Anda di halaman 1dari 9

STUDI KASUS :

PT. KWARSA HEXAGON

Latar Belakang Perusahaan


PT. Kwarsa Hexagon adalah merupakan perusahaan konsultan
enginering yang didirikan pada tahun 1982 di Bandung. Pada awal
pendiriannya, perusahaan ini lebih memfokuskan kegiatan bisnisnya
pada investigasi geologi teknik dan mekanika tanah. Berdasarkan
pendiriannya, nama Kwarsa Hexagon diambil dari nama jenis
batuan/pasir yaitu pasir kwarsa berisi enam, yang menurut literatur
geologi teknik mempunyai kadar kekerasan yang paling tinggi. Hal ini
mengandung suatu hikmah dan harapan bahwa Kwarsa Hexagon akan
menjadi suatu perusahaan yang besar, dan mempunyai keunggulan
kompetisi di bidangnya.
Sejalan
dengan
bertambahnya
pengalaman,
kekuatan
sumberdaya yang ada di dalam perusahaan dan kesempatan untuk
turut berkarya dalam bisnis jasa enginering, Kwarsa Hexagon terus
berupaya mengembangkan diri terhadap layanan bisnis yang ditekuni.
Hingga saat ini, pada usia perusahaan mencapai 22 tahun, Kwarsa
Hexagon telah berketetapan untuk tidak hanya menangani survey dan
investigasi, akan tetapi juga lingkup pekerjaan studi, baik master plan,
kelayakan, perencanaan maupun supervisi proyek-proyek besar di
Indonesia.

Legalitas Perusahaan
Sebagai perusahaan swasta yang berbentuk Perseroaan
Terbatas, legalitas perusahaan yang harus dimiliki telah dimiliki dengan
data sebagai berikut :
Akte Notaris

: 01 tanggal 1 Juli 1982

TDR

: 602.32/23.178/K/Peny.Prog

NPWP

: 1.216.288.9.424

SIUJK

: 1023.1.82.91.00577

Keanggotaan Inkindo

: 798/P/69.JP

KADIN

: 20101 00059

Lingkup Layanan
Sesuai dengan perkembangan kekuatan sumberdaya yang ada
pada perusahaan, saat ini bidang layanan bisnis yang ditawarkan oleh
perusahaan adalah mengerjakan pekerjaan studi master plan,
kelayakan, perencanaan teknik dan supervisi konstruksi terhadap
proyek-proyek di 7 (tujuh ) bidang layanan yaitu :
a. Pengembangan Sumberdaya Air
Adalah melayani kegiatan-kegiatan studi, perencanaan dan
supervisi pada water resources engineering dibidang irigasi,
pengembangan daerah rawa, pengelolaan sungai, pengendalian
banjir, pengelolaan daerah aliran sungai, dam, serta
infrastruktur yang terkait.
b. Pengembangan Energi
Adalah melayani kegiatan-kegiatan studi, perencanaan dan
supervisi pada pengembangan dan pembangkitan energi listrik,
baik PLTA, PLTU, PLTGU dan PLTU. Dalam bisnis ini kebanyakan
melayani customer PLN sebagai lembaga yang mengelola energi
listrik.
c. Sipil dan Manajemen Konstruksi
Adalah melayani kegiatan-kegiatan studi, perencanaan dan
supervisi di bidang jalan dan jembatan, jalan tol, soil
improvement, perkuatan lereng, dan land subsidence, serta
manajemen konstruksi dalam pembangunan infrastruktur.
d. Pertanian, Perkebunan dan Kehutanan
Adalah melayani kegiatan-kegiatan studi, perencanaan, dan
supervisi dibidang peningkatan produksi pangan, land use
management database, serta sebagai salah satu konsultan yang
telah ditunjuk oleh Menteri Kehutanan sebagai Lembaga Penilai
Independen terhadap perusahaan pemegang Hutan Tanaman
Industri.
e. Pemukiman dan Pengembangan Wilayah
Adalah melayani kegiatan-kegiatan studi, perencanaan dan
supervisi di bidang perencanaan dan pengembangan wilayah,
infrastruktur
air
bersih,
dan
peningkatan
program
pemebrdayaan masyarakat.
f.

Survey dan Investigasi

Adalah melayani kegiatan-kegiatan survey topografi, hidrologi


dan investigasi geologi teknik, seismic, adit dan grouting.
g. Environmental
Adalah melayani kegiatan-kegiatan studi pengelolaan dan
pemantauan lingkungan baik berupa UKL/UPL, RKL/RPL atau
AMDAL.

Lokasi Perusahaan
Untuk menjalankan kegiatan bisnisnya, Kwarsa Hexagon
mempunyai kantor pusat di Jalan Rancabolang 36 Bandung, dengan
Kantor Cabang di Jakarta di jalan Raya Jatipadang No. 12 Jakarta
Selatan.

Visi dan Misi


Sebagai upaya untuk implementasi program bisnisnya,
perusahaan telah menetapka visi perusahaan adalah Menjadi
Konsultan Teladan di Asia. Terdapat 2 hal pokok yang terkandung
dalam visi tersebut adalah keteladanan dalam bidang enginering
sebagai core bisnisnya, dan tingkat asia adalah merupakan target
expansi yang ditetapkan oleh manajmen perusahaan.
Sedangkan misi perusahaan ditetapkan adalah Konsultan
Bermartabat Yang Mampu Dipercaya Mitranya. Maksud dari misi
ini adalah merupakan komitmen perusahaan untuk menjamin dan
memberikan kepuasan kepada kliennya, dengan memberikan layanan
mutu secara prima dan cara yang bermartabat.

Tujuan Perusahaan
Sebagai pedoman dalam implementasi bisnisnya, manajemen
perusahaan telah menetapkan tujuan perusahaan adalah Mendapatkan
Laba Bisnis Semaksimal Mungkin, Guna Meningkatkan Kesejahteraan
Stakeholder Perusahaan. Artinya bahwa laba atau dengan bahasa lain
saldo proyek akan menjadi tolok ukur keberhasilan manajemen dalam
pengelolaan proyek, dan ini akan dipergunakan untuk kesejahteraan
para pihak yang berperan dalam perusahaan secara proporsional.

SWOT Analisis
Setelah menjalankan bisnisnya sejak 1982, telah banyak terjadi
perubahan dalam lingkungan internal perusahaan guna menyesuaikan
dengan kebutuhan dalam penyelesaian proyek. Perubahan-perubahan
tersebut bisa menjadikan sebagai kekuatan ataupun juga kelemahan
dalam mencapai rencana strategis perusahaan.

Analisis SWOT dilakukan untuk mengidentifikasi kekuatan, kelemahan,


peluang dan ancaman yang ada pada perusahaan, dengan hasil
analisis sebagai berikut :
Strength/Kekuatan

Experience dibidang enginering cukup banyak dan komprehensif


Ketersediaan dan keahlian para engineer/Tenaga ahli baik yang
berasal dari permanen staff atau melalui jaringan kerjasama
dengan institusi lain. Saat ini terdapat 90 permanen staff yang
terdiri dari 3 orang Direksi, 7 orang Manajer, 28 orang Tenaga
ahli teknik dan 52 orang tenaga pendukung. Disamping itu
terdapat 147 orang karyawan dengan basis kontrak proyek,
yang terdiri dari 83 tenaga ahli teknik, 52 orang teknisi dan 12
orang tenaga pendukung.
Ketersediaan peralatan dan fasilitas kerja, baik hardware atau
software.
Sistem informasi dan Minning data.
Jaringan marketing di dalam negeri, khususnya di PLN,
Departemen Kimpraswil, Pertanian, Kehutanan, PT. Indonesia
Power, PT. Jasa Marga, dan perusahaan-perusahaan swasta.
Jaringan kerjasama dengan konsultan asing yang beroperasi di
Indonesia, diantaranya Nippon Koei, Newjec, Tepsco, J.Power,
PCI, Collence, Montgomery Wotson, Lavallin, Black&Veatch, DHV,
dsb.
Kondisi keuangan perusahaan pada tahun terakhir menunjukkan
sebagai berikut : Rasio Likuiditas 129,05%, Rasio Solvabilitas
146,56%, Profitabilitas 8,12%, Perputaran Modal 23,56% dan
Perputaran Total Harta 7,48%.

Weakness/Kelemahan

Etos dan budaya kerja, yang masih perlu ditingkatkan


effektivitasnya.

Kemampuan berbahasa Internasional rata-rata tenaga ahli


Indonesia masih perlu ditingkatkan.
Belum luasnya jaringan marketing di luar negeri.

Opportunity/Peluang

Peraturan Pemerintah melalui Menteri Keuangan bersama


dengan Bappenas tentang standar Billing Rate International
Competitive Bidding.
Selisih kurs, antara US Dollar dengan Rupiah.
Kebijakan Pemerintah melalui masing-masing Departemen
dalam rangka meningkatkan fungsi dan layanan kepada
masyarakat misalnya, komitmen PLN untuk mengatasi krisis
listrik di Sumatera di tahun 2005 dan mencegah terjadinya krisis
di Jawa-Bali 2015. Komitmen Departemen Pertanian untuk
meningkatkan
swasembada
produksi
beras.
Komitmen
Departemen Kehutanan untuk melestarikan dan mengelola
konservasi hutan. Komitmen Departemen Kimpraswil untuk
meningkatkan pembangunan sarana/prasaran dan infrastruktur
pemerintah dsb-nya.
Kebijakan Funding agencies, tentang peran sertanya dalam
pembangunan Indonesia, misalnya World Bank, JBIC, ADB, dan
IDB
Kondisi sumberdaya alam Indonesia.

Threat/Ancaman

Banyak pesaing dari konsultan asing masuk akibat kebijakan


globalisasi.
Masih banyaknya praktek KKN dalam pemenangan pelelangan,
yang tidak didasarkan penilaian yang objektif.
Banyaknya konsultan jalanan sebagai penyedia jasa
pemenangan tender
Kondisi Keamanan Indonesia yang belum pulih benar, sehingga
investor asing masih bersikap wait and see.

Berdasarkan pada beberapa pertimbangan yang masuk dalam


kategori kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman tersebut di atas,
maka dapat diambil suatu kesimpulan bahwa kondisi environment PT.
Kwarsa Hexagon mempunyai peluang potensi pasar yang relative
tinggi. Potensi ancaman yang timbul, diyakini dapat diatasi dengan
cara meningkatkan performance dan kompetensi sumberdaya manusia
yang ada serta upaya untuk selalu meningkatkan good government di
lingkungan internal maupun external. Begitu juga dipandang dari sudut
pandang kekuatan, PT. Kwarsa Hexagon mempunyai kekuatan

sumberdaya yang tinggi. Kelemahan yang diidentifikasi, diyakini dapat


diatasi dengan meningkatkan program peningkatan kompetensi tenaga
ahli, baik terhadap knowledge, skill, maupun attitudenya. Sehingga
dengan demikian berdasarkan Boston Consulting Group, dengan
menggunakan BCG matrix, masuk dalam Star Category.

Strategik
1. Generik
Sesuai dengan semangat visi dan misi perusahaan didukung
dengan hasil assessment kondisi environment perusahaan yang dikaji
dalam sub bab sebelumnya, dipandang layak untuk menerapkan
strategi expansi sebagaimana dimaksud oleh Wheelen dan Hunger.
Expansi yang dimaksud adalah dengan mempertahankan keunikan,
berupa
keteladanan
dalam
menyediakan
layanan,
dengan
mengembangkan wilayah layanan dari dalam negeri ke tingkat Asia.
Sangat didasari bahwa untuk melaksanakan strategy expansi ini
bagi perusahaan swasta tidaklah mudah. Selain harus menyelesaikan
faktor-faktor kelemahan yang ada di internal perusahaan, juga harus
bisa menciptakan strategi untuk menghadapi ancaman yang ada di
lingkungan external, dan ini memerlukan dukungan financial yang
cukup tinggi.
Berpijak pada masalah-masalah tersebut, dipandang perlu untuk
menetapkan strategi generic ini dalam tiga sasaran, yaitu jangka
pendek, jangka menengah dan jangka panjang. Strategi jangka pendek
adalah strategi untuk mencapai sasaran awal yang mendukung
pencapaian pangsa pasar Asia. Strategi ini ditargetkan tercapai dalam
periode 3 tahun. Strategi jangka menengah, ditargetkan tercapai
dalam jangka waktu 5 tahun, minimal mendapatkan kontrak di Negara
di Asia Tenggara. Sedangkan strategi jangka panjang adalah untuk
mencapai target pangsa pasar Asia, yang ditargetkan dapat tercapai
dalam jangka waktu 10 tahun.

A. Jangka Pendek
Terdapat 2 pertimbangan yang dipakai untuk menetapkan
strategi jangka pendek ini adalah pertama bahwa untuk mencapai go
internasional pasar nasional perlu dikembangkan terlebih dahulu guna
meningkatkan kepercayaan klien dalam produk jasa, kedua bahwa

sumberdaya internal perlu diperkuat sehingga mempunyai daya saing


yang lebih tinggi.
Sehingga dengan demikian maka ditetapkan dalam strategi
jangka pendek ini 2 sasaran pokok adalah pertama mampu menyerap
budget konsultasi yang dianggarkan oleh pemerintah pada setiap
tahunnya 6% atau sekitar 70 milyar. Disamping itu ditargetkan pula
untuk meningkatkan kemampuan manajerial para manajer proyek
sehingga bisa diakui di tingkat Nasional dan Internasional.

B. Jangka Menengah
Sebagai target antara untuk menuju tercapainya target pasar
Asia, maka ditetapkan dalam jangka menengah adalah untuk
mendapatkan kontrak proyek Negar-negar Asia Tenggara. Potensi yang
paling memungkinkan untuk pencapaian target ini adalah di Negarnegara berkembang, yang memiliki sumberdaya alam dan budaya
yang sejenis dengan Indonesia, misalnya Malaysia, Philipina, dan
Vietnam.

C. Jangka Panjang
Sebagai sasaran jangka panjang sesuai dengan visi yang
ditetapkan oleh perusahaan adalah untuk turut berkiprah dalam bisnis
penyedia jasa di tingkat Asia. Peluang yang dapat dipantau saat ini
yang memungkinkan adalah dengan bekerjasama dengan Negaranegara Asia Timur sebagai partner investor, dapat diciptakan investasiinvestasi baru dalam pembangunan infrastruktur, baik berupa sarana
jalan tol, pembangkit listrik, perumahan, bendungan dan lain
sebagainya. Negar-negar Asia Selatan dan Timur Tengah adalah
merupakan pasar potensial untuk investasi ini.

2. Fungsional
Strategi fungsional dibuat untuk mendukung langkah-langkah
yang sifatnya operasional, untuk mengarahkan beberapa bidang fungsi
dalam perusahaan sehingga masing-masing mendukung dan
mempunyai hubungan yang spesifik dengan visi dan misi perusahaan.
Strategi fungsional ini akan menjadi penuntun dalam melakukan
berbagai aktivitas sehingga konsistensi dalam pencapaian tujuan serta
visi dan misi perusahaan.

Untuk mendukung pencapaian strategi utama sebagaimana


dibahas dalam strategi generic tersebut, ditetapkan strategi fungsional
masing-masing fungsi di perusahaan adalah sebagai berikut ;
A.

Pemasaran
- Melakukan penetrasi dan expansi pasar dalam negeri sehingga
semakin luas dan efektif. Departemen potensial yang perlu bisa
dijadikan target market adalah Kimpraswil, PLN, Pertanian,
Kehutanan, Pertamina, Kesehatan, Indonesia Power dan
sebaginya.
- Menyiapkan jaringan intelegent atau sumber informasi market di
luar negeri, melalui internet, atau funding agencies.
- Menjalin
kerjasama
partnership
dengan
investor
atau
konsultan/kontraktor di dalam maupun luar negeri.
- Ikut berperan aktif dalam organisasi-organisasi profesi,
khususnya dalam meningkatkan program kerjasama dengan
organisasi profesi di luar negeri.
B. Enginering
-

Menyiapkan Sistem Manajemen Proyek yang efektif dan efisien

Memperkuat dan memperluas Human Resources Networking dan


kerjasama dengan institusi terkait, baik dalam maupun luar
negeri

Meningkatkan teknologi peralatan, standar operation procedure


enginering yang up to date

Menyiapkan Sistem Informasi dan Minning Data

Melakukan pengkajian, penelitian dan menyiapkan proposal


proyek, yang marketable

C. Pengembangan SDM
- Meningkatkan kompetensi tenaga ahli/expert ke jenjang yang
lebih tinggi
-

Meningkatkan komitmen karyawan


melalui
kesejahteraan karyawan dengan merit system

peningkatan

- Melaksanakan training peningkatan skill terhadap tenaga ahli


dan teknisi
D. Keuangan

Menjamin kecukupan modal kerja perusahaan

Mencari sumber modal baru melalui


perusahaan, yang masih dalam portaple

Menurunkan tingkat umur piutang dalam rangka menjamin


kelancaran cash flow perusahaan

penjualan

saham

Struktur Organisasi
Dalam rangka menjalankan strategi bisnis sebagaimana
dijelaskan dalam sub bab terdahulu, manajemen perusahaan telah
memilih dan menetapkan struktur organisasi perpaduan antara
birokrasi profesional dengan adhocracy. Maksudnya bahwa dalam
pengelolaan proyek, dilakukan dengan system adhocracy yaitu
ditunjuk seorang manajer proyek yang bertanggungjawab secara
penuh dan mempunyai kewenangan untuk menyusun team sesuai
dengan kebutuhan proyek. Namun dalam target pengembangan
perusahaan secara jangka pendek sampai dengan jangka panjang,
diterapkan struktur organisasi birokrasi profesional. Struktur organisasi
ini bercirikan mempunyai spesialisasi yang tinggi, formalitas yang
rendah, lingkungan yang komplek dan stabil sertasentralistik.

Anda mungkin juga menyukai