Anda di halaman 1dari 53

PRESENTASI KASUS HIV

Pembimbing : dr.Pratiwi Andayani, SpA

Oleh Tuti Alawiyah (105103003439)

ILUSTRASI KASUS IDENTITAS PASIEN


Nama No.

Rekam Medik Umur Jenis kelamin Alamat Agama Pendidikan Masuk Perinatologi

: An. FY : 987451 : 0 bulan : Perempuan : Cinere-Depok : Katolit : Belum sekolah : 21 April 2010

AYAH Nama Agama Alamat Pendidikan terakhir Pekerjaan Penghasilan Pernikahan keTn. M Katolik Ny. K

IBU

Katolik

Cinere, Depok
SMA Wiraswasta 1.500.000 1 (32 tahun)

Cinere, Depok
SMA LSM 1.500.000 1 (29 tahun)

ANAMNESIS Data diambil berdasarkan rekam medis pasien pada tanggal 22 April 2010 Keluhan Utama Bayi cukup bulan lahir dari ibu dengan HIV (+)

Riwayat Penyakit Sekarang Pasien lahir pada tanggal 21 April 2010 pukul 09.00 WIB lahir secara SC atas indikasi ibu HIV, tunggal dari ibu G4P3A0 H 38-39 minggu. Berat lahir pasien 2700 gram dengan panjang badan 48 cm, lingkar kepala 32 cm, lingkar dada 30 cm, lingkar perut 29 cm, lingkar lengan atas 10 cm. Pasien tidak memiliki kelainan bawaan, anus (+). APGAR Score 9/10. Pasien ketika lahir langsung menangis kuat, tidak sesak, tidak ikterik, tidak pucat dan tonus otot baik. Mekoneum (+), BAK (+).

Riwayat kehamilan Riwayat kontrol kehamilan & kesehatan ibu saat hamil rutin di RSF. Menurut rekam medis, ibu pasien menderita HIV stadium III serta saat hamil ibu pasien minum ARV. Ibu pasien juga diberikan nevirapin saat persalinan.

Susunan Keluarga Pasien adalah anak keempat dalam keluarga tersebut. Ibu belum pernah aborsi sebelumnya dan pasien adalah anak dari kehamilan keempat (G4P3A0).

Riwayat Sosial Ekonomi Ayah pasien bekerja sebagai wiraswasta dengan penghasilan Rp.1.500.000,-/bulan dan ibu pasien bekerja di LSM dengan penghasilan Rp.1.500.000,-/bulan.

PEMERIKSAAN FISIK
Pemeriksaan fisik dilakukan pada tanggal 21 April 2010, pukul 09.20 WIB. Keadaan umum : bayi menangis kuat, gerak aktif (+), ikterik (-), sianosis (-). Kesadaran : compos mentis Berat badan : 2700 gram Panjang badan : 48 cm Lingkar kepala : 32 cm Lingkar dada : 30 cm Lingkar perut : 29 cm Lingkar lengan atas : 10cm

Tanda vital: HR : 120 x / menit, reguler, isi cukup. RR : 40 x / menit reguler, kedalaman cukup. Suhu : 36,5 C diukur di aksila dextra Status Generalis Kulit : ikterik (-) di seluruh tubuh, pucat (-), petekie (-), sianosis (-). Kepala : normocephal (LK: 32 cm),caput (-), UUB terbuka, rambut halus. Mata : CA -/-, SI -/-, katarak (-), pupil bulat isokor, refleks cahaya +/+. Telinga : serumen (-/-). Hidung : septum deviasi (-), sekret (-),napas cuping hidung(-). Mulut : bibir kering (-), mukosa bibir lembab (+), pucat (-), palatoskisis (-)

Tenggorok : sulit dinilai. Leher : KGB tidak teraba. Toraks : bentuk dan gerak dada simetris saat statis dan dinamis, retraksi sela iga (-). Jantung Inspeksi : ictus cordis terlihat di ICS IV linea midclavicularis sinistra. Palpasi : ictus cordis teraba di ICS IV linea midclavicular sinistra. Perkusi : tidak dilakukan. Auskultasi: S1-S2 reguler, murmur (-), gallop (-). Paru Inspeksi : simetris saat statis dan dinamis. Palpasi : tidak ada benjolan (-). Perkusi : tidak dilakukan. Auskultasi: Suara nafas vesikuler, Ronchi -/-, Wheezing -/-.

Abdomen Inspeksi : datar Palpasi : supel, turgor baik, hepar teraba 1 cm dibawah arcus costae, lien tidak teraba. Perkusi : timpani. Auskultasi : bising usus (+) normal. Ekstremitas : gerak aktif, akral hangat, perfusi baik, telapak plantar creases seluruh. Genitalia/anus : perempuan, labia mayor (+), labia minor (+), klitoris (+), anus (+) Refleks Moro : (+) Refleks tonic neck : (+) Refleks grasp : plantar +/+, palmar +/+

HASIL PEMERIKSAAN PENUNJANG HASIL PEMERIKSAAN LABORATORIUM TANGGAL 21 APRIL 2010

Kesan: Anemia Peningkatan bilirubin direk dan indirek

DIAGNOSIS KERJA NCB-SMK Bayi dari ibu HIV

PENATALAKSANAAN Rawat perinatologi Inj.Vit K 1 mg (IM) Inj. Hep.B Zidovudin 4 x 6 mg (po) 12 jam post partum selama 4 minggu Nevirapin 1 x 6 mg (48 jam post partum) Stabilisasi coba intake susu formula (tidak ASI)

PROGNOSIS Ad vitam Ad fungsionam Ad sanationam

: dubia ad bonam : dubia ad bonam : dubia ad bonam

FOLLOW UP

ANALISA KASUS

Infeksi

HIV merupakan masalah kesehatan anak yang penting di banyak negara. Kasus penularan transmisi vertikal merupakan penyebab utama kasus HIV pada anak, Infeksi HIV pada anak menunjukkan gambaran klinis yang sangat bervariasi. literature disebutkan bahwa risiko transmisi vertikal meliputi: risiko saat kehamilan, persalinan, dan menyusui.

Pada

Bayi lahir secara SC


SC elektif menurunkan infeksi HIV sampai 80% dengan ARV (ZDV)
ZDV 2 mg/kgBB per oral tiap 6 jam selama 6 minggu, dimulai sejak bayi umur 12 jam mengurangi resiko terjadinya HIV dari 25% menjadi 8%

Ibu minum ARV selama kehamilan dan nevirapin saat persalinan.

Selama kehamilan (minum ARV), risiko transmisi sekitar 5-10%

nevirapine dalam suspensi 2 mg/kgBB secara oral masa usia 48-72 jam ASI menularkan HIV pada bayi

Zidovudin 4 x 6 mg (po) 12 jam post partum selama 4 minggu Nevirapin 1 x 6 mg (48 jam post partum) Stabilisasi coba intake susu formula (tidak ASI)

Sebelum

pasien dipulangkan, sebaiknya dilakukan pemeriksaan laboratorium lengkap dan imunisasi polio, bila terdapat tanda klinis defisiensi imun berat tidak diberikan vaksin polio hidup. Pada pasien ini tidak diberikan vaksin BCG karena merupakan kontraindikasi uji antibodi HIV hanya dapat dilakukan pada usia 18 bulan

TINJAUAN PUSTAKA

1-10 provinces with highest cases

11-20 provinces with 2nd highest cases


21-33 provinces with 3rd highest cases
22

HIV IN BODY FLUIDS

Blood 18,000

Semen 11,000

Vaginal Fluid 7,000

Amniotic Fluid 4,000

Saliva 1

Average number of HIV particles in 1 ml of these body fluids

CARA PENULARAN
Kontak langung dengan darah, produk darah, jarum suntik

Fazidah AS. AIDS dan upaya penanggulangannya di Indonesia. Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara. http://library.usu.ac.id/modules.php?op=modload&name=Downloads&file=index&req=getit&lid=949

TRANSMISI VERTIKAL

Total Risiko 25-50%

Sumber: Presentation : Infant Feeding and HIV & AIDS Preventing Mother to Child Transmission Infant Feeding and Infant Feeding and HIV & AIDS HIV & AIDS Preventing Mother to Preventing Mother to Child Transmission Child Transmission

RISIKO TRANSMISI

Akhir kehamilan Selama persalinan


Kontraksi penekanan plasenta percampuran darah ibu & bayi Tertular darah, cairan servikovaginal ibu trakeobronkial atau tertelan Paparan jalan lahir tergantung kadar HIV cairan vagina ibu& kadar CD4 pada ibu, Lesi pada serviks atau vagina, perlukaan dinding vagina, infeksi cairan ketuban, ketuban pecah dini (risiko meningkat 2 % tiap 1 jam setelah membran ruptur) prosedur obstetrik: amniotomy, episiotomy, forceps meningkatkan pajanan terhadap darah & sekret ibu Sectio caesar menurunkan hingga 50-80% risiko

1. 2.

Widodo J. Artikel: HIV Mengancam Anak Indonesia. Rumah sakit Bunda Jakarta.15 Jul 2005. Sumber: Presentation : Infant Feeding and HIV & AIDS Preventing Mother to Child Transmission Infant Feeding and Infant Feeding and HIV & AIDS HIV & AIDS Preventing Mother to Preventing Mother to Child Transmission Child Transmission

DIAGNOSIS

BAGAN DIAGNOSIS HIV PADA BAYI DAN ANAK < 18 BULAN DENGAN STATUS HIV IBU TIDAK DIKETAHUI

BAGAN DIAGNOSIS HIV PADA BAYI DAN ANAK < 18 BULAN DAN MENDAPAT ASI

BAGAN DIAGNOSIS HIV PADA BAYI DAN ANAK 18 BULAN

PMTCT (PREVENTION OF MOTHER TO CHILD INFECTION )


Persalinan

bagi wanita terinfeksi HIV Pemberian ARV pada PMTCT Pemberian makanan sehubungan HIV

Memulai ARV terapi pada kehamilan


Apabila MEMENUHI persyaratan medis ARV terapi, mulai SECEPAT MUNGKIN berikan ARV, walaupun pada Trimester 1 Apabila sebelum kehamilan SUDAH menggunakan ARV terapi, TERUSKAN selama kehamilan-persalinan-nifas

Apabila regimen yang digunakan mengandung Efavirens (EFV)


Kehamilan diketahui pada Trimester1 Kehamilan diketahui pada Trimester 2 & 3

Substitusi dengan Nevirapin


Mazami Enterprise 2009

Teruskan Efavirens

33

Memulai ARV terapi pada kehamilan


ARV Terapi EVF
Tm1
Memenuhi syarat ART

NVP EVF teruskan


Tm2
Mazami Enterprise 2009

Tm3

Inpartu

Ibu dengan HIV


ARV Profilaksis
>28 minggu
Tm1 Tm2
Mazami Enterprise 2009

Tm3

Inpartu
Memenuhi syarat ART

34

Rejimen ARV Profilaksis


Ibu belum memenuhi syarat ARV Terapi Ibu belum mendapat ARV Profilaksis Antepartum Ibu belum mendapat ARV Profilaksis Antepartum atau Intrapartum Ibu hamil terinfeksi TB
Ibu dengan HIV +Tuberkulosis ARV Profilaksis
>28 minggu Tm1 Tm2
Mazami Enterprise 2009

Tm3

Inpartu

Memenuhi syarat ART

35

Rejimen ARV Profilaksis


Ibu belum memenuhi syarat ARV Terapi
Ranking Jenis pemberian Antepartum Intrapartum Postpartum

Rekomendasi AZT 300mg 2 x sehari (mulai > 28 mgg)

AZT 600mg pd awal persalinan atau AZT 300mg pd awal persalinan, dan tiap 3 jam sampai melahirkan DAN Sd-NVP 200mg pd awal persalinan DAN 3TC 150mg pd awal persalinan dan setiap 12 jam sampai melahirkan
Sd-NVP 200mg pd awal persalinan

Ibu: AZT(300mg) + 3TC (150mg) 2x/hari - 7 hr

Bayi: Sd-NVP 2mg/kgBB segera setelah lahir + AZT 4mg/kgBB 2x/hari 7 hr

Alternatif

AZT 300mg 2 x sehari (mulai > 28 mgg)


AZT=ZDV (Zidovudin)

Bayi: Sd-NVP 2mg/kgBB segera setelah lahir + 36 AZT 4mg/kgBB 2x/hari 7 hr


Sd= Single dose

Mazami Enterprise 2009

NVP (Nevirapin)

3TC (Lamivudin)

Rejimen ARV Profilaksis


Ibu belum mendapat ARV Profilaksis Antepartum
Ranking Rekomendasi

1/2

Jenis pemberian
Intrapartum AZT 600mg pd awal persalinan atau AZT 300mg pd awal persalinan, dan tiap 3 jam sampai melahirkan DAN Sd-NVP 200mg pd awal persalinan DAN 3TC 150mg pd awal persalinan dan setiap 12 jam sampai melahirkan AZT 600mg pd awal persalinan atau AZT 300mg pd awal persalinan, dan tiap 3 jam sampai melahirkan DAN 3TC 150mg pd awal persalinan dan setiap 12 jam sampai melahirkan
NVP (Nevirapin)

Postpartum Ibu: AZT(300mg) DAN 3TC (150mg) 2x/hari - 7 hari

Bayi: Sd-NVP 2mg/kgBB segera setelah lahir DAN AZT 4mg/kgBB 2x/hari - 4 minggu

Alternatif

Ibu: AZT(300mg) DAN 3TC (150mg) 2x/hari - 7 hari

Bayi: AZT 4mg/kgBB 2x/hari - 7 hari DAN 3TC 2mg/kgBB 2x/hari - 7 hari 37

Mazami Enterprise 2009

AZT=ZDV (Zidovudin)

3TC (Lamivudin)

Sd= Single dose

Rejimen ARV Profilaksis


Ibu belum mendapat ARV Profilaksis Antepartum
Ranking Jenis pemberian Intrapartum Postpartum

2/2

Minimum

AZT 600mg pd awal persalinan atau AZT 300mg pd awal persalinan, dan tiap 3 jam sampai melahirkan DAN Sd-NVP 200mg pd awal persalinan DAN 3TC 150mg pd awal persalinan dan setiap 12 jam sampai melahirkan
Sd-NVP 200mg pd awal persalinan

Ibu: AZT(300mg) DAN 3TC (150mg) 2x/hari - 7 hari

Bayi: Sd-NVP 2mg/kgBB segera setelah lahir

Minimum

Bayi: Sd-NVP 2mg/kgBB segera setelah lahir

38
Maju ke Slide 27
Mazami Enterprise 2009

AZT=ZDV (Zidovudin)

NVP (Nevirapin)

3TC (Lamivudin)

Sd= Single dose

Rejimen ARV Profilaksis


Ibu belum mendapat ARV Profilaksis Antepartum atau Intrapartum
Ranking Postpartum

Rekomendasi
Alternatif Minimum

Bayi: Sd-NVP 2mg/kgBB segera setelah lahir DAN AZT 4mg/kgBB 2x/hari - 4 minggu
Bayi: Sd-NVP 2mg/kgBB segera setelah lahir DAN AZT 4mg/kgBB 2x/hari - 7 hr Bayi: Sd-NVP 2mg/kgBB segera setelah lahir

39

Mazami Enterprise 2009

AZT=ZDV (Zidovudin)

NVP (Nevirapin)

Sd= Single dose

Rejimen ARV Profilaksis


Ibu hamil dengan Tuberkulosis
Prioritas pertama adalah mengobati TB Dengan manajemen klinis yang seksama, seorang ibu hamil dapat diobati baik HIV dan TB Obat perlu dipantau ketat untuk menghindari interaksi obat dan efek samping
Ibu Rejimen yg mengandung EFV merupakan pilihan utama pada Trimester 2 dan 3, dan menggunakan kontrasepsi yang efektif postpartum

Rejimen yg mengandung NVP dapat digunakan pada fase lanjutan jika tidak diberikan Rifampisin
Regimen Triple NRTI (ZDV/d4T dan TDF/ABC dan 3TC/FTC) Bayi AZT 1 minggu atau 4 minggu (jika ibu minum ART < 4 minggu)
40

Mazami Enterprise 2009

Rekomendasi

Kelompok Kerja Nasional Pencegahan Penularan HIV dari Ibu ke Ba 22 Oktober 2008

Penatalaksanaan obstetrik
41

Penatalaksanaan Obstetrik 1/2


Perlu dilakukan konseling kepada ibu dan pasangan mengenai manfaat dan risiko persalinan pervaginam dan persalinan dengan seksio sesarea berencana
Persyaratan untuk persalinan pervaginam: Ibu minum ARV teratur, atau Muatan Virus/ Viral Load tidak terdeteksi

Dianjurkan untuk melakukan pemeriksaan muatan virus/ viral load pada usia kehamilan 36 minggu ke atas
42

Penatalaksanaan Obstetrik 2/2


Kewaspadaan universal (misalnya cuci tangan dan pemakaian alat perlindungan diri) perlu dilakukan pada semua tindakan obstetri.
Pada dasarnya persalinan Odha dapat dilakukan disemua fasilitas kesehatan. Pemilihan kontrasepsi pasca persalinan bertujuan untuk mencegah penularan HIV pada kehamilan berikutnya, namun sterilisasi bukan merupakan indikasi absolut pada ibu dengan HIV
43

Pemberian makanan
Perlu dilakukan konseling kepada ibu dan pasangan mengenai manfaat dan risiko pemberian ASI dan Susu Formula
Perlu diberikan dukungan terhadap ibu mengenai keputusan terhadap pilihan pemberian makanan bayi.
Apabila pilihan adalah ASI Eksklusif maka dijelaskan mengenai manajemen laktasi.

Apabila pilihan adalah Susu Formula Eksklusif maka dijelaskan mengenai syarat AFASS dan cara mencapainya.

Pemberian makanan bayi kombinasi (ASI & Formula) SANGAT TIDAK DIANJURKAN 44

Pemberian Makanan Bayi 2/2


Apabila ibu memilih memberikan ASI, maka dianjurkan memberikan secara Eksklusif selama 6 bulan.
Apabila tidak dapat memberikan ASI secara Eksklusif, maka dianjurkan untuk segera beralih ke pemberian Susu Formula. Apabila syarat AFASS tercapai sebelum usia 6 bulan, maka ibu boleh beralih ke pemberian Susu Formula dan pemberian ASI dihentikan

45

Manfaat dan Risiko ASIE vs SFE


Manfaat ASI Eksklusif Murah Risiko Kandungan virus HIV, luka/lesi pada payudara Mengandung zat-zat gizi ibu berpotensi menular ke yg diperlukan bayi bayi, kecuali pada kadar Tidak memerlukan alat-alat CD4 ibu yang tinggi (> 500) khusus Jarang menimbulkan reaksi alergi pada bayi Susu Formula Eksklusif Risiko penularan HIV rendah Penyediaan dapat setiap saat Mahal (anggaran penyiapannya harus diperhatikan) Memerlukan peralatan dan keterampilan dalam menyiapkannya
46 Risiko alergi pada bayi
46

Konseling pemberian makan bayi

Syarat WHO untuk Susu Formula

A cceptable F easible A ffordable S ustainable S afe

Dapat diterima Mudah dilakukan Harga terjangkau Berkesinambungan Aman

Perlu Manajemen Laktasi yang baik untuk mencegah lecet dan radang payudara (mastitis) Bila puting sedang lecet/ luka, ASI tidak diberikan melalui puting yang lecet
47

Konseling pemberian makan bayi

Pilihan pemberian ASI lainnya


Pemanasan ASI

Penyimpanan ASI
Ibu susuan

Perlu diperhatikan pada pilihan ASI


Teknik menyusui yang benar
48

DOSIS OBAT ANTIRETROVIRUS

TUGAS Keluhan utama Kesimpulan dengan referensi Sel yang abis ditinggali virus jadi ap??

TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai