Anda di halaman 1dari 15

Filsafat Dalam Proses Manajemen

1. A.

Struktur Filsafat

1. I.

Secara Umum

Filsafat merupakan dasar atau ibu dari segala ilmu pengetahuan. Kita dapat menemukannya dari dua artian yang ada yang pertama menurut kamus besar bahasa Indonesia, sedangkan berikutnya berdasarkan pengertiannya secara etimologi. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia Filsafat adalah :

1. Pengetahuan dan penyelidikan dengan akal budi mengenai hakikat segala yang ada,sebab, asal, dan hukumnya 2. Teori yang mendasari alam pikiran atau suatu kegiatan 3. 3. Ilmu yang berintikan logika, estetika, metafisika, dan epistemologi 4. Falsafah

Kita dapat mengambil beberapa pengertian dari filsafat itu sendiri. Menurut pendapat secara pribadi saya mendukung pengertian poin yang ke 3 di dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, dimana filsafat sebagai Ilmu yang berintikan logika, estetika, metafisika, dan epistemologi. Ini berarti bahwa ada beberapa unsur yang terkandung didalam filsafat itu yang dengan sendirinya menjadi bagian atau nukleus (inti sel) dari filsafat itu yang tak dapat dipisahkan dari filsafat itu sendiri. Menurut penelahaan secara lanjut di Kamus Besar Bahasa Indonesia, saya menemukan maknamakna dari unsur yang terkandung didalam filsafat itu. Unsur-Unsur Filsafat (Artiannya Dari Kamus Besar Bahasa Indonesia)

1. Logika : Jalan pikiran yang masuk akal. Pengetahuan tentang kaidah berpikir 2. Estetika : Cabang filsafat yang menelaah dan membahas tentang seni dan keindahan serta tanggapan mansia terhadapnya. Kepekaan terhadap seni dan keindahan 3. Metafisika : Ilmu pengetahuan yang berhubungan dengan hal-hal nonfisik atau tidak kelihatan 4. Epistemologi : Cabang ilmu filsafat tentang dasar-dasar dan batas-batas pengetahuan

Jadi kemudian dari pengertian yang berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia, saya dapat menyimpulkan bahwa sebuah filsafat memiliki unsur-unsur yang membangunnya menjadi satu dasar yang kuat akan segala sesuatu. Semuanya disebabkan karena unsur-unsur penting yang dikandungnya sebagai nukleus, yaitu; logika, estetika, metafisika, dan epistemoligi. Hal ini dapat diartikan bahwa filsafat hakekatnya didasarkan atas logika atau jalan pikiran yang masuk akal, kemudian estetika atau kepekaan seni dan keindahan, metafisika atau ilmu pengetahuan yang berhubungan dengan hal yang tidak kelihatan, serta epistemologi atau dasar-dasar dan batasbatas pengetahuan yang menjadi suatu rambu-rambu yang membatasi ruang lingkup ilmu pengetahuan itu secara khusus. Kemudian filsafat secara etimologi berasal dari bahasa Yunani yang terdiri atas philein dan sophia. Philien artinya cinta dan sophia berarti kebijakan. Filsafat berarti cinta kebijakan . Cinta hasrat, kemauan, atau keinginan yang besar atau yang berkobar atau yang sungguh-sungguh. Kebijakan artinya kebenaran sejati atau kebenaran yang sesungguhnya. Filsafat berarti hasrat, kemauan, atau keinginan yang sungguh-sungguh akan kebenaran sejati. Jadi pengertian filsafat secara umum merupakan lmu pengetahuan yang mengkaji hakikat segala sesuatu untuk memperoleh kebenaran. Ilmu pengetahuan tentang hakikat menanyakan apa hakikat/sari/inti/esensi segala seuatu. Dengan cara itu jawaban yang akan diberikan berupa kebenaan yang hakiki, yaitu sesuati dengan arti filsafat menurut kata-katanya. Moekijat mengemukakan bahwa filsafat adalah suatu sistem pemikiran yang menjelaskan gajala tertentu dan memberikan serangkaian prinsip untuk memecahkan permasalah yang berhubungan dengan pencapaian suatu tujuan tertentu (Moekijat,1980 : 318). Singkatnya suatu filsafat adalah suatu cara hidup.

Filsafat memiliki: 1. Tujuan tertentu 2. Beberapa nilai yang berhubungan dengan pencapaian tujuan, dan 3. Keyakinan pada pihak para penganuh bahwa nilai dan tujuan akhir bernilai untuk dikejar

Pada akhirnya kita dapat simpulkan bahwa filsafat adalah suatu cara hidup

1. II.

Di Dalam Manajemen

Filsafat adalah petunjuk utama yang menggarisbawahi semua tindakan dari seorang manejer Filsafat manajemen adalah bagian yang terpentinig dari pengetahuan dan kepercayaan yang memberikan dasar yang luas untuk menetapkan pemecahan permasalah manajerial. Filsafat manajemen memberikan dasar bagi pekerjaan seorang manajer. Seorang manajer memerlukan kepercayaan dan nilai yang pokok untuk memberi petunjuk sesuai dan dapat dipercaya guna menyelesaikan pekerjaan. Filsafat manajemen juga memberikan desain sehingga seorang manajer dapat mulai berpikir. Filsafat manajemen amat berguna karena dapat digunakkan untuk memperoleh bantuan dan pengikut. Filsafat manajemen memberikan pemikiran dan tindakan yang menguntungkan dalam majamen dan membantu kepada sifatnya yang dinamis dan memberi tantangan. Dalam filsafat manajemen, terkandung dasar pandangan hidup yang mencerminkan keberadaan, identitas, dan implikasinya guna mewujudkan efisiensi dan efektivitas dalam pekerjaan manajemen. Untuk merealisasikan tujuan diperlukan beberapa faktor penunjang sehingga merupakan kombinasi yang terpadu, baik menyangkut individu maupun kepentingan umum. Hal ini dimaksudkan adanya keseimbangan di diantara faktor-faktor yang diperlukan dalam mencapai suatu kekuatan untuk mengejar hasil yang maksimum.

Menurut Davis dan Filley dalam Ukas (1978) terdapat faktor-faktor dasar dalam filsafat manajemen yang diperlukan dan memiliki hubungan saling ketergantungan satu sama lain dalam mencapai tujuan. Faktor-faktor dasar tersebut meliputi hal-hal berikut. 1. Kepentingan umum Hal ini dimaksudkan bahwa dalam penyelenggaraan suatu organisasi harus terlihat adanya cerminan deskripsi berbagai kepentingan, baik kepentingan pemilik, manajer, para bawahan, maupun kepentingan masyarakat lingkungannya. 1. Tujuan usaha Tujuan usaha adalah perwujudan aktivitas yang spesifik dari organisasi, baik organasi yang bertujuan mencari laba maupun organisasi yang tidak bertujuan mencari laba. Tujuan usaha pada umumnya dapat dikategorikan dalam tiga bentuk, yaitu tujuan utama, tujuan kedua, dan tujuan tambahan.

1. Pimpinan pelaksana Pimpinan pelaksana adalah individu yang diberikan kepercayaan untuk memimpin suatu usaha dengan meenggunakkan otoritas yang telah diberikan kepadanya. 1. Kebijakan Kebijakan adalah pernyataan atau ketentuan umum yang menuntut atau menyalurkan pemikiran menjadi pengambil keputusan oleh bawahan, serta memberikan arah ke mana organisasi tersebut akan dikemudikan. 1. Fungsi Fungsi adalah aktivitas yang berhubungan dengan tujuan yang akan dicapai setiap organisasi sebagaimana halnya individu pasti memiliki tujuan yang ingin dicapai 1. Faktor dasar Faktor dasar meliputi faktor-faktor produksi asli atau turunan, baik berupa alam, tenaga, modal, serta pendukungnya yang merupakan elemen yang harus ada dalam penyelenggaraan organisasi. 1. Struktur organisasi Struktur organisasi adalah saluran yang menunjukkan hubungan kerja antara menajer dan bawahan dalam melaksanakan pekerjaan yang disertai dengan otoritas dan tanggung jawab serta kesanggupan untuk tanggung gugat/mempertanggungjawabkan (accountability). 1. Prosedur Prosedur adalah tahapan tindakan yang harus ditempuh untuk menyelesaikan suatu pekeraan tertentu 1. Moral kerja Moral kerja adalah kondisi mental dari individu atau kelompok yang memnentukan sikap bawahan dalam menerima pekerjaan dalam mengoperasikannya dengan sebaik-baiknya sesuai dengan tujuan akhir. Untuk memperoleh efektivitas dari deskripsi filsafat maupun manajemen yang dapat memberikan petunjuk pemikiran bagi suatu aktivitas organisasi dalam mencapai tujuan tertentunya, faktor-faktor diatas dapat digunakan sebagai daftar pengecek terhadap analisis aktivitas yang menjadi norma tindakan dan aktivitas manajemen.

Kesembilan faktor diatas sangat berperan penting dalam mendorong pengrealisasian tujuan. Sembilan faktor diatas merupakan kombinasi yang terpadu, baik menyangkut individu maupun kepentingan umum. Dengan adanya keseimbangan di diantara faktor-faktor yang diperlukan kita

dapat memperoleh suatu kekuatan untuk mengejar hasil yang maksimum. Pada akhirnya kita harus mengingat bahwa Filsafat Manajemen memberikan dasar bagi pekerjaan seorang manajer.

1. III.

Struktur Filsafat Manajemen

Filsafat Manajemen terdiri dari 1. Sikap 2. Keyakinan 3. Konsepsi-konsepsi seorang individu atau kelompok tentang menejemen.

Filsafat Manajemen sendiri terdiri dari sikap, keyakinan, dan konsepsi atau kelompok tentang manajemen.

1. B.

Struktur Dasar Pemikiran

1. I.

Munculnya Manajemen

Lahirnya konsep manajemen ditengah gejolak masyarakat sebagai konsekuensi akibat tidak seimbangnya pengembangan teknis dengan kemampuan sosial. Meskipun pada kenyataannya, perkembangan ilmu manajemen sangat terlambat jauh dibandingkan peradaban manusia di muka bumi ini yang dimulai sejak keberadaan Adam dan Hawa. Barulah lebih kuran pada abad ke-20 kebangkitan para teoretiss maupun para praktisi sudah mulai tampak. Tahun lahirnnya teori manajemen modern adalah 1911. Pada tahun ini seorang pionir manajemen bernama Fredick winslow taylor menerbitkan sebuah buku dengan judul principles of scientific management, buku ini menggambarkan teori manajemen ilmiah, penggunaan metode ilmiah untuk merumuskan satu-satunya cara terbaik untuk menyelesaikan pekerjaan.

Berikut ini adalah diagram mengenai Latar Sejarah Manajemen

Penjelasan mengenai poin- poin yang melatar belakangi sejarah Manajemen :

1. a.

Contoh awal manajemen

Manajemen telah ada dari ribuan tahun lalu. Pada saat itu manajemen adalah usaha-usaha terorganisasi yang diarahkan oleh orang-orang yang bertanggung jawab atas perencanaan, pengorganisasian, kepemimpinan, dan pengendalian untuk mencapai suatu hasil akhir. Piramida dan tembok cina merupakan bukti kongkrit akan manajemen itu, yang dalam bentuk nyata. Proyek-proyek yang ukurannya luar biasa besar yang menggunakkan puluhan ribu manusia, telah dilaksanakan jauh sebelum jaman modern (Proses manajemen yang dilakukan oleh seorang manajer yang memasitkan pembagian tugas dengan efektif) Praktek manajemen lainnya selama tahun 1400-an di kota Venesia, Italia, pusat perekonomian dan perdagangan yang penting(Kegiatan yang dilakukan lazim seperti yang dilakukan oleh organisasi saat ini). Contoh-contoh dari masa lalu itu memperlihatkan bahwa organisasi telah ada selama ribuan tahun. Akan tetapi, dua peristiwa sebelum abad ke-20 memainkan peran yang sangat penting dalam memajukan kajian manajemen

1. b.

Adam smith

Pada tahun 1776, Adam smith menerbitkan sebuah doktrin ekonomi kasik, the Wealth of Nations, dimana ia mengemukakan keunggulan ekonomis yang akan diperoleh organisasi san masryarakat dari pembagian kerja (division of labor), perincian pekerjaan kedalam tugas-tugas spesifik yang berulang. Contoh yang dia ungkapkan dalam bukunya adalah pembagian kerja di pabrik peniti yang pada akhirnya meningkatkan produktivitas dengan ketrampilan dan kecekatan tiap-tiap pekerja,dan menghemat waktu yang lazimnya hilang dalam pergantian tugas-tugas, dan dengan menciptakan sejumlah mesin dan penemuan yang menghemat tenaga kerja. Poin penting yang ditekankan oleh Adam smith melalui bukunya adalah spesialiasi pekerjaan.

1. c.

Revolusi Industri

Revolusi Industri adalah dimulainya era tenaga mesin, produksi massal, dan transportasi yang efesien. Revolusi industri diawali pada abad ke-18 di Inggris itu melintasi Atlantik menuju Amerika pada akhir Perang Saudara. Tenaga manusia digantikan dengan mesin hal ini mengakibatkan dibutuhkannya kemampuan manajerial yang dapat mendapat kebutuhan sektor produksi pabrik-pabrik dan pemanfaatan sumber daya dengan baik. Teori tentang manajeman belum ada sampai awal tahun 1900-an dimana langkah besar untuk menysun teori semacam itu diambil.

Melalui sejarah yang ada kita dapat menyimpulkan bahwa manajemen tumbuh berdasarkan perkembangan masyarakat itu sendiri dengan kata lain manajemen bersifat progresife atau selalu berubah atau menyesuaikan bahkan berkembang sesuai dengan perkembangan lingkungan disekitarnya.

1. II.

Perlunya Filsafat Manajemen

Mengapa flisafat manajemen sangat diperlukan di hari-hari ini. Itu semua karena sebuah filsafat manajemen dapat dianggap sebagai suatu cara pemikiran manajemen.

Filsafat Manajemen terdiri dari 1. Sikap 2. Keyakinan 3. Konsepsi-konsepsi seorang individu atau kelompok tentang menejemen.

Mengapa kita membutuhkan filsafat manajemen..????

1. Seoranng pun tak dapat melakukan manajemen tanpa suatu filsafat manajemen baik terimplikasi maupun yang bersifat implisit. 2. Apabila kita mengabaikan filsafat manajemen, maka berarti bahwa kita menyangkal pendapat bahwa watak, emosi serta nilai-nilai mempengaruhi ide-ide seorang manajer dan bahasa proses mental dan psikologis seorang mempengaruhi kelakuan menejerial.

Jadi kita dapat simpulkan bahwa filsafat manajemen dibutuhkan dari hari kehari dan kan selalu berkembang sesuai dengan perkembangan zaman dan lebih dari itu filsafat sangat dibutuhkan oleh seorang manajer sebagai sikap, keyakinan serta konsepsi yang akan mempengaruhi kelakuan manejerial dirinya sendiri.

1. C.

Ilmu Manajemen Dasar Dan Teori

Dalam perkembangannya teori manajemen mengalami banyak perubahan akibat banyak faktor. Salah satu faktor penyebabnya adalah oleh karena berbagai pakar manajemen yang memunculkan berbagai teori-teori mengenai manajemen itu sendiri.

Dibawah ini merupakan Mazhab atau aliran teori manajemen yang tergolong didalam 6 kelompok menurut seorang guru besar bernama Harold Koontz.

1. 1.

Aliran Proses Manajemen

Aliran ini menganggap manajemen sebagai suatu proses yang membuat orang yang mengerjakan hal dengan cara kerja yang tersusun dan teratur. Aliran ini menganaliasa proses itu, memnentukan rangka kerjanya sebagai suatu konsep dan mengidentifikasi prinsip-prinsip dalam proses itu.

Aliran ini dipelopori oleh Fayol. Penelaahan teori manajemennya didasarkan pada beberapa keyakinan pokok seperti:

1. Manajemen adalah suatu proses yang secara intelektual dapat dibagi-bagi dengan jalan menganalisa fungsi-fungsi manajer 2. Pengalaman yang lama dalam berbagai bidang usaha dan keadaannya dapat mendistilasi beberapa dalil fundamentil atau prinsip-prinsip yang dapat menjelaskan manajemen dan dapat memberi pengertian dan perbaikan dalam memimpin usaha. 3. Keyakinan-keyakinan di atas ini dapat menjadi titik pusat untuk suatu research yang dapat menentukan kebenarannya dan memperbaiki prakteknya. 4. Keyakinan-keyakinan itu dapat menjadi unsur untuk suatu teori manajemen. 5. Memimpin adalah suatu seni, tapi seperti dalam ilmukedokteran dan ilmu teknin, ia dapat diperbaiki juka dasarnya adalah prinsip-prinsip yang sehat. 6. Prinsip-prinsip dalam manajemen seperti juga dalam ilmu fisika dan ilmu hayat, adalah benar meskipun dalam suatu situasi, tertentu ada kekecualian 7. Walaupun sudah tentu ada banyak faktor yang mempengaruhi lingkungan manajer, namun teori manajemen tidak perlu meliputi semua pengetahuan untuk dapat dijadikan dasar ilmiah atau Teoritis bagi praktek manajemen.

Jadi pencapaian pokok dari aliran ini adalah melihat pada fungsi-fungsi manajer seperti planning, organizing, staffing, directing, adn controlling, dan menarik dari padanya prinsipprinsip fundamentil tertentu, yang dapat mengartikan praktek manajemen yang begitu rumit.

1. 2.

Aliran Empiris

Aliran ini melihat manajemen sebagai ilmu pengalaman yang dilihat sebagai alat untuk diteruskan pada kaum pratiktisi. Misalnya aliran ini melihat manajemen sebagai studi dan analisa dari pada masalah-masalah khas (contoh : Ernest Dale dalam bukunya The Great Organizers). Aliran empiris ini bertolak pada premisse, bahwa di dalam menganalisa pengalamanpengalamandari kaum manajer atau kesalahan-kesalahan yang dibuatnya kita dapat belajar bagaimana menggunakan teknik manajer yang paling efektif

1. 3.

Aliran tingkah laku manusia (Human Behavior School)

Berdasar pada dalil bahwa karena manajing berarti getting things done with and through people, maka pelajaran manajemen harus berpusat pada hubungan antar orang. Aliran ini kadang-kadang disebut penelaahan human relations, hubungan antar manusia, leadership approach, penelaahan kepemimpinan atau behavior science, approach ilmu tingkah laku. Ia mengembangkan teori-teori yang baru dan yang ada, metode dan teknik ilmu pengetahuan sosial

dalam mempelajari peristiwa-peristiwa antara perorangan dan di dalam perorangan sampai kepada hubungan atara kebudayaan. Maka yang menjadi perhatian penting dari teori ini adalah bagian psikologi, ilmu jiwa perseorangan maupun ilmu jiwa sosial.

1. 4.

Aliran Sistem Sosial

Aliran ini erat berhubungan dengan aliran Human Behavior. Ia melihat manajemen sebagai suatu sistem sosial, yakni sebagai sistem inter-relasi kulturil. Kadang-kadang ia terbatas kepada organisasi-organisasi formil, (contoh: L.C. March H.A Simon dalam karya mereka Organization) dan organisasi adalah sinonim dengan perusahaan. Dalam hal lain-lain sistem ini lebih luas daripada organisasi formil saja dan meliputi setiap macam sistem dimana ada hubungan antar manusia. Sifat aliran ini adalah sosiologis karena menganalisa dan mengidentigikasi hubungan kulturil dari berbagai golongan dan kelompok sosial dan mencoba melihatnya sebagai suatu sistem yang berintegrasi.

1. 5.

Aliran Teori Keputusan (Decision Theory School)

Makin banyak sarjana dewasa ini menggunakkan teori ini. Pusat perhatian dari aliran teori keputusan adalah pengambilan keputusan, yakni memilih suatu jalan tindakan atau suatu gagasan dari berbagai alternatif yang mungkin (Ducan Luce/Raiffa : Games and Decission; Miller and Starr: Executive Decission and Operations Research) Pengikut aliran ini mempelajarinya sehingga perspektif mereka tentang operasi perusahaan serta lingkungannya dari lobang kunci pintu yang kecil, dengan akibat, bahwa mereka condong untuk memberi pandangan yang terlalu luar dari pada perisahaan sebagai suatu sistem sosial, pada hal mereka sebenarnya hanya memusatkan perhatian kepada keputusan tok.

1. 6.

Aliran Matematis

Dengan aliran ini saya makdudkan ahli-ahli teori yang melihat manajemen sebagai suatu sistem matematika, lengkap dengna model dan prosesnya. Sebagai contoh antara lain orang-orang yang menganalisa operations research Aliran matematis percaya bahwa manajemen dan organisasi, perencanaan dan pengambilan keputusan adalah suatu proses yang logis yang dapat dinyatakan dengan istilah dan simbol matematika. (Miller and Starr, op cit., J. MacCloskey and N. Trefethen: Operations Research for Management, dan lain-lain).

Jadi ada berbagai macam aliran mengenai teori manajemen. Masing-masing memiliki perhatian atau fokus-fokus berbeda serta alat-alat atau metode yang berbeda, tetapi pada hakekatnya semua aliran itu memiliki tujuan yang sama, yaitu untuk menyelesaikan permasalahan atau mencapai suatu konsensus (kesepakatan bersama) yang terkandung didalam tujuan bersama.

1. D.

Filsafat Dalam Proses Manajemen

Filsafat adalah petunjuk utama yang menggarisbawahi semua tindakan dari seorang manejer Filsafat manajemen adalah bagian yang terpenting dari pengetahuan dan kepercayaan yang memberikan dasar yang luas untuk menetapkan pemecahan permasalah manajerial. Filsafat manajemen memberikan dasar bagi pekerjaan seorang manajer. Seorang manajer memerlukan kepercayaan dan nilai yang pokok untuk memberi petunjuk sesuai dan dapat dipercaya guna menyelesaikan pekerjaan. Filsafat manajemen juga memberikan desain sehingga seorang manajer dapat mulai berpikir. Filsafat manajemen amat berguna karena dapat digunakkan untuk memperoleh bantuan dan pengikut. Filsafat manajemen memberikan pemikiran dan tindakan yang menguntungkan dalam majamen dan membantu kepada sifatnya yang dinamis dan memberi tantangan. Dalam filsafat manajemen, terkandung dasar pandangan hidup yang mencerminkan keberadaan, identitas, dan implikasinya guna mewujudkan efisiensi dan efektivitas dalam pekerjaan manajemen. Untuk merealisasikan tujuan diperlukan beberapa faktor penunjang sehingga merupakan kombinasi yang terpadu, baik menyangkut individu maupun kepentingan umum. Hal

ini dimaksudkan adanya keseimbangan di diantara faktor-faktor yang diperlukan dalam mencapai suatu kekuatan untuk mengejar hasil yang maksimum.

Menurut Davis dan Filley dalam Ukas (1978) terdapat faktor-faktor dasar dalam filsafat manajemen yang diperlukan dan memiliki hubungan saling ketergantungan satu sama lain dalam mencapai tujuan. Faktor-faktor dasar tersebut meliputi hal-hal berikut. 1. Kepentingan umum Hal ini dimaksudkan bahwa dalam penyelenggaraan suatu organisasi harus terlihat adanya cerminan deskripsi berbagai kepentingan, baik kepentingan pemilik, manajer, para bawahan, maupun kepentingan masyarakat lingkungannya. 1. Tujuan usaha Tujuan usaha adalah perwujudan aktivitas yang spesifik dari organisasi, baik organasi yang bertujuan mencari laba maupun organisasi yang tidak bertujuan mencari laba. Tujuan usaha pada umumnya dapat dikategorikan dalam tiga bentuk, yaitu tujuan utama, tujuan kedua, dan tujuan tambahan. 1. Pimpinan pelaksana Pimpinan pelaksana adalah individu yang diberikan kepercayaan untuk memimpin suatu usaha dengan menggunakkan otoritas yang telah diberikan kepadanya. 1. Kebijakan Kebijakan adalah pernyataan atau ketentuan umum yang menuntut atau menyalurkan pemikitan menjadi pengambil keputusan oleh bawahan, serta memberikan arah ke mana organisasi tersebut akan dikemudikan. 1. Fungsi Fungsi adalah aktivitas yang berhubungan dengan tujuan yang akan dicapai setiap organisasi sebagaimana halnya individu pasti memiliki tujuan yang ingin dicapai 1. Faktor dasar Faktor dasar meliputi faktor-faktor produksi asli atau turunan, baik berupa alam, tenaga, modal, serta pendukungnya yang merupakan elemen yang harus ada dalam penyelenggaraan organisasu. 1. Struktur organisasi

Struktur organisasi adalah saluran yang menunjukkan hubungan kerja antara menajer dan bawahan dalam melaksanakan pekerjaan yang disertai dengan otoritas dan tanggung jawab serta kesanggupan untuk tanggung gugat/mempertanggungjawabkan (accountability). 1. Prosedur Prosedur adalah tahapan tindakan yang harus ditempuh untuk menyelesaikan suatu pekeraan tertentu 1. Moral kerja Moral kerja adalah kondisi mental dari individu atau kelompok yang memnentukan sikap bawahan dalam menerima pekerjaan dalam mengoperasikannya dengan sebaik-baiknya sesuai dengan tujuan akhir. Untuk memperoleh efektivitas dari deskripsi filsafat maupun manajemen yang dapat memberikan petunjuk pemikiran bagi suatu aktivitas organisasi dalam mencapai tujuan tertentunya, faktor-faktor diatas dapat digunakan sebagai daftar pengecek terhadap analisis aktivitas yang menjadi norma tindakan dan aktivitas manajemen.

Kesembilan faktor diatas sangat berperan penting dalam mendorong pengrealisasian tujuan. Sembilan faktor diatas merupakan kombinasi yang terpadu, baik menyangkut individu maupun kepentingan umum. Dengan adanya keseimbangan di diantara faktor-faktor yang diperlukan kita dapat memperoleh suatu kekuatan untuk mengejar hasil yang maksimum. Pada akhirnya kita harus mengingat bahwa Filsafat Manajemen memberikan dasar bagi pekerjaan seorang manajer.

Kita tahu bahwa proses manajemen ialah : 1. Perencanaan (Planning) Menetapkan tujuan dan langkah/tindakan yang pasti 1. Pengorganisasian (Organizing) Alokasi seluruh sumber daya serta batasan otoritas dan tanggung jawab 1. Pengarahan (Directing) Memastikan agar sumber daya dijalankan melalui perintah dan saran 1. Pemotivasian (Motivating) Menciptakan suasana yang kondusi dan menggairahkan

1. Pengendalian (Controlling)

Pada akhirnya kita dapat menyimpulkan bahwa segenap proses manajemen yaitu perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, pemotivasian, dan pengendalian tak dapat dipisahkan dari 9 faktor diatas sebagai filsafat yang memiliki kombinasi terpadu yang saling tergantung sama lain sebagai suatu kesatuan yang mendorong pada kesinergian kerja sama antara faktor-faktor didalam proses manajemen sehingga membuahkan hasil yang efektif dan maksimal dalam pencapaian target atau tujuan yang telah ditentukan sebagai suatu konsensus organisasi atau lembaga bahkan pribadi-pribadi yang terlibat dalam proses planning.

Daftar Pustaka

Epistemologi. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Balai Pustaka, Jakarta, 1997

Estetika. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Balai Pustaka, Jakarta, 1997

Filsafat. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Balai Pustaka, Jakarta, 1997

Logika. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Balai Pustaka, Jakarta, 1997

Metafisika. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Balai Pustaka, Jakarta, 1997

Manullang, M. Dasar-Dasar Manajemen. Ghalia Indonesia, Jakarta, 1985

Panglaykim, J dan Hazil Tanzil. Manajemen Suatu Pengantar. Ghalia Indonesia, Jakarta, 1981

Robbins, Stephen P dan Mary Coulter. Manajemen. Indeks, Jakarta, 2007

Siswanto, H.B. Pengantar Manajemen. Bumi Aksara, Bandung, 2005

Winardi. Asas-Asas Manajemen. Alumni, Bandung, 1979

Anda mungkin juga menyukai