Anda di halaman 1dari 6

Berbeda dengan pandangan Neo-realis, Morgenthau menilai bahwa negara-negara

masih dianggap memiliki tujuan dan aspirasi politik luar negeri dan tidak sepenuhnya
dipengaruhi oleh distribusi kekuasaan pada struktur internasional. Menurutnya,
negara masih memiuliki contextual imperative yang sering dihubungkan dengan
posisi geografis, sejarah, ekonomi, dan politik. Hal-hal tersebut dianggapnya sebagai
faktor-faktor yang mempengaruhi politik luar negeri.
Holsti sebagai penerus realisme klasik berpandangan bahwa selain dipengaruhi
struktur sistem internasional, strategi umum politik luar negeri suatu negara
dipengaruhi oleh sifat dari keadaan domestik dan kebutuhan ekonomi. Juga faktor
lokasi geografis, ciri-ciri topografi, dan potensi alam merupakan variable yag
mempengaruhi pilihan orientasi politik luar negeri. Lebih lanjut menurut Holsti,
sebagai aktor, negara memliki tujuan-tujuan, aspirasi, kebutuhan sikap, pilihan dan
tindakan yang dipengaruhi atau terbentuk oleh struktur kekuatan dan distribusi
kekuasaan dalam politik internasional
(abubakar eby hara, hal 39-40)

Dalam mempelajari politik luar negeri, pengertian dasar yang harus kita pahami
adalah politik luar negeri pada dasarnya merupakan action theory, atau
kebijaksanaan suatu negara yang ditujukan ke negara lain untuk mencapai suatu
kepentingan tertentu. Secara umum politik luar negeri (foreign policy) merupakan

suatu perangkat formula nilai, sikap, arah serta sasaran untuk mempertahankan,
mengamankan, dan memajukan kepentingan nasonal di dalam percaturan dunia
internasional. Suatu komitmen yang merupakan strategi dasar untuk mencapai tujuan
baik dalam konteks dalam negeri maupun luar negeri serta sekaligus menentukan
keterlibatan suatu negara di dalam isu internasional atau lingkungan sekitarnya.
(anak agung, hal 47)
Konsep politik luar negeri merupakan konsep yang kompleks dikarenakan tidak
hanya meliputi aspek eksternal, namun juga aspek dalam negeri dari suatu negara.
Karenanya studi politik luar negeri berada pada intersection antara aspek dalam
negeri (domestik) dan internasional (eksternal)
(anak agung, hal 48)
Rosenau mengatakan bahwa politik luar negeri memiliki pengertian sebagai upaya
suatu negara melalui keseluruhan sikap dan aktivitasnya untuk mengatasi dan
memperoleh keuntungan dari lingkungan eksternalnya. Politik luar negeri
menurutnya ditujukan untuk memelihara dan mempertahankan kelangsungan hidup
suatu negara. Lebih lanjut, Rosenau menggambarkan fenomena yang luas dalam
politik luar negeri mencakup kehidupan internal (internal life) dan kebutuhan
eksternal (external needs) seperti aspirasi, atribut nasional, kebudayaan, konflik,
kapabilitas, institusi, dan aktivitas rutin yang ditujukan untuk mencapai dan

memelihara identitas sosial, hukum, dan geografi suatu negara sebagai negarabangsa.
(anak agung, hal 49)
Konsepsi politik luar negeri dapat dijelaskan dalam tiga hal, yakni:
1. Politik luar negeri sebagai sekumpulan orientasi (as a cluster of orientation)
merupakan pedoman bagi pembuat kebijakan untuk mengahadapi kondisi
eksternal yang menuntut pembuatan kebijakan dan tindakan berdasarkan
orientasi tersebut. Orientasi ini terdiri dari sikap, persepsi, dan nilai yang
dijabarkan dari pengalaman sejarah dan keadaan strategis yang menetukan
posisi negara dalam politik internasional.
2. Politik luar negeri sebagai seperangkat komitmen dan rencana untuk bertindak
(as a set of commitments to and plan for action) yang dalam hal ini berupa
rencana dan komitmen konkrit untuk membina dan mempertahankan situasi
lingkungan eksternal yang konsisten dengan orientasi politik luar negeri.
Rencana tindakan ini termasuk tujuan yang spesifik serta alat atau cara untuk
mencapainya. Rencana tindak ini akan memberikan bentuk dan pedoman pada
masing-masing perilaku negara seperti tindakan yang ditujukan dalam situasi
yang berlangsung lama, tindakan yang ditujukan pada negara-negara tertentu,
tindakan yang ditujukan pada isu-isu khusus maupun tindakan yang ditujukan
pada sasaran umum lainnya.

3. Politik luar negeri sebagai bentuk perilaku atau aksi (as a form of behaviour)
yang berada dalam tingkat empiris berupa langkah nyata yang diambil suatu
negara berdasarkan kejadian dan situasi di lingkungan eksternal. Dimana
langkah-langkah tersebut dilakukan berdasarkan orientasi umum yang dianut
serta dikembangkan berdasarkan komitmen dan sasaran yang spesifik.
(Anak agung, hal 54-55)
Dalam pengertian luas, politik luar negeri adalah pola perilaku yang diwujudkan oleh
suatu negara sewaktu memperjuangkan kepentingannya dalam hubungannya dengan
negara lain. Politik luar negeri berkaitan dengan proses pengambilan keputusan yang
mengikuti serangkaian tindakan khusus.
(Carlton Clymer Rodee dkk, Pengantar Ilmu Politik Cet. ke 10, 2013, Jakarta: PT.
Rajagrafindo Persada, hal. 499)
Salah satu prinsip yang mendasari pemilihan tujuan politik luar negeri adalah
meningkatkan kepentingan ekonomi. Hal ini didasari oleh kewajiban pemerintah
dalam menjaga dan meningkatkan kemakmuran negara.
(Carlton Clymer Rodee dkk, Pengantar Ilmu Politik Cet. ke 10, 2013, Jakarta: PT.
Rajagrafindo Persada, hal. 502)

Sifat dan kondisi ekonomi suatu negara yang kuat merupakan prototip menuju
pelaksanaan politik luar negeri yang terpadu dimana industrialisasi, perdagangan dan
penanaman modal menjadi unsur penting dalam pelaksanaan orientasi politik luar
negeri suatu negara. Hasil perdagangan luar negeri akan memenuhi kebutuhan dalam
negeri sekaligus mengisi neraca perdagangan yang menguntungkan.
(Carlton Clymer Rodee dkk, Pengantar Ilmu Politik Cet. ke 10, 2013, Jakarta: PT.
Rajagrafindo Persada, hal. 508)
Salah satu sarana dan taktik dalam pelaksanaan politik luar negeri adalah melalui
politis legal dan ekonomi keuangan. Politis legal dilakukan melalui jalan
perundingan-perundingan yang sah dan diakui. Alat-alat ekonomi keuangan
merupakan instrumen dan cara pelaksanaan politik luar negeri yang khas semisal
dengan cara penaikan atau penurunan rintangan-rintangan biaya, kebijakan kartel,
barter, penanaman modal langsung ataupun politik dagang ekspor-impor.
(Carlton Clymer Rodee dkk, Pengantar Ilmu Politik Cet. ke 10, 2013, Jakarta: PT.
Rajagrafindo Persada, hal. 532)
Neo-realis memandang bahwa politik luar negeri suatu negara terutama dibentuk oleh
kedudukannya dalam sistem internasional dan khususnya oleh kemampuan realatif
kekuatan materialnya
(Handbook, hal. 692-693)

Dua unsur utama dalam politik luar negeri adalah sebagai berikut:
1. Tujuan nasional (national objectives)
2. Sarana (means) untuk mencapai tujuan tersebut
(anthonius, hal 179)
Hal-hal seperti ini dapat dikatakan bahwasanya national interest suatu negara tidak
lagi berfokus kepada masalah pertahanan dan keamanan melainkan semua aspek
kehidupan (Breuning, 2007 : 6).
Breuning, menjelaskan bahwasanya kebijakan luar negeri atau foreign policy tersebut
diartikan sebagai sebuah petunjuk untuk mengetahui bagaimana sifat dari negaranegara yang lain dalam lingkup internasional, dengan kata lain kebijakan luar negeri
suatu negara merupakan pantulan dari sifat negara itu sendiri (Breuning, 2007 : 5).
(Breuning, Marijke, 2007, Foreign Policy Analysis: A Comparative Introduction,
New York: Palgrave MacMillan)

Anda mungkin juga menyukai