Anda di halaman 1dari 4

Pembangunan kesehatan ditujukan untuk mencapai kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang yang

meliputi aspek fisik, mental, sosial budaya dan juga ekonomi. Di Indonesia terdapat dua permasalahan reproduksi yang sering terjadi yaitu angka kematian ibu dan kematian bayi yang masih sangat tinggi akibat pelayanan yang masih buruk dan penyakit degenartif seperti menopause dan kanker. Bidan adalah salah satu petugas kesehatan yang berperan dalam penurunan AKI (Angka Kematian Ibu) dan AKB (Angka Kesakitan dan Kematian Bayi). Bidan bertugas dalam memberikan pelayanan yang paripurna dan berkelanjutan meliputi tindakan pencegahan, promosi dan pemberdayaan masyarakat. Untuk menjamin kualitas tersebut dibutuhkan suatu acuan berupa strandar profesi yang mengatur segala tindakan anggota profesi terhadap individu/klien, keluarga, dan masyarakat. Etika merupakan penerapan dari teori dan proses filsafat moral pada kehidupan nyata. Etika juga dapat diartikan sebagai ilmu yang menyelidiki/mempelajari mengenai tingkah laku moral seseorang. Kode etik adalah norma-norma yang harus dipatuhi oleh setiap profesi didalam menjalankan tugasnya didalam hidup bermasyarakat. Kode etik mengarahkan para anggota profesi untuk menjamin mutu moral profesinya di masyarakat. Agar pelaksanaan dari kode etik ini dapat berjalan dengan baik, maka kode etik diawasi dan dikontrol langsung oleh suatu badan yang bernama Dewan Kehormatan Profesi atau Komite Etik. Fungsi dari etika dan moralitas suatu profesi didalam pelayanan kesehatan diantaranya: 1. Menjaga otonomi dari setiap individu 2. Melakukan tindakan kebaikan 3. Mencegah terjadinya tindakan yg merugikan/membahayakan orang lain 4. Menjaga privasi setiap individu 5. Berlaku adil dan bijaksana 6. Mengarahkan pola pikir seseorang dalam menganalisis dan bertindak didalam suatu masalah 7. Menyampaikan informasi yang sebenarnya Pelayanan kebidanan berfokus kepada upaya pencegahan, promosi kesehatan, pertolongan terhadapa persalinan normal, dan deteksi komplikasi yang dapat terjadi pada ibu dan anak. Kode Etik Bidan Indonesia disusun pertama kali pada tahun 1986. Kode etik ini disahkan dalam Kongres Nasional IBI X pada tahun 1988 dan petunjuk pelaksanaannya disahkan oada Rakernas IBI pada tahun 1991. Kode Etik kebidanan terdiri atas 7 Bab dengan 7 bagian diantaranya: 1. Kewajiban bidan terhadap klien dan masyarakat (6 butir) Setiap bidan senantiasa menjunjung tinggi, menghayati dan mengamalkan sumpah jabatannya dalam melaksanakan tugas pengabdiannya. Setiap bidan dalam menjalankan tugas profesinya menjunjung tinggi harkat dan martabat kemanusiaan yg utuh dan memelihara citra bidan. Setiap bidan dalam menjalankan tugasnya senantiasa berpedoman pada peran, tugas dan tanggung jawab sesuai dengan kebutuhan klien, keluarga dan masyarakat.

2.

3.

4.

5.

6.

Setiap bidan dalam menjalankan tugasnya mendahulukan kepentingan klien, menghormati hak klien dan menghormati nilai-nilai yg berlaku di masyarakat. Setiap bidan dalam menjalankan tugas senantiasa mendahulukan kepentingan klien,keluarga dan masyarakat dgn identitas yg sama sesuai dgn kebutuhan berdasarkan kemampuan yg di milikinya. Setiap bidan senantiasa menciptakan suasana yg serasi dalam hubungan pelaksanaan tugasnya,dengan mendorong partisipasi masyarakat utk meningkatkan derajat kesehatannya secara optimal. Kewajiban bidan terhadap tugasnya (3 butir) Setiap bidan senantiasa memberikan pelayanan paripurna kepada klien , keluarga dan masyarakat sasuai dengan kemampuan profesi yg dimilikinya berdasarkan kebutuhan klien, keluarga dan masyarakat. Setiap bidan berhak memberikan pertolongan dan mempunyai kewenangan dalam mengambil keputusan dalam tugasnya termasuk keputusan mengadakan konsultasi dan atau rujukan. Setiap bidan harus menjamin kerahasiaan keterangan yg dapat dan atau dipercayakan kepadanya, kecuali bila diminta oleh pengadilan atau diperlukan sehubungan dengan kepentingan klien. Kewajiban bidan terhadap sejawat dan tenaga kesehatan lainnya (2 butir) Setiap bidan harus menjalin hubungan yg baik dengan teman sejawatnya untuk menciptakan suasana kerja yg serasi. Setiap bidan dalam melaksanakan tugasnya harus saling menghormati baik terhadap sejawatnya maupun tenaga kesehatan lainnya. Kewajiban bidan terhadap profesinya (3 butir) Setiap bidan harus menjaga nama baik dan menjunjung tinggi citra profesinya dengan menampilkan kepribadian yg tinggi dan memberikan pelayanan yg bermutu kepada masyarakat. Setiap bidan harus senantiasa mengembangkan diri dan meningkatkan kemampuan profesinya sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Setiap bidan senantiasa berperan serta dalam kegitan penelitian dan kegiatan sejenisnya yg dapat meningkatkan mutu dan citra profesinya. Kewajiban bidan terhadap diri sendiri (2 butir) Setiap bidan harus memelihara kesehatannya agar dapat melaksanakan tugas profesinya dengan baik . Setiap bidan seyogyanya berusaha untuk meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi . Kewajiban bidan terhadap pemerintah, nusa bangsa dan tanah air (2 butir) Setiap bidan dalam menjalankan tugasnya,senantiasa melaksanakan ketentuanketentuan pemerintah dalam bidang kesehatan khususnya dalam pelayanan KIA/KB dan kesehatan keluarga.

Setiap bidan melalui profesinya berpartisipasi dan menyumbangkan pemikirannya kepada pemerintah untuk meningkatkan mutu jangkauan pelayanan kesehatan terutama pelayanan KIA/KB dan kesehatan keluarga. 7. Penutup (1 butir) Setiap bidan dalam melaksanakan tugasnya sehari-hari senantiasa menghayati dan mengamalkan kode etik bidan Indonesia. Standar kompetensi bidan yang dibuat oleh Menteri Kesehatan Republik Indonesia diantaranya: (1) Bidan mempunyai persyaratan pengetahuan dan keterampilan dalam ilmu-ilmu sosial, kesehatan masyarakat, dan etika yang membentuk dasar dari asuhan yang bermutu tinggi sesuai dengan budaya, untuk wanita, bayi baru lahir, dan keluarganya. (2) Bidan memberikan asuhan yang bermutu tinggi, pendidikan kesehatan yang tanggap terhadap budaya, dan memberikan pelayanan yang menyeluruh di masyarakat dalam rangka untuk meningkatkan kehidupan keluarga yang sehat, perencanaan kehamilan, dan kesiapan untuk menjadi orang tua. (3) Bidan memberikan asuhan antenatal yang bermutu tinggi untuk mengoptimalkan kesehatan ibu selama kehamilan yang meliputi deteksi dini, pengobatan, dan rujukan. (4) Bidan memberikan asuhan yang bermutu tinggi, tanggap tehadap budaya setempat selama persalinan, memimpin suatu persalinan yang bersih dan aman, menangani situasi kegawatdaruratan tertentu untuk mengoptimalkan kesehatan wanita dan bayi baru lahir. (5) Bidan dapat memberikan asuhan pada ibu nifas dan menyusui yang bermutu tinggi serta tanggap terhadap budaya setempat. (6) Bidan memberikan asuhan yang bermutu tinggi dan komprehensif pada bayi baru lahir (BBL) sehat sampai usia 1 bulan. (7) Bidan memberikan asuhan yang brmutu tinggi dan komprehensif pada bayi dan balita sehat. (8) Bidan memberikan asuhan yang brmutu tinggi dan komprehensif pada keluarga dan kelompok. (9) Bidan mampu melaksanakan asuhan kebidanan pada wanita/ ibu dengan ganguan sistem reproduksi. Pada poin ketiga dari standar kompetensi yang harus dimiliki oleh seorang bidan disebutkan bahwa kesehatan ibu harus dioptimalkan dengan cara deteksi dini, pengobatan dan rujukan. Untuk dapat melakukan deteksi dini, pengobatan dan rujukan, seorang bidan harus memahami pengetahuan dasar kedokteran yang meliputi: anatomi dan fisiologi tubuh manusia, siklus menstruasi dan proses konsepsi, tumbuh kembang janin dan faktor-faktor yang mempengaruhinya, tanda-tanda dan gejala kehamilan, mendiagnosa kehamilan, perkembangan normal kehamilan, komponen riwayat kesehatan, komponen pemeriksaan fisik yang terfokus selama antenatal, menentukan umur kehamilan dari riwayat menstruasi,

pembesaran dan/tinggi fundus uteri, mengenal tanda dan gejala anemia ringan dan berat, hyperemesis gravidarum, kehamilan ektopik terganggu, abortus iminen, molahydatidosa dan komplikasinya, dan kehamilan ganda, kelainan letak serta preeklamsia, nilai normal dari pemeriksaan laboratorium seperti Haemaglobin dalam darah, test gula, protein, acetone dan bakteri dalam urine dan pengetahuan-pengetahuan lainnya Dengan adanya deteksi dini pada kehamilan diharapkan dapat mengetahui ibu hamil yang berisiko untuk mengalami komplikasi selama kehamilan sehingga dapat ditangai lebih cepat agar terhindar dari penyakit yang kronis dan kematian. Daftar pustaka: 1. UU no 23 tahun 1992 tentang kesehatan 2. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 369/MENKES/SK/III/2007 tentang Standar Profesi Bidan

Anda mungkin juga menyukai