Anda di halaman 1dari 78

Penggunaan Delimiter di MySQL

Pada saat kita mendefinisikan objek yang tersimpan di database MySQL seperti stored procedure, trigger maupun function, ada problem yang akan muncul yaitu penggunaan titik koma ( ; ) pada statement SQL yang merupakan bagian dari objek tersebut. Kenapa begitu ? Karena MySQL secara default menganggap titik koma ( ; ) sebagai delimiter / pembatas akhir dari suatu perintah / statement. Akhirnya pembuatan objek yang memiliki beberapa statement tidak akan berjalan sempurna karena "berhenti di tengah jalan". Solusi terhadap masalah di atas adalah menggunakan delimiter selain tanda titik koma ( ; ) misalkan dengan garis pipa ( | ). Penggunaannya sangat sederhana, sebelum mendefinisikan objek tersebut kita gunakan statement "DELIMITER" diikuti tanda pemisah baru. Setelah di akhir pendefinisian kita kembalikan delimiter lagi kepada tanda titik koma. Contoh Penggunaan :

1. DELIMITER | 2. 3. CREATE TRIGGER hapus_tr_penjualan AFTER DELETE 4. ON tr_penjualan FOR EACH ROW 5. BEGIN 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23. 24. 25. 26. END; 27. 28. | 29. ); ) VALUES ( OLD.tgl_transaksi, OLD.kode_cabang, OLD.kode_kasir, OLD.kode_item, OLD.kode_produk, OLD.jumlah_pembelian, SYSDATE(), CURRENT_USER INSERT INTO tr_penjualan_hapus ( tgl_transaksi, kode_cabang, kode_kasir, kode_item, kode_produk, jumlah_pembelian, tgl_perubahan, nama_user

30. DELIMITER ;

Keterangan Contoh : Terlihat pada baris 1 delimiter / pemisah tanda garis pipa ( | ) digunakan sebelum pendefinisian trigger "hapus_tr_penjualan". Dan setelah pendefinisian selesai dilakukan maka tanda titik koma dikembalikan sebagai delimiter seperti terlihat pada baris 30.

Membuat Trigger di MySQL


Contents 1. 2. 3. 4. 5. 1 Pendahuluan 2 Pembuatan Trigger 3 Referensi "OLD" dan "NEW" 4 Contoh Penggunaan : Trigger After Delete 5 Sumber Referensi

Pendahuluan
Trigger adalah suatu objek database yang merupakan aksi atau prosedur yang dilakukan jika terjadi perubahan pada row data suatu table. Trigger tidak dapat menjadi bagian dari temporary table atau view. Beberapa contoh penggunaan trigger yang sangat berguna adalah jika kita ingin melakukan kalkulasi tertentu yang tidak perlu "diketahui" aplikasi luar, mencatat aktivitas operasi table misalkan untuk kepentingan change data capture (CDC), dan lain-lain.

Pembuatan Trigger
Kita dapat membuat trigger dengan perintah CREATE TRIGGER. Berikut adalah syntax lengkapnya :

CREATE [DEFINER = { user | CURRENT_USER }] TRIGGER trigger_name trigger_time trigger_event ON tbl_name FOR EACH ROW trigger_body
Keterangan :

trigger_name : nama trigger. trigger_time : kapan kita mengeksekusi trigger, apakah sebelum atau sesudah perubahan pada row data table. Jadi pilihannya adalah AFTER atau BEFORE. trigger_event : merupakan event atau peristiwa yang menyebabkan trigger dilakukan. Pilihan event tersebut adalah INSERT, UPDATE, DELETE. tbl_name : nama table. trigger_body : statement-statement perintah SQL yang akan dilakukan. Jika perintahnya lebih dari satu maka gunakan dalam blok statement BEGIN ... END.

Jika DEFINER dispesifikasikan maka kita memutuskan trigger tersebut dijalankan hanya oleh user tertentu (dalam format penulisan user@host). Jika tidak dispesifikasikan, maka user yang melakukan perubahan (CURRENT_USER) adalah pilihan default.

Referensi "OLD" dan "NEW" Karena trigger digunakan pada saat terjadi perubahan row data, maka kita perlu referensi ke row sebelum dan sesudah perubahan. Untuk ini ada dua alias yang berfungsi untuk hal tersebut yaitu OLD dan NEW. Sesuai namanya, OLD digunakan untuk referensi sebelum perubahan dan NEW untuk referensi sesudah perubahan.

Contoh Penggunaan : Trigger After Delete

Berikut adalah contoh penggunaan trigger untuk event setelah penghapusan (AFTER DELETE) pada table "tr_penjualan" - database phi_minimart. Langkah yang akan kita lakukan adalah sebagai berikut : 1. Kita akan membuat satu table audit dengan nama "tr_penjualan_hapus" yang berisi row-row yang dihapus dari table "tr_penjualan" dengan tambahan dua field, yaitu tanggal penghapusan (tgl_perubahan) dan user MySQL yang melakukan hal tersebut (nama_user). Berikut adalah perintahnya : USE phi_minimart; CREATE TABLE `tr_penjualan_hapus` LIKE `tr_penjualan`; ALTER TABLE `tr_penjualan_hapus` ADD ( `tgl_perubahan` DATETIME, `nama_user` VARCHAR(200) );

2. Tahap berikutnya adalah membuat trigger yang akan melakukan populasi data yang dihapus dari "tr_penjualan" ke table "tr_penjualan_hapus". Berikut adalah perintahnya : DELIMITER |

CREATE TRIGGER hapus_tr_penjualan AFTER DELETE ON tr_penjualan FOR EACH ROW BEGIN INSERT INTO tr_penjualan_hapus ( tgl_transaksi, kode_cabang, kode_kasir, kode_item, kode_produk, jumlah_pembelian, tgl_perubahan, nama_user ) VALUES ( OLD.tgl_transaksi, OLD.kode_cabang, OLD.kode_kasir, OLD.kode_item, OLD.kode_produk, OLD.jumlah_pembelian, SYSDATE(), CURRENT_USER ); END; | DELIMITER ;

3. Setelah trigger di atas kita buat, sekarang saatnya kita melakukan pengujian. Coba hapus tiga row data dari table "tr_penjualan" dan lihat efeknya di table "tr_penjualan_hapus". Jalankan perintah berikut : DELETE FROM tr_penjualan LIMIT 3; SELECT * FROM tr_penjualan_hapus;

Terlihat pada gambar di atas 3 row yang dihapus telah "pindah" ke table "tr_penjualan_hapus" dengan tambahan informasi waktu penghapusan dan user yang menghapus. 4. Selesai.

Membuat Index di MySQL Pendahuluan


Index adalah objek pada MySQL yang berisi data yang terurut - dari nilai-nilai pada satu atau lebih field dalam suatu table.

Sama seperti daftar isi pada sebuah buku, index terutama digunakan untuk mempercepat pencarian terhadap suatu set data dengan kondisi tertentu - yang melibatkan kombinasi field yang sudah didefinisikan dalam suatu index.

Tanpa index, pencarian data biasanya akan memakan waktu lama, terutama jika data sudah dalam skala jumlah yang sangat besar.

Syntax Pembuatan Index


Syntax pada MySQL untuk membuat suatu index adalah sebagai berikut :

CREATE [UNIQUE|FULLTEXT|SPATIAL] INDEX index_name [index_type] ON tbl_name (index_col_name,...) [index_type] index_col_name: col_name [(length)] [ASC | DESC] index_type: USING {BTREE | HASH}

Contoh Pembuatan Index dan Penggunaannya

Table "tr_penjualan" pada database "phi-minimart" memiliki sekitar 400 ribu baris data. Dan jika kita perhatikan struktur table tersebut, terdapat banyak foreign key yang jika dilakukan join ke master table akan cukup lambat.

Sebagai gambaran, coba lakukan eksekusi join antara table "tr_penjualan", "ms_produk" dan "ms_cabang" dengan perintah SQL berikut:

SELECT t1.*, m1.nama_produk, m2.nama_cabang FROM tr_penjualan t1 JOIN ms_produk JOIN ms_cabang LIMIT 0, 1000000; m1 ON t1.kode_produk = m1.kode_produk m2 ON t1.kode_cabang = m2.kode_cabang

dan perhatikan waktu eksekusi dan pengembalian hasilnya. Berikut adalah hasil catatan waktu yang saya dapat dalam 3 kali eksekusi dengan SQLYog :

Catatan Waktu Eksekusi Sebelum Index Eksekusi 1

427058 row(s) returned

Execution Time : 00:00:00:000 Transfer Time Total Time : 00:00:08:547 : 00:00:08:547

Eksekusi 2

427058 row(s) returned

Execution Time : 00:00:00:016 Transfer Time Total Time : 00:00:08:547 : 00:00:08:563

Eksekusi 3

427058 row(s) returned

Execution Time : 00:00:00:000 Transfer Time Total Time : 00:00:08:469 : 00:00:08:469

Sekarang mari kita lakukan index pada dua kolom join pada table "tr_penjualan" tersebut, yaitu "kode_produk" dan "kode_cabang" denga perintah SQL berikut ini :

CREATE INDEX nama_idx_tr_penj1 ON tr_penjualan(kode_produk, kode_cabang) USING BTREE;

Tunggu beberapa saat sampai index tersebut selesai dibuat.

Sekarang eksekusi kembali perintah "Select..." di atas dan lihat hasil catatan waktunya. Berikut adalah catatan waktu yang saya dapatkan untuk 3 kali eksekusi.

Catatan Waktu Eksekusi Setelah Index Eksekusi 1

427058 row(s) returned

Execution Time : 00:00:00:016 Transfer Time Total Time : 00:00:08:297 : 00:00:08:313

Eksekusi 2

427058 row(s) returned

Execution Time : 00:00:00:000 Transfer Time : 00:00:08:062

Total Time

: 00:00:08:062

Eksekusi 3

427058 row(s) returned

Execution Time : 00:00:00:000 Transfer Time Total Time : 00:00:07:766 : 00:00:07:766

Terlihat lebih baik bukan performanya ?

Contoh Penggunaan Pada Perintah Update


Efek index pada perintah "Select.." pada contoh di atas hanya memberikan perbedaan beberapa mili second, mari kita lihat dampak penggunaan index pada perintah update.

Pertama kita hapus kembali index yang sudah kita buat di atas dengan perintah berikut ini :

DROP INDEX nama_idx_tr_penj1 ON tr_penjualan;

Setelah itu, coba lakukan perintah update berikut ini dimana kita akan memberikan nilai baru ke kolom "jumlah_pembelian" untuk produk apel, kentang, nangka di semua cabang PHI.

UPDATE tr_penjualan t1, ms_produk SET t1.jumlah_pembelian = 2 * t1.jumlah_pembelian WHERE t1.kode_produk = m1.kode_produk AND t1.kode_cabang = m2.kode_cabang AND ( m1.nama_produk = 'apel

m1, ms_cabang

m2

kg' OR

m1.nama_produk = 'kentang m1.nama_produk = 'nangka ) AND m2.nama_cabang LIKE 'PHI%';

1 1

kg' OR kg'

Catat waktu eksekusi dari perintah tersebut setelah selesai dilakukan. Berikut ini adalah 3 kali catatan waktu hasil eksekusi tanpa index.

Catatan Waktu Eksekusi Sebelum Index Eksekusi 1

32360 row(s) affected

Execution Time : 00:00:09:079 Transfer Time Total Time : 00:00:00:000 : 00:00:09:079

Eksekusi 2

32360 row(s) affected

Execution Time : 00:00:09:062 Transfer Time Total Time : 00:00:00:000 : 00:00:09:062

Eksekusi 3

32360 row(s) affected

Execution Time : 00:00:08:297 Transfer Time Total Time : 00:00:00:000 : 00:00:08:297

Dan sekarang, coba buat lagi index untuk kedua kolom sama dengan perintah sebelumnya.

CREATE INDEX nama_idx_tr_penj1 ON tr_penjualan(kode_produk, kode_cabang) USING BTREE;

Tunggu beberapa saat sampai dengan selesai. Jika sudah, coba lakukan kembali perintah update di atas. Apakah catatan waktu menunjukkan hasil yang lebih baik ?

Sebagai perbandingan kembali, berikut adalah 3 kali hasil pencatatan waktu eksekusi perintah update setelah dilakukan index. Terlihat hasil yang jauh lebih baik.

Catatan Waktu Eksekusi Setelah Index Eksekusi 1

32360 row(s) affected

Execution Time : 00:00:08:109 Transfer Time Total Time : 00:00:00:000 : 00:00:08:109

Eksekusi 2

32360 row(s) affected

Execution Time : 00:00:07:218 Transfer Time Total Time : 00:00:00:000 : 00:00:07:218

Eksekusi 3

32360 row(s) affected

Execution Time : 00:00:06:891 Transfer Time Total Time : 00:00:00:000 : 00:00:06:891

Kesimpulan
Dengan contoh pembuatan index dan efektivitasnya pada kedua contoh dengan "Select" dan "Update" terlihat penggunaan index berperan signifikan dalam meningkatkan performa jika terjadi join, lookup atau pencarian data referensi. Dengan demikian, biasakan gunakan index terutama untuk foreign key yang digunakan untuk join ke table lain dari table Anda.

Semoga artikel ini bermanfaat.

Membuat Stored Procedure di MySQL


Contents 1. 2. 3. 4. 1 Pendahuluan 2 Pembuatan Stored Procedure 3 Contoh Penggunaan 4 Sumber Referensi

Pendahuluan
Stored procedure adalah salah satu objek routine yang tersimpan pada database MySQL dan dapat digunakan untuk menggantikan berbagai kumpulan perintah yang sering kita gunakan, seperti misalkan sejumlah row ke table lain dengan filter tertentu. Stored procedure sangat berguna ketika kita tidak ingin user mengakses table secara langsung, atau dengan kata lain membatasi hak akses user dan mencatat operasi yang dilakukan. Dengan demikian resiko kebocoran dan kerusakan data dapat lebih diminalisir.

Pembuatan Stored Procedure


Kita dapat membuat trigger dengan perintah CREATE PROCEDURE. Berikut adalah syntax lengkapnya :

CREATE [DEFINER = { user | CURRENT_USER }] PROCEDURE sp_name (proc_parameter[,...])


[characteristic ...] routine_body Keterangan :
sp_name : nama stored procedure. proc_parameter : parameter input / output dari stored procedure tersebut (opsional). characteristic : menjelaskan karakteristik dari stored procedure (COMMENT, LANGUAGE SQL, dan lain-lain). routine_body : kumpulan perintah pada stored procedure tersebut. Jika DEFINER dispesifikasikan maka kita memutuskan trigger tersebut dijalankan hanya oleh user tertentu (dalam format penulisan user@host). Jika tidak dispesifikasikan, maka user yang melakukan perubahan (CURRENT_USER) adalah pilihan default.

Contoh Penggunaan
Berikut adalah contoh pembuatan dan penggunaan stored procedure untuk menghapus data berdasarkan "kode produk" untuk tiga table yaitu table "ms_produk", "ms_harga_harian", dan "tr_penjualan".

1. Buatlah satu stored procedure dengan nama HapusProduk, dengan satu argumen yaitu kode_produk_param bertipe teks (varchar) dengan perintah berikut :

DELIMITER | CREATE PROCEDURE HapusProduk(IN kode_produk_param VAR CHAR(12)) BEGIN DELETE FROM ms_produk WHERE kode_produk = kode_produ k_param; DELETE FROM ms_harga_harian WHERE kode_produk = kode _produk_param; DELETE FROM tr_penjualan WHERE kode_produk = kode_pr oduk_param; END; | DELIMITER ;

2. Setelah selesai dieksekusi, pastikan stored procedure tersebut sudah terbentuk di database kita.

3. Sebelum kita mengeksekusi stored procedure tersebut. Kita coba lihat hasil query untuk produk "PROD-0000002" untuk ketiga table yang disebutkan di atas. Ini untuk memastikan adanya row untuk produk tersebut.

4. Sekarang coba panggil stored procedure HapusProduk dengan parameter "PROD0000002" dan tunggu beberapa saat sampai eksekusi selesai. CALL HapusProduk('PROD-0000002');

5. Coba lakukan kembali perintah pada point no. 3 dan terlihat bahwa sudah tidak terdapat data untuk produk "PROD-0000002" pada ketiga table tersebut.

6. Selesai

Menggabungkan Table Transaksi dengan UNION Pendahuluan


Di dalam berbagai kasus praktek di lapangan yang penulis temukan, ada kesalahan SQL umum yang dilakukan jika membaca diagram ERD (Entity Relationship Diagram) pada kasus relasi "many to many" - seperti pada gambar di bawah ini. Terlihat ada dua table transaksi - tr_penjualan dan target_penjualan - yang memiliki referensi table yang sama, yaitu ms_produk.

Gambar 1 : Hubungan Antar Table Referensi / Master dengan Table Transaksi

Kesalahan Umum : Penggunaan JOIN


Kesalahan umum yang terjadi biasanya adalah para developer atau dba langsung menggunakan konstruksi join berdasarkan hubungan yang kelihatan sangat nyata pada diagram Gambar 1 yakni key "kode_produk". Perintah Select SQL yang dihasilkan menggunakan konstruksi JOIN kira-kira sebagai berikut : SELECT * FROM ms_produk, tr_penjualan, target_penjualan WHERE ms_produk.kode_produk = tr_penjualan.kode_produk

AND ms_produk.kode_produk = target_penjualan.kode_produk atau SELECT * FROM ms_produk JOIN tr_penjualan ON ms_produk.kode_produk = tr_penjualan.kode_produk JOIN target_penjualan ON ms_produk.kode_produk = target_penjualan.kode_produk

Dan jika menggunakan agregasi function seperti SUM akan seperti ini : SELECT ms_produk.kode_produk, SUM(jumlah_pembelian) AS jumlah, SUM(nilai_target_penjualan) AS nilaitarget FROM ms_produk JOIN tr_penjualan ON ms_produk.kode_produk = tr_penjualan.kode_produk JOIN target_penjualan ON ms_produk.kode_produk = target_penjualan.kode_produk GROUP BY ms_produk.kode_produk

Konstruksi ini jelas salah karena JOIN akan menghasilkan kombinasi perkalian dari table-table yang terlibat. Dan karena hubungan antar kedua table transaksi adalah many to many Ini akan mengakibatkan "distorsi" nilai. Kecuali jika masing-masing JOIN digrouping terlebih dahulu dengan level yang sama dan menghasilkan unique row untuk tiap grouping.

Solusi : Penggunaan UNION


Agar konsisten maka table-table ini perlu digabung dengan mekanisme UNION. Syntax :
SELECT ... UNION [ALL | DISTINCT] SELECT ... [UNION [ALL | DISTINCT] SELECT ...]

Untuk selection, jumlah kolom dan tipe data dari table-table yang digabung harus sama. Contoh : SELECT tr_penjualan.kode_produk, tr_penjualan.jumlah_pembelian, NULL AS nilai_target_penjualan

FROM

WHERE UNION SELECT target_penjualan.kode_produk, FROM WHERE

ms_produk, tr_penjualan ms_produk.kode_produk = tr_penjualan.kode_produk NULL AS jumlah_pembelian, nilai_target_penjualan ms_produk, target_penjualan ms_produk.kode_produk = target_penjualan.kode_produk

dan untuk agregasi SUM akan seperti ini :

SELECT t1.kode_produk, t1.nama_produk, SUM(t1.jumlah_pembelian) AS jumlah, SUM(t1.nilai_target_penjualan) AS target (SELECT tr_penjualan.kode_produk, ms_produk.nama_produk, tr_penjualan.jumlah_pembelian, NULL AS nilai_target_penjualan FROM ms_produk, tr_penjualan ms_produk.kode_produk = tr_penjualan.kode_produk UNION SELECT target_penjualan.kode_produk, ms_produk.nama_produk, NULL AS jumlah_pembelian, nilai_target_penjualan FROM ms_produk, target_penjualan

FROM

WHERE

WHERE ms_produk.kode_produk = target_penjualan.kode_pro duk) AS t1


Hasil UNION tanpa GROUP BY akan tampak seperti pada gambar di bawah ini.

~~~ Selesai ~~~

Membuat View di MySQL


Contents 1. 1 Pendahuluan 2. 2 Contoh Penggunaan

Pendahuluan
View adalah perintah query yang disimpan pada database dengan suatu nama tertentu, sehingga bisa digunakan setiap saat untuk melihat data tanpa menuliskan ulang query tersebut. Syntax dasar perintah untuk membuat view adalah sebagai berikut :

CREATE [OR REPLACE] VIEW view_name [(column_list)] AS select_statement


Kita menggunakan opsi OR REPLACE jika kita ingin mengganti view dengan nama yang sama dengan perintah tersebut. Jika tidak maka perintah CREATE VIEW akan menghasilkan error jika nama view yang ingin dibuat sudah ada sebelumnya.

Contoh Penggunaan
Kita akan membuat view dari relasi antara table "ms_harga_harian", "ms_cabang" dan "ms_produk" dari database phi-minimart dengan nama "view_harga". Perintahnya adalah sebagai berikut :

CREATE VIEW view_harga AS SELECT m1.kode_produk, m2.nama_produk, m1.kode_cabang, m3.nama_cabang, m1.tgl_berlaku, m1.harga_berlaku_cabang FROM ms_harga_harian m1 JOIN ms_produk m2 ON m1.kode_produk = m2.kode_produk JOIN ms_cabang m3 ON m1.kode_cabang = m3.kode_cabang;
Eksekusi perintah berikut untuk memastikan view telah dibuat : SELECT * FROM information_schema.views WHERE table_name = 'view_ harga';

Terakhir, query view tersebut untuk melihat hasilnya :

SELECT * FROM view_harga;

Menggunakan Field Auto Increment di MySQL Pendahuluan


Contents 1. 2. 3. 4. 5. 1 Pendahuluan 2 Definisi Auto Increment Field 3 Membuat Table dengan Auto Increment Field 4 Menambahkan Auto Increment Field pada suatu Table 5 Penutup

Auto increment field pada MySQL adalah suatu tipe field integer yang secara otomatis akan bertambah nilainya jika terjadi penambahan row pada table dimana field tersebut berada. Otomatis disini artinya pada saat kita memasukkan data baik melalui stement INSERT maupun melalui mekanisme data access lainnya, field tersebut tidak perlu dimasukkan nilainya atau cukup diberi nilai NULL, maka MySQL akan menentukan sendiri nilai apa yang akan diberikan sebagai akibat penambahan baris data tersebut.

Definisi Auto Increment Field


Untuk menambahkan atau merubah suatu field sebagai auto increment, berikut adalah beberapa aturannya :

field tersebut harus didefinisikan sebagai primary key. menambahkan keyword AUTO_INCREMENT pada definisi field. harus bertipe numerik (TINYINT, INT, FLOAT, DECIMAL, dan lain-lain). hanya boleh ada satu field auto increment pada suatu table, tidak bisa lebih.

Sebagai contoh, berikut adalah definisi auto increment field dengan nama kode-transaksi : kode_transaksi INT NOT NULL AUTO_INCREMENT KEY

Membuat Table dengan Auto Increment Field


Berikut adalah contoh statement SQL untuk membuat suatu table bernama "table_ai" dengan auto increment pada field "kode_transaksi". CREATE TABLE table_ai ( kode_transaksi INT NULL AUTO_INCREMENT KEY, deskripsi VARCHAR(200) ); Sekarang mari kita menambahkan beberapa data pada table tersebut dan setelah itu kita

membaca hasilnya dengan perintah berikut ini.

INSERT INTO table_ai(deskripsi) VALUES ('deskripsi 1'); INSERT INTO table_ai(deskripsi) VALUES ('deskripsi 2'); SELECT * FROM table_ai;
Hasil eksekusinya terlihat pada gambar berikut di bawah ini.

Sekarang mari kita coba eksekusi lagi perintah berikut ini.

INSERT INTO table_ai(kode_transaksi, deskripsi) VALUES (N ULL,'deskripsi 3'); SELECT * FROM table_ai;
Dan berikut adalah hasil eksekusi dari perintah tersebut.

Menambahkan Auto Increment Field pada suatu Table


Jika kita ingin menambahkan field auto increment pada suatu table yang sudah ada, maka pastikan tidak ada definisi primary key sebelumnya pada table tersebut atau penambahan field akan gagal. Berikut adalah contoh statement SQL untuk menambahkan field increment "kode_transaksi" pada table "tr_penjualan" dari database phi_minimart. auto

ALTER TABLE tr_penjualan ADD kode_transaksi MEDIUMINT NOT NULL A UTO_INCREMENT KEY; Berikut adalah isi data pada table tr_penjualan setelah eksekusi perintah tersebut di atas.

Merubah Field menjadi Auto Increment Ada kalanya field yang sudah kita definisikan sebelumnya ingin kita rubah menjadi auto increment dengan melihat efektivitasnya yang lebih baik sebagai unique identifier yang automate. Sebagai contoh, misalkan kita memiliki suatu table dengan nama "suppliers" dan kita memiliki field "supplier_id" yang bertipe integer dan ingin kita rubah sebagai auto_increment maka perintahnya adalah sebagai berikut. ALTER TABLE suppliers MODIFY COLUMN supplier_id INT NOT NULL AUT O_INCREMENT KEY;

Penutup
Auto increment field merupakan suatu tipe data numerik yang mengisi nilainya secara otomatis secara incremental atau bertambah terus. Pada artikel ini telah ditunjukkan bagaimana kita mendefinisikan field tersebut dalam tiga skenario, yaitu :

pada saat pembuatan table baru. sebagai field tambahan pada table yang sudah ada. melakukan konversi field yang sudah ada menjadi auto increment.

Jika kita eksplorasi dan analisa lebih lanjut maka tipe field ini sangat berguna terutama untuk table yang perlu dikenali secara unik namun sebelumnya tidak memiliki key yang bisa

digunakan untuk tujuan tersebut. Demikian artikel mengenai auto increment field ini kami buat, semoga bisa bermanfaat banyak bagi Anda sebagai pengunjung situs ini.

Penggunaan Variable di MySQL


Contents 1. 2. 3. 4. 1 Variable dan Penamaannya di MySQL 2 Inisialisasi Variable 3 Urutan Pemberian Nilai Variable pada SELECT 4 Penutup

Variable dan Penamaannya di MySQL


Pada berbagai kondisi, kita memiliki beberapa perintah atau statement SQL dan kita ingin menyimpan hasil eksekusi dari perintah yang satu ke perintah selanjutnya. Sebagai contoh :

kita mengambil suatu kode transaksi yang kita anggap tidak valid. dari kode transaksi yang sudah kita ketahui tersebut kita masukkan data ke suatu audit table. kemudian kita hapus data transaksi dari header maupun detilnya, atau .. kita rubah saja data transaksi tersebut dengan status "tidak valid"

Bagaimana kita melakukan hal tersebut ? Jika Anda terbayang menggunakan subquery untuk melakukan hal tersebut tentunya akan sangat memberatkan server MySQL sendiri karena perlu banyak cache. Solusinya adalah dengan menggunakan variable yang berfungsi sebagai "pengingat" nilai tersebut dan dapat direferensikan dengan suatu nama di statement-statement berikutnya yang independen. Tetapi ini tentunya hanya dalam satu sesi koneksi yang sama. Penamaan variable pada sql memiliki prefix @, artinya setiap nama variable diawali dengan simbol @ diikuti nama variable. Sebagai contoh : @var1, @kode_transaksi, @nilai_awal, dan lain-lain.

Inisialisasi Variable
Inisialisasi variable pada MySQL dapat dilakukan dengan penggunaan perintah SET dan dalam konstruksi perintah lainnya seperti SELECT, syntax dan perbedaannya adalah sebagai berikut :

SET digunakan untuk inisialisasi variable dengan satu nilai pada suatu waktu dengan penggunaan operator assignment " = " atau " := ". Syntax :
SET @namavar1 = nilai [, @namavar2 = nilai2 [, @namavar = nilai3] ] ; atau

SET @namavar1 := nilai [, @namavar2 = nilai2 [, @namavar := nilai3] ] ;

Contoh :
o o o

SET @kolom_pertama = 'kode_produk'; SET @nilai1 = 10, @nilai2 = 20, @kolom = "nilai_penjua lan"; dan seterusnya

SELECT digunakan untuk inisialisasi variable dengan operator assignment " := " dan mengisi variable dengan nilai lain sesuai iterasi hasil row dari eksekusi query. Operator " = " pada statement ini dianggap sebagai operator pembanding nilai (value omparison). Syntax : SELECT @namavar1 := nilai [, @namavar2 := nilai2 [, @nam avar := nilai3] ] ;

Contoh :
o o o

SELECT @nilai1 := 10, @nilai2 := 20, @kolom := "nilai_ penjualan"; SELECT @nilai1 from (SELECT @nilai1 := 20) T; dan seterusnya

Urutan Pemberian Nilai Variable pada SELECT


Jika Anda sudah jelas dengan pemberian nilai variable, mari kita lihat proses urutan proses pemberian nilai ini pada SELECT statement :

Jika terdapat daftar variable dengan pemisah koma. Maka operasi variable di depan akan didahulukan dan memberi efek kepada variable di belakangnya. Contoh : o SET @nilai := 10; SELECT @nilai, @nilai := 20; -Hasilnya 10, 20 o SET @nilai := 10; SELECT @nilai := 10, @nilai; -Hasilnya 10, 10

Jika operasi variable terdapat subquery maka operasi tersebut akan terjadi terlebih dahulu dibandingkan query yang memanggil subquery tersebut.

Contoh : o SET @nilai := 20; SELECT @nilai from (select @nilai := 10) as T; -- Hasilnya 10

Penutup
Demikian artikel singkat mengenai penggunaan variable ini kami sajikan. Semoga bisa berguna buat kita semua dalam penggunaannya sehari-hari. Jika Anda ingin berdiskusi lebih lanjut silahkan bergabung ke user group belajar sql. Dan untuk Anda yang ingin mengambil script SQL dari contoh-contoh pada artikel ini silahkan mengunjungi halaman Daftar Script SQL. Script yang terkait dengan artikel ini adalah penggunaan_variable.sql.

enomoran Baris atau Row Number di MySQL


Salah satu kelemahan SQL adalah tidak mengenal "sistem koordinat" dimana :

kita tahu saat ini kita di posisi baris dan kolom mana, dan... kita dapat mengacu ke baris dan kolom lain dari posisi saat ini, misalkan 3 baris di atas dan 2 kolom ke kanan.

Kedua sifat di atas sangat penting untuk menghasilkan dataset yang bersifat analisis.

Masih bingung ? Bisa baca artikel saya yang membahas hal ini : "Analisis, kenapa Spreadsheet dan bukan query SQL ?"

Namun untuk penomoran baris di MySQL kita memiliki solusi dengan trik penggunaan variable. Berikut adalah contoh penggunaannya :

Penomoran Baris dengan Variable

SELECT @nomorbaris:=@nomorbaris+1 AS nomorbaris, e1.Start_Date FROM exchange_rate e1, (SELECT @nomorbaris := 0) T;

dan penggunaan lebih lanjut

Penggunaan pada Subquery


SELECT T1.Currency1, T1.Currency2, T1.Start_Date, T2.Start_Date AS End_Date, T1.Rate FROM ( SELECT Currency1, Currency2, @nomorbaris1:=@nomorbaris1+1 AS nomorbaris, e1.Start_Date, Rate FROM exchange_rate e1, (SELECT @nomorbaris1 := 1) T ) T1 JOIN ( SELECT @nomorbaris2:=@nomorbaris2+1 AS nomorbaris, e1.Start_Date FROM exchange_rate e1, (SELECT @nomorbaris2 := 0) T ) T2

ON T1.nomorbaris = T2.nomorbaris

Gampang bukan ? Nah, buat Anda yang mungkin masih baru dengan penggunaan variable di MySQL dapat melihat artikel saya disini.

Dan untuk Anda yang ingin mengambil table yang sama dengan contoh di atas, dapat mengambilnya di halaman "Daftar Download Script SQL" dengan nama exchange_rate.sql.

Penggunaan Variable di MySQL


Contents 1. 2. 3. 4. 1 Variable dan Penamaannya di MySQL 2 Inisialisasi Variable 3 Urutan Pemberian Nilai Variable pada SELECT 4 Penutup

Variable dan Penamaannya di MySQL


Pada berbagai kondisi, kita memiliki beberapa perintah atau statement SQL dan kita ingin menyimpan hasil eksekusi dari perintah yang satu ke perintah selanjutnya. Sebagai contoh :

kita mengambil suatu kode transaksi yang kita anggap tidak valid. dari kode transaksi yang sudah kita ketahui tersebut kita masukkan data ke suatu audit table. kemudian kita hapus data transaksi dari header maupun detilnya, atau .. kita rubah saja data transaksi tersebut dengan status "tidak valid"

Bagaimana kita melakukan hal tersebut ? Jika Anda terbayang menggunakan subquery untuk melakukan hal tersebut tentunya akan sangat memberatkan server MySQL sendiri karena perlu banyak cache. Solusinya adalah dengan menggunakan variable yang berfungsi sebagai "pengingat" nilai tersebut dan dapat direferensikan dengan suatu nama di statement-statement berikutnya yang independen. Tetapi ini tentunya hanya dalam satu sesi koneksi yang sama. Penamaan variable pada sql memiliki prefix @, artinya setiap nama variable diawali dengan simbol @ diikuti nama variable. Sebagai contoh : @var1, @kode_transaksi, @nilai_awal, dan lain-lain.

Inisialisasi Variable
Inisialisasi variable pada MySQL dapat dilakukan dengan penggunaan perintah SET dan dalam konstruksi perintah lainnya seperti SELECT, syntax dan perbedaannya adalah sebagai berikut :

SET digunakan untuk inisialisasi variable dengan satu nilai pada suatu waktu dengan penggunaan operator assignment " = " atau " := ". Syntax :
SET @namavar1 = nilai [, @namavar2 = nilai2 [, @namavar = nilai3] ] ; atau

SET @namavar1 := nilai [, @namavar2 = nilai2 [, @namavar := nilai3] ] ;

Contoh :
o o o

SET @kolom_pertama = 'kode_produk'; SET @nilai1 = 10, @nilai2 = 20, @kolom = "nilai_penjua lan"; dan seterusnya

SELECT digunakan untuk inisialisasi variable dengan operator assignment " := " dan mengisi variable dengan nilai lain sesuai iterasi hasil row dari eksekusi query. Operator " = " pada statement ini dianggap sebagai operator pembanding nilai (value omparison). Syntax : SELECT @namavar1 := nilai [, @namavar2 := nilai2 [, @nam avar := nilai3] ] ;

Contoh :
o o o

SELECT @nilai1 := 10, @nilai2 := 20, @kolom := "nilai_ penjualan"; SELECT @nilai1 from (SELECT @nilai1 := 20) T; dan seterusnya

Urutan Pemberian Nilai Variable pada SELECT


Jika Anda sudah jelas dengan pemberian nilai variable, mari kita lihat proses urutan proses pemberian nilai ini pada SELECT statement :

Jika terdapat daftar variable dengan pemisah koma. Maka operasi variable di depan akan didahulukan dan memberi efek kepada variable di belakangnya. Contoh : o SET @nilai := 10; SELECT @nilai, @nilai := 20; -Hasilnya 10, 20 o SET @nilai := 10; SELECT @nilai := 10, @nilai; -Hasilnya 10, 10

Jika operasi variable terdapat subquery maka operasi tersebut akan terjadi terlebih dahulu dibandingkan query yang memanggil subquery tersebut.

Contoh : o SET @nilai := 20; SELECT @nilai from (select @nilai := 10) as T; -- Hasilnya 10

Penutup
Demikian artikel singkat mengenai penggunaan variable ini kami sajikan. Semoga bisa berguna buat kita semua dalam penggunaannya sehari-hari. Jika Anda ingin berdiskusi lebih lanjut silahkan bergabung ke user group belajar sql. Dan untuk Anda yang ingin mengambil script SQL dari contoh-contoh pada artikel ini silahkan mengunjungi halaman Daftar Script SQL. Script yang terkait dengan artikel ini adalah penggunaan_variable.sql.

Tipe / Jenis JOIN TABLE pada MySQL 5.0


Contents
1. 1 INNER JOIN 1. 1.1 INNER JOIN Antar Table dengan Kondisi ("ms_cabang" dan "ms_kota" dengan key "kode_kota") 2. 1.2 INNER JOIN Antar Table Tanpa Kondisi ("ms_cabang" dengan "ms_kota") 3. 1.3 Implisit INNER JOIN dengan Koma 2. 2 CROSS JOIN 3. 3 OUTER JOIN 4. 4 STRAIGHT_JOIN 5. 5 Penutup

Jika Anda telah memahami fungsi join pada database relasional untuk menghubungkan berbagai table, maka artikel berikut akan menjelaskan dan menunjukkan contoh penggunaan variasi join pada MySQL versi 5.0. JOIN sendiri merupakan konstruksi bahasa yang tidak bisa berdiri sendiri, biasanya berupa klausa pada bagian referensi table pada SELECT, UPDATE atau DELETE statement.

Tipe-tipe JOIN yang akan dibahas adalah :


INNER JOIN CROSS JOIN OUTER JOIN STRAIGHT JOIN

Semua contoh pada artikel ini menggunakan database PHI-Minimart. JIka Anda belum melakukan hal tersebut, silahkan lakukan instalasi dengan dua pilihan, PHI-Minimart full atau PHI-Minimart master table saja.

Tiga table yang akan kita gunakan dari database tersebut adalah ms_cabang, ms_kota dan ms_propinsi dengan relasi terlihat seperti pada gambar berikut.

Keterangan : Relasi antar table ms_cabang, ms_kota dan ms_propinsi

INNER JOIN
INNER JOIN adalah tipe join yang akan kita bahas pertama. Tipe join ini akan mengambil semua row dari table asal dan table tujuan dengan kondisi nilai key yang terkait saja - jika ada, dan jika tidak maka row tersebut tidak akan muncul.

Kalau tidak terdapat kondisi key terkait antar table, maka semua row dari kedua table dikombinasikan.

Syntax dari INNER JOIN adalah sebagai berikut :

table_reference [INNER] JOIN table_factor [join_condition]

Terlihat bahwa keyword INNER boleh digunakan secara eksplisit atau tidak. Jika tidak digunakan maka konstruksi JOIN tanpa keyword lain dianggap sebagai INNER JOIN.

INNER JOIN Antar Table dengan Kondisi ("ms_cabang" dan "ms_kota" dengan key "kode_kota")
SELECT * FROM ms_cabang ms_kota.kode_kota INNER JOIN ms_kota ON ms_cabang.kode_kota =

Hasil terlihat seperti gambar berikut ini. Disini table sumber adalah ms_cabang (left) mencari referensi row lain dari table ms_kota (right) dengan kondisi nilai kode_kota diantara kedua table tersebut sama. Kondisi ini menggunakan keyword ON.

Dengan panduan gambar, kita lihat bahwa tiap row dari ms_cabang akan dicari padanan row-nya di ms_kota :

untuk row pertama kita memiliki kode_kota dengan nilai "KOTA-003", ini akan dicari referensinya ke table ms_kota untuk nilai yang sama dan kita dapatkan row dengan nilai nama_kota "Lhokseumawe" adalah padanannya.

untuk row kedua kita memiliki kode_kota dengan nilai "KOTA-083", ini akan dicari referensinya ke table ms_kota untuk nilai yang sama dan kita dapatkan row dengan nilai nama_kota "Baubau" adalah padanannya. demikian seterusnya.

Sekarang mari kita coba hapus referensi untuk "Lhokseumawe" dari table ms_kota :

DELETE FROM ms_kota WHERE nama_kota = 'Lhokseumawe';

Setelah itu coba jalankan kembali perintah JOIN di atas, Anda akan mendapatkan hasil JOIN tanpa referensi row "Lhokseumawe". Jadi INNER JOIN dengan kondisi mengharuskan row dari tiap table memiliki nilai yang sama untuk column referensinya (dalam hal ini kode_kota).

Kembalikan lagi row referensi yang kita hapus tadi dengan perintah INSERT berikut ini :

INSERT INTO `ms_kota` VALUES ('KOTA-003','Lhokseumawe','P33')

INNER JOIN Antar Table Tanpa Kondisi ("ms_cabang" dengan "ms_kota")


SELECT * FROM ms_cabang INNER JOIN ms_kota

Hasilnya adalah untuk tiap row dari ms_cabang akan dikombinasikan dengan semua row dari ms_kota contoh hasilnya terlihat seperti pada gambar di bawah ini.

INNER JOIN antar table "ms_cabang", "ms_kota" dan "ms_propinsi"

SELECT ms_cabang.nama_cabang, ms_kota.nama_kota, ms_propinsi.nama_propinsi FROM ms_cabang INNER JOIN ms_kota ON ms_cabang.kode_kota = ms_kota.kode_kota INNER JOIN ms_propinsi ON ms_kota.kode_propinsi = ms_propinsi.kode_propinsi

Hasil eksekusi terlihat seperti gambar berikut. Dengan penggabungan ketiga table ini sekarang kita dapatkan setiap cabang memiliki informasi nama kota dan nama propinsi dimana cabang tersebut berada.

Implisit INNER JOIN dengan Koma INNER JOIN antar table secara implisit dapat menggunakan daftar table yang dipisah dengan tanda koma (,). Pengkondisian menggunakan klausa where.

SELECT ms_cabang.nama_cabang, ms_kota.nama_kota ,

ms_propinsi.nama_propinsi FROM ms_cabang

, ms_kota , ms_propinsi WHERE ms_cabang.kode_kota = ms_kota.kode_kota AND ms_kota.kode_propinsi = ms_propinsi.kode_propinsi

CROSS JOIN
CROSS JOIN identik dengan INNER JOIN pada MySQL 5.0. Pembahasannya sama dengan INNER JOIN sehingga tidak diulangi lagi disini.

Contoh Penggunaan :

SELECT ms_kota.nama_kota, ms_propinsi.nama_propinsi FROM

ms_cabang.nama_cabang,

ms_cabang CROSS JOIN ms_kota CROSS JOIN ms_propinsi ON ms_kota.kode_propinsi = ms_propinsi.kode_propinsi ON ms_cabang.kode_kota = ms_kota.kode_kota

OUTER JOIN
OUTER JOIN merupakan tipe join yang mencari referensi data dari suatu table sumber ke table lain dengan tidak menghilangkan data sumber apabila referensi tidak diketemukan.

Untuk menggunakan tipe OUTER JOIN maka perlu memperhatikan beberapa hal berikut :

perlu dibedakan antara table sumber dan table referensi, ini ditentukan dengan cara menspesifikasikan kedudukan table sumber apakah di kiri (LEFT) atau di kanan (RIGHT). jika tidak ada data dari table referensi yang cocok dengan kondisi join maka hanya data dari table sumber yang ditampilkan tetapi kolom-kolom table referensi akan berisi null.

Contoh Penggunaan :

Hapus data master "Lhokseumawe" dari table ms_kota


DELETE FROM ms_kota WHERE nama_kota = 'Lhokseumawe'

Lakukan join seperti perintah berikut ini, dan perhatikan hasilnya seperti pada gambar.
SELECT FROM LEFT ms_cabang.*, ms_kota.nama_kota ms_cabang ms_kota

OUTER JOIN ON ms_cabang.kode_kota = ms_kota.kode_kota

Tambahkan kembali data "Lhokseumawe" ke table ms_kota


INSERT INTO ms_kota(kode_kota, nama_kota, VALUES ('KOTA-003', 'Lhokseumawe', 'P33'); kode_propinsi)

Sekarang coba ganti syntax pada query di atas dari "LEFT" menjadi "RIGHT" dan lihat hasil eksekusinya. Tentunya dari hasil tersebut Anda sudah dapat mengambil kesimpulan perbedaan dari kedua konstruksi tersebut.

STRAIGHT_JOIN

STRAIGHT_JOIN merupakan pengganti keyword JOIN pada MySQL yang digunakan untuk "memaksa" proses join table dari kiri (LEFT) ke kanan (RIGHT).

Contoh Penggunaan :

SELECT ms_cabang.*, ms_kota.nama_kota FROM ms_cabang STRAIGHT_JOIN ms_kota ON ms_cabang.kode_kota = ms_kota.kode_kota

Penutup

INTERVAL dan Unit INTERVAL di MySQL


INTERVAL adalah keyword yang digunakan di MySQL untuk mewakili suatu periode waktu. INTERVAL harus dispesifikasikan lagi dengan unit waktu untuk memperjelas periode waktu yang dimaksud. Sebagai contoh, unit YEAR untuk menunjukkan periode TAHUN. Syntax yang digunakan :

INTERVAL expression unit_value


Contoh Penggunaan 1 : Kita ingin melihat hasil perhitungan tanggal 3 minggu dari 15 Januari 2011, maka query-nya akan terlihat sebagai berikut SELECT '2011-01-15' + INTERVAL 3 WEEK; dengan hasil eksekusinya :
2011-02-05

Contoh Penggunaan 2 : Kemudian jika kita ingin melihat hasil penjumlahan periode 2 tahun tanggal transaksi database PHI-Minimart maka query-nya akan terlihat sebagai berikut : SELECT tgl_transaksi + INTERVAL 2 YEAR FROM tr_penjualan; Dan jika ingin menambahkan periode 1 tahun 2 bulan bisa dilakukan dengan 2 query berikut : SELECT tgl_transaksi + INTERVAL 1 YEAR + INTERVAL 2 MONTH FROM t r_penjualan atau SELECT tgl_transaksi + INTERVAL '12' YEAR_MONTH FROM tr_penjualan

Daftar Unit Interval Yang Bisa Digunakan


Berikut adalah daftar unit dan format penulisan angka yang bisa digunakan : unit value
MICROSECOND SECOND MINUTE

expression format
MICROSECONDS SECONDS MINUTES

HOUR DAY WEEK MONTH QUARTER YEAR SECOND_MICROSECOND MINUTE_MICROSECOND MINUTE_SECOND HOUR_MICROSECOND HOUR_SECOND HOUR_MINUTE DAY_MICROSECOND DAY_SECOND DAY_MINUTE DAY_HOUR YEAR_MONTH

HOURS DAYS WEEKS MONTHS QUARTERS YEARS 'SECONDS.MICROSECONDS' 'MINUTES:SECONDS.MICROSECONDS' 'MINUTES:SECONDS' 'HOURS:MINUTES:SECONDS.MICROSECONDS' 'HOURS:MINUTES:SECONDS' 'HOURS:MINUTES' 'DAYS HOURS:MINUTES:SECONDS.MICROSECONDS' 'DAYS HOURS:MINUTES:SECONDS' 'DAYS HOURS:MINUTES' 'DAYS HOURS' 'YEARS-MONTHS'

Sumber Referensi :

enambahkan dan Mengurangi Waktu di MySQL


Contents 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 1 Pendahuluan 2 Menggunakan Operator Plus dan Minus 3 Penggunaan DATE_ADD 4 Penggunaan DATE_SUB 5 Penggunaan ADDDATE 6 Penggunaan SUBDATE 7 Penggunaan SUBTIME 8 Penggunaan PERIOD_ADD 9 Sumber Referensi

Pendahuluan
Ada beberapa cara untuk menambahkan tanggal dan jam tertentu di MySQL, yaitu : 1. Menggunakan operator plus (+) dan minus (-) diikuti keyword INTERVAL dan unit dari Interval. 2. Menggunakan fungsi-fungsi berikut : o DATE_ADD, digunakan untuk menambahkan jumlah hari atau interval waktu pada tanggal tertentu. o DATE_SUB, digunakan untuk mengurangi interval waktu pada tanggal tertentu. o ADDDATE, digunakan untuk menambahkan jumlah hari atau interval waktu pada tanggal tertentu. o SUBDATE, digunakan untuk mengurangi jumlah hari atau interval waktu pada tanggal tertentu. o SUBTIME, digunakan untuk mengurangi dari dua ekspresi waktu (time atau datetime). o PERIOD_ADD, menambahkan jumlah bulan pada periode tertentu. Periode tersebut dalam format YYMM atau YYYYMM. Bagian berikut di bawah menunjukkan contoh-contoh penggunaan dari operator dan fungsi tersebut di atas.

Menggunakan Operator Plus dan Minus


Contoh penggunaannya operator plus minus ( + / - ) adalah sebagai berikut : SELECT '2010-01-01 00:00:00' + INTERVAL 1 DAY; -- Menambahkan 1 hari SELECT '2010-01-01 00:00:00' - INTERVAL '30' MINUTE; -Mengurangi 30 menit SELECT '2010-01-01 00:00:00' - INTERVAL '1-3' YEAR_MONTH; -Mengurangi 1 tahun dan 3 bulan

SELECT '2010-01-01' + INTERVAL '2' MONTH; -- Menambahkan 2 bulan SELECT '2010-01-01' + INTERVAL '2-6' YEAR_MONTH; -Menambahkan 2 tahun dan 6 bulan SELECT '2010-01-01' - INTERVAL '1-3' YEAR_MONTH; -- Mengurangi 1 tahun dan 3 bulan -- Menambahkan interval 3 tahun pada field tgl_transaksi dari database PHI-Minimart SELECT tgl_transaksi + INTERVAL '3' YEAR from tr_penjualan; Untuk rincian mengenai INTERVAL, silahkan klik halaman wiki pada link ini.

Penggunaan DATE_ADD
Syntax :
DATE_ADD(date, INTERVAL expr unit)

Contoh :
SELECT DATE_ADD('2010-01-01', INTERVAL 3 MINUTE); -menambahkan 3 minute SELECT DATE_ADD('2010-01-01 00:00:00', INTERVAL '2-6' YEAR_MONTH); -menambahkan 2 tahun 6 bulan -- Menambahkan 12 jam pada field tgl_transaksi pada table tr_penjualan di database PHI-Minimart SELECT DATE_ADD(tgl_transaksi, INTERVAL 12 HOUR) FROM tr_penjualan;

Penggunaan DATE_SUB
Syntax :
DATE_SUB(date, INTERVAL expr unit)

Contoh : SELECT DATE_SUB('2010-01-01', INTERVAL 3 MINUTE); -mengurangi 3 minute SELECT DATE_SUB('2010-01-01 00:00:00', INTERVAL '22' YEAR_MONTH); -mengurangi 2 tahun 2 bulan -- Mengurangi 12 jam pada field tgl_transaksi pada table tr_penjualan di database PHI-Minimart SELECT DATE_SUB(tgl_transaksi, INTERVAL 12 HOUR) FROM tr_penjual an;

Penggunaan ADDDATE
Ada 2 jenis syntax yang berlaku untuk fungsi ADDDATE ini, yaitu :
ADDDATE(date, INTERVAL expr unit)

atau
ADDDATE(expr, days)

Contoh :
SELECT ADDDATE('2010-01-01', INTERVAL 3 MINUTE); -menambahkan 3 minute SELECT ADDDATE('2010-01-01 00:00:00', INTERVAL '2-2' YEAR_MONTH); -- menambahkan 2 tahun 2 bulan SELECT ADDDATE('2010-01-01 00:00:00', 3); -menambahkan 3 hari -- Menambahkan 12 jam pada field tgl_transaksi pada table tr_penjualan di database PHI-Minimart SELECT ADDDATE(tgl_transaksi, INTERVAL 12 HOUR) FROM tr_penjualan; -- Menambahkan 7 hari pada field tgl_transaksi pada table tr_penjualan di database PHI-Minimart SELECT ADDDATE(tgl_transaksi, 7) FROM tr_penjualan;

Penggunaan SUBDATE
Syntax :
SUBDATE(date, INTERVAL expr unit)

atau
SUBDATE(expr, days)

Contoh : SELECT SUBDATE('2010-01-01', INTERVAL 3 MINUTE); -mengurangi 3 minute SELECT SUBDATE('2010-01-01 00:00:00', INTERVAL '22' YEAR_MONTH); -- mengurangi 2 tahun 2 bulan SELECT SUBDATE('2010-01-01 00:00:00', 3); -- mengurangi 3 hari -- Mengurangi 12 jam pada field tgl_transaksi pada table tr_penjualan di database PHI-Minimart SELECT SUBDATE(tgl_transaksi, INTERVAL 12 HOUR) FROM tr_penjuala n;

-- Mengurangi 7 hari pada field tgl_transaksi pada table tr_penjualan di database PHI-Minimart SELECT SUBDATE(tgl_transaksi, 7) FROM tr_penjualan;

Penggunaan SUBTIME
Syntax :
SUBTIME(ekspresi_tanggal_waktu, ekspresi_waktu)

Contoh :
SELECT SUBTIME('2010-01-01 00:00:00', '11:00:00'); -mengurangi 12 jam SELECT SUBTIME('2010-01-01 12:00:00', '1'); -mengurangi 1 detik SELECT SUBTIME('2010-01-01 12:00:00', '1:0:0.000000'); -- mengurangi 1 jam SELECT SUBTIME('2010-01-01 12:00:00', '1:1'); -- mengurangi 1 jam dan 1 menit SELECT SUBTIME('2010-01-01 12:00:00', '1 1:1'); -- mengurangi 1 hari, 1 jam dan 1 menit

Penggunaan PERIOD_ADD
Syntax :
PERIOD_ADD(year_month_period, months)

Keterangan :

year_month_period adalah dalam format YYMM atau YYYYMM.

Contoh : SELECT PERIOD_ADD('201001',3); -Menambahkan 3 bulan pada Januari 2010 SELECT PERIOD_ADD('1001',3); -- Menambahkan 3 bulan pada Januari 2010 SELECT PERIOD_ADD('201001',-3); -Mengurangi 3 bulan pada Januari 2010

Sumber Referensi

Mengambil Tanggal Hari Ini


Untuk mengambil tanggal hari ini di MySQL cukup gampang, kita dapat menggunakan fungsi-fungsi berikut :

CURDATE NOW SYSDATE

Contoh Penggunaan:
SELECT CURDATE();

dan berikut contoh eksekusi pada SQLYog.

Format Tanggal
Selain keluaran standar seperti di atas, tentunya dalam banyak kesempatan kita ingin

format tanggal itu lebih informatif seperti misalkan October, 6 2010. Untuk itu kita gunakan fungsi tambahan, yaitu date_format(). Contoh Penggunaan: SQL Select date_format(curdate(), "%M, %d %Y"); Select date_format(curdate(), "%M, %e %Y"); Select date_format(now(),"%M, %e %Y %H:%i:%s"); Dan berikut contoh eksekusi pada SQLYog. Hasil Eksekusi October, 06 2010 October, 6 2010 October, 6 2010 18:55:55

Untuk daftar selengkapnya dari format ini bisa dilihat pada halaman ini.

Sumber Referensi

Menggabungkan Teks di MySQL


Contents 1. 2. 3. 4. 1 Pendahuluan 2 CONCAT dan CONCAT_WS 3 Contoh Penggunaan CONCAT 4 Contoh Penggunaan CONCAT_WS

Pendahuluan
Walau kelihatannya sepele, penggabungan teks atau string di MySQL sering menimbulkan kebingungan. Hal ini disebabkan karena MySQL harus menggunakan function sedangkan pada beberapa produk database lain cukup menggunakan operator plus (+) atau ampersand (&). Function-function yang digunakan untuk menggabungkan teks di MySQL adalah concat dan concat_ws. Berikut adalah penjelasan kedua function tersebut dan contoh penggunaannya.

CONCAT dan CONCAT_WS


1. CONCAT : adalah fungsi yang digunakan untuk menggabungkan satu atau lebih teks yang diberikan.
CONCAT(teks1, teks2, ...)

2. CONCAT_WS : adalah fungsi yang digunakan untuk menggabungkan satu atau lebih teks dengan tambahan pemisah (separator) antar teks yang digabungkan.
CONCAT(pemisah, teks1, teks2, ...)

Contoh Penggunaan CONCAT


1. Menggabungkan kata "Kampung", spasi dan "Rambutan". SELECT CONCAT("Kampung", " ", "Rambutan");

2. Menggabungkan kata "Produk : " dan field "nama_produk" dari table "ms_produk". SELECT CONCAT("Produk : ", nama_produk) FROM ms_produk;

Contoh Penggunaan CONCAT_WS

1. Menggabungkan kata "Kampung" dan "Rambutan" dengan pemisah "-". SELECT CONCAT_WS("-", "Kampung", "Rambutan")

2. Menggabungkan field "kode_produk" dan "nama_produk" dengan pemisah ", ". SELECT CONCAT_WS(", ", kode_produk, nama_produk) FROM ms_produk

Mengganti Teks dengan REPLACE


Fungsi REPLACE digunakan di dalam MySQL untuk mengganti teks (satu atau kumpulan karakter) tertentu dengan teks lain. Syntax :
REPLACE( teks_yang_akan_diganti, teks_yang_dicari, teks_pengganti )

Contoh : Misalkan table dengan teks yang akan kita ganti adalah sebagai berikut :
Nama_Karyawan ============ Bintang Maven] Eria Setiawan] Kristina Damai]

Terlihat dari row field tersebut ada yang mengganggu, yaitu tanda penutup kurung sikur "]" pada tiap akhiran. Maka kita bisa gunakan penggunaan fungsi REPLACE untuk mengganti tanda tersebut dengan teks kosong :

REPLACE(Nama_Karyawan, ']', '')


dan konstruksi lengkapnya dengan konteks select dan update : SELECT REPLACE(Nama_Karyawan, ']', '') from ms_karyawan; UPDATE ms_karyawan SET Nama_Karyawan = REPLACE(Nama_Karyawan, ']', '') Hasil Eksekusi :
Nama_Karyawan ============ Bintang Maven Eria Setiawan Kristina Damai

Demikian, semoga artikel mengenai fungsi REPLACE ini dapat membantu.

Menggunakan Regular Expression (REGEX) Pada MySQL


Contents 1. 1 Pendahuluan 2. 2 Operator Regular Expression 3. 3 Contoh Penggunaan (Menggunakan database PHI-Minimart)

Pendahuluan
Regular Expression (REGEX) adalah konstruksi bahasa untuk mencocokkan teks berdasarkan pola tertentu, terutama untuk kasus-kasus kompleks. Contoh misalkan mencari teks berawalan karakter tertentu, memiliki jumlah perulangan dari suatu teks, dan lain sebagainya. Selain itu, REGEX juga sangat manjur (powerful) terutama untuk proses penguraian kata (text parsing). Pada artikel ini tidak akan dibahas mengenai REGEX itu sendiri, tapi bagaimana kita menggunakannya pada statement MySQL kita. Untuk informasi mengenai REGEX sendiri dapat dilihat pada halaman ini.

Operator Regular Expression


MySQL menggunakan 3 operator untuk REGEX ini : 1. REGEXP : melakukan pencocokan pola (pattern matching) menggunakan Regular Expresssion. 2. NOT REGEXP : negasi dari REGEXP. 3. RLIKE : sama dengan REGEXP. Syntax :
expression [NOT] REGEXP expression atau expression [NOT] RLIKE expression

Contoh Penggunaan (Menggunakan database PHI-Minimart)


Berikut adalah contoh penggunaan operator regular expression dari yang sederhana sampai dengan yang kompleks : 1. Mencari nama produk yang mengandung kata "in". SELECT kode_produk, nama_produk FROM ms_produk WHERE nama_

produk REGEXP 'in';

2. Mencari nama produk yang memiliki awalan kata "kacang". SELECT kode_produk, nama_produk FROM ms_produk WHERE nama_p roduk REGEXP '^kacang';

3. Mencari nama produk yang tidak memiliki kata "kacang". SELECT kode_produk, nama_produk FROM ms_produk WHERE nama_p roduk NOT RLIKE "kacang";

4. Mencari nama produk yang hanya memiliki jumlah 4 kata. SELECT kode_produk, nama_produk FROM ms_produk WHERE TRIM(nama_produk) RLIKE "^([[:alnum:]]+[[:space:]]+) {3}[[:alnum:]]+$";

Menghitung Panjang Text / String


Untuk menghitung panjang string / text di MySQL kita dapat menggunakan fungsi length. Contoh

Select length('PHI-Integration'); -- hasil 15

SELECT kode_produk, length(kode_produk) AS panjang FROM ms_produk LIMIT 0,10;

Fungi GROUP_CONCAT : Menggabungkan String dari Grouping Tertentu Pendahuluan


Kadang kala kita membuat report kumpulan item dari suatu grouping. Misalkan daftar nama produk dari suatu kategori, tapi dalam bentuk daftar dengan pemisah koma.

Sebagai contoh, misalkan kita memiliki sumber data tabular sebagai berikut :

Data Sumber nama_kategori Sayur-Sayuran Sayur-Sayuran Sayur-Sayuran Buah Buah

nama_produk bawang merah 1kg bawang putih 1 kg buncis 1 kg

alpukat 1 kg jeruk 1 kg

dan ingin kita hasilkan sebagai berikut

Hasil Query nama_kategori Sayur-Sayuran

nama_produk bawang merah 1kg, bawang putih 1 kg, buncis 1 kg

Buah

alpukat 1 kg, jeruk 1 kg

Sebagai solusi pada MySQL kita bisa menggunakan fungsi GROUP_CONCAT.

Fungsi GROUP_CONCAT
Untuk syntax lengkap dari GROUP_CONCAT sebagaimana diambil dari referensi pada situs MySQL adalah sebagai berikut :

GROUP_CONCAT([DISTINCT] expr [,expr ...] [ORDER BY {unsigned_integer | col_name | expr} [ASC | DESC] [,col_name ...]] [SEPARATOR str_val])

Keterangan

[DISTINCT] : digunakan apabila kita ingin mendapatkan hasil koleksi daftar yang unik expr atau expression adalah field atau ekspresi (dari berbagai penggunaan kombinasi field, literal, function maupun operator) [ORDER BY ...] : digunakan apabila kita ingin mengurutkan hasil SEPARATOR : digunakan untuk merinci string pemisah antar tiap item dari daftar

Beberapa Contoh Penggunaan


Berikut adalah beberapa contoh penggunaan dari function GROUP_CONCAT pada database PHI_Minimart dengan hasilnya.

Query SQL

Contoh Hasil (Klik Untuk Memperbesar)

SELECT m2.nama_kategori, GROUP_CONCAT(m1.nama _produk) FROM ms_produk m1 JOIN ms_kategori m2 ON m1.kode_kategori = m2.kode_kategori GROUP BY m2.nama_kategori;

SELECT m2.nama_kategori, GROUP_CONCAT(m1.nama_produk ORDER BY m1.nam a_produk DESC) FROM ms_produk m1 JOIN ms_kategori m2 ON m1.kode_kategori = m2.kode_kategori GROUP BY m2.nama_kategori;

SELECT m2.nama_kategori, GROUP_CONCAT( LEFT(m1.nama_produk,5) ORDER BY m1.nama_produk DESC ) FROM ms_produk m1 JOIN ms_kategori m2 ON m1.kode_kategori = m2.kode_kategori GROUP BY m2.nama_kategori;

Apa itu DDL & DML ?


Contents
1. 1 DDL - Data Definition Language 1. 1.1 Daftar Perintah DDL pada MySQL 5.0 2. 1.2 Tabel Matrix Perintah DDL MySQL 5.0 2. 2 DML - Data Manipulation Language 1. 2.1 Beberapa daftar Perintah DML MySQL 5.0 3. 3 Belajar SQL lebih lanjut ?

Semua perintah SQL dibagi dalam 2 kategori besar sesuai fungsinya, yaitu :

DDL Data Definition Language merupakan kumpulan perintah SQL yang digunakan untuk membuat, mengubah dan menghapus struktur dan definisi metadata dari objek-objek database. DML Data Manipulation Language merupakan kumpulan perintah SQL yang digunakan untuk proses pengolahan isi data di dalam table seperti memasukkan, merubah dan menghapus isi data - dan tidak terkait dengan perubahan struktur dan definisi tipe data dari objek database.

Mari kita lihat dari definisi dan contoh lebih lanjut pada bagian berikut di bawah ini.

DDL - Data Definition Language


Seperti definisi yang telah dijelaskan di atas, DDL adalah kumpulan perintah SQL yang digunakan untuk membuat (create), mengubah (alter) dan menghapus (drop) struktur dan definisi tipe data dari objekobjek database.

Objek-objek database pada yang dimaksud - pada MySQL - adalah sebagai berikut :

Database Table View Index Procedure (Stored Procedure) Function Trigger

Contoh : -- Perintah berikut akan membuat table pada database kita dengan nama "ms_karyawan" CREATE TABLE ms_karyawan ( kode_cabang varchar(10) default NULL, kode_karyawan varchar(10) NOT NULL, nama_depan varchar(8) default NULL, nama_belakang varchar(9) default NULL, jenis_kelamin varchar(1) default NULL, PRIMARY KEY (kode_karyawan) ) Daftar Perintah DDL pada MySQL 5.0 Berikut adalah contoh perintah DDL yang digunakan pada MySQL. Klik pada link untuk melihat rincian penggunaan dari perintah tersebut.

Pembuatan (CREATE) o CREATE DATABASE o CREATE FUNCTION o CREATE INDEX o CREATE PROCEDURE o CREATE TABLE o CREATE TRIGGER o CREATE VIEW Perubahan (ALTER & RENAME) o ALTER DATABASE o ALTER FUNCTION o ALTER PROCEDURE o ALTER TABLE o ALTER VIEW o RENAME TABLE Penghapusan (DROP) o DROP DATABASE o DROP FUNCTION o DROP INDEX o DROP PROCEDURE o DROP TABLE o DROP TRIGGER o DROP VIEW

OBJECT DATABASE FUNCTION INDEX PROCEDURE TABLE TRIGGER VIEW

Tabel Matrix Perintah DDL MySQL 5.0 CREATE ALTER DROP Yes Yes Yes Yes Yes Yes Yes Yes Yes Yes Yes Yes Yes Yes Yes Yes Yes Yes Yes

RENAME

Yes

DML - Data Manipulation Language

DML sendiri adalah kumpulan perintah SQL yang berhubungan dengan pekerjaan mengolah data di dalam table - dan tidak terkait dengan perubahan struktur dan definisi tipe data dari objek database seperti table, column, dan sebagainya.

Contoh DML : Mengambil Seluruh Row Data dari table MS_KARYAWAN

SELECT * FROM ms_karyawan

Contoh DML : Memasukkan data ke dalam tabel ms_karyawan

INSERT INTO ms_karyawan( kode_cabang, kode_karyawan, nama_depan, nama_belakang, jenis_kelamin) VALUES ('cab-001','kar-001','Feris','Thia','Laki-laki'); Beberapa daftar Perintah DML MySQL 5.0

CALL DELETE DO HANDLER INSERT LOAD DATA INFILE REPLACE SELECT TRUNCATE UPDATE

Apa itu Join ?


Contents 1. 1 Pendahuluan 2. 2 Merelasikan Table dengan "Join" 3. 3 Penutup

Pendahuluan
Pada bahasa SQL, operasi join atau penggabungan "menyamping" antar table adalah operasi dasar database relasional yang sangat penting. Untuk mendukung perancangan database resional yang baik, berikut adalah penjelasan dan ilustrasi mengenai join ini. Contoh-contoh di bawah ini mengunakan database PHI-Minimart. Instalasi contoh database ini dapat dilihat pada halaman ini.

Merelasikan Table dengan "Join"


Secara singkat join adalah operasi menghubungkan antar beberapa table sehingga terbentuk satu set data yang baru. Sebagai contoh, saya memiliki hubungan antar table master cabang dan master kota yang tampak pada gambar skema berikut ini.

Gambar : Table "ms_cabang" memiliki relasi dengan "ms_kota" melalui kolom "kode_kota"

Beberapa poin dari skema di atas adalah sebagai berikut :

pada table "ms_cabang" kita dapat melihat informasi "nama cabang" dan "kode kota".

kita ingin mencari keterangan "nama kota", dan data tersebut ada di table "ms_kota" (gambar di bawah). Relasi antara kedua table ini perlu dicari karena kita memerlukan informasi akhir gabungan yang diambil dari masing-masing table tersebut.

Perhatikan kedua gambar, nilai-nilai pada table "ms_cabang" dan "ms_kota" ternyata memiliki kaitan atau relasi pada kolom "kode_kota". Sebagai contoh, untuk mencari nama kota dari cabang "PHI Mini Market Lhokseumawe 01" maka kita perlu mengambil nilai kode kota dari cabang tersebut, yaitu "KOTA-001". Setelah itu, dengan data tersebut kita cari data row terkait di table "ms_kota" sehingga kita dapatkan "Lhokseumawe" sebagai nama kotanya.

Dengan menggunakan join di SQL maka hasil akhir tampak seperti gambar berikut ini.

Penutup
Join adalah penggabungan table yang dilakukan melalui kolom / key tertentu yang memiliki nilai terkait untuk mendapatkan satu set data dengan informasi lengkap. Lengkap disini artinya kolom data didapatkan dari kolom-kolom hasil join antar table tersebut. Join diperlukan karena perancangan table pada sistem transaksional kebanyakan di-normalisasi, salah satu alasannya untuk menghindari redundansi. Untuk informasi selengkapnya mengenai normalisasi data bisa dibaca pada halaman situs wikipedia ini. Dan untuk Anda yang ingin berdiskusi lebih lanjut mengenai konsep lain di database relasional atau bahasa SQL, silahkan bergabung dengan komunitas kami dari informasi di halaman ini.

Anda mungkin juga menyukai