Anda di halaman 1dari 12

i

KOLOKIUM
SEKOLAH BISNIS
INSTITUT PERTANIAN BOGOR

NAMA : ALVIN SOLEH.


NIM : K1501221107
KELAS : E84
JUDUL: : PERENCANAAN SKENARIO PENYELARASAN
IMPLEMENTASI KNOWLEDGE MANAGEMENT
DENGAN STRATEGI BISNIS DI PT XYZ
KOMISI PEMBIMBING : PROF. DR. IR. M. SYAMSUL MA’ARIF. M. ENG
DR. ZENAL ASIKIN, SE, MSi.
KELOMPOK ILMU : MANAJEMEN STRATEGIS
HARI/TANGGAL : JUMAT / 17 NOVEMBER 2023
WAKTU : 15.30 – 16.30
TEMPAT : ZOOM MEETING

HALAMAN JUDUL
2

PENDAHULUAN

Latar Belakang.

Pengetahuan merupakan kemampuan yang dibutuhkan dalam menuntaskan sebuah


pekerjaan. Pengetahuan didapatkan dari pendidikan, pengalaman, interaksi sosial, akses
terhadap sumber informasi, pemanfaatan teknologi, dan hal lainnya yang memberikan
kemampuan kepada individu dan perusahaan untuk melakukan pekerjaan secara efektif dan
efisien.
Mengutip pengertian dari Peter Senge, penulis buku The Fifth Discipline: The Art
and Practice of a Learning Organization, pengetahuan adalah kapasitas yang dibutuhkan
untuk mengambil tindakan secara efektif dan efisien. Pengetahuan bukanlah sekedar
informasi atau data, serta tidak diukur hanya dari seberapa banyak pemahaman akan suatu
hal. Akan tetapi, pengetahuan di ukur dari kemampuan yang dimiliki, yang didapat dari
pengalaman dan pembelajaran.
Di era ekonomi berbasis pengetahuan seperti saat ini, tingkat keberhasilan
perusahaan tidak lagi hanya bergantung pada kekuatan finansial atau aset fisik yang
dimiliki (tangible), tetapi juga aset non-fisik (intangible). Kemampuan dalam mengelola
aset non-fisik menjadi semakin penting dan berkontribusi besar terhadap keberhasilan
bisnis sebuah perusahaan.
Pengelolaan pengetahuan atau Knowledge Management meliputi pengelolaan tiga
komponen KM, yaitu: People (SDM), Process (Proses) dan Technology (Teknologi).
Ketiga komponen ini memberikan kontribusi penting bagi keberhasilan implementasi
Knowledge Management untuk mendukung pencapaian target-target perusahaan.
Bagaimana pengetahuan di kelola, digambarkan dengan sangat baik oleh Nonaka dan
Takeuchi di dalam konsep yang dikenal dengan SECI (Nonaka, I., dan Takeuchi, H. 1995.
The knowledge-creating company: How Japanese companies create the dynamics of
innovation).
PT XYZ merupakan sebuah badan usaha milik negara (BUMN) yang bergerak
dalam bidang usaha penjaminan kredit, yang menyediakan aksesibilitas finansial kepada
UMKMK (usaha mikro, kecil, menengah dan koperasi) di Indonesia. Sebagai suatu
perusahaan yang bergerak dalam bidang finansial, pengetahuan merupakan hal penting
yang perlu dikelola dengan baik. Pengetahuan yang dimiliki oleh perusahaan dapat
membantu PT XYZ untuk merumuskan strategi yang sesuai sehingga dapat mendorong
terciptanya kesuksesan perusahaan. Oleh karena itu, implementasi Knowledge
Management (KM) menjadi krusial bagi PT XYZ dalam mengoptimalkan pengelolaan
pengetahuan guna mendukung pencapaian tujuan perusahaan.
Kementerian BUMN sebagai kementerian yang menaungi PT XYZ
mendefinisikan Knowledge Management sebagai ‘inisiatif strategis yang ditujukan untuk
meningkatkan nilai tambah dan daya saing perusahaan, melalui kegiatan pengelolaan
pengetahuan’. Knowledge Management adalah inisiatif strategis yang ditujukan untuk
mendukung pencapaian tujuan dan prioritas bisnis perusahaan, dan dilakukan melalui
pengelolaan pengetahuan, untuk meningkatkan kinerja dan produktivitas perusahaan.
Di dalam organisasi sekompleks PT XYZ, strategi implementasi KM yang efektif
dapat menjadi faktor penentu dalam menjawab tantangan yang dihadapi, guna
meningkatkan kualitas pelayanan, serta mempertahankan dan meningkatkan daya saing.
PT XYZ, sebagai perusahaan jasa penjaminan kredit terkemuka di Indonesia, memiliki
banyak pengetahuan berharga yang terkait dengan operasional, manajemen, dan inovasi.
Namun, tantangan dalam mengelola pengetahuan ini telah muncul seiring dengan
pertumbuhan organisasi dan kompleksitas operasional yang semakin meningkat. Oleh
karena itu, penting untuk menganalisis dan meningkatkan strategi implementasi KM di PT
XYZ.
3

Penelitian ini bertujuan untuk mengisi kesenjangan pengelolaan pengetahuan


dengan menganalisis strategi implementasi KM di PT XYZ menggunakan metode SECI
pada komponen KM People, KM Process dan KM Technology. Dengan demikian,
penelitian ini akan membantu PT XYZ dalam meningkatkan cara mereka mengelola
pengetahuan dan meningkatkan manfaatnya bagi perusahaan. Selain itu, penelitian ini juga
akan memberikan wawasan bagi organisasi serupa yang ingin meningkatkan praktik KM.
Dalam konteks yang semakin kompetitif dan dinamis, pemahaman dan efektivitas dalam
mengelola pengetahuan adalah kunci untuk kesuksesan jangka panjang perusahaan. Oleh
karena itu, penelitian ini memiliki relevansi yang signifikan dalam mendukung upaya PT
XYZ dalam meningkatkan kinerja dan daya saingnya di pasar yang semakin berubah.

Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian di atas, maka diperlukan pemahaman yang tepat agar
implementasi Knowledge Management di PT XYZ selaras dengan kebutuhan dan prioritas
dari perusahaan, serta dapat memberikan manfaat bagi peningkatan efektivitas dan
efisiensi, serta meningkatkan kinerja dan produktivitas perusahaan.
Knowledge Management merupakan pendekatan strategis yang telah diakui
mampu memberikan dampak signifikan bagi keberhasilan organisasi, namun keberhasilan
implementasi merupakan tantangan tersendiri bagi perusahaan. Berdasarkan uraian diatas,
maka perumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana implementasi Knowledge Management di PT XYZ saat ini?
2. Bagaimana aliran pengetahuan di PT XYZ saat ini?
3. Bagaimana mengidentifikasi faktor kunci yang memengaruhi kesuksesan
implementasi KM di PT XYZ?
4. Bagaimana menentukan prioritas implementasi KM yang paling sesuai dengan
kebutuhan dan karakteristik organisasi PT XYZ?
5. Bagaimana memanfaatkan perencanaan skenario untuk menyelaraskan
implementasi Knowledge Management dengan strategi bisnis di PT XYZ?

Tujuan Penelitian

Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian
ini adalah sebagai berikut:
1. Mengukur tingkat kesiapan PT XYZ dalam menerapkan Knowledge Management.
Untuk mengukur tingkat kesiapan implementasi KM di PT XYZ dilakukan melalui
KM Readiness Survey sebagai perangkat bantu (tools) untuk memetakan empat aliran
pengetahuan (SECI) terhadap tiga komponen Knowledge Management, yaitu people,
proses dan teknologi.
2. Menganalisa hasil KM Readiness Survey untuk mengidentifikasi faktor kunci yang
memengaruhi kesuksesan implementasi KM di PT XYZ. Dari hasil survei ini
kemudian di identifikasi inisiatif KM apa saja yang sudah berjalan dengan baik untuk
dilanjutkan dan dimanfaatkan, serta inisiatif KM apa saja yang belum berjalan dengan
baik untuk diperbaiki dan ditingkatkan.
3. Memberikan rekomendasi strategi implementasi KM yang paling tepat, sesuai dengan
kondisi PT XYZ, dikaitkan dengan kebutuhan saat ini dan masa mendatang. Dari hasil
analisa berdasarkan survei, kemudian disusun rekomendasi implementasi KM yang
paling sesuai, selaras dengan kebutuhan PT XYZ, dalam jangka pendek dan jangka
panjang.
4. Melakukan skenario planning untuk penyelarasan implementasi Knowledge
Management dengan strategi bisnis di PT XYZ. Tahap akhir adalah melakukan
skenario planning agar perusahaan dapat lebih siap menghadapi berbagai kemungkinan
4

dan memastikan keberlanjutan inisiatif KM. Dengan demikian, pengetahuan dapat


dikelola dan dimanfaatkan dengan efektif untuk mendukung tujuan bisnis perusahaan.

Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian tesis “Perencanaan Skenario Penyelarasan Implementasi
Knowledge Management Dengan Strategi Bisnis Di PT XYZ " mencakup dampak positif
yang dapat diberikan oleh penelitian ini kepada berbagai pihak. Berikut manfaat potensial
dari penelitian ini:
1. Manfaat bagi PT XYZ:
• Memahami kondisi implementasi Knowledge Management saat ini. Apa
yang sudah berjalan dengan baik, dan yang belum, serta apa yang harus
dilakukan untuk meningkatkan kualitas implementasi Knowledge
Management di perusahaan.
• Menyusun strategi Knowledge Management yang tepat berdasarkan inisiatif
strategis dan isu-isu strategis perusahaan.
• Menyusun KM Blueprint, dan KM Roadmap PT XYZ.
2. Manfaat bagi Industri finansial UMKK: Hasil penelitian ini juga dapat
memberikan manfaat bagi industri finansial UMKMK secara lebih luas dengan
memberikan wawasan tentang praktik KM yang efektif dalam konteks industri ini.
3. Manfaat Akademik: Penelitian ini dapat memberikan kontribusi terhadap
pengetahuan akademik di bidang manajemen pengetahuan, terutama dalam
aplikasi metode SECI dan scenario planning untuk pengambilan keputusan terkait
KM.
4. Manfaat bagi Peneliti Masa Depan: Penelitian ini dapat menjadi referensi dan
sumber inspirasi bagi peneliti masa depan yang tertarik untuk melakukan
penelitian serupa atau mengembangkan lebih lanjut konsep-konsep yang ada.
5. Manfaat bagi Praktisi KM: Bagi praktisi manajemen pengetahuan dan profesional
yang terlibat dalam implementasi KM di berbagai organisasi, penelitian ini dapat
memberikan panduan praktis tentang cara mengidentifikasi kriteria penting untuk
kesuksesan dan memprioritaskan strategi implementasi.
6. Manfaat bagi Masyarakat Luas: Dengan membantu PT XYZ menjadi lebih
efisien dan inovatif, penelitian ini dapat memiliki dampak positif pada
perekonomian Indonesia secara keseluruhan, dengan potensi untuk meningkatkan
layanan pelanggan, menumbuhkan UMKMK dan meningkatkan daya saing
nasional.
Dengan demikian, penelitian ini memiliki potensi untuk memberikan manfaat yang
signifikan dan berkelanjutan baik bagi organisasi PT XYZ maupun komunitas lebih luas
yang terlibat dalam industri finansial UMKMK dan manajemen pengetahuan.

Ruang Lingkup
Ruang lingkup atau batasan penelitian dalam tesis "Perencanaan Skenario
Penyelarasan Implementasi Knowledge Management Dengan Strategi Bisnis Di PT XYZ "
adalah batasan-batasan yang menguraikan parameter dan lingkup penelitian. Batasan-
batasan ini membantu membatasi fokus penelitian dan menjelaskan apa yang akan dan
tidak akan dicakup dalam penelitian tersebut. Berikut ruang lingkup penelitian untuk tesis
ini:
1. Lingkup Geografis: Penelitian ini akan difokuskan pada PT XYZ, yang
merupakan salah satu perusahaan penyedia aksesibilitas finansial UMKMK
terkemuka di Indonesia. Dalam hal ini, lingkup geografis penelitian dibatasi pada
operasi PT XYZ di Indonesia.
2. Waktu Penelitian: Penelitian ini akan memperhatikan data dan informasi yang
tersedia hingga batas waktu penelitian ini selesai, dengan batasan waktu hingga
5

Desember 2023. Perubahan atau perkembangan yang terjadi setelah tanggal


tersebut tidak akan dicakup dalam analisis.
3. Ketersediaan Data: Penelitian ini tergantung pada ketersediaan data dan
informasi yang relevan dari PT XYZ. Batasan ini mencakup aspek data yang
mungkin terbatas atau terbatas dalam cakupan penelitian.
4. Metode Scenario Planning: Penelitian ini akan menggunakan metode scenario
planning sebagai alat untuk memprioritaskan alternatif strategi implementasi KM.
Namun, penelitian ini tidak akan membahas secara mendalam implementasi teknis
metode scenario planning itu sendiri.
5. Fokus pada Implementasi KM: Penelitian ini akan memusatkan perhatian pada
aspek implementasi Knowledge management (KM) di PT XYZ. Meskipun dampak
jangka panjang dari implementasi KM mungkin dicerminkan dalam efisiensi
operasional dan inovasi, penelitian ini tidak akan mencakup analisis mendalam
terkait dengan dampak finansial atau ekonomi secara rinci.
6. Ketidaktahuan Strategi yang Sensitif: Beberapa informasi strategis dan rincian
implementasi KM di PT XYZ mungkin bersifat sensitif dan tidak dapat
diungkapkan dalam penelitian ini karena alasan kerahasiaan atau kebijakan
perusahaan.
Batasan-batasan ini akan membantu memfokuskan penelitian pada tujuan utama dan
memastikan bahwa penelitian tetap praktis dan dapat dilaksanakan dalam kerangka yang
telah ditetapkan.

TINJAUAN PUSTAKA

Knowledge Management (Pengelolaan Pengetahuan)

Knowledge Management adalah inisiatif strategis yang ditujukan untuk


mendukung pencapaian tujuan bisnis perusahaan melalui pengelolaan pengetahuan, yang
meliputi tiga komponen penting, yaitu internal structure (perusahaan), external structure
(pelanggan dan stake-holders lainnya) dan people competence (sumber daya manusia)
(Karl-Eric Sveiby, The New Organizational Wealth, 1997).

KM adalah pendekatan strategis yang dirancang untuk mengidentifikasi,


menciptakan, menyimpan, berbagi, dan mengelola pengetahuan organisasi dengan tujuan
meningkatkan kinerja dan inovasi (Davenport dan Prusak, 1998). Dengan strategi
implementasi yang lebih baik, Knowledge Management dapat membantu perusahaan dalam
meningkatkan efektivitas dan efisiensi, serta produktivitas dan kinerja karyawan melalui
akses yang lebih baik ke pengetahuan dan informasi yang relevan. Knowledge
Management juga dapat mendorong inovasi di perusahaan, memungkinkan perusahaan
untuk terus berkembang dan beradaptasi dengan perubahan pasar.

Metode SECI

Ikujiro Nonaka dan Hirotaka Takeuchi menyatakan bahwa perusahaan yang unggul dalam
jangka panjang adalah perusahaan yang mampu menciptakan inovasi secara dinamis.
Inovasi ini di dapat melalui proses penciptaaan pengetahuan (Knowledge Creating
Company – How Japanese Companies Create the Dynamic of Innovation, 1991). Proses
penciptaan pengetahuan ini dilakukan melalui empat tahapan aliran pengetahuan, yang
disingkat dengan SECI.
Tahap pertama adalah membagikan pengetahuan atau knowledge sharing (Tacit to
Tacit/Socialization). Tahap kedua adalah mendokumentasikan hasil sharing (Tacit to
Explicit/Externalization). Tahap ketiga adalah membagikan dokumen pengetahuan untuk
6

dipelajari, dimanfaatkan dan dikembangkan (Explicit to Explicit/Combination). Dan tahap


yang keempat adalah memanfaatkan pengetahuan tersebut di dalam pekerjaan untuk
meningkatkan kinerja dan produktivitas, serta membangun inovasi yang bermanfaat dan
berkelanjutan. Keempat cara konversi pengetahuan ini sering disebut sebagai siklus atau
model SECI yang diuraikan sebagai berikut:

Knowledge Management Readiness Survey


Knowledge Management Readiness Survey adalah perangkat bantu (tools) yang digunakan
untuk mengidentifikasi inisiatif Knowledge Management (KM) di organisasi. Hasil survei
ini akan memberikan gambaran apa saja inisiatif KM yang sudah berjalan dengan baik
(what’s working) dan inisiatif KM yang belum berjalan dengan baik (what’s missing). Hasil
survei kemudian akan di analisa apa yang menjadi penyebabnya, dan kemudian diberikan
rekomendasi, agar inisiatif KM yang sudah berjalan dengan baik dapat dilanjutkan dan
dimanfaatkan, serta inisiatif KM yang belum berjalan dengan baik dapat diperbaiki dan
ditingkatkan. Knowledge Management Readiness Survey dilakukan dengan memetakan
tiga komponen Knowledge Management (KM people, KM process, KM technology) dan
empat aliran pengetahuan (SECI), seperti gambar dibawah ini:

SOCIALIZATION

ACCESS & APPLY/ ORGANIZE/ CAPTURE/


INTERNALIZATION COMBINATION EXTERNALIZATION

(Alvin Soleh dan Firdanianty, Smart Knowledge Worker, 2010, Gramedia).


7

Strategic Alignment Model


Keselarasan bisnis dan strategi merupakan kombinasi yang saling terkait antara
strategi bisnis, pengetahuan, rencana kerja, bisnis proses yang dijalankan, investasi TI, dan
pengambilan keputusan yang mendukung dan menunjang semua fungsi, tujuan, sasaran dan
target yang telah ditetapkan oleh organisasi atau perusahaan (Henderson & Venkatraman,
1999). Penyelarasan (alignment) merupakan usaha untuk menyesuaikan perencanaan
strategi sistem / teknologi informasi serta pooling knowledge dengan strategi bisnis agar
investasi yang dilakukan dapat menciptakan keunggulan kompetitif (competitive
advantage) organisasi tersebut. Penyelarasan strategik berarti kesesuaian antara prioritas
dan aktivitas fungsi pooling knowledge dalam seluruh unit bisnis (Wilson, Wnuk,
Silvander, & Gorschek, 2018).
Menurut Premkumar dan King (Ghonim, Khashaba, Al-Najaar, & Khashan, 2022),
penyelarasan strategik adalah hubungan antara rencana sistem informasi dengan rencana
bisnis (information systems planning-business planning alignment). Rencana bisnis dan
rencana sistem informasi – baik fungsi produk maupun fungsi perencanaan korporat—
harus saling terkait dan berhubungan satu sama lain melalui pemetaan langsung strategi
sistem informasi terhadap satu atau lebih strategi bisnis dalam konteks untuk
memaksimalkan kinerja yang diperoleh organisasi (Dairo, Adekola, Apostolopoulos, &
Tsaramirsis, 2021). Melalui penyelarasan antara strategi sistem/teknologi informasi,
pooling knowledge dan strategi bisnis, sumberdaya informasi akan mendukung tujuan
bisnis dan meraih keuntungan dalam meraih peluang guna pemanfaatan strategis sistem
informasi (Ahriz, Benmoussa, El Yamami, Mansouri, & Qbadou, 2018).

Scenario Planning
Skenario merupakan deskripsi atau cerita alternatif mengenai bagaimana masa depan
mungkin terungkap dengan cara menyatukan informasi mengenai tren dan kemungkinan di
masa depan (Alberti et al. 2013, Shell International 2008). Selain itu, scenario planning
juga merupakan alat yang dapat digunakan untuk mengatur persepsi seseorang tentang
alternatif lingkungan masa depan (Schwartz 1991). Membangun dan menggunakan
scenario planning dapat membantu mengeksplor seperti apa masa depan dan tantangannya
(Shell International 2008). Berbeda dengan peramalan (forecasting), scenario berasumsi
bahwa masa depan tidak mungkin diprediksi tetapi mungkin diuraikan secara garis besar
faktor penggeraknya (driving forces) dan ketidakpastian yang dihadapi (Baraev 2009).
Scenario planning memiliki beberapa kegunaan antara lain memberikan asumsi mengenai
kondisi masa depan yang mungkin dihadapi, mengenali derajat ketidakpastian, memperluas
perspektif, dan mengatasi konflik (Ratnadila, 2018).
Langkah-langkah metode perencanaan strategis menggunakan scenario planning
TAIDA (Lindgren & Bandhold 2003). scenario planning TAIDA adalah model yang
sudah diujicoba dalam menjalankan scenario planning dan digunakan secara luas. Banyak
proyek bisnis atau program yang membutuhkan scenario planning, telah menggunakan
metode ini. Secara garis besar, TAIDA meliputi:
a. Tracking – Pelacakan. Langkah pertama dalam proses TAIDA adalah pelacakan.
Tujuan utama dari langkah ini adalah untuk melacak dan menjelaskan perubahan-
perubahan di dunia sekitarnya yang memiliki dampak terbesar terkait pertanyaan-
pertanyaan serius yang muncul.
b. Analysis – Menganalisis. Setelah pelacakan dilakukan, langkah berikutnya adalah
untuk menganalisis perubahan dan menghasilkan skenario.
c. Imaging – Pencitraan. Setelah mengumpulkan wawasan yang masuk akal dan logis
tentang keadaan di masa depan, sekarang saatnya untuk membuat gambaran dari
apa yang diinginkan.
d. Deciding – Menentukan. Dalam proses fase ini, dilakukan identifikasi area
pengembangan dan strategi untuk mengatasi ancaman sekaligus mencapai visi dan
tujuan.
8

e. Acting – Bertindak. Rencana dari dalam sendiri jarang memberikan hasil. Akting
adalah tentang mengambil tindakan dan menindaklanjuti.

Skenario planning dalam implementasi Knowledge Management (KM) di PT XYZ


bertujuan untuk mengelola pengetahuan organisasi agar dapat diakses, dibagikan, dan
dimanfaatkan secara efektif, sebagai berikut:

1. Identifikasi Isu Strategis:


o Isu: Perusahaan mengalami tantangan dalam berbagi pengetahuan antar unit
bisnis dan ketergantungan pada pengetahuan individu.
o Variabel Kritis: Keterlibatan karyawan dalam kegiatan berbagi dan
mendokumentasikan pengetahuan di dalam kegiatan pekerjaan sehari-hari.
2. Skenario Alternatif:
o Skenario 1: Implementasi KM sukses, karyawan merespon positif, dan
pengetahuan terintegrasi dengan baik.
o Skenario 2: Tantangan dalam berbagi dan mendokumentasikan pengetahuan,
resistensi terhadap perubahan, dan pelaksanaan inisiatif KM yang tidak
efektif.
3. Analisis Skenario:
o Skenario 1: Potensi peningkatan kolaborasi, inovasi, dan efisiensi
operasional.
o Skenario 2: Risiko kehilangan pengetahuan kunci, penurunan
produktivitas, dan ketidakpuasan karyawan.
4. Pembuatan Strategi Alternatif:
o Strategi untuk Skenario 1: Pendidikan dan pelatihan intensif, dukungan
manajemen yang terus-menerus, dan pengembangan sistem teknologi KM
yang ramah pengguna.
o Strategi untuk Skenario 2: Program komunikasi dan perubahan yang kuat,
keterlibatan karyawan dalam proses implementasi, dan perbaikan inisiatif
KM berdasarkan umpan balik.
5. Implementasi dan Pemantauan:
o Implementasi: Mulai pelaksanaan KM dengan melibatkan seluruh organisasi,
menyesuaikan proses kerja, dan mengintegrasikan platform KM.
o Pemantauan: Lakukan pemantauan secara berkala terhadap indikator kinerja
kunci, respons karyawan, dan tingkat adopsi terhadap inisiatif KM.
6. Pembaruan dan Perbaikan:
o Pembaruan: Sesaat setelah implementasi, selalu perbarui skenario dan
strategi berdasarkan perkembangan organisasi dan respons karyawan.
o Perbaikan: Responsif terhadap masalah yang muncul selama implementasi,
perbaiki dan perbarui strategi yang diperlukan.

Dengan menggunakan skenario planning dalam implementasi Knowledge Management,


perusahaan dapat lebih siap menghadapi berbagai kemungkinan dan memastikan
keberlanjutan inisiatif KM. Dengan demikian, pengetahuan perusahaan dapat dikelola dan
dimanfaatkan dengan efektif untuk mendukung tujuan bisnis.

Kerangka Pemikiran
Kerangka teoritis penelitian ini didasarkan pada teori-teori dan konsep-konsep
yang terkait dengan Knowledge Management, metode Screnario Planning, dan praktik KM
dalam industri finansial UMKMK. Teori ini akan digunakan sebagai dasar untuk
mengembangkan hipotesis dan merancang kriteria evaluasi. Penelitian ini dirancang untuk
memberikan wawasan mendalam tentang praktik KM di PT XYZ, mengidentifikasi
9

kendala utama, dan menghasilkan rekomendasi strategi implementasi yang lebih efektif.
Penelitian ini bertujuan untuk memberikan pendekatan yang sistematis dan terukur untuk
pengambilan keputusan dalam konteks manajemen pengetahuan. Kerangka penelitian
teoritis yang dapat dikemukakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

Gambar 1 Kerangka Pemikiran

METODE PENELITIAN

Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan di PT. XYZ, baik secara offline, maupun secara online melalui
google form. Pengambilan data dilakukan terhadap karyawan PT. XYZ yang sesuai
dengan kriteria pakar. Pengumpulan data dilaksanakan sejak bulan November 2023
hingga Desember 2023. Penelitian ini menggunakan wawancara mendalam kepada para
pakar sebagai yang sudah bekerja paling lama disetiap divisinya sebagai penambahan
untuk merumuskan implikasi manajerial.
10

Jenis dan Sumber Data


Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data
sekunder. Data primer merupakan data terkait praktik KM di PT XYZ yang dikumpulkan
sendiri oleh peneliti. Sedangkan untuk data sekunder adalah data yang diterbitkan oleh PT
XYZ yang digunakan untuk penunjang dan basis data dari penelitian ini. Prosedur
pengumpulan data adalah cara untuk menarik data dari penelitian ini.
1. Data Primer: Data primer akan dikumpulkan melalui forum discussion group
(FGD) dengan manajemen PT XYZ dan survei kesiapan implementasi KM
(Readiness Survey) kepada seluruh karyawan secara online. Karyawan akan
mendapatkan kuesioner berupa pertanyaan-pertanyaan menggunakan skala likert
dalam bentuk google form. Dengan skala likert, maka variabel yang akan diukur
dijabarkan menjadi indikator variabel. Kemudian indikator tersebut dijadikan
sebagai titik tolak untuk menyusun item-item instrumen yang dapat berupa
pernyataan atau pertanyaan. Berikut ini adalah penjelasan 5 poin skala likert
(Sugiyono, 2018):

1 1 = Sangat Tidak Setuju (STS)


2 2 = Tidak Setuju (TS)
3 3 = Ragu-ragu (R)
4 4 = Setuju (S)
5 5 = Sangat Setuju (SS)

Jumlah informan dari penelitian ini adalah 792 orang responden PT XYZ yang
tersebar dari berbagai unit bisnis di seluruh Indonesia.

2. Data Sekunder: Data sekunder akan diperoleh dari sumber-sumber seperti


dokumen internal PT XYZ, laporan tahunan, dan literatur terkait. Data sekunder
ini akan memberikan konteks yang lebih luas tentang organisasi dan praktik KM
yang ada. Salah satu data sekunder penting yang digunakan sebagai referensi dalam
menyusun strategi KM adalah: strategi bisnis dan isu strategis PT XYZ tahun 2023.

Rancangan Penelitian
Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian kualitatif, yang bertujuan untuk
menganalisis dan menggambarkan implementasi Knowledge Management (KM) di PT
XYZ dengan pendekatan Knowledge Management Readiness Survey. Pendekatan ini akan
memberikan gambaran yang mendalam tentang praktik KM saat ini, apa saja yang sudah
berjalan dengan baik dan apa yang masih harus ditingkatkan (what is working dan what is
missing).
Knowledge Management Readiness Survey adalah survei yang dilakukan untuk
mengukur sejauh mana organisasi siap untuk mengimplementasikan Knowledge
Management, tujuan dari survei ini adalah untuk mendapatkan proses aliran pengetahuan
dengan menggunakan metode survei tiga komponen utama KM yang meliputi People
(SDM), Process (Proses) dan Technology (Teknologi) yang dilakukan terhadap empat
aliran penciptaan pengetahuan yang meliputi proses berbagi pengetahuan (Socialization),
proses mendokumentasikan pengetahuan (Externalization), proses menyebarkan
pengetahuan untuk dapat dimanfaatkan (Combination), dan proses pemanfaatan
pengetahuan (Internalization).
Dengan mendapatkan kondisi kesiapan perusahaan yang benar maka diharapkan
implementasi Knowledge Management dapat terlaksana dengan tepat dan memberikan
hasil sesuai yang diharapkan, yaitu meningkatkan kinerja perusahaan.
Kolaborasi dari ketiga komponen KM selanjutnya akan di survey dengan fokus
SECI yang didefinisikan oleh Nonaka dan Takeuchi sebagai proses, Socialization –
11

Externalization – Combination – Internalization, yang berfungsi untuk menciptakan,


mengalirkan, menyimpan, serta memanfaatkan pengetahuan yang akan berdampak kepada
peningkatan produktivitas, serta pencapaian target-target kinerja dan membangun inovasi
berkelanjutan di dalam organisasi. Kunci utama keberhasilan dalam KM Survey adalah
memastikan terjadinya proses aliran pengetahuan secara optimal.
Survei ini akan menganalisa data dari tiga komponen KM (People, Process,
Technology) yang nantinya akan dipetakan terhadap empat aliran pengetahuan (SECI).
Hasil survei ini diharapkan dapat memberikan informasi mengenai hal-hal yang sudah
berjalan dengan baik, dan yang masih harus ditingkatkan dari implementasi KM di
perusahaan.

Prosedur Analisis Data


Data yang dikumpulkan akan dianalisis dengan menggunakan metode analisis
deskriptif dan metode scenario planning. Scenario planning akan digunakan untuk
memprioritaskan alternatif strategi implementasi KM yang paling sesuai dengan kebutuhan
dan karakteristik organisasi PT XYZ.

Analisis Deskriptif
Analisis deskriptif dilakukan untuk menganalisis data dengan cara
mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya
tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau generalisasi
(Sugiyono, 2020). Analisis deskriptif pada penelitian ini digunakan untuk mengkaji
implementasi manajemen pengetahuan pada PT XYZ.

Analisis Data untuk Scenario Planning


Menurut Moleong (2019), analisis data interaktif adalah proses menyusun,
mengkategorikan data, mencari pola atau tenia dengan maksud untuk memahami
maknanya. Sesuai dengan teknik yang dipakai dan sifat data yang diperoleh analisis data
dalam penelitian ini menggunakan model analisis interaktif sebagaimana dikemukakan
oleh Mattew B. Miles dan A. Michael Huberman (Moleong, 2019) di mana proses analisis
datanya akan melibatkan tiga komponen yaitu: a) data reduction (reduksi data); b) data
display (penyajian data); dan c) conclusions drawing and verifying (penarikan kesimpulan
dan verifikasi).

DAFTAR PUSTAKA
Alavi, M., dan Leidner, D. E. 2001. Knowledge management and knowledge management
systems: Conceptual foundations and research issues. MIS Quarterly, 25(1), 107-
136.
Alvin Soleh dan Firdanianty, 2010. Smart Knowledge Worker: Memotivasi karyawan
menjadi pekerja pengetahuan yang cerdas. Jakarta. Gramedia.
Basar, P. 2018. The analytic hierarchy process method to design strategic decision making
for the effective assessment of supplier selection in construction industry.
Pressacademia, 5(2), 142–149. https://doi.org/10.17261/pressacademia.2018.833
Dairo, M., Adekola, J., Apostolopoulos, C., & Tsaramirsis, G. (2021). Benchmarking
strategic alignment of business and IT strategies: opportunities, risks, challenges
and solutions. International Journal of Information Technology (Singapore),
13(6), 2191–2197. https://doi.org/10.1007/s41870-021-00815-7
Davenport, T. H., dan Prusak, L. 1998. Working knowledge: How organizations manage
what they know. Harvard Business Press.
12

Ghonim, M. A., Khashaba, N. M., Al-Najaar, H. M., & Khashan, M. A. (2022). Strategic
alignment and its impact on decision effectiveness: a comprehensive model.
International Journal of Emerging Markets, 17(1), 198–218.
Henderson, J. C., & Venkatraman, N. (1999). Strategic alignment: leveraging information
technology for transforming organizations. IBM Systems Journal, 38(2), 472–484.
https://doi.org/10.1147/SJ.1999.5387096
Kalani, E., & Kamrani, E. (2017). Pathology of Barriers to Sharing Knowledge in Project
Management and Ranking Them by AHP Method. Journal of Human Resource
and Sustainability Studies, 05(01), 68–74.
Moleong, L. J. (2019). Metode Penelitian Kualitatif. Jakarta: Remaja Rosdakarya.
Mudor, Hamdia. 2014. Organizational Cultures, Knowledge Management, Organizational
Effectiveness: The Relationship and Conceptual Frame work. 9th International
Academic Conference, Istanbul.
Nahavandi, B., Homayounfar, M., & Daneshvar, A. (2023). A Fuzzy Analytical Hierarchy
Process for evaluation of knowledge management effectiveness in research
centers. International Journal of the Analytic Hierarchy Process, 15(1), 1–30.
Nonaka, I., dan Takeuchi, H. 1995. The knowledge-creating company: How Japanese
companies create the dynamics of innovation. City. Oxford University Press.
O-Dell, Carla, dan Jackson Grayson (2011) If We Only Knew What We Know: Transfer
of Internal Knowledge and Best Practice, Simon and Schuster.
Ratnadila, N. S. (2018). Perencanaan Skenario untuk Pembangunan Desa Tertinggal:
Sebuah Telaah Kritis. Jurnal Penyuluhan Perikanan Dan Kelautan, 12(2), 111–
128. https://doi.org/10.33378/jppik.v12i2.104
Razi, P. Z., Ramli, N. I., Ali, M. I., & Ramadhansyah, P. J. 2020. Selection of Best
Consultant by using Analytical Hierarchy Process (AHP). IOP Conference Series:
Materials Science and Engineering, 712(1), 1–9.
Reza Sadeghi, M., Mohammad Moghimi, S., & Ramezan, M. (2013). Identifying and
prioritizing of effective constructs in readiness of knowledge management
implementation by using fuzzy analytic hierarchy process (AHP). Journal of
Knowledge-Based Innovation in China, 5(1), 16–31.
Saaty, T. L. 1980. The Analytic Hierarchy Process. McGraw-Hill.Ahriz, S., Benmoussa,
N., El Yamami, A., Mansouri, K., & Qbadou, M. (2018). An Elaboration of a
Strategic Alignment Model of University Information Systems based on SAM
Model. Engineering, Technology & Applied Science Research, 8(1), 2471–2476.
https://doi.org/10.48084/etasr.1696
Sugiyono. (2020). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan Kombinasi (Mixed
method) (2nd ed.). Bandung: Alfabeta.
Sveiby, Karl-Eric, The New Organizational Wealth, Managing and Measuring Knowledge-
Based Assets. Berrett Koehler Publisher (1997).
Wilson, M., Wnuk, K., Silvander, J., & Gorschek, T. (2018). A literature review on the
effectiveness and efficiency of business modeling. In E-Informatica Software
Engineering Journal (Vol. 12). https://doi.org/10.5277/e-Inf180111

Anda mungkin juga menyukai