Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

MANAJEMEN STRATEGI

STRATEGI MULTIBISNIS

DISUSUN OLEH :

Risna Gusna Putri BR Sembiring 191010506439

Rizki Wulandari 191010501301

Veralita Christine Depari 191010504185

Wildan Zaeni Maarif 191010504190

Yunita Nur Arfiani 191010501186


KATA PENGANTAR

Puji serta syukur penyusun panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas rahmat dan

karunia-Nya lah sehingga penyusun dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya.

Makalah ini sebagai salah satu tugas yang diberikan dosen pada mata kuliah Manajemen

Strategi. Makalah ini berisikan pembahasan tentang “Strategi Multi Bisnis”.

Dalam Penulisan makalah ini, penyusun menyadari masih banyak kekurangan yang

terdapat di dalamnya, ada istilah bahwa “tidak ada gading yang tak retak”. Maka dari itu,

penyusun bersedia menerima kritik dan saran yang membangun demi memperbaiki makalah

berikutnya di masa datang sehingga mendapatkan hasil yang lebih baik. Akhir kata penyusun

sampaikan terima kasih, semoga makalah ini dapat bermanfaat dan menjadi sumbangsih yang

bernilai bagi ilmu khususnya yang terus berkembang.


Latar Belakang

Dalam suatu organisasi dibutuhkan suatu strategi untuk menunjang suatu tujuan-tujuan

tertentu serta saran jangka panjang. Pada hakikatnya strategi juga merupakan suatu perencanaan

serta proses evolusioner terhadap target-target masa depan. Dalam suatu pembelajaran mengenai

teori organisasi dan administrasi terkadang terdapat ketidak pahaman mengenai strategi itu

sendiri maupun perbedaan antara strategi dan tujuanorganisasi, efektivitas perusahaan, tingkatan-

tingkatan dalam strategi itu sendiri ,hubungan antara strategi dan kinerja organisasi dengan

model Balanced Scorecard, dan peranan administrasi dalam suatu perencanaan yang bersifat

strategis. Untuk itu makalahini ditujukan untuk membahas ketidak pahaman akan hal tersebut

maupun sebagaisumber refrensi bagi para pembaca yang membutuhkannya.

Strategi bisnis sebagai konsep, bukanlah satu-satunya penentu keberhasilan

organisasimencapai tujuan strategik yang telah diterapkan. Keberhasilan strategi harus

dipahamisebagai keberhasilan implementasinya. Strategi bisnis secara konseptual mungkin

sudah baik, tetapi jika implementasinya buruk, hasilnya adalah kegagalan. Dalam perspektif

manajemen strategik, strategi SDM merupakan bagian dari proses implementasi dari bisnis. Ini

berarti, bila strategi SDM terisolasi dari strategi bisnis yang menjadi pilihanstrategik organisasi

maka praktek-praktek MSDM tidak akan menghasilkan kualitas SDMseperti yang dibutuhkan.
Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah diatas maka dapat kita tarik rumusan masalahnya sebagai

berikut :

1. Bagaimana Strategi Multi bisnis ?

2. Bagaimana contoh prusahaan yang menjalankan strategi multi bisnis ?

Tujuan Pembahasan

Adapun tujuan dan manfaat penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui dan menjelaskan

mengenai strategi multi bisnis.


BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Strategi Multibisnis

Menurut James Brian Quinn (1980) strategi merupakan “pola atau rencana yang

mengintregasika tujuan-tujuan utama, kebijakan-kebijakan, urutan-urutan aksi ke dalam

keseluruhan yang terkait”. Sedangkan Menurut William Hence (1985) mendifinisikan strategi

sebagai “konsentrasi dari sumber-sumber pada peluang-peluang bagi keunggulan kompetitif”.

Dari dua definisi itu dapat dipahami bahwa strategi adalah cara untuk mencapai tujuan dengan

melibatkan semua faktor andalan dalam organisasi secara strategik.

Perusahaan multi bisnis adalah perusahaan yang memiliki dan mengelola lebih dari satu

bisnis. Di Indonesia saja contohnya sangat banyak. Misalnya kelompok bisnis cipaganti yang

memiliki bisnis di bidang transportasi darat (taksi, travel, dan rental mobil). Bisnis pariwisata

(tour, ticketing, dan penyewaan bis), bisnis perhotelan, bisnis kargo, bisnis tambang (emas, batu

bara), bisnis pendidikan dan pelatihan, bisnis elektronika dan multimedia.

Awalnya perusahaan Multi Bisnis merupakan satu perusahaan yang mempunyai satu produk

yang sangat sukses di pasar. Operasionalisasi perusahaan dikendalikan dengan struktur

fungsional, sehingga lebih mudah mengendalikan kegiatan-kegiatan pemasaran, produksi, SDM

dan tentunya keuangan. Kemudian perusahaan melakukan pengembangan bisnis dengan

memasuki wilayah yang berbeda atau meningkatkan jenis produk yang ditawarkan.

Strategi bertumbuhanya yang dipilih perusahaan pada tahap ini umumnya adalah integrasi

horizontal yaitu terus bertumbuh melalui perluasan bisnisnya saat ini, dengan masih

mempertahankan struktur produk-pasar yang sama dengan saat ini. Hal tersebut dapat dilakukan
dengan perluasan geografis, dari satu wilayah ke wilayah lain. Setelah bertumbuh secara

horizontal tidak lagi memberikan manfaat yang signifikan umumnya perusahaan akan bertumbuh

melalui integrasi vertical yaitu pemicu strategi ini terutama adalah keinginan perusahaan untuk

mengendalikan kegiatan-kegiatan atau sumber daya yang sangat signifikan bagi bisnisnya.

a. Fase Proses Manajemen Strategi Dalam Kaitan Dengan Strategi bisnis:

b. Formulasi strategi meliputi penilaian terhadap lingkungan dan pengembangan strategi.

c. Implementasi strategi dan evaluasi.

d. Formulasi Strategi

e. Proses formulasi strategi yang juga disebut sebagai perencanaan strategik meliputi

beberapa kegiatan yang sistematis:

 Metetapkan arah strategik organisasi

 Mengindentififikasi lingkungan dan analisis SWOT.

 Merumuskan tujuan-tujuan strategik.

 Mengembangkan alternatif-alternatif strategik.

 Memilih strategik.

B. Identifikasi Linkungan Dan Analisis SWOT

Perencanaan perlu mengidentifikasi faktor-faktor lingkungan bisnis yang relevan dengan

kondisi perusahaan saat ini dan melakukan analisis tentang kekuatan, kelemahan, peluang, dan

tantangan dalam lingkungan bisnis.

a. Merumuskan Tujuan Strategik


Pada fase ini, rumusan visi, misi dean tujuan itu, diterjemahkan ke dalam tujuan-

tujuan strategik yaitu tujuan-tujuan yang dirumuskan pada tingkat korporat atau

pada level puncak dalam hierarki manajerial. Kemudian tujuan-tujuan pada tingkat

korporat atau organisasi, diterjemahkan menjadi tujuan-tujuan strategik pada tingkat

fungsional atau divisional (divisi pemasaran, divisi SDM, dan sebagainya) dan

operasional (unit).

b. Mengembangkan Alternatif Strategi

Strategi-strategi bisnis, terkait dengan misi dan tujuan yang diemban organisasi.

Strategi SDM adalah upaya menyediakan SDM yang memiliki kompetensi dan

motivasi yang tinggi melalui fungsi-fungsi MSDM. Kualitas SDM yang tersedia

diharapkan mampu mendukung implementasi strategi bisnis tertentu sebagai upaya

mencapai misi dan tujuan yang telah digariskan.

c. Memilih Strategi

Strategi bisnis yang dirancang masih bersifat intended strategy yaitu strategi dalam

tatanan konseptual yang dirumuskan oleh manajer puncak melalui proses

pengembalian keputsan yang rasional yang dikembangkan sebagai rencana strategis.

Jika dalam implementasi terdapat keadaan-keadaan yang tidak terduga sehingga

strategi yang diterapkan menjadi kurang evektif dalam pencapaian tujuan maka

strategi harus direvisi.

Oleh sebab itu, dalam perumusan strategi pada tingkat korpora untuk mengurangi

kemungkinan bias dalam konsep intended strategy, para manajer tingkat bawah,

dapat dilibatkan dalam proses perumusan strategi-strategi yang secara fundamental

dikembangkan dari pengalaman yang mereka peroleh dilapangan.


d. Implementasi Strategi Dan Evaluasi

Proses ini meliputi kegiatan-kegiatan, menghubungkan harapan-harapan dengan

organisasi, orang-orang, peningkatan kinerja dan mengevaluasi evektifitas strategi.

Faktor-faktor atau pilar yang harus dipertimbangkan dalam proses implementasi:

 Desain tugas

 Struktur organisasi

 Kompensasi

 Sistem

 Proses

 Teknologi

C. Kepemimpinan Strategis

Kepemimpinan strategis adalah kemampuan seseorang untuk mengantisipsi, memimpikan,

mempertahankan fleksibilitas, berpikir secara strategis, dan bekerja dengan orang lain untuk

memulai perubahan yang akan menciptakan masa depan yang lebih baik bagi organisasi.

Kepemimpinan strategis adalah suatu proses memberikan arah dan inspirasi yang diperlukan

untuk membuat dan melaksanakan visi organisasi, misi dan strategi untuk mencapai tujuan

organisasi. Kepemimpinan startegis harus melibatkan manajer di bagian atas, tengah, dan tingkat

yang lebih rendah dari organisasi.

Hughes dan Beatty (2005) kepemimpinan strategis yaitu mendorong dan menggerakkan

segenap kemampuan karyawan sehingga akan berkembang. Lebih lanjut bahwa kepemimpinan

strategis adalah kapasitas dan kapabilitas yang dimiliki seseorang atau kelompok yang
bertanggung jawab dan memiliki pengaruh penting untuk menjamin organisasi itu tetap bertahan

hidup.

Pemimpin strategis yang efektif antara lain memiliki keterampilan untuk:

1. Mengantisipasi dan meramalkan kejadian dalam lingkungan eksternal organisasi

yang memiliki potensi untuk mempengaruhi kinerja organisasi.

2. Mencari dan mempertahankan keunggulan kompetitif dengan membangun

kompetensi inti dan memilih pasar yang tepat untuk bersaing.

3. Mengevaluasi implementasi strategi dan hasil secara sistematis dan membuat

penyesuaian startegis.

4. Membangun tim karyawan yang sanga efektif, efisien, dan termitivasi.

5. Menentukan tujuan dan prioritas yang tepat untuk mencapai serta menjadi

komunikator yang efektif.

Pemimpin harus memiliki kredibilitas dan reputasi yang hebat, agar ia mampu

memberikan inspirasi dan motivasi kepada setiap orang. Pemimpin harus memotivasi dan

menginspirasi setiap orang dalam setiap detik kehidupan mereka, untuk bersemangat dan bangkit

bersama dengan perubahan baru. Pemimpin harus membuat setiap orang menyadari bahwa

perubahan itu penting, untuk mengubah hal-hal yang telah ketinggalan zaman dengan hal-hal

baru yang sesuai peradaban.

Karakteristik kepemimpinan strategis adalah sebagai berikut:

1. Visioner, missioner, dan strategis yakni memiliki, memahami dan mengkomunikasikan

dan merealisasikan strategi serta memiliki pengetahuan, terampil, dan berwawasan luas.
2. Berorientasi pada perubaha menunjukkan bahwa pemimpin menyukai dan selalu terlibat

dalam perubahan, memiliki tujuan dan arah yang jelas, future-oriented dan suka

menetapkan prioritas.

3. Mampu membangun relasi yang kuat tergambar dari selalu bertindak bijaksana,

melibatkan bawahan dalam mengembangkan ide, member kesempatan kepada bawahan

untuk membuat keputusan, selalu menyelesaikan tanggung jawa dengan segera dan

memiliki jejaring social luas dengan berbagai pihak.

4. Memilki personal style dan personal skill seperti proaktif, pengendalian emosi,

bersemangat, peduli terhadap bawahan, bekerja melampaui uang dan kekuasaan serta

berani mengambil resiko.

D. Perusahaan yang menjalankan Multi Bisnis MNC Group

Siapa yang tidak kenal dengan Harry Tanoesoedibyo, pemilik dan pemimpin kelompok

usaha MNC. Bisnis MNC Corporation membentang dari bidang media, keuangan, energi, dan

investasi. Namun tulisan ini tidak ditujukan untuk membahas Harry Tanoe yang kini sedang

semangat dengan karier politiknya. Tulisan ini berisi pembahasan mengenai perusahaan

multibisnis, khususnya pola bertumbuh perusahaan-perusahaan multibisnis.

Perusahaan multi bisnis adalah perusahaan yang memiliki dan mengelola lebih dari satu

bisnis. Di Indonesia saja contohnya sangat banyak. Misalnya kelompok bisnis Cipaganti yang

memiliki bisnis di bidang transportasi darat (taksi, travel, rental mobil), bisnis pariwisata (tour,

ticketing, penyewaan bis), bisnis perhotelan, bisnis kargo, bisnis tambang (emas, batu bara),

bisnis rental alat berat, bisnis properti, dan bisnis keuangan syariah (BPRS). Juga kelompok

bisnis Kompas Gramedia yang memiliki bisnis di bidang media (koran, majalah, tabloid, televisi,
penerbitan buku, percetakan, toko buku), bisnis penyelenggaraan MICE, bisnis perhotelan, bisnis

pendidikan dan pelatihan, bisnis elektronika dan multimedia, serta bisnis produsen (manufaktur)

tisu. Badan usaha milik negara (BUMN) seperti PT. Wijaya Karya, Tbk. Juga mengelola banyak

bisnis di berbagai industri.

Di dunia, contoh perusahaan multibisnis tak terhitung. Misalnya saja raksasa Mitsubishi

Corporation dari Jepang. Konglomerat yang dipimpin oleh Ken Kobayashi sebagai CEOnya ini

terdiri dari delapan sub perusahaan induk yang mengelola jejaring sekitar 600 anak perusahaan.

Kemudian, siapa yang tidak kenal dengan kelompok bisnis Berkshire Hathaway, Inc. yang

dipimpin oleh investor jenius Warren Buffet, sebagai Chairman, didampingi oleh Charles T.

Munger sebagai Vice Chairman. Dalam kelompok bisnis Berkshire Hathaway ada banyak sub

perusahaan induk. Misalnya saja salah satu “anggota” kelompok bisnis Berkshire Hathaway,

yaitu Marmon Group yang terdiri dari kurang lebih 150 perusahaan manufaktur.

Awalnya perusahaan multi bisnis merupakan satu perusahaan yang mempunyai satu produk

yang sangat sukses di pasar. Operasionalisasi perusahaan dikendalikan dengan struktur

fungsional, sehingga lebih mudah mengendalikan kegiatan-kegatan pemasaran, produksi, SDM

dan tentunya keuangan. Kemudian perusahaan melakukan pengembangan bisnis dengan

memasuki wilayah yang berbeda atau divisionalisasi geografis, dan/atau meningkatkan jenis

produk yang ditawarkan atau divisionalisasi produk.

Strategi bertumbuh yang dipilih perusahaan pada tahap ini umumnya adalah integrasi

horisontal. Yaitu terus bertumbuh melalui perluasan bisnisnya saat ini, dengan masih

mempertahankan struktur produk-pasar yang sama dengan saat ini. Hal tersebut dapat dilakukan

dengan melakukan perluasan geografis, dari satu wilayah ke wilayah lain, bahkan dari skop lokal
menjadi internasional bahkan global. Selanjutnya, perluasan wilayah biasanya diikuti dengan

perluasan produk dan perluasan pasar.

Setelah bertumbuh secara horisontal tidak lagi memberikan manfaat yang signifikan,

umumnya perusahaan akan bertumbuh melalui integrasi vertikal. Pemicu strategi ini terutama

adalah keinginan perusahaan untuk mengendalikan kegiatan-kegiatan atau sumber daya yang

sangat signifikan bagi bisnisnya. Terutama kegiatan dan sumber daya yang penting untuk kreasi

nilai yang membuatnya berbeda secara strategis dibandingkan pesaing.

Ada dua macam integrasi vertikal, ke arah hulu mendekati pemasok atau integrasi vertikal

ke belakang (backward vertical integration) dan ke arah hilir mendekati konsumen atau integrasi

vertikal ke depan (forward vertical integration).

Bila titik jenuh pertumbuhan secara vertikal tercapai, maka langkah logis selanjutnya adalah

bertumbuh dengan memasuki bisnis baru melalui strategi diversifikasi. Sifat diversifikasi bisnis

bisa berhubungan atau memasuki bidang-bidang bisnis yang berkaitan dengan bisnis inti atau

concentric diversification, bisa pula tidak berkaitan. Jenis terakhir ini biasa disebut sebagai

konglomerasi atau conglomerate diversification.

Pola ini merupakan hasil pengamatan empiris keputusan yang dilakukan banyak

perusahaan multibisnis selama 10 tahun. Yang menarik, banyak perusahaan multibisnis tidak

menganut pola yang diuraikan di atas. Pada beberapa wawancara dan pengamatan, keputusan

perusahaan untuk melakukan perluasan pasar (wilayah, produk) dan pengembangan ke bisnis

berbeda dilakukan secara serentak.

Dalam salah satu wawancara, pemilik menyampaikan banyaknya “godaan” yang muncul

dalam bentuk tawaran kerja sama, tawaran untuk membeli perusahaan, pemikiran untuk
mengembangkan produk ke lini yang tak berhubungan dengan lini produk saat ini, atau

keinginan untuk ekspansi ke wilayah/negara-negara lain. Akibatnya terlalu banyak pusat biaya

(cost center) atau pengguna kas (cash user) dalam pengelolaan kelompok bisnis tersebut.

Sementara pusat laba (profit center) dan penghasil kas nya (cash generator) jumlahnya terbatas,

atau tidak menghasilkan sebanyak yang dibutuhkan. Akibatnya tidak terjadi kreasi nilai,

pertumbuhan bisnis melambat, pendapatan tergerus dan pemilik terpaksa harus melego

perusahaan-perusahaan miliknya. Dan kalau pembeli, tentu inginnya perusahaan yang

menguntungkan bukan?
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Melalui pembahasan yang telah kami uraikan, maka dapat disimpulkan sebagai berikut.

1. Secara ringkas strategi merupakan suatu penetatapan berbagai tujuan dalam suatu

organisasi yang diikuti dengan rencana dan cara-cara dalam mencapai tujuan

tersebut.

2. Strategi sebagai perencanaan bahwasannya strategi itu dipandang sebagai

Seperangkat paduan eksplisit yang direncanakan sebelum tindakan dalam suatu

organisasi itu di ambil. Sedangkan sebagai proses evolusioner yaitu strategi

merupakan hal yang tidak mesti berupa suatu hal yang sistematis maupun terperinci

melainkan berupa step by step sebelum pengambilan strategi secara utuh dilakukan.

3. Seperti yang telah dijelaskan strategi merupakan suatu penetapan berbagai tujuan

Dalam organisasi yang di ikuti dengan cara-cara yang harus dilakukan dalam

pengambilan keputusan tersebut. Karena pada dasarnya keduanya berkaitan erat

dalam pengaplikasikannya dapat ditetapkan strategi terlebnih dahulu baru kemudian

tujuan organisasi tersebut maupun sebaliknya.

4. Efektivitas dianggap sebagai hasol dari strategi namun pada kenyataannya hal ini

bukanlah hal yang mudah untuk dapat dinilai secara objektif. Pedekatan-

pendekatan yang digunakan dalam menetapkan kriteria efektivitas terdiri dari 4

macam yaitu: goal attainment, pendekatan system, strategic constituency, dan

pendekatan competing value.


B. Saran

Berikut saran yang dapat kami berikan dari pembahasan makalah ini.

1. Dalam materi pembelajaran Strategi Multibisnis diperlukan pemahaman terlebih

dahulu mengenai definisi strategi itu sendiri.

2. Selain itu, juga diperlukan pengetahuan-pengetahuan mendasar mengenai perbedaan

strategi sebagai perencanaan dan sebagai proses evolusioner, perbedaan antara

strategi dan tujuan organisasi pada buku-buku yang membahas hal tsb.

Anda mungkin juga menyukai