Microfinance adalah penyediaan layanan keuangan untuk kalangan berpenghasilan rendah, termasuk konsumen dan wiraswasta, yang secara tradisional tidak memiliki akses terhadap perbankan dan layanan terkait. Microfinance saat ini dianggap sebagai cara yang efektif dalam pengentasan kemiskinan. Serta penyedia jasa keuangan bagi pengusaha kecil dan mikro serta berfungsi sebagai alat pembangunan bagi masyarakat pendesaan. Keuangan mikro biasanya di anggap sebagai layanan keuangan untuk klien berpenghasilan rendah dan miskin. Umumnya, istilah ini disebut lebih dekat dengan pinjaman dan jasa keuangan lainnya dari jasa perusahaan yang di akui sebagai lembaga keuangan mikro. Model bisnis keuangan mikro termasuk metode seperti persyaratan tabungan pra-pinjaman, pinjaman kelompok dan akses ke pinjaman baru, jika pinjaman sebelumnya dilunasi. Lembaga keuangan mikro muncul, ketika adaptasi miskin untuk kredit ini di sebabkan kerumitan yang terlibat dalam modus operasi lembaga keuangan dan kebutuhan keuangan masyarakat berpenghasilan rendah. Lembaga pemberi pinjaman komersial membutuhkan peminjam yang memiliki pendapatan sangat stabil dimana pokok dan bunga dapat dengan mudah di bayar ditetapkan periode waktu. Selain itu, bankir juga menetapkan jaminan dengan judul yang jelas, yang sebagian besat masyarakat berpenghasilan rendah tidak memiliki.
instrumen yang dibutuhkan dengan menghadirkan pembentukan Badan Usaha yang dapat mengayomi kesempatan berusaha bagi masyarakat yakni melalui BUMDes.
Karakteristik Usaha Mikro dan Kecil (UMK) berbeda dengan Usaha Menengah Besar (UMB). Pada kelompok UKM unsure social budaya masih melekat sangat kuat sehingga dalam kurikulum pendekatan-pendekatan social budaay merupakan pelajaran dasar sebelum pelajaran-pelajaran manajemen, teknis operasioanal dan teknologi. Sesuai dengan UKM, maka Koperasi sebagai sebuah konsep ideologi, manajemen dan bisnis tentunya merupakan wadah dari pelajaran yang akan dikembangkan oleh Koperasi di Indonesia.
Di samping itu, orang miskin khususnya pengusaha mikro, tidak terlalu memperhitungkan besarnya suku bunga kredit yang dibebankan kepada mereka, asalkan kredit tersedia kepada mereka pada saat dibutuhkan. Karena itu tidak mengherankan bila kredit mikro tetap diambil oleh orang miskin walaupun adakalanya suku bunga kredit mikro lebih tinggi dibandingkan kredit komersial. Hasil penelitian menjelaskan bahwa secara simultan variabel kompensasi yang terdiri dari gaji, insentif, tunjangan ndan jaminan kesehatan mempunyai pengaruh secara simultan terhadap kepuasan kerja karyawan LKM Artha Pratama dan Kusuma Abadi Malang, sedangkan secara parsial variabel kompensasi yang mempunyai pengaruh adalah gaji, insentif dan jaminan kesehatan dan variabel yang tidak mempunyai pengaruh terhadap kepuasan kerja adalah tunjangan.
DAFTAR PUSTAKA
http://www.depdagri.go.id/article/2011/09/12/ BLOGNYA CHAYANK MANKTABBBSSS
http://www.powershow.com/view/a0b7ZGM2M/PEMBIAYAAN_PERTANIAN_MELALUI_PENGEMBANGAN_LEMBAGA_KEUANGAN_MIKRO_A GRIBISNIS_LKMA_DALAM_UPAYA_MENINGK_powerpoint_ppt_presentation http://agus.arijanto.staff.mercubuana.ac.id/dl.php http://repository.unand.ac.id/428/