Anda di halaman 1dari 26

TUGAS AKHIR

“Strategi PT. Waskita Karya”

Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Manajemen Strategik

Dosen Pengampu :

Laela Susdiani, , SE, M.Com

Disusun Oleh :

Fara Muthia Azzahra 2110533008

PROGRAM STUDI AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ANDALAS
2023/2024

KATA PENGANTAR

Dengan penuh rasa syukur, saya ingin mengucapkan terima kasih kepada
Tuhan Yang Maha Esa atas karunia, rahmat, taufik, dan hidayah-Nya yang
telah memandu saya dalam menyelesaikan makalah mengenai strategi yang
dilakukan oleh PT. Waskita Karya. Meskipun masih terdapat kekurangan, saya
merasa puas dengan hasilnya. Saya ingin menyampaikan apresiasi kepada
semua pihak yang telah memberikan bimbingan, bantuan, dan dukungan
selama proses penulisan artikel ini. Semoga artikel ini memberikan manfaat
bagi para pembaca, termasuk diri saya sendiri, dalam meningkatkan
pemahaman dan pengetahuan mengenai strategi yang dilakukan oleh PT.
Waskita Karya. Saya sadar bahwa artikel ini masih memiliki banyak
perbaikan. Oleh karena itu, saya sangat menghargai kritik dan saran yang
membangun untuk peningkatan artikel di masa mendatang. Ingatlah bahwa
tidak ada yang sempurna tanpa adanya masukan yang membangun. Semoga
artikel ini dapat memberikan manfaat dan inspirasi kepada para pembaca

Penulis

Padang, 11 Januari 2024


DAFTAR ISI

Contents
KATA PENGANTAR...............................................................................................................2
DAFTAR ISI.............................................................................................................................3
BAB I.........................................................................................................................................4
I. Latar Belakang..............................................................................................................4
II. Rumusan Masalah.....................................................................................................5
III. Tujuan Penelitian..............................................................................................................5
BAB II.......................................................................................................................................6
I. Strategi pada PT.Waskita Karya.................................................................................6
II. Isu – isu Dalam Implementasi Strategi Perusahaan..............................................9
1. Manajemen.................................................................................................................9
2. Marketing.................................................................................................................10
3. Finance......................................................................................................................12
4. Operasional..............................................................................................................14
5. Sumber Daya Manusia............................................................................................16
6. R&D..........................................................................................................................18
7. Sistem Informasi Manajemen................................................................................20
III. Metode Evaluasi Penerapan Strategi PT. Waskita Karya...................................21
BAB III....................................................................................................................................24
I. Kesimpulan..................................................................................................................24
II. Saran.........................................................................................................................24
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................25
BAB I

PENDAHULUAN

I. Latar Belakang

Keberhasilan suatu perusahaan dalam bersaing, khususnya dalam konteks


persaingan global, sangat bergantung pada efektivitas strategi perusahaan
dalam menciptakan keunggulan kompetitif. Strategi ini tidak terlepas dari
kemampuan perusahaan dalam mengembangkan dan mengelola sumber daya
yang dimilikinya. Untuk memastikan perencanaan dan pemberdayaan
sumber daya manusia yang efektif dan kompeten, serta efisiensi operasional,
diperlukan penentuan jumlah yang tepat di setiap divisi dan struktur
organisasi. Tujuan utama adalah mencapai manajemen sumber daya yang
efisien dan efektif, yang pada gilirannya berkontribusi pada pencapaian
tujuan perusahaan, termasuk tingkat produktivitas yang optimal dan hasil
yang sesuai dengan target perusahaan. Keberhasilan mencapai tujuan ini
dapat dijadikan indikator efektivitas manajemen sumber daya manusia
perusahaan.

PT Waskita Karya (Persero) Tbk adalah sebuah perusahaan konstruksi


dan pengembang infrastruktur terkemuka di Indonesia. Berdiri pada tahun
1961, perusahaan ini telah tumbuh menjadi salah satu pilar utama dalam
mendukung pembangunan nasional. Waskita Karya berfokus pada proyek-
proyek besar dan kompleks, termasuk jalan tol, jembatan, bendungan,
gedung-gedung, dan infrastruktur lainnya. Dengan dedikasi terhadap inovasi
dan kualitas, perusahaan ini telah berhasil menyelesaikan berbagai proyek
penting yang mendukung pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan
masyarakat Indonesia. Waskita Karya dikenal sebagai perusahaan yang
mengutamakan keberlanjutan dalam setiap proyeknya. Mereka tidak hanya
berfokus pada kualitas konstruksi, tetapi juga memperhatikan dampak sosial
dan lingkungan. Pada perjalanannya, perusahaan ini telah membangun
hubungan yang kuat dengan para pemangku kepentingan, termasuk
pemerintah, mitra bisnis, dan masyarakat lokal.

Dengan visi untuk menjadi perusahaan konstruksi dan pengembang


infrastruktur terbaik di Indonesia, Waskita Karya terus mengejar inovasi
dalam teknologi dan manajemen proyek. Melalui dedikasi terhadap integritas
dan profesionalisme, perusahaan ini terus berperan sebagai agen perubahan
positif dalam memajukan pembangunan dan meningkatkan kualitas hidup
bagi masyarakat Indonesia.

II. Rumusan Masalah


1. Apa strategi yang diterapkan oleh PT.Waskita Karya?
2. Apa isu-isu manajemen, marketing, finance, operasional, sumber daya
manusia R&D, sistem informasi manajemen, yang mempengaruhi
implementasi strategi perusahaan tersebut?
3. Apa metode evaluasi penerapan strategi dari perusahaan tersebut?

III. Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui apa strategi yang diterapkan oleh PT.Waskita Karya


2. Untuk mengetahui isu isu manajemen, marketing, finance, operasional,
sumber daya manusia R&D, sistem informasi manajemen, yang
mempengaruhi implementasi strategi perusahaan tersebut
3. Untuk mengetahui metode evaluasi penerapan strategi dari perusahaan
tersebut
BAB II

PEMBAHASAN

I. Strategi pada PT.Waskita Karya

PT Waskita Karya merupakan perusahaan konstruksi yang telah berperan


besar dalam pembangunan infrastruktur di Indonesia, seperti pembangunan
jalan tol, pelabuhan, bandara, pabrik, jembatan, bendungan, perumahan, dan
fasilitas industri lainnya. Selain itu, perusahaan ini memiliki lima divisi, yakni
Gedung, Infrastruktur I, Infrastruktur II, EPC, dan Luar Negeri. PT Waskita
Karya juga telah terlibat dalam berbagai proyek besar di Indonesia, seperti
Bandara Soekarno-Hatta, Reaktor Serba Guna Siwabessy, dan PLTU Muara
Karang di Jakarta.

Di tahun 2022 PT Waskita Karya (Persero) Tbk telah berhasil melewati


sejumlah tantangan dengan pencapaian yang positif sesuai dengan target jangka
pendek dan jangka panjang, sekaligus telah menjalankan komitmennya untuk
turut berperan dalam kemajuan pembangunan infrastruktur tanah air. Dalam
rangka mendukung kelangsungan bisnisnya, Waskita telah menyusun 8
(delapan) stream penyehatan keuangan. Hal ini merupakan upaya Perseroan
agar dapat memenuhi pencapaian kinerja keberlanjutan, yang
diimplementasikan antara lain melalui transformasi bisnis Perusahaan. Melalui
penyehatan keuangan tersebut, Waskita berharap dapat melakukan optimalisasi
produksi serta meningkatkan efisiensi biaya, yang akhirnya membantu Waskita
dalam meningkatkan daya saing dan meraih keunggulan. Di samping itu,
dengan pencapaian tersebut, Waskita dapat terus menjaga sinergi budaya dan
lingkungan. Perseroan memahami, menjaga sinergi budaya dan lingkungan
merupakan langkah penting yang harus dilakukan oleh Waskita. Budaya
Perusahaan dapat memengaruhi produktivitas, kreativitas, profitabilitas, nilai,
dan tingkat pertumbuhan Perusahaan, yang pada akhirnya dapat mendukung
keberlanjutan bisnis. Sementara dengan menjaga pelestarian lingkungan,
Perseroan dapat mewujudkan ekosistem yang seimbang, sehingga terjalin
hubungan yang harmonis dengan seluruh pemangku kepentingan. Oleh sebab
itu, berangkat dari pemahaman tersebut, di usianya yang lebih dari 61 tahun,
Waskita bertekad untuk terus menjaga sinergi budaya dan lingkungan sehingga
dapat senantiasa memberikan nilai-nilai positif kepada seluruh pemangku
kepentingan.

Strategi Keberlanjutan merupakan upaya Waskita untuk menjadi Perusahaan


terdepan dalam membangun ekosistem yang berkelanjutan. Untuk mendukung
hal tersebut, sepanjang tahun 2022 Perseroan terus berupaya untuk melakukan
perbaikan likuiditas dan memperkuat kinerja melalui program 8 stream
penyehatan keuangan. Lebih lanjut, terkait perbaikan likuiditas, Perseroan
berhasil melakukan restrukturisasi utang usaha dengan penjadwalan kembali
hutang serta negosiasi tingkat suku bunga dari semula 9% (sembilan persen)
menjadi 5,5% (lima koma lima persen). Terkait restrukturisasi utang pada anak
usaha, telah didapatkan keputusan perjanjian perdamaian (homologasi) pada
anak usaha. Perseroan juga berhasil mendapatkan penjaminan dari Pemerintah
dalam rangka memperoleh pinjaman atas modal kerja. Lebih lanjut, telah
didapatkan strategic partnership atas beberapa BUJT diantaranya ruas tol
Cimanggis – Cibitung (CCT), ruas tol Kanci – Pejagan (SMR), ruas tol Pejagan
– Pemalang (PPTR), serta ruas tol Semarang – Batang (JSB). Terkait
peningkatan kinerja, Perseroan telah melakukan Transformasi Bisnis yang
direalisasikan antara lain melalui program Winning War Room, Payable War
Room, Claim Management Pilot Project, serta penerapan efisiensi Beban
Umum Administrasi Corporate Office, Unit Bisnis dan Proyek. Selain itu,
terkait GCG & Risk management, Perseroan telah menerapkan dashboard
keuangan yang bertujuan mengintegrasikan informasi keuangan serta
melakukan pemutakhiran program aplikasi manajemen risiko Waskita Risk
Management (WaRM). Secara garis besar, untuk mencapai visi dan misi
Perseroan strategi keberlanjutan dikemas dalam suatu Grand Strategy yang
dibagi menjadi 6 (enam) yaitu

1. Portfolio & Innovation : Strategi ini diharapkan dapat meningkatkan


perolehan proyek konstruksi konvensional (non-turnkey) melalui
peningkatan bid win rate atas tender yang diikuti serta perluasan pangsa
pasar ke luar negeri dan peningkatan kapabilitas di champion segment
Waskita (Water Infrastructure & Airport). Selain itu, Perusahaan juga
berusaha mengoptimalkan portofolio investasi yang dikelola melalui
portfolio rebalancing
2. Lean : Strategi ini bertujuan untuk memastikan capaian margin laba
sesuai target/rencana dan meningkatkan daya saing melalui sentralisasi
pengadaan, optimalisasi sistem procurement & supply chain
management, design & engineering, penerapan lean construction serta
implementasi claim & change management
3. Digital : Strategi ini berfokus dalam optimalisasi teknologi guna
mendukung core competency sehingga dapat berkontribusi dalam
meningkatkan daya saing dan kinerja Perusahaan. Optimalisasi digital ini
antara lain dilakukan dengan mengembangkan
sistem/aplikasi/teknologi/digital security program serta inovasi dalam
proses bisnis Perusahaan.
4. Financial : Strategi ini bertujuan untuk memperbaiki fundamental
keuangan Perusahaan dan menerapkan perencanaan serta pelaksanaan
pengelolaan keuangan yang terstruktur, akurat & terkendali. Beberapa
langkah dalam memperbaiki fundamental keuangan Perusahaan melalui
restrukturisasi keuangan Waskita Grup, dukungan Pemerintah melalui
PMN dan penjaminan Pemerintah terkait Obligasi/Sukuk dan KMK, serta
divestasi atas kepemilikan jalan tol, serta didukung dengan percepatan
kolektibilitas piutang pekerjaan.
5. Risk Management : Strategi ini bertujuan untuk mengoptimalkan
pengendalian risiko sebagai pertimbangan utama dalam pengambilan
keputusan yang dapat diukur melalui peningkatan skor Risk Maturity
Index. Beberapa langkah dalam optimalisasi Risk Management antara
lain melalui pengembangan framework Enterprise Risk Management
(ERM) serta meningkatkan kesadaran & kapabilitas seluruh elemen di
Perusahaan terkait risiko.
6. Talent Engine : Merupakan strategi yang bertujuan untuk
mengembangkan talenta SDM dan memastikan ketersediaan talent di
seluruh lini bisnis Perusahaan melalui penyesuaian struktur organisasi
agar menjadi lebih fleksibel, efisien & resilient terhadap perubahan
situasi, pengembangan kapabilitas & pemenuhan kapasitas SDM yang
dapat mendukung proses bisnis, serta pengembangan sistem pengelolaan
SDM yang terintegrasi.

II. Isu – isu Dalam Implementasi Strategi Perusahaan

1. Manajemen

Manajemen di PT Waskita Karya, perusahaan konstruksi terkemuka di


Indonesia, mencakup sejumlah praktik dan proses yang mendukung
keberhasilan operasional dan pertumbuhannya. Dengan struktur organisasi yang
terorganisir, PT Waskita Karya membagi tugas, tanggung jawab, dan alur kerja
di antara divisi-divisinya, termasuk Divisi Gedung, Divisi Luar Negeri, dan
Divisi Infrastruktur. Manajemen proyek menjadi inti dari kegiatan bisnisnya,
melibatkan perencanaan, pelaksanaan, pemantauan, dan pengendalian proyek
konstruksi yang beragam. Pengelolaan keuangan yang efektif, termasuk
perencanaan anggaran dan pengendalian biaya proyek, menjadi kunci
keberlanjutan bisnis. Manajemen sumber daya manusia (SDM) turut diterapkan
untuk memastikan karyawan memiliki keterampilan yang diperlukan, serta
untuk menyediakan peluang pengembangan karir dan penilaian kinerja. Selain
itu, fokus pada manajemen kualitas dan keselamatan terlihat melalui
implementasi praktik untuk memastikan hasil proyek memenuhi standar dan
melindungi karyawan serta pihak terkait. PT Waskita Karya juga terlibat dalam
manajemen risiko untuk mengidentifikasi, menilai, dan mengelola risiko
proyek. Pendekatan inovatif dalam pengembangan produk dan solusi baru juga
dapat terlihat dalam praktik manajemen inovasi. Komunikasi yang efektif, baik
di dalam organisasi maupun dengan pihak eksternal seperti klien dan
pemerintah, menjadi bagian integral dari upaya manajemen PT Waskita Karya.
Dengan pendekatan ini, perusahaan ini dapat menghadapi tantangan industri
konstruksi sambil terus berfokus pada pertumbuhan dan keberlanjutan

2. Marketing

Fungsi pemasaran merupakan salah satu fungsi penting yang perlu


diperhatikan perusahaan dalam pengimplementasian strateginya. Berikut adalah
perencanaan pemasaran (marketing) yang diterapkan oleh Waskita:

a. Customer Analysis

Telah diketahui bahwa Waskita berfokus pada pembangunan


infrastruktur, baik pembangunan gedung, fasilitas (seperti bandara, rumah
sakit, lapangan, penginapan), hingga jalan tol. Khusus untuk jalan tol,
tentunya konsumen yang dimiliki oleh Waskita adalah pemerintah.
Sedangkan untuk gedung dan fasilitas, Waskita memiliki peta konsumen
yang beragam, yang mayoritas didominasi oleh pihak swasta. Untuk gedung
yang ditujukan sebagai tempat hunian misalnya, konsumen Waskita adalah
pihak pengelola gedung yang secara badan hukum sudah setingkat PT.

b. Selling Product and Services

Waskita tidak melakukan strategi publikasi yang masif secara publik,


karena produknya pun memang tidak bisa dibeli oleh masyarakat secara luas.
Hanya kalangan tertentu saja yang mampu untuk membeli produk Waskita.
Highlight dari strategi marketing Waskita adalah pada pembentukan persepsi
yang baik dimata publik, produk yang terdiversifikasi dan berkualitas, serta
customer engagement (khususnya dengan mitra bisnis strategis). Dengan
performa yang dimiliki, pada tahun 2020, PT Waskita Karya Realty (Waskita
Realty) mendapatkan penghargaan untuk kategori Perusahaan pada bidang
Program Pencegahan dan Penanggulangan Covid–19 (P2 Covid-19) di
Tempat Kerja Tahun 2022 dari Kementerian Tenaga Kerja Republik
Indonesia. Kegiatan berlangsung di Hotel Bidakara, Jakarta Selatan. Selain
penghargaan kepada para Gubernur selaku Pembina K3 Terbaik,
Penganugerahan Penghargaan K3 Tahun 2022 juga mencakup kategori
penghargaan Sistem Manajemen K3 (SMK3); penghargaan kecelakaan nihil;
penghargaan program pencegahan dan penanggulangan HIV-AIDS di tempat
kerja; dan penghargaan program pencegahan dan penanggulangan Covid-19
di tempat kerja.

c. Product and Service Planning

Board of Directors memiliki kesadaran penuh untuk secara konsisten


melaksanakan pengelolaan Waskita melalui pemenuhan terhadap prinsip-
prinsip Good Corporate Governance (GCG), berdasarkan peraturan undang-
undang serta standar GCG terbaik yang berlaku, meliputi Pedoman Tata
Kelola Perusahaan bagi Perusahaan Terbuka oleh Otoritas Jasa Keuangan
(OJK), Asean Corporate Governance Scorecard, dan Pedoman Umum
Governansi Korporat Indonesia (PUGKI) 2021 yang dikeluarkan oleh
Komite Nasional Kebijakan Governansi (KNKG) Tingginya peluang industri
infrastruktur baik dari pemerintah ditambah dengan Atas kesadaran tersebut,
Board of Directors memastikan, Waskita berkomitmen untuk menerapkan
serta meningkatkan kualitas penerapan GCG secara berkesinambungan.
Terkait hal tersebut, selaras dengan pelaksanaan transformasi bisnis
perusahaan, Waskita telah melakukan pemutakhiran terhadap struktur dan
soft-structure tata kelola perusahaan, sesuai perkembangan dinamika industri
yang dihadapi serta sasaran kinerja yang hendak dicapai untuk tahun-tahun
mendatang.

d. Pricing

Dari segi pricing, Waskita memiliki posisi yang paling kuat diantara
kompetitornya. Terdapat empat BUMN yang merajai sektor konstruksi
dalam negeri. Keempatnya antara lain PT Waskita Karya, PT Pembangunan
Perumahan, PT Wijaya Karya, dan PT Adhi Karya. Sistem penetapan harga
kebanyakan dilakukan melalui mekanisme lelang. Pada tahun 2023, waskita
berencana mengikuti 243 lelang proyek yang nilainya mencapai Rp121,75
triliun pada tahun ini atau 2023. Dari lelang yang akan diikutinya tersebut,
WSKT menargetkan dapat memenangkan sebanyak 61 proyek dengan nilai
mencapai Rp20,19 triliun. Adapun perolehan nilai kontrak baru yang
ditargetkan Waskita pada tahun ini baik dari induk usaha maupun anak usaha
yang berjumlah mencapai Rp26,76 triliun. Mengutip laporan keuangan
WSKT tahun 2022, Waskita berhasil mencatatkan Nilai Kontrak Baru
sebesar Rp20,23 triliun sampai dengan akhir tahun 2022. Tercapainya nilai
kontrak Rp20,23 triliun ini berkat adanya tambahan kontrak baru pada
Desember 2022.

e. Distribution
Cakupan bisnis Waskita saat ini banyak berfokus di Indonesia, dari
Sabang hingga Merauke.

3. Finance

Penilaian kondisi keuangan perusahaan, yang tercermin dalam rasio-rasio


keuangan, seringkali digunakan sebagai alat untuk mengevaluasi posisi
bersaingnya. Fungsi keuangan dan akuntansi melibatkan tiga keputusan utama,
yakni keputusan investasi, pembiayaan, dan dividen. Keputusan investasi, yang
terkait dengan alokasi dan realokasi modal dan sumber daya perusahaan pada
proyek, produk, aset, dan divisi, menjadi aspek penting. Sementara itu,
keputusan pembiayaan menentukan struktur modal terbaik, termasuk
pertimbangan terhadap metode penggalangan modal. Rasio keuangan yang
sangat relevan dalam keputusan pembiayaan melibatkan rasio utang terhadap
ekuitas dan rasio utang terhadap total aset. Keputusan dividen, yang melibatkan
pembayaran dividen kepada pemegang saham, stabilitas dividen sepanjang
waktu, dan kebijakan pembelian kembali atau penerbitan saham, juga menjadi
fokus. Untuk mengevaluasi keputusan dividen, rasio keuangan seperti earnings-
per-share, dividends-per-share, dan price-earnings dapat digunakan. Rasio
keuangan yang umumnya digunakan dalam analisis mencakup likuiditas,
solvabilitas, profitabilitas, dan pertumbuhan. Analisis rasio-rasio tersebut
melibatkan perbandingan antara tahun-tahun, perbandingan dengan industri
terkait, serta perbandingan dengan pesaing dalam industri.
Berdasarkan dari hasil-hasil analisis rasio keuangan yang telah
dilakukan terhadap tingkat likuiditas dan solvabilitas PT. Waskita Karya
(Persero) Tbk dapat disimpulkan bahwa rasio likuiditas dari current ratio pada
tahun 2018-2022 masih berada dibawah standar industri. Hal ini
menyebabkan perusahaan dalam keadaan tidak likuid dan perusahaan juga
berada dalam kondisi yang kurang baik, karena aktiva lancar tidak bisa
menjamin utang lancar perusahaan yang segera jatuh tempo. Sedangkan cash
ratio tahun 2018-2022 masih berada dibawah standar industri. Hal ini
menunjukkan bahwa tingkat ketersediaan kas tidak mampu untuk membayar
semua tagihan jangka pendek perusahaan dan untuk membayar semua tagihan
jangka pendek tersebut masih memerlukan waktu untuk menjual sebagian dari
aktiva lancar lainnya.
Berdasarkan rasio solvabilitas dari debt to asset ratio pada tahun 2018-2022
rasio yang diperoleh tinggi atau di atas standar industri yang artinya pendanaan
dengan utang semakin banyak, maka semakin sulit bagi perusahaan untuk
memperoleh tambahan pinjaman dikhawatirkan perusahaan tidak mampu
menutupi utang-utangnya dengan aktiva yang dimiliki. Sedangkan debt to
equity ratiopada tahun 2018-2022 rasio diperoleh secara keseluruhan
adalah tinggi dan diatas standar industri. Perusahaan dianggap kurang baik
karena total debtto equity ratio menunjukkan kondisi keuangan yang sangat
berbahaya bagi kreditur karena jumlah hutang lebih besar dari modal
pemilik sehingga perusahaan tidak dapat memenuhi kebutuhan finansialnya,
dan sebagian besar modal bersumber dari kreditur
4. Operasional

Dalam proses operasional, Waskita juga memperhatikan 5 faktor utama yang


mendukung kegiatan operasionalnya, yakni proses, kapasitas,persediaan, tenaga
kerja, dan kualitas. Chartflow di bawah merupakan proses produksi yang
diterapkan PT Waskita untuk jasa konstruksinya. Keputusan-keputusan ini
merupakan 5 pilar PT Waskita dalam melakukan produksi sehingga tercipta
hasil yang memuaskan dan sesuai perencanaan. Adapun 5 pilar yang mendasari
proses produksi dan operasi Waskita, yaitu:

a. Proses
Sebagai perusahaan konstruksi utama yang melaksanakan sejumlah
proyek pemerintah, PT. Waskita Karya perlu melakukan inovasi yang
signifikan. Saat ini, fokus Waskita tidak hanya terbatas pada sektor
konstruksi, tetapi juga mencakup empat pilar utama, yakni bisnis jalan
tol, pabrik precast, bidang properti, dan energi. Penentuan kapasitas
produksi untuk keempat pilar ini didasarkan pada pertumbuhan proyek
konstruksi yang meningkat. Menghadapi peningkatan pertumbuhan di
sektor beton precast, PT. Waskita secara maksimal menerapkan strategi
pengembangan produk dengan mendirikan empat pabrik tambahan di
Subang, Bojonegara, dan Gasing, menambah jumlah batching plant
menjadi 83 unit dari sebelumnya, dan mendirikan beberapa stone crusher
untuk mengantisipasi kenaikan harga bahan baku alam yang dapat
berdampak pada biaya produksi di PT. Waskita Beton Precast. Ketika
menentukan lokasi bisnis, PT. Waskita Karya mempertimbangkan
berbagai faktor yang berbeda untuk setiap lini bisnisnya. Sebagai contoh,
PT. Waskita Karya yang bergerak di sektor konstruksi harus
menyesuaikan lokasi proyek dengan kebutuhan infrastruktur di setiap
wilayah, karena pemerintah adalah pelanggan utama perusahaan ini. Di
sisi lain, PT. Waskita Karya Realty, yang berfokus pada sektor properti,
lebih memprioritaskan lokasi yang strategis dan memiliki nilai investasi
tinggi. Sementara itu, PT. Waskita Beton Precast menentukan lokasi
produksi berdasarkan kedekatan dengan batching plant dan bahan baku
yang digunakan.
b. Kapasitas
Melakukan survei di lokasi kerja secara lebih detail untuk
memastikan ketersediaan sumber daya yang dibutuhkan untuk
pembangunan konstruksi.
c. Persediaan
- Untuk mendapatkan keputusan-keputusan tentang wewenang dan
tanggung jawab pengadaan material/ produk.
- Merencanakan dan menerbitkan surat pemesanan material/surat
perintah kerja.
- Pengajuan contoh material (yang sudah diseleksi) dilakukan dengan
menunjukkan material yang akan dipakai sesuai dengan spesifikasi
kepada Manajemen Konstruksi untuk mendapat persetujuan
d. Tenaga Kerja
- Menentukan jumlah tenaga kerja yang tepat untuk setiap bagian
pembangunan proyek Waskita
- Menentukan Key Performance Indicator bagi pemimpin dan pekerja
proyek
e. Kualitas
Peningkatan kualitas proyek pada PT. Waskita dilakukan dengan
menggunakan teknologi informasi. PT. Waskita Karya sendiri menitikberatka
pengembangan teknologi infromasi pada solusi-solusi yang terintegrasi yang
melibatkan kolaborasi antar bagian departemen atau divisi. Dalam mencapai hal
tersebut, Perusahaan memfokuskan pada pengembangan ERP. Peran sistem
informasi ini adalah memudahkan proses konsolidasi dan rekonsiliasi data antar
aplikasi dan mengintegrasikan beberapa fungsi proses. Kemudahan ini
berdampak baik pada efisiensi dan efektifitas perusahaan dalam
mengimplemntasi strategi.

5. Sumber Daya Manusia

Untuk dapat mewujudkan Visi dan Misi Perseroan, penting bagi Waskita
Karya untuk mengedepankan aspek lingkungan kerja yang aman, nyaman, dan
kondusif sebagai bentuk Upaya menciptakan kinerja sosial yang optimal dan
menyeluruh. Keberadaan pegawai diakui Perseroan merupakan aspek penting
yang menjadi penentu keberhasilan bisnis Perusahaan, seiring dengan
perwujudan hubungan industrial yang harmonis dengan Perseroan. Dengan
terciptanya hubungan industrial yang harmonis, dapat memberikan dampak
positif baik bagi Perusahaan maupun karyawan.Berangkat dari pemahaman
tersebut, Perusahaan berprinsip untuk memenuhi hak seluruh pegawai termasuk
hak dalam mendapatkan kesempatan kerja yang setara.Di sepanjang tahun 2022,
Perseroan telah menerapkan pengelolaan SDM secara baik. Hal ini tercermin
dari proses rekrutmen, pelatihan dan pendidikan, kesempatan atas jenjang
karier, hingga pemberian reward yang telah dijalankan secara setara.

Perseoran menjamin bahwa proses pengelolaan SDM yang dilakukan telah


diterapkan secara objektif dan menyeluruhtanpa praktik diskriminasi terhadap
latar belakangidentitas pegawai dalam bentuk apapun, dengan tetap
mengedepankan aspek kinerja dan kompetensi. Seiring dengan hal itu, PT
Waskita Karya (Persero) Tbk (WSKT) terus berupaya untuk membangun dan
menciptakan Sumber Daya Manusia (SDM) berdaya saing unggul, salah
satunya melalui peningkatan kualitas pendidikan sebagai investasi sosial yang
strategis.

Secara berkala Perseroan menyelenggarakan program pembinaan dan


pengembangan SDM dalam rangka meningkatkan kompetensi dan keahlian
pegawai, yang dilakukan melalui penyelenggaraan pelatihan, penugasan khusus,
ataupun program mutasi dan promosi. Di sisi lain, Perseroan telah menjalankan
proses rekrutmen pegawai tahun 2022 secara terbuka, wajar, dan setara,
sesuaiperaturan/undang-undang ketenagakerjaan yang berlaku. Proses
rekrutmen yang dijalankan dengan mengusung prinsip transparansi, adil, dan
bebas dari segala praktik diskriminasi. Di samping itu, Perseroan melalui
kebijakannya telah menetapkan batas usia minimum bagi calon pegawai. Hal ini
untuk mencegah terjadinya insiden penggunaan tenaga kerja di bawah umur,
sesuai ketentuan yang termuat dalam Undang-Undang No. 13 tentang
Ketenagakerjaan.

Seiring dengan hal itu, PT Waskita Karya (Persero) Tbk (WSKT) terus
berupaya untuk membangun dan menciptakan Sumber Daya Manusia (SDM)
berdaya saing unggul, salah satunya melalui peningkatan kualitas pendidikan
sebagai investasi sosial yang strategis.

Penerapan programPengembangan Kompetensi SDM dilakukan secara


berkesinambungan, dan disesuaikan dengan kebutuhandan arah pengembangan
bisnis yang dijalankan. Untuk tahun 2022, Perseroan telah merealisasikan biaya
Program Pengembangan Kompetensi SDM sebesar Rp12.101.817.664, atau
meningkat dibanding tahun sebelumnya yang mencapaiRp5.512.588.651.
Peningkatan tersebut disebabkan olehsejumlah faktor, di antaranya peningkatan
sertifikasi pegawai terkait kebutuhan kegiatan operasional Perusahaan.
Perseroan senantiasa berupaya untuk menjunjung prinsip Hak Asasi Manusia
(HAM). Untuk itu, secara berkala Perusahaan memastikan bahwa seluruh
aktivitas operasional dan proyek yang dikerjakan senantiasa
mempertimbangkan pemenuhan terhadap aspek HAM pegawai ataupun
pihakpihak lain terkait. Di sepanjang tahun 2022, tidak terdapat kasus ataupun
laporan terkait insiden pelanggaran HAM yang terjadi pada lingkungan
Perseroan.

6. R&D

Pada 17 Agustus 2021, Waskita telah secara resmi memulai program


transformasi bisnis yang merupakan salah satu dari 8 stream inisiatif dalam
rangka penyehatan keuangan terintegrasi. Transformasi bisnis yang tengah
dilaksanakan memiliki tujuan utama untuk menjaga bisnis Waskita agar tumbuh
berkelanjutan pada jangka panjang, melalui dukungan diversifikasi pendapatan,
peningkatan efisiensi, pengembangan daya saing, peningkatan kesehatan
keuangan, pengembangan kemampuan Sumber Daya Manusia, hingga
pengendalian risiko usaha. Upaya ini didukung oleh diversifikasi pendapatan,
peningkatan efisiensi, pengembangan daya saing, peningkatan kesehatan
keuangan, pengembangan keterampilan Sumber Daya Manusia, dan
pengelolaan risiko bisnis. Melalui implementasi program transformasi ini,
Waskita bermatlamat untuk menjadi perusahaan EPC terkemuka di Indonesia,
dengan target meningkatkan kapitalisasi pasar dua kali lipat dan mencapai
EBITDA tahunan tiga kali lipat dari kondisi awalnya.

Sampai dengan akhir 2022, Board of Directors melaporkan, Waskita telah


merealisasikan sejumlah progres transformasi bisnis, yang diuraikan sebagai
berikut:

a. Perolehan Nilai Kontrak Baru (NKB) sebesar Rp20,23 Triliun dengan


winning rate 25,00%.
b. Dari sisi lean, potensi efisiensi atas pelaksanaan program lean at site
sebesar Rp52,3 Miliar, sentralisasi procurement sebesar Rp91 Miliar, dan
penurunan nilai persediaan yang berumur >180 hari hingga Rp109 Miliar.
c. Dari sisi digital, 7 modul telah diintegrasikan denganDigital Control
Tower (DCT).
d. Dari sisi finansial, terdapat peningkatan pada posisi kas sebesar 4,35x dan
peningkatan pada rasio lancar perusahaan sebesar 2,61x dibandingkan
dengan bulan September 2021 serta telah terealisasi 4 divestasi ruas tol.
e. Dari sisi talent engine, sebanyak 28,95% pegawai milenial(≤42 tahun)
berada dalam top talent dan 18,42% pegawai perempuan berada dalam
nominated talent.

Waskita terus melakukan transformasi dalam mengembangkan bisnisnya


melalui ekspansi di pasar konstruksi, dengan harapan dapat meningkatkan daya
saing dan nilai tambah di industri tersebut. Untuk mendukung langkah-langkah
ini, Waskita telah membentuk 5 (lima) unit bisnis yang mencakup berbagai
bidang:

Divisi Gedung: Menyeluruh dari pemasaran hingga produksi untuk proyek-


projek gedung seperti bandara LRT, jalur kereta api, pengembangan kawasan,
dan proyek investasi dan pengembangan lainnya yang ditetapkan oleh Dewan
Direksi. Divisi Gedung beroperasi di seluruh wilayah Indonesia.

Divisi Luar Negeri: Menyeluruh dari pemasaran hingga produksi untuk


proyek-projek di luar negeri, mencakup gedung, infrastruktur, dan EPC.
Wilayah operasional Divisi Luar Negeri mencakup Timur Tengah, Asia
Tenggara, dan Afrika.

Divisi Infrastruktur I: Menyeluruh dari pemasaran hingga produksi untuk


proyek-projek infrastruktur sipil non-jalan dan jembatan, termasuk bendungan,
bangunan air, pelabuhan, dan proyek investasi dan pengembangan terpilih
lainnya yang ditetapkan oleh Dewan Direksi.

Divisi Infrastruktur II: Melibatkan pemasaran hingga produksi untuk proyek-


projek infrastruktur sipil berupa jalan dan jembatan, termasuk proyek-projek
investasi dan pengembangan terpilih yang ditetapkan oleh Dewan Direksi.

Divisi Infrastruktur III: Mencakup pemasaran hingga produksi untuk proyek-


projek EPC seperti pembangkit listrik, pabrik industri, smelter, transmisi
distribusi air, sistem sanitasi, Sistem Penyedia Air Minum (SPAM), Tempat
Pemrosesan Akhir (TPA), Oil & Gas, dan proyek investasi dan pengembangan
terpilih lainnya yang ditetapkan oleh Dewan Direksi.

7. Sistem Informasi Manajemen

Di era digitalisasi saat ini, Sistem informasi manajemen memiliki peran


sangat penting bagi keberlangsungan bisnis perusahaan, karena dapat
meningkatkan efektivitas dan produktivitas kinerja suatu perusahaan.
Menyadari hal tersebut, Waskita berinisiatif untuk memanfaatkan TI dalam
pelaksanaan kinerja operasional, mulai dari proses marketing, proses
produksi hingga proses distribusi Beton Precast dan Readymix. Inisiatif
tersebut bertujuan untuk meningkatkan efektivitas dan produktivitas kinerja
dan memperkuat daya saing Perusahaan.
III. Metode Evaluasi Penerapan Strategi PT. Waskita Karya

STRENGTH WEAKNESS
1. Pengalaman yang sangat luas dalam 1. Terlalu bergantung pada proyek
industri konstruksi. pemerintah.
2. Jaringan yang kuat dengan 2. Kurangnya diversifikasi bisnis di
pemerintah dan klien besar. luar industri konstruksi.
3. Sumber daya manusia yang 3. Terbatasnya sumber daya manusia
berkualitas tinggi dan yang tersedia di bidang konstruksi.
berpengalaman. 4. Risiko tanggung jawab sosial
4. Portofolio proyek yang kaya dan perusahaan yang tinggi.
berhasil diselesaikan dengan baik. 5. Pemborosan dalam penggunaan
5. Kapasitas dan kemampuan sumber daya.
manajemen proyek yang handal. 6. Ketidakpastian regulasi di sektor
6. Pemahaman yang mendalam tentang konstruksi.
regulasi dan persyaratan di industri 7. Terbatasnya penggunaan teknologi
konstruksi. informasi dan komunikasi dalam
7. Sistem manajemen mutu yang manajemen proyek.
terstandarisasi. 8. Ketergantungan pada pembayaran
8. Keunggulan dalam penggunaan dari pemerintah.
teknologi modern dalam proyek 9. Kurangnya transparansi dalam
konstruksi. pengelolaan keuangan.
9. Komitmen terhadap keselamatan 10. Tantangan yang dihadapi dalam
dan kesejahteraan karyawan dan merekrut dan mempertahankan
masyarakat. tenaga kerja terampil dalam industri
10. Kemitraan yang kuat dengan mitra konstruksi.
lokal dan internasional. 11. Kurangnya keberlanjutan dalam
11. Dukungan pemerintah yang kuat penggunaan sumber daya alam
dalam proyek infrastruktur. dalam proyek.
12. Reputasi yang baik di kalangan 12. Persaingan yang tinggi dengan
pelanggan dan pemangku perusahaan konstruksi lainnya.
kepentingan. 13. Risiko manajemen proyek yang
13. Kemampuan untuk beradaptasi tinggi.
dengan perubahan pasar dan 14. Terbatasnya kapasitas produksi.
teknologi. 15. Kemungkinan kerugian dalam
14. Kualitas bahan baku yang tinggi proyek risiko tinggi.
dalam konstruksi. 16. Kurangnya efisiensi dalam
15. Kemampuan untuk menyelesaikan manajemen logistik proyek.
proyek dengan tepat waktu. 17. Kurangnya akses ke sistem
16. Keterlibatan dalam proyek-proyek pendukung dan infrastruktur yang
konstruksi berdampak tinggi. memadai.
17. Kemitraan strategis dengan 18. Tantangan dalam memenuhi standar
perusahaan konstruksi lainnya. keselamatan dan lingkungan yang
18. Komitmen terhadap keberlanjutan ketat.
dalam proyek konstruksi.

OPPORTUNITIES THREATS
1. Peningkatan investasi pemerintah 1. Fluktuasi harga bahan bangunan
dalam pembangunan infrastruktur. dan material konstruksi.
2. Pertumbuhan pasar konstruksi yang
positif. 2. Peningkatan persaingan di industri
3. Potensi pengembangan di segmen konstruksi.
bisnis properti.
4. Permintaan masyarakat yang tinggi 3. Ketidakpastian politik dan
akan perumahan terjangkau. perubahan kebijakan pemerintah.
5. Potensi kerja sama internasional
dalam proyek konstruksi. 4. Adanya risiko proyek yang tidak
6. Adanya dukungan teknologi baru terkendali.
yang dapat meningkatkan efisiensi
konstruksi. 5. Ketidakpastian ekonomi global
7. Dukungan dari program pemerintah yang dapat mempengaruhi
terkait P3K (Program Peningkatan investasi infrastruktur.
Pendapatan Konstruksi).
8. Potensi diversifikasi bisnis di bidang 6. Keterbatasan sumber daya manusia
transportasi dan energi terbarukan. terampil di bidang konstruksi.
9. Kebijakan pemerintah yang
mendukung pengembangan proyek 7. Perubahan regulasi terkait
infrastruktur. lingkungan yang lebih ketat.a
10. Pertumbuhan ekonomi yang kuat di
Indonesia.
11. Perkembangan teknologi digital 8. Dampak bencana alam terhadap
untuk meningkatkan efisiensi dan proyek konstruksi.
produktivitas dalam proyek
konstruksi. 9. Pergeseran kebutuhan pasar dalam
12. Potensi pengembangan proyek di hal pembangunan infrastruktur.
sektor pariwisata.
13. Adanya peluang kemitraan dengan 10. Perubahan teknologi yang cepat
pengembang properti lokal. dalam industri konstruksi.
14. Permintaan yang tinggi untuk
infrastruktur jalan dan jembatan. 11. Risiko-proyek yang terkait dengan
15. Penggunaan teknologi hijau dalam kerusakan lingkungan.
proyek konstruksi.
16. Kerjasama dengan institusi 12. Tantangan dalam mencari sumber
pendidikan untuk pelatihan dan daya manusia terampil yang
pengembangan tenaga kerja. memadai.
17. Potensi pasar-kunci untuk
telekomunikasi dan teknologi 13. Ketidakpastian dalam perencanaan
informasi dalam proyek konstruksi. dan pengendalian biaya proyek.
18. Permintaan yang tinggi untuk
proyek-proyek pengembangan 14. Ketidakpastian perizinan dan
energi. regulasi dalam proyek konstruksi.

15. Tantangan dalam melakukan


manajemen rantai pasok yang
efisien.

16. Tingginya tingkat inflasi yang


dapat mempengaruhi biaya proyek.

17. Risiko kecelakaan kerja dan


keselamatan di proyek konstruksi.

18. Tantangan dalam menjaga kualitas


proyek dan reputasi perusahaan.
BAB III

PENUTUP
I. Kesimpulan

Melalui analisis SWOT yang dibahas terhadap PT Waskita Karya, dapat disimpulkan bahwa
perusahaan ini memiliki keunggulan yang signifikan, termasuk pengalaman yang luas,
jaringan yang solid, sumber daya manusia yang berkualitas, portofolio proyek yang kuat, dan
kemampuan manajemen proyek yang handal. Meskipun demikian, perusahaan juga
dihadapkan pada beberapa kelemahan dan ancaman yang memerlukan perhatian khusus.

Untuk memaksimalkan peluang yang ada di industri konstruksi, PT Waskita Karya harus
terus memperkuat keunggulan yang dimilikinya, mengatasi kelemahan yang ada, dan
menghadapi ancaman dengan langkah-langkah strategis. Dengan mengambil tindakan yang
bijaksana, PT Waskita Karya dapat memperkokoh posisinya sebagai pemimpin di industri
konstruksi Indonesia dan meraih kesuksesan yang lebih besar di masa yang akan datang.

II. Saran

Saran untuk PT Waskita Karya berfokus pada terus memperkuat fondasi keunggulan yang
telah ada, meningkatkan adaptasi terhadap perkembangan teknologi konstruksi yang baru,
dan memperluas sinergi dalam setiap lini bisnis. Dalam rangka mencapai pertumbuhan yang
berkelanjutan, perusahaan dapat mempertimbangkan untuk mendiversifikasi lebih lanjut,
mengeksplorasi pasar internasional dengan strategi yang cermat, dan terus memprioritaskan
inovasi dalam setiap aspek operasional. Penting juga bagi PT Waskita Karya untuk
memperkuat kerja sama dengan pihak eksternal, termasuk pemerintah dan mitra bisnis, serta
terus meningkatkan kapabilitas sumber daya manusia. Dengan mengambil langkah-langkah
strategis ini, diharapkan PT Waskita Karya dapat terus tumbuh dan menjadi perusahaan
konstruksi yang lebih tangguh dan berdaya saing di masa depan

DAFTAR PUSTAKA

Annual Report Perusahaan PT. Waskita Karya Tbk. Tahun 2021-2022.


Sustainability Report Perusahaan PT. Waskita Karya Tbk. Tahun 2021-2022.
Prianti, M. E., Putra, A. E., & Sudiyanto, T. (2023). Analisis Rasio Likuiditas Dan
Solvabilitas Pada PT. Waskita Karya (Persero) Tbk Yang Terdaftar Di Bursa Efek
Indonesia. Innovative: Journal Of Social Science Research, 3(4), 2306-2319.
ARVIKHO, H. (2020). Analisis Strategi Bersaing PT. Waskita Karya (Persero) Tbk. Di
Pasar Konstruksi Nasional (Doctoral dissertation, Universitas Gadjah Mada).
https://waskitaprecast.co.id/tata-kelola-teknologi-informasi-dan-komunikasi/
https://infobei.com/waskita-karya-wskt-target-ikuti-243-lelang-tahun-2023-incar-proyek-
senilai-rp2019-triliun/

Anda mungkin juga menyukai