Seperti telah disebutkan di atas chlorhexidine mempunyai pengaruh yang luas terutama untuk bakteri Gram positif dan Gram negatif, bakteri ragi juga jamur. Pada pH fisiologis chlorhexidine mengikat bakteri di permukaan rongga mulut; tergantung konsentrasinya, dapat bersifat bakteriostatik atau bakterisid. Sifat bakteriostatik bila konsentrasi antara 432 ug/ m1; konsentrasi yang lebih tinggi akan menyebabkan efek bakterisid, karena terjadinya presipitasi protein sitoplasma. Efek bakterisid kurang penting dibandingkan dengan efek bakteriostatik. Hambatan pertumbuhan plak oleh chlorhexidine dihubungkan dengan sifat chlorhexidine untuk membentuk ikatan dengan komponenkomponen pada permukaan gigi. Ikatan tersebut terjadi 1530 detik setelah kumur dan lebih dari 1/3 bagian chlorhexidine diserap dan melekat, namun jumlah pe-lekatan sebanding dengan konsentrasinya. Penelitian menun- jukkan bahwa pelekatan akan terjadi sampai 24 jam, yang berarti sebanding dengan efek bakteriostatik terhadap bakteri. Dasar yang kuat untuk mencegah terbentuknya plak adalah terjadinya ikatan antara chlorhexidine dengan molekul-molekul permukaan gigi antara lain polisakarida, protein, glikoprotein dan saliva, pelikel, mukosa serta permukaan dari hidroxiapatit. Akibat terjadinya ikatanikatan tersebut maka pembentukan plak yang merupakan penyebab utama dan radang gingiva dihambat . Penelitian menunjukkan bahwa larutan 0,2% chlorhexidine sebagai obat kumur selama 1 minggu menurunkan indeks plak sebanyak 72% pada hari ke 3 dan 85% pada hari ke 7, dan terjadipenurunan indeks radang gingiva sebanyak 32% pada hari ke 3 dan 77% pada hari ke 7 Tabel penurunan indeks plak dan indeks radang gingiva dari beberapa antiseptik dibandingkan dengan plasebo/air Antiseptik (obat kumur) Lama Pemakaian Penurunan Indeks plak Penurunan Indeks (dalam %) ginggivitis( %) Listerin Povidone Iodine (Betadine(&) Hexetidine (Bactidol ) Hidrogen Peroksidase (H2O23%) Chlorhexidine 1 bulan 3 bulan 6 bulan 9 bulan 10 hari 3 hari 7 hari 14 hari 15,5 20,9 23,7 19,5* Kurang bermakna 25 52* 5,1 9 20,8 23,9* Kurang bermakna 24 37 58*

Gluconate 0,2% (Minosep)

14 hari 3 hari 7 hari

50* 72* 85*

22* 32 77*

Keterangan : * Bermakna Secara ringkas mekanisme penghmbatan olak oleh klorheksidin adalah sebagai berikut : a) Mengikat kelompok asam anionic dari glikoprotein saliva sehingga pembentukan pelikel akuid terhambat. Hal ini menghambat kolonisasi bakteri plak. b) Mengikat plasma polisakarida yang menyelubungi bakteri atau langsung berikatan dengan dinding sel bakteri. Ikatan dengan lapisan poliakarida yang menyelubungi bakteri akan menghambat adsorbsi bakteri ke permukaan gigi atau pelikel akuid. Sebaliknya ikatan klorheksidin lansung dengan sel bakteri menyebabkan perubahan strukter permukaannya yang pada akhirnya menyebabkan perubahan struktur permukaannya yang pada akhirnya menyebabkan pecahnya membrane sitoplasma bakteri c) Mengendapkan faktor-faktor aglutinasi asam dalam saliva dan menggantikan kalsium yang berperan merekatkan bakteri membentuk massa plak. Dengan mekanisme demikian, klorheksidin bukan saja bersifat bakteriostatis tetapi juga bersifat substantivitas. Dengan sifat substantivitas dimaksudkan kemampuan untuk menabsorbsi ke permukaan gigi atau mukosa, untuk kemudian dilepas dalam level terapeutik sehingga lebih efektif dalam mengontrol pertumbuhan plak bakteri. Meskipun klorheksidin dinilai efektif sebagai bahan antiplak, tetapi bahan ini mempunyai kelemahan berupa pembentukan stein pada permukaan gigi maupun mukosa serta gannguan pengecapan secara temporer. Oleh sebab itu, penggunaannya hanya diindikasikan untuk jangka pendek (sampai 2 minggu). 2. Campuran fenol- minyak esensial Obat kumur yang mengandung campuran fenol-minyak essensial (Listerine) mengandung bahan aktif berupa timol dan eukaliptol. Efektivitas campuran fenol minyak eukaliptol adalah lebih rendah dibandingkan dengan klorheksidine namun, bahan ini tidak menimbulkan stein disamping terasa lebih segar dan nyaman di mulut karena kandungan mentol dan metal salisilatnya. Mekanisme kerja timol adalah menghancurkan dan mengendapkan dinding sel bakteri. Sebaliknya minyak eukaliptol bekerja dengan jalan menghambat perlekatan bakteri ke permukaan gigi. Listerine Listerin dipasarkan dengan merek dagang Listerin, merupakan antiseptik yang efektif sebagai anti plak. Uji coba klinis antara 760 hari menunjukkan adanya hambatan pembentukan plak dan radang gingiva bila digunakan untuk membantu kontrol plak secara mekan. Hasil penelitian ini didukung oleh penelitian Lamser dkk. selama 6 bulan, yang menunjukkan bahwa listerin dapat mengurangi penimbunan plak dan menurunkan derajat keradangan gingiva. Gordon dkk.melakukan penelitian untuk membuktikan pengaruh listerin terhadap pembentukan plak dan gingivitis. Pada penelitian ini dilibatkan 144 mahasiswa kedokteran gigi dan staf Fakultas Kedokteran Gigi di Dickinson, umur antara 18-54 tahun. Orang percobaan kumur-kumur dengan larutan listerin 2 kali sehari sebanyak 20 ml tiap kali kumur selama 30detik. Selama 6 bulan penggunaan obat kumur diawasi oleh petugas kecuali hari libur dan 3 bulan terakhir. Evaluasi dilakukan pada bulan 1, 3,6,9. Hasilnya menunjukkan penurunan skor plak yang bermakna pada bulan 1, 3 dan 6 bila dibandingkan dengan kelompok kontrol (kumur dengan air) sebesar 12,1%,

18,3%, 18% pada bulan 1, 3 dan 6. Pada 3 bulan terakhir hanya 85 orang percobaan dievaluasi. Hasil evaluasi menunjukkan adanya penurunan indeks plak yang bermakna yaitu sebanyak 15,5%, 20,9%, 23,7% dan 19,5% pada bulan 1, 3, 6 dan 9. Terhadap radang gingiva, didapat penurunan indeks radang sebanyak 0,9%, 7,9%, 10,4% pada bulan 1, 3 dan 6. Bila dibandingkan dengan kelompok kontrol (kumur dengan air) maka penurunan indeks radang ini tidak bermakna. Pada bulan ke 9, 85 orang dan 144 orang percobaan dievaluasi perubahan indeks ginggivitisnya; hasilnya didapat penurunan indeks radang gingiva sebanyak 5,1%, 9,0%, 20,8% dan 23,9% pada bulan 1,3, 6, dan 9. Bila dibandingkan dengan kelompok kontrol (kumur dengan air) hasil ini menunjukkan perbedaan yang bermakna. Penelitian 1ain melibatkan 131 orang percobaan yang pada akhir percobaan tinggal 103 orang. Orang percobaan dibagi dalam 3 kelompok yaitu kelompok I kumur dengan listerin 4 kali sehari. kelompok II kumur dengan listerin 2 kali sehari dan kelompok III kumur dengan air/plasebo 2 kali sehari. Penelitian dilakukan selama 2 minggu dan menunjukkan hasil sebagai berikut: Pada kelompok kumur 4 kali sehari terjadi penurunan indeks plak sebanyak 48,2%, kelompok 2 kali kumur sebanyak 38,8%. Bila dibandingkan dengan kelompok kontrol didapatkan perbedaan yang bermakna. Hasil evaluasi radang gingiva mendapatkan penurunan indeks radang gingiva sebanyak 59,6% pada kelompok kumur 4 kali sehari dan 56,4% pada kelompok kumur 2 kali sehari. Bila dibandingkan dengan kelompok kontrol maka didapatkan perbedaan yang bermakna; namun bila kelompok kumur 4 kali sehari dibandingkan dengan kelompok kumur 2 kali sehari tidak didapatkan perbedaan yang bermakna. percobaan menunjukkan tidak adanya perbedaan bermakna dari indeks plak antara kedua kelompok, namun didapatkan penurunan jumlah bakteri dalam ludah sebanyak 39,2% bakteri aerob dan 31,3% bakteri anaerob. Penurunan terjadi 12 jam setelah kumur-kumur. Bila dibandingkan dengan chlorhexidine penu-runan jumlah bakteri jauh berkurang. Penelitian menyimpulkan bahwa povidon iodin tidak dianjurkan untuk membantu kebersihan mulut dan perawatan gingivitis karena tidak dapat menurunkan terjadinya penumpukan plak sehingga radang gusi akan terus berlansung. 3. Bahan Oksigenasi Salah satu bahan oksigenasi yang paling banyak digunakan adalah larutan oksigen peroksida (perhidrol/H2O2) 3%. Pada saat ini di Indonesia belum ada dipasarkan obat kumur dari bahan oksigenasi yang dipatenkan. Hidrogen peroksida (H,0 merupakan antiseptik karena dapat melepaskan oksigen sebagai zat aktif. Sebagai obat kumur biasanya dipakai konsentrasi 3%. Pemakaian hidrogen peroksida sebagai obat kumur dapat mencegah/menghambat pertumbuhan bakteri plak. Hambatan ini dimungkinkan karena oksigen yang dilepaskan oleh hidrogen peroksida akan mengoksidasi protein kuman sehingga enzim kuman sebagai penyebab gingivitis menjadi tidak aktif. Hampir 50% mikroorganisme anaerob terdapat pada ginggivitis dan sangat sensitif terhadap oksigen. Penggunaan larutan hidrogen peroksida 3% sebagai obat kumur 3 kali sehari selama 2 minggu dapat menurunkan pembentukan plak sebanyak 50% dan menurunkan indeks radang gingiva sebanyak 22%. Pemakaian hidrogen peroksida 1% selama 5 hari juga dapat mengurangi terjadinya radang gingiva dan menghambat pembentukan plak. Penggunaan larutan hidrogen peroksida 3% sebagai obat kumur selama 4 hari menunjukkan penurunan indeks plak sebanyak 34% dan mengurangi terjadinya radang gingiva. Dari pernyataan di atas dapat disimpulkan bahwa hidrogen peroksida sangat membantu kontrol plak secara mekanis 4. Bahan Antiplak Golongan Lain Dua contoh obat kumur golongan lain adalah : a. Obat kumur yang mengandung povidon iodine diodida (Betadine, isodine, septadine, dan sejenisnya) b. Obat kumur yang mengandung heksetidine (bactidol, hexadol, dan sejenisnya).

Povidon Iodine Povidone Iodine 1 % sebagai obat kumur yang dipasarkan dengan merek dagang Betadine (untuk selanjutnya kami sebut betadine) sebagai antiseptik mempunyai sifat antibakteri. Obat kumur ini dapat dipakai untuk mengurangi bakteremia setelah pencabutan gigi atau setelah perawatan bedah. Efek betadine terhadap bakteri rongga mulut sangat cepat dan pada konsentrasi yang tinggi dapat mematikan bakteri rongga mulut. Bila dibandingkan dengan chlorhexidine, betadine hanya sedikit mempunyai sifat anti p1ak. Addy dkk.mengadakan penelitian untuk membuktikan pengaruh povidone iodine (Betadin) terhadap pembentukan plak dan jumlah bakteri dalam ludah. Penelitian dilakukan terhadap 18 orang percobaan yang dibagi menjadi 2 kelompok yaitu kelompok yang kumur dengan betadin dan kelompok lain kumur dengan plasebo/air. Masing-masing orang percobaan kumur-kumur dengan betadine/plasebo 2 kali sehari sebanyak 10 ml tiap kali kumur selama 1 menit. Percobaan dilakukan selama 10 hari dengan kontrol pada hari 2,4,5,6,9. Hasil evaluasi sampai akhir percobaan menunjukkan tidak adanya perbedaan bermakna dari indeks plak antara kedua kelompok, namun didapatkan penurunan jumlah bakteri dalam ludah sebanyak 39,2% bakteri aerob dan 31,3% bakteri anaerob. Penurunan terjadi 12 jam setelah kumur-kumur. Bila dibandingkan dengan chlorhexidine penurunan jumlah bakteri jauh berkurang. Penelitian menyimpulkan bahwa povidon iodin tidak dianjurkan untuk membantu kebersihan mulut dan perawatan gingivitis karena tidak dapat menurunkan terjadinya penumpukan plak sehingga radang gusi akan terus berlangsung Hexetidine Hexetidine sebagai obat kumur dipasarkan dengan merek dagang Bactidol termasuk golongan antiseptik dan merupakan derivat piridin. Mempunyai sifat antibakteri, bermanfaat untuk bakteri Gram positif dan Gram negatif, dan dapat digunakan untuk mengurangi terjadinya keradangan. Hexetidine merupakan antibakteri dengan spektrum luas dengan konsentrasi rendah bermanfaat untuk mikroorganisme rongga mu1ut. Hexetidine dapat digunakan pada penderita dengan radang rongga mulut dan nasopharynx. Pernyataan ini dibuktikan pada percobaan dengan larutan 0,1 % hexetidine sebagai obat kumur pada orang-orang Anglo di Amerika yang menderita radang rongga mulut; ternyata radang dapat sembuh dengan baik. Hal ini berarti hexetidine akan bermanfaat untuk penderita dengan kelainan periodontal yang disebabkan oleh mikroorganisme. Penelitian 1ain membuktikan bahwa hexetidine dapat mengikat protein mukosa mulut sehingga dapat menguntungkan hexetidine sebagai antibakteri. Pendapat ini diperkuat oleh Bourgonet yang mengatakan bahwa hexetidine dapat memperpanjang efek antibakteri karena adanya ikatan dengan protein mukosa. Ikatan protein tersebut akan menghambat metabolisme mikroorganisme yang berada pada permukaan mukosa dan plak. Ikatan dengan mukosa dan plak ini terjadi selama 7 jam setelah kumur. Penelitian menggunakan larutan 0,1% hexetidine sebagai obat kumur pada orang-orang percobaan selama 14 hari dapat menurunkan radang gingiva sampai 34% pada hari ke 7 dan 38% pada hari ke 15, tergantung dari keparahan keradangan maka rata-rata akan sembuh selama 4 minggu. Hexetidine juga dapat menghambat pertumbuhan plak, tetapi kurang efektif bila dibandingkan dengan chlorhexidine. Penelitian dengan menggunakan larutan 0,1% hexetidine sebagai obat kumur yang dipakai 2 kali sehari sebanyak 10 ml tiap kali kumur selama 3060 detik, menyebabkan penurunan indeks plak sebanyak 25% pada hari ke 3 dan 52% pada hari ke 7.

2.1 Obat Kumur Obat kumur merupakan larutan atau cairan yang digunakan untuk membilas rongga mulut dengan sejumlah tujuan antara lain untuk menyingkirkan bakteri perusak, bekerja sebagai penciut, untuk menghilangkan bau 10 tak sedap, mempunyai efek terapi dan menghilangkan infeksi atau mencegah karies gigi.

Obat kumur dikemas dalam dua bentuk yakni dalam bentuk kumur dan spray. Untuk hampir semua individu obat kumur merupakan metode yang simpel dan dapat diterima untuk pengobatan secara topikal dalam rongga 10 mulut. 2.1.1 Komposisi yang terkandung dalam obat kumur Hampir semua obat kumur mengandung lebih dari satu bahan aktif dan hampir semua dipromosikan dengan beberapa keuntungan bagi pengguna. Masing-masing obat kumur merupakan kombinasi unik dari senyawasenyawa yang dirancang untuk mendukung higiena rongga mulut. Beberapa bahan-bahan aktif beserta 11 fungsinya secara umum dapat dijumpai dalam obat kumur, antara lain a) Bahan antibakteri dan antijamur, mengurangi jumlah mikroorganisme dalam rongga mulut, contoh: hexylresorcinol, chlorhexidine, thymol, benzethonium, cetylpyridinium chloride, boric acid, benzoic acid, hexetidine, hypochlorous acid b) Bahan oksigenasi, secara aktif menyerang bakteri anaerob dalam rongga mulut dan busanya membantu menyingkirkan jaringan yang tidak sehat, contoh: hidrogen peroksida, perborate c) Astringents (zat penciut), menyebabkan pembuluh darah lokal berkontraksi dengan demikian dapat mengurangi bengkak pada jaringan, contoh: alkohol, seng klorida, seng asetat, aluminium, dan asam-asam organik, seperti tannic, asetic, dan asam sitrat d) Anodynes, meredakan nyeri dan rasa sakit, contoh: turunan fenol, minyak eukaliptol, minyak watergreen e) Bufer, mengurangi keasaman dalam rongga mulut yang dihasilkan dari fermentasi sisa makanan, contoh: sodium perborate, sodium bicarbonate f) deodorizing agents (bahan penghilang bau), menetralisir bau yang dihasilkan dari proses penguraian sisa makanan, contoh: klorofil g) deterjen, mengurangi tegangan permukaan dengan demikian menyebabkan bahan-bahan yang terkandung menjadi lebih larut, dan juga dapat menghancurkan dinding sel bakteri yang menyebabkan bakteri lisis. Di samping itu aksi busa dari deterjen membantu mencuci mikroorganisme ke luar rongga mulut, contoh: sodium laurel sulfate Beberapa bahan inaktif juga terkandung dalam obat kumur, antara lain: a. Air, penyusun persentasi terbesar dari volume larutan b. Pemanis, seperti gliserol, sorbitol, karamel dan sakarin c. Bahan pewarna d. Flavorings agents (bahan pemberi rasa).

Kandungan obat kumur lainnya antara lain : Antimikroba sebagai contoh : cetylpyridinium chloride, chlorhexidine, sanguinarine, phenolic compounds). Obat kumur dengan jenis ini membantu untuk mengurangi jumlah bakteri yang berada didalam rongga mulut. Deodorizing dan oxidizing agents sebagai conotoh : sodium bicarbonate dan chlorine dioxide, kandungan bahan jenis ini membantu menutupi dan menetralkan bau mulut. Oxygenating agents (sebagai contoh : hydrogen peroxide). Membantu untuk membunuh kuman anaerob yang tidak senang dengan oksigen , bahan ini memberikan oksigenasi pada tempat yang terdapat kuman antioksigen tersebut. Fluoride. Memperkuat dan mencegah kerusakan gigi. Astringents (sebagai contoh : citric acid, zinc chloride). Bahan ini memberikan rasa yang enak dan mengerutkan jaringan rongga mulut.

Bahan penghilang nyeri( anodynes). Obat kumur ini memberikan penghilang nyeri bila diaplikasikan pada mulut. Buffering agents. Bahan ini menghilangkan nyeri pada jaringan lunak rongga mulut dan memecah lapisan yang terbentuk pada rongga mulut. Antitartar (e.g., zinc citrate) agents. Menghilangkan tartar yang terbentuk didalam rongga mulut.Bahan yang bersifat tidak aktif berfungsi untuk melarutkan bahan aktif yang tersebut diatas dan mempertahankan kandungan bahan aktifnya, sebagai contoh alkohol, sebagaian besar obat kumur mengandung alkohol ini sebagai bahan yang tidak aktif. efek samping obat kumur antara lain sebagai berikut : Memberikan pewarnaan yang tidak baik pada gigi maupun pada gigi tiruan atau restorasi geligi lainnya. Gangguan indera perasa. Terbentuknya tartar didalam gigi Iritasi pada mulut dan lidah erosi mukosa Retensi sodium Kelenjar membesar pada kedua sisi wajah atau leher Rasa ngilu pada akar gigi ulkus atau luka pada mulut.

Bagaimana cara yang baik memakai obat kumur? Beberapa obat kumur sebaiknya digunakan setelah menyikat gigi. Oleh karena bila dipergunakan sebelum menyikat gigi, sikat gigi akan menghilangkan bahan yang terkandung didalam obat kumur. Kumur kumurlah selama lebih kurang 30 detik, kemudian muntahkan, jangan ditelan !!!! Biasanya dokter gigi menganjurkan penggunaan obat kumur yang mengandung fluoride sesering mungkin, tetapi sebaliknya obat kumur yangmengandung bahan aktif seperti antiseptik sebaiknya tidak dipergunakan terlalu sering bila tidak terdapat kelainan yang serius yang terdapat didalam rongga mulut.

Indikasi klinis chlorhexidine Klorheksidin memiliki spektrum yang luas dari aktivitas meliputi bakteri gram gram positif dan gram negative, bakteri virus termasuk HBV dan HIV, ragi jamur, dermatofit. Aktivitas antimikroba dari jenis membran yang aktif digunakan untuk menggambarkan bahwa dapat merusak membran sitoplasma. Ada beberapa indikasi untuk penggunaan chlorhexidine di bidang kedokteran gigi. Ini lebih efektif sebagai pencegahan dari pada terapi agen. Ini lebih baik di gunakan dalam jangka pendek, untuk jangka menengah ketika membersihkan gigi secara mekanik tidak memungkinkan, sulit atau tidak cukup. Untuk aplikasi jangka pendek,Klorheksidin digunakan sebagai: Sebagai tambahan untuk menghilangkan plak secara mekanik oleh sikat gigi danprofilaksis untuk pemeliharaan kebersihan mulut yang tepat Perawatan pasca bedah mulut termasuk operasi periodontal atau root planing Sebagai profilaksis bilasan terhadap pencegahan pasca bedah - ekstraksi bakteremia serta mengurangi bakteri dengan semprot aerosol Ulserasi berulang Terapi stomatitis gigitiruan dry soket.

Sebagai terapi untuk infeksi akut dan gingivitis ulseratif necrotising Untuk jangka pendek atau menengah: Khlorhexidin dapat mengurangi bakteri di dalam mulut dan mencegah infeksi oral tanpa efek samping dengan pemakaian jangka panjang. Untuk kebersihan mulut dan kesehatan gingiva memberikan manfaat secara fisik maupun mental Secara medis di khusukanuntuk infeksi oral. Pasien yang memiliki resiko tinggi karies. Pemakai alat removable dan fixed ortodonsi Pasien dengan prostetik rekonstruksi pada gigi penyangga sehingga mengurangi dukungan periodontal Pasien yang menggunakan implan Jangka panjang aplikasi: Penggunaanjangka panjang dapat memeberikan kentungan: Pasien yang mengalami penurunan resistensi terhadap infeksi bakteri karena masalah medis yang serius atau selama terapy medis pasien yang menderita agranulositosis, leukemia, hemofilia, trombositopenia, penyakit ginjal, alergi, transplantasi sumsum tulang, AIDS. Pasien yang sedang mengalami pengobatan, radiasi terapi, obat imunosupresif. Pasien dengan intermaxillary fixation. Pasien yang secara mental terganggu. Pasien dengan cacat fisik, gangguan fungsi motorik, gangguan koordinasi otot pasien usia lanjut Efek Samping Sampai saat ini klorheksidin adalah anti plak yang paling ampuh. Efektivitasnya dapat dikaitkan dengan sifat bakteriostatik dan bakterisidal dan substantivitasnya dalam rongga mulut. Sifat antimikroba dari Khlorhexidin terkait dengan bi-kationik molekul, dan hal ini merupakan efek samping, yang memberi pewarnaan pada gigi. Penggunaan yang berulang dapat memberikan efek kumulatif. Meskipun klorhexidin dapat mengatasi antimikroba dan antiplaque, secara luas penggunaan jangka panjang memiliki efek samping secara lokal. Efek samping khlorhexidin secara lokal pada saat digunakan sebagai obat kumur adalah memberikan pewarnaan ekstrinsik pada gigi. Noda kuning atau coklat gelap sering terlihat pada gigi dan gigi palsu setelah beberapa hari pemakaian. Pewarnaan dapat menunjukkan variasi yang lebih besar dan cenderung menjadi lebih parah dengan pemakaian dengan konsentrasi tinggi. Obat kumur merupakan cairan yang dapat membantu memberikan kesegaran mulut dan nafas serta menghilangkan dan membersihkan mulut dari organisme penyebab yang dianggap sebagai pencetus kelainan atau penyakit di dalam mulut. Dengan demikian terjadi peningkatan kesadaran masyarakat akan pentingnya kesehatan gigi dan mulut serta mengakibatkan pemakaian obat kumur cenderung ikut meningkat. Obat kumur bermanfaat untuk menghilangkan bau mulut (halitosis), menghambat dan mengurangi pembentukan plak bakteri, mencegah gingivitis, sebagai bahan profilaksis sesudah tindakan bedah, dan lain-lain. Pemakaian obat kumur dapat memberikan efek samping berupa diskolorasi pada gigi dan lidah, deskuamasi mukosa mulut, mukositis, erythema multiforme, hingga meningkatnya resiko kanker mulut. Untuk menghindari efek samping akibat pemakaian obat kumur, maka konsumen harus mematubi aturan pakai yang tercantum dalam setiap kemasan obat kumur. H. Mansyur Tanjung, drg; Hj. Minasari Nasution, drg http://www.scribd.com/doc/74884189/obat-kumur

Anda mungkin juga menyukai