KOLOKIUM
SEKOLAH BISNIS
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
HALAMAN JUDUL
2
PENDAHULUAN
Latar Belakang.
Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian di atas, maka diperlukan pemahaman yang tepat agar
implementasi Knowledge Management di PT XYZ selaras dengan kebutuhan dan prioritas
dari perusahaan, serta dapat memberikan manfaat bagi peningkatan efektivitas dan
efisiensi, serta meningkatkan kinerja dan produktivitas perusahaan.
Knowledge Management merupakan pendekatan strategis yang telah diakui
mampu memberikan dampak signifikan bagi keberhasilan organisasi, namun keberhasilan
implementasi merupakan tantangan tersendiri bagi perusahaan. Berdasarkan uraian diatas,
maka perumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana implementasi Knowledge Management di PT XYZ saat ini?
2. Bagaimana aliran pengetahuan di PT XYZ saat ini?
3. Bagaimana mengidentifikasi faktor kunci yang memengaruhi kesuksesan
implementasi KM di PT XYZ?
4. Bagaimana menentukan prioritas implementasi KM yang paling sesuai dengan
kebutuhan dan karakteristik organisasi PT XYZ?
5. Bagaimana memanfaatkan perencanaan skenario untuk menyelaraskan
implementasi Knowledge Management dengan strategi bisnis di PT XYZ?
Tujuan Penelitian
Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian
ini adalah sebagai berikut:
1. Mengukur tingkat kesiapan PT XYZ dalam menerapkan Knowledge Management.
Untuk mengukur tingkat kesiapan implementasi KM di PT XYZ dilakukan melalui
KM Readiness Survey sebagai perangkat bantu (tools) untuk memetakan empat aliran
pengetahuan (SECI) terhadap tiga komponen Knowledge Management, yaitu people,
proses dan teknologi.
2. Menganalisa hasil KM Readiness Survey untuk mengidentifikasi faktor kunci yang
memengaruhi kesuksesan implementasi KM di PT XYZ. Dari hasil survei ini
kemudian di identifikasi inisiatif KM apa saja yang sudah berjalan dengan baik untuk
dilanjutkan dan dimanfaatkan, serta inisiatif KM apa saja yang belum berjalan dengan
baik untuk diperbaiki dan ditingkatkan.
3. Memberikan rekomendasi strategi implementasi KM yang paling tepat, sesuai dengan
kondisi PT XYZ, dikaitkan dengan kebutuhan saat ini dan masa mendatang. Dari hasil
analisa berdasarkan survei, kemudian disusun rekomendasi implementasi KM yang
paling sesuai, selaras dengan kebutuhan PT XYZ, dalam jangka pendek dan jangka
panjang.
4. Melakukan skenario planning untuk penyelarasan implementasi Knowledge
Management dengan strategi bisnis di PT XYZ. Tahap akhir adalah melakukan
skenario planning agar perusahaan dapat lebih siap menghadapi berbagai kemungkinan
4
Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian tesis “Perencanaan Skenario Penyelarasan Implementasi
Knowledge Management Dengan Strategi Bisnis Di PT XYZ " mencakup dampak positif
yang dapat diberikan oleh penelitian ini kepada berbagai pihak. Berikut manfaat potensial
dari penelitian ini:
1. Manfaat bagi PT XYZ:
• Memahami kondisi implementasi Knowledge Management saat ini. Apa
yang sudah berjalan dengan baik, dan yang belum, serta apa yang harus
dilakukan untuk meningkatkan kualitas implementasi Knowledge
Management di perusahaan.
• Menyusun strategi Knowledge Management yang tepat berdasarkan inisiatif
strategis dan isu-isu strategis perusahaan.
• Menyusun KM Blueprint, dan KM Roadmap PT XYZ.
2. Manfaat bagi Industri finansial UMKK: Hasil penelitian ini juga dapat
memberikan manfaat bagi industri finansial UMKMK secara lebih luas dengan
memberikan wawasan tentang praktik KM yang efektif dalam konteks industri ini.
3. Manfaat Akademik: Penelitian ini dapat memberikan kontribusi terhadap
pengetahuan akademik di bidang manajemen pengetahuan, terutama dalam
aplikasi metode SECI dan scenario planning untuk pengambilan keputusan terkait
KM.
4. Manfaat bagi Peneliti Masa Depan: Penelitian ini dapat menjadi referensi dan
sumber inspirasi bagi peneliti masa depan yang tertarik untuk melakukan
penelitian serupa atau mengembangkan lebih lanjut konsep-konsep yang ada.
5. Manfaat bagi Praktisi KM: Bagi praktisi manajemen pengetahuan dan profesional
yang terlibat dalam implementasi KM di berbagai organisasi, penelitian ini dapat
memberikan panduan praktis tentang cara mengidentifikasi kriteria penting untuk
kesuksesan dan memprioritaskan strategi implementasi.
6. Manfaat bagi Masyarakat Luas: Dengan membantu PT XYZ menjadi lebih
efisien dan inovatif, penelitian ini dapat memiliki dampak positif pada
perekonomian Indonesia secara keseluruhan, dengan potensi untuk meningkatkan
layanan pelanggan, menumbuhkan UMKMK dan meningkatkan daya saing
nasional.
Dengan demikian, penelitian ini memiliki potensi untuk memberikan manfaat yang
signifikan dan berkelanjutan baik bagi organisasi PT XYZ maupun komunitas lebih luas
yang terlibat dalam industri finansial UMKMK dan manajemen pengetahuan.
Ruang Lingkup
Ruang lingkup atau batasan penelitian dalam tesis "Perencanaan Skenario
Penyelarasan Implementasi Knowledge Management Dengan Strategi Bisnis Di PT XYZ "
adalah batasan-batasan yang menguraikan parameter dan lingkup penelitian. Batasan-
batasan ini membantu membatasi fokus penelitian dan menjelaskan apa yang akan dan
tidak akan dicakup dalam penelitian tersebut. Berikut ruang lingkup penelitian untuk tesis
ini:
1. Lingkup Geografis: Penelitian ini akan difokuskan pada PT XYZ, yang
merupakan salah satu perusahaan penyedia aksesibilitas finansial UMKMK
terkemuka di Indonesia. Dalam hal ini, lingkup geografis penelitian dibatasi pada
operasi PT XYZ di Indonesia.
2. Waktu Penelitian: Penelitian ini akan memperhatikan data dan informasi yang
tersedia hingga batas waktu penelitian ini selesai, dengan batasan waktu hingga
5
TINJAUAN PUSTAKA
Metode SECI
Ikujiro Nonaka dan Hirotaka Takeuchi menyatakan bahwa perusahaan yang unggul dalam
jangka panjang adalah perusahaan yang mampu menciptakan inovasi secara dinamis.
Inovasi ini di dapat melalui proses penciptaaan pengetahuan (Knowledge Creating
Company – How Japanese Companies Create the Dynamic of Innovation, 1991). Proses
penciptaan pengetahuan ini dilakukan melalui empat tahapan aliran pengetahuan, yang
disingkat dengan SECI.
Tahap pertama adalah membagikan pengetahuan atau knowledge sharing (Tacit to
Tacit/Socialization). Tahap kedua adalah mendokumentasikan hasil sharing (Tacit to
Explicit/Externalization). Tahap ketiga adalah membagikan dokumen pengetahuan untuk
6
SOCIALIZATION
Scenario Planning
Skenario merupakan deskripsi atau cerita alternatif mengenai bagaimana masa depan
mungkin terungkap dengan cara menyatukan informasi mengenai tren dan kemungkinan di
masa depan (Alberti et al. 2013, Shell International 2008). Selain itu, scenario planning
juga merupakan alat yang dapat digunakan untuk mengatur persepsi seseorang tentang
alternatif lingkungan masa depan (Schwartz 1991). Membangun dan menggunakan
scenario planning dapat membantu mengeksplor seperti apa masa depan dan tantangannya
(Shell International 2008). Berbeda dengan peramalan (forecasting), scenario berasumsi
bahwa masa depan tidak mungkin diprediksi tetapi mungkin diuraikan secara garis besar
faktor penggeraknya (driving forces) dan ketidakpastian yang dihadapi (Baraev 2009).
Scenario planning memiliki beberapa kegunaan antara lain memberikan asumsi mengenai
kondisi masa depan yang mungkin dihadapi, mengenali derajat ketidakpastian, memperluas
perspektif, dan mengatasi konflik (Ratnadila, 2018).
Langkah-langkah metode perencanaan strategis menggunakan scenario planning
TAIDA (Lindgren & Bandhold 2003). scenario planning TAIDA adalah model yang
sudah diujicoba dalam menjalankan scenario planning dan digunakan secara luas. Banyak
proyek bisnis atau program yang membutuhkan scenario planning, telah menggunakan
metode ini. Secara garis besar, TAIDA meliputi:
a. Tracking – Pelacakan. Langkah pertama dalam proses TAIDA adalah pelacakan.
Tujuan utama dari langkah ini adalah untuk melacak dan menjelaskan perubahan-
perubahan di dunia sekitarnya yang memiliki dampak terbesar terkait pertanyaan-
pertanyaan serius yang muncul.
b. Analysis – Menganalisis. Setelah pelacakan dilakukan, langkah berikutnya adalah
untuk menganalisis perubahan dan menghasilkan skenario.
c. Imaging – Pencitraan. Setelah mengumpulkan wawasan yang masuk akal dan logis
tentang keadaan di masa depan, sekarang saatnya untuk membuat gambaran dari
apa yang diinginkan.
d. Deciding – Menentukan. Dalam proses fase ini, dilakukan identifikasi area
pengembangan dan strategi untuk mengatasi ancaman sekaligus mencapai visi dan
tujuan.
8
e. Acting – Bertindak. Rencana dari dalam sendiri jarang memberikan hasil. Akting
adalah tentang mengambil tindakan dan menindaklanjuti.
Kerangka Pemikiran
Kerangka teoritis penelitian ini didasarkan pada teori-teori dan konsep-konsep
yang terkait dengan Knowledge Management, metode Screnario Planning, dan praktik KM
dalam industri finansial UMKMK. Teori ini akan digunakan sebagai dasar untuk
mengembangkan hipotesis dan merancang kriteria evaluasi. Penelitian ini dirancang untuk
memberikan wawasan mendalam tentang praktik KM di PT XYZ, mengidentifikasi
9
kendala utama, dan menghasilkan rekomendasi strategi implementasi yang lebih efektif.
Penelitian ini bertujuan untuk memberikan pendekatan yang sistematis dan terukur untuk
pengambilan keputusan dalam konteks manajemen pengetahuan. Kerangka penelitian
teoritis yang dapat dikemukakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
METODE PENELITIAN
Penelitian dilakukan di PT. XYZ, baik secara offline, maupun secara online melalui
google form. Pengambilan data dilakukan terhadap karyawan PT. XYZ yang sesuai
dengan kriteria pakar. Pengumpulan data dilaksanakan sejak bulan November 2023
hingga Desember 2023. Penelitian ini menggunakan wawancara mendalam kepada para
pakar sebagai yang sudah bekerja paling lama disetiap divisinya sebagai penambahan
untuk merumuskan implikasi manajerial.
10
Jumlah informan dari penelitian ini adalah 792 orang responden PT XYZ yang
tersebar dari berbagai unit bisnis di seluruh Indonesia.
Rancangan Penelitian
Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian kualitatif, yang bertujuan untuk
menganalisis dan menggambarkan implementasi Knowledge Management (KM) di PT
XYZ dengan pendekatan Knowledge Management Readiness Survey. Pendekatan ini akan
memberikan gambaran yang mendalam tentang praktik KM saat ini, apa saja yang sudah
berjalan dengan baik dan apa yang masih harus ditingkatkan (what is working dan what is
missing).
Knowledge Management Readiness Survey adalah survei yang dilakukan untuk
mengukur sejauh mana organisasi siap untuk mengimplementasikan Knowledge
Management, tujuan dari survei ini adalah untuk mendapatkan proses aliran pengetahuan
dengan menggunakan metode survei tiga komponen utama KM yang meliputi People
(SDM), Process (Proses) dan Technology (Teknologi) yang dilakukan terhadap empat
aliran penciptaan pengetahuan yang meliputi proses berbagi pengetahuan (Socialization),
proses mendokumentasikan pengetahuan (Externalization), proses menyebarkan
pengetahuan untuk dapat dimanfaatkan (Combination), dan proses pemanfaatan
pengetahuan (Internalization).
Dengan mendapatkan kondisi kesiapan perusahaan yang benar maka diharapkan
implementasi Knowledge Management dapat terlaksana dengan tepat dan memberikan
hasil sesuai yang diharapkan, yaitu meningkatkan kinerja perusahaan.
Kolaborasi dari ketiga komponen KM selanjutnya akan di survey dengan fokus
SECI yang didefinisikan oleh Nonaka dan Takeuchi sebagai proses, Socialization –
11
Analisis Deskriptif
Analisis deskriptif dilakukan untuk menganalisis data dengan cara
mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya
tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau generalisasi
(Sugiyono, 2020). Analisis deskriptif pada penelitian ini digunakan untuk mengkaji
implementasi manajemen pengetahuan pada PT XYZ.
DAFTAR PUSTAKA
Alavi, M., dan Leidner, D. E. 2001. Knowledge management and knowledge management
systems: Conceptual foundations and research issues. MIS Quarterly, 25(1), 107-
136.
Alvin Soleh dan Firdanianty, 2010. Smart Knowledge Worker: Memotivasi karyawan
menjadi pekerja pengetahuan yang cerdas. Jakarta. Gramedia.
Basar, P. 2018. The analytic hierarchy process method to design strategic decision making
for the effective assessment of supplier selection in construction industry.
Pressacademia, 5(2), 142–149. https://doi.org/10.17261/pressacademia.2018.833
Dairo, M., Adekola, J., Apostolopoulos, C., & Tsaramirsis, G. (2021). Benchmarking
strategic alignment of business and IT strategies: opportunities, risks, challenges
and solutions. International Journal of Information Technology (Singapore),
13(6), 2191–2197. https://doi.org/10.1007/s41870-021-00815-7
Davenport, T. H., dan Prusak, L. 1998. Working knowledge: How organizations manage
what they know. Harvard Business Press.
12
Ghonim, M. A., Khashaba, N. M., Al-Najaar, H. M., & Khashan, M. A. (2022). Strategic
alignment and its impact on decision effectiveness: a comprehensive model.
International Journal of Emerging Markets, 17(1), 198–218.
Henderson, J. C., & Venkatraman, N. (1999). Strategic alignment: leveraging information
technology for transforming organizations. IBM Systems Journal, 38(2), 472–484.
https://doi.org/10.1147/SJ.1999.5387096
Kalani, E., & Kamrani, E. (2017). Pathology of Barriers to Sharing Knowledge in Project
Management and Ranking Them by AHP Method. Journal of Human Resource
and Sustainability Studies, 05(01), 68–74.
Moleong, L. J. (2019). Metode Penelitian Kualitatif. Jakarta: Remaja Rosdakarya.
Mudor, Hamdia. 2014. Organizational Cultures, Knowledge Management, Organizational
Effectiveness: The Relationship and Conceptual Frame work. 9th International
Academic Conference, Istanbul.
Nahavandi, B., Homayounfar, M., & Daneshvar, A. (2023). A Fuzzy Analytical Hierarchy
Process for evaluation of knowledge management effectiveness in research
centers. International Journal of the Analytic Hierarchy Process, 15(1), 1–30.
Nonaka, I., dan Takeuchi, H. 1995. The knowledge-creating company: How Japanese
companies create the dynamics of innovation. City. Oxford University Press.
O-Dell, Carla, dan Jackson Grayson (2011) If We Only Knew What We Know: Transfer
of Internal Knowledge and Best Practice, Simon and Schuster.
Ratnadila, N. S. (2018). Perencanaan Skenario untuk Pembangunan Desa Tertinggal:
Sebuah Telaah Kritis. Jurnal Penyuluhan Perikanan Dan Kelautan, 12(2), 111–
128. https://doi.org/10.33378/jppik.v12i2.104
Razi, P. Z., Ramli, N. I., Ali, M. I., & Ramadhansyah, P. J. 2020. Selection of Best
Consultant by using Analytical Hierarchy Process (AHP). IOP Conference Series:
Materials Science and Engineering, 712(1), 1–9.
Reza Sadeghi, M., Mohammad Moghimi, S., & Ramezan, M. (2013). Identifying and
prioritizing of effective constructs in readiness of knowledge management
implementation by using fuzzy analytic hierarchy process (AHP). Journal of
Knowledge-Based Innovation in China, 5(1), 16–31.
Saaty, T. L. 1980. The Analytic Hierarchy Process. McGraw-Hill.Ahriz, S., Benmoussa,
N., El Yamami, A., Mansouri, K., & Qbadou, M. (2018). An Elaboration of a
Strategic Alignment Model of University Information Systems based on SAM
Model. Engineering, Technology & Applied Science Research, 8(1), 2471–2476.
https://doi.org/10.48084/etasr.1696
Sugiyono. (2020). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan Kombinasi (Mixed
method) (2nd ed.). Bandung: Alfabeta.
Sveiby, Karl-Eric, The New Organizational Wealth, Managing and Measuring Knowledge-
Based Assets. Berrett Koehler Publisher (1997).
Wilson, M., Wnuk, K., Silvander, J., & Gorschek, T. (2018). A literature review on the
effectiveness and efficiency of business modeling. In E-Informatica Software
Engineering Journal (Vol. 12). https://doi.org/10.5277/e-Inf180111