Anda di halaman 1dari 23

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian Penelitian yang dilakukan telah berhasil membuat robot humanoid pendeteksi objek menggunakan sensor kamera webcam sebagai alat bantu pembelajaran pada mata kuliah robotika. Penelitian ini dilakukan dalam beberapa langkah yang terdiri dari: (1) Tahap analisis; (2) Tahap desain dan pembuatan media; (3) Tahap validasi produk; (4) Tahap pembuatan instrumen; (5) Tahap pengumpulan data dan pembahasan. 1. Tahap Analisis Pada tahap analisis diketahui bahwa spesifikasi teknis yang harus dimiliki media adalah media pembelajaran berupa robot pendeteksi obyek dengan sensor kamera harus mampu mendeteksi objek yang ditangkapnya. Objek tersebut ditangkap oleh sensor kamera dari robot, kemudian sensor kamera menghasilkan gambar dari objek tersebut dan selanjutnya CPU mengolah gambar dan hasilnya robot dapat mengenali objek tersebut. Pada penelitian ini robot didesain untuk mengenali obyek berdasarkan warna obyek. 2. Tahap Desain dan Pembuatan Media a. Desain perangkat keras Perangkat keras adalah 1 unit robot humanoid dengan spesifikasi tinggi 46 cm dan berat 1 kg dengan kemampuan dapat

82

84

mendeteksi warna suatu obyek. Robot ini menggunakan motor servo KRS-784ICS sebagai aktuator, sensor gyro sebagai sensor

keseimbangan robot, RCB4HV sebagai controller robot motion dan EBOX 3350MX sebagai CPU robot , dan sensor kamera webcam sebagai sensor vision robot. Robot menggunakan 18 motor servo KRS-784ICS yang berfungsi sebagai sendi. 18 buah motor servo/sendi robot tersebut diantaranya 2 buah sendi pada kepala, 3 buah sendi pada tangan kanan, 3 buah sendi pada tangan kiri, 5 buah sendi pada kaki kanan, dan 5 buah sendi pada kaki kiri. Susunan motor servo dan rangka robot disusun sedemikian rupa, sehingga didapatkan konstruksi bentuk robot yang proporsional, seperti bentuk tubuh manusia. b. Desain perangkat lunak Perangkat lunak dalam robot ini adalah program robot yang dimasukkan ke dalam CPU. Perancangan perangkat lunak dengan menggunakan bahasa C# dan menggunakan software Webcam GUI yang kita buat sendiri. Tujuan pembuatan perangkat lunak pada CPU adalah untuk mengolah data visual dari kamera, mengatur posisi servo pada robot dan untuk mengolah data dari sensor gyro robot, sehingga robot dapat bergerak sesuai dengan yang diinginkan. 1) Pembacaan register pada sensor kamera webcam Sensor webcam adalah salah satu jenis sensor kamera yang dapat di jumpai dimana saja dan mudah di gunakan dengan

85

interface USB. Sensor webcam di koneksikan CPU selanjutnya di proses dan ditampilkan pada software GUI yang yang telah di buat,seperti Gambar 23. di bawah ini:

Gambar 23. Proses mengkoneksikan sensor kamera webcam pada software GUI. Pada penelitian ini setting sensor kamera webcam dilakukan dengan menggunakan software GUI, dengan

nambahkan component Toolbox C#.

Color Dialog yang di ambil Pada

2) Program robot mampu melihat obyek bergerak Obyek yang digunakan adalah bola tenis berwarna orange. Sensor webcam di setting untuk mengenali warna obyek terlebih dahulu. Setelah didapat titik koordinat tengah dari obyek, CPU mengolah data tersebut untuk menggerakan motor servo

86

dibagian kepala dan leher. Jika obyek digerakan dalam range kemampuan sensor webcam, mata robot akan selalu mengikuti perpindahan obyek tersebut. 3) Program robot mampu mencari dan mendekati obyek tertentu Obyek yang digunakan adalah bola tenis berwarna orange. Sensor webcam di setting untuk mengenali warna bola terlebih dahulu. Setelah didapat titik koordinat tengah dari bola CPU mengolah data dan menampikan-nya pada program GUI, dan robot mendekati obyek tersebut. Jika robot tidak mendeteksi keberadaan bola, robot akan terus mencari bola tersebut. Tetapi jika robot mendeteksi keberadaan bola, robot akan berjalan mendekati bola dan robot akan menendang bola tersebut. 3. Tahap Validasi Produk Pada tahap ini dilakukan validasi produk yaitu media

pembelajaran berupa robot humanoid pendeteksi warna objek dengan sensor kamera webcam. Validasi ini dilakukan dengan cara meminta pendapat dari expert judgement dan dosen pengampu mata kuiah robotika tentang desain dan penggunaan media pembelajaran. Hasil dari validasi produk adalah desain robot berbetuk seperti manusia mempunyai nilai lebih yang mampu menarik minat peserta didik untuk mempelajarinya. Penggunaan media pembelajaran ini di fokuskan pada penggunaan sensor kamera webcam pada robot humanoid. Penggunaan sensor ini terdiri dari

87

pengenalan image processing, pengenalan hardware sensor webcam dan pengaplikasian sensor webcam sebagai mata robot pada robot humanoid.

4. Tahap Pembuatan Instrumen Pada tahapan ini dilakuakan pembuatan instrumen tes dan non-tes, dan pengujian validitas dan reliabilitas instrumen. a. Instrument non-tes Instrumen non-tes berfungsi untuk mengetahui tingkat

kelayakan media pembelajaran dan materi pembelajaran. Instrument non-tes dibuat berdasarkan indikator pada tabel 3 dan tabel 4.

Kemudian dilakukan pengujian validitas dan reliabilitas terhadap instrumen. Pengujian validitas instrument non-tes dilakukan dengan cara pengujian validitas isi, validitas konstruk dan validitas item. Pengujian validitas isi dan validitas konstruk dilakukan dengan cara meminta pendapat dari expert judgement. Pengujian validitas item dilakukan dengan uji coba instrument terhadap sekelompok responden, kemudian menghitung korelasi antar item. Pada penelitian ini instrument non-tes memerlukan uji validitas item, karena akan digunakan untuk peneletian yang menggunakan tolok ukur yang valid. Pada penelitian ini, setelah instrumen non-tes diperbaiki dan dinyatakan layak oleh expert judgement kemudian instrumen diuji cobakan terhadap 10 responden. Instrumen media pembelajaran memiliki 22 butir soal dan instrument materi pembelajaran memiliki

88

18 butir soal. Untuk mencari t-hitung, data diolah menggunakan software Microsoft excel. Kemudian t-hitung dibandingkan dengan ttabel. Jika t-hitung > t-tabel butir soal dikatakan valid, tetapi jika thitung < t-tabel, butir soal dikatakan tidak valid. t-tabel menggunakan tingkat signifikansi 5% dengan derajat kebebasan 8. Berikut adalah hasil analisis uji validitas: Tabel 20. Uji Validitas Instrumen Media Pembelajaran Nomor Soal 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 Korelasi (rxy) 0,81 0,62 0,76 0,87 0,66 0,68 0,62 0,72 0,68 0,69 0,68 0,8 0,69 0,63 0,62 0,73 0,68 0,855 0,69 t-hit 3,9 2,24 3.32 5,04 2,48 2,66 2,24 2,94 2,66 2,74 2,66 3,97 2,74 2,3 2.24 3,09 2,66 4.66 2,72 t-hit > t-tab valid t-hit < t-tab tidak valid Signifikansi 5% Derajat kebebasan 8 t-tabel = 1,86 t-tabel Keterangan Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid

89

20 21 22

0,68 0,7 0,7

2,66 2,81 2,8

Valid Valid Valid

Tabel 21. Uji Validitas Instrumen Materi Pembelajaran Nomor Soal 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 Korelasi (rxy) 0,7 0,71 0,71 0,78 0,77 0,6 0,7 0,6 0,77 0,72 0,69 0,66 0,7 0,715 0,7 0,7 0,69 0,71 t-hit 2,7 2,89 2,89 3,5 3,5 2,4 2,89 2.7 3,55 2.9 2,71 2,73 2,7 2,79 2,7 2,7 2,73 2,89 Signifikansi 5% Derajat kebebasan 8 t-tabel = 1,86 t-hit > t-tab valid t-hit < t-tab tidak valid t-tabel Keterangan Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid

Langkah selanjutnya adalah uji reliabilitas instrumen yaitu dilakukan dengan teknik belah dua dengan menggunakan rumus Spearman Brown. Butir-butir instrumen di belah menjadi dua buah

90

kelompok, yaitu kelompok instrumen ganjil dan kelompok instrumen genap. Selanjutnya skor data tiap kelompok itu di jumlahkan dan dicari korelasinya. Berikut adalah hasil uji reliabilitas instrumen non-tes. Tabel 22. Uji Reliabilitas Instrumen Media Pembelajaran Butir Ganjil (X) 33 39 40 42 44 32 44 44 34 33 Butir Genap (Y) 33 37 36 44 42 36 44 42 34 33 ri = 0,945
*

N = 10 XY = 14849 X = 381 X2 = 14695


(

Y = 385 Y2 = 15051
( )( ) )+ * ( )+

rb = 0,892

Tabel 23. Uji Reliabilitas Instrumen Materi Pembelajaran Butir Ganjil (X) 32 27 24 28 34 24 30 23 Butir Genap (Y) 29 29 22 28 36 26 31 22 ri = 0,919 N = 10 XY = 9790 X = 308 X = 9636
* (
2

Y = 314 Y2 = 9900
( )( ) )+ * ( )+

rb = 0,850

91

24 26

28 28

Dari tabel diatas didapatkan reliabilitas instrumen media pembelajaran = 0,945 dan reliabilitas instrument materi pembelajaran = 0,919. Karena berdasarkan pengujian instrumen ini sudah valid dan realibel, maka instrument dapat digunakan untuk pengukuran dalam rangka pengumpulan data.

b. Instrumen Tes Instrument tes berfungsi untuk mengukur tingkat penguasaan materi oleh responden setelah melakukan pembelajaran dengan menggunakan pretes dan postes. Instrument tes dibuat berdasarkan indikator pada tabel 5 dan tabel 6, kemudian dilakukan pengujian validitas dan reliabilitas terhadap instrument. Pengujian validitas instrumen tes dilakukan dengan cara pengujian validitas isi dan validitas konstruk. Pengujian validitas isi dan validitas konstruk dilakukan dengan cara meminta pendapat dari expert judgement. Pada penelitian ini, instrumen tes digunakan untuk melihat tingkat penguasaan materi oleh responden, dan hasilnya tidak dibandingkan dengan suatu tolok ukur tertentu. Oleh karena itu instrument tes tidak memerlukan uji validitas item. Pada penelitian ini, setelah instrument tes diperbaiki dan dinyatakan layak oleh expert judgement, kemudian instrument diuji

92

cobakan terhadap 10 responden. Kemudian hasil uji coba intrumen tes dianalisis untuk mencari tingkat reliabilitas instrument. Uji reliabilits instrument dilakukan dengan teknik belah dua dengan menggunakan rumus Spearman Brown. Butir-butir instrument dibelah menjadi dua kelompok, yaitu kelompok butir ganjil dan butir genap. Seanjutnya skor data tiap kelompok dijumlahkan dan dicari korelasinya. Hasil uji reliabilitas instrument tes dapat dilihat pada tabel 13 dan tabel 14. Dari tabel tersebut didapatkan reliabilitas instrumen pretes = 0,91 dan reliabilitas instrumen postes = 0,63. Karena berdasarkan pengujian instrumen ini sudah valid dan realibel, maka instrument dapat digunakan untuk pengukuran dalam rangka pengumpulan data. Tabel 24. Uji Reliabilitas Instrumen Pretes Butir Ganjil (X) 5 7 10 5 10 11 8 10 10 8 Butir Genap (Y) N = 10 8 8 12 6 12 11 8 9 10 9 ri = 0,91 XY = 813 X = 93 X2 = 899
*

Y = 84 Y2 = 748
( ( )( ) )+ * ( )+

rb = 0,836

93

Tabel 25. Uji Reliabilitas Instrumen Postes Butir Ganjil (X) 10 12 10 9 14 15 13 8 12 14 Butir Genap (Y) 8 8 12 9 13 14 13 12 13 11 ri = 0,63 N = 10 XY = 1344 X = 113 X2 = 1321
* (

Y = 117 Y2 = 1419
( )( ) )+ * ( )+

rb = 0,46

5. Tahap Pengumpulan Data Pengumpulan data dilakukan dengan cara mengumpulkan

responden dalam satu kelas. Pada penelitian ini responden sebanyak 38 mahasiswa prodi Pendidikan Teknik Mekatronika UNY. Setelah dikumpulkan dalam satu kelas, responden diberi pengarahan dan diminta untuk menjawab soal pretest. Setelah pretest selesai, dilanjutkan dengan pengujian dan penjelasan materi dan media pembelajaran serta diskusi bersama. Setelah responden jelas mengenai untuk materi dan media media

pembelajaran,

responden

diminta

mengisi

angket

pembelajaran dan angket materi pembelajaran. Tahap pengumpulan data ini diakhiri dengan pengisian soal posttes oleh responden.

94

B. Pengujian 1. Pengujian Media Pembelajaran Penilaian terhadap media pembelajara terdiri dari 3 aspek, yaitu aspek kemanfaatan, aspek rekayasa perangkat keras dan perangkat lunak, dan aspek komunikasi visual. Pengujian terhadap media pembelajaran dapat dilihat dari hasil data pada instrumen media pembelajaran yang telah diisi oleh responden. Berikut adalah penilaian responden terhadap media pembelajaran: Tabel 26. Penilaian Responden Terhadap Media Pembelajaran No Apek Kemanfaatan Rekayasa perangkat keras dan lunak 3. Komunikasi Visual Total Jml Butir 10 8 4 22 Xt 9110 713 370 1993 Yt 1080 864 432 2378 RataRata 3,37 3,3 3,316 3,35 Pesentase (%) 84.25 82.52 85.64 83.8

1. 2.

Gambar 24 menunjukan besar skor presentase dari aspek kemanfaatan media yang diberikan responden sebesar 84,25 %, hal ini menunjukan bahwa aspek kemanfaatan media dapat dikatakan sesuai atau layak. Skor presentase aspek rekayasa perangkat keras dan perangkat lunak yang diberikan responden sebesar 82,52 %, hal ini menunjukan aspek rekayasa perangkat keras dan perangkat lunak dapat dikatakan sesuai atau layak. Skor presentase aspek komunikasi visual yang

95

diberikan responden sebesar 85,64 %, hal ini komunikasi visual dapat dikatakan sangat sesuai atau sangat layak. Penilaian Responden Terhadap Media Pembelajaran
86 85.5 85 84.5 84 83.5 83 82.5 82 81.5 81 80.5 85.64 84.25

Presentase (%)

82.52

Kemanfaatan

Rekayasa

Visual

Aspek Media Pembelajaran

Gambar 24. Diagram Penilaian Responden Terhadap Media Pembelajaran

2. Pengujian Materi Pembelajaran Penilaian terhadap materi pembelajaran terdiri dari 2 aspek, yaitu aspek relevansi materi dan aspek teknis terhadap media pembelajaran. Pengujian terhadap materi pembelajaran dapat dilihat dari hasil data pada instrumen materi pembelajaran yang telah diisi oleh responden. Penilaian responden terhadap materi pembelajaran dapat dilihat pada tabel 16.

96

Tabel 27. Penilaian Responden Terhadap Materi Pembelajaran No Apek Relevansi materi Teknis terhadap media pembelajaran Total Jumlah Butir 12 6 18 Xt 1052 506 1558 Yt 1296 648 1944 RataRata 3,24 3,12 2,27 Pesentase (%) 81,17 78,08 80.144

1. 2.

Penilaian Responden Terhadap Materi Pembelajaran


83 82 Presentase (%) 81 80 79 78 77 76 Relevansi Materi Teknis Aspek Materi Pembelajaran 78.08 81.78

Gambar 25. Diagram Penilaian Responden Terhadap Materi Pembelajaran Diagram diatas menunjukan bahwa skor presentase dari aspek relevansi materi terhadap media yang diberikan oleh responden sebesar 81.17 %, hal ini menunjukan bahwa aspek relevansi materi terhadap media dapat dikatakan sesuai atau layak. Skor presentase aspek teknis terhadap media pembelajaran yang diberikan responden sebesar 78,08 %,

97

hal ini menunjukan aspek teknis terhadap media pembelajaran dapat dikatakan sesuai atau layak.

3. Pengujian Penguasaan Materi Media Pembelajaran Terhadap Responden Penilaian penguasaan media pembelajaran terhadap kemampuan responden dilakukan dengan cara pretest dan posttest. Responden di lihat kemampuan awalnya dengan menggunakan prestest, kemudian responden dikondisikan dalam satu ruang kelas untuk belajar dan berdiskusi bersama mengenai robot vision dengan menggunakan media pembelajaran yang telah dibuat peneliti. Setelah dirasa cukup dalam berdiskusi, kemudian responden mengisi posttest. Berikut adalah tabel hasil pretest dan posttest responden: Tabel 17. Hasil Pretes dan Postes No 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9 Nilai A (> 86) A- (81 - 85) B+(76 - 80) B (71 - 75) B- (66 - 70) C+(61 65) C (56 - 60) D (41 55) E (0 - 40) Jumlah Pretes 0 0 0 3 1 5 3 11 4 52,84 50 Postes 2 5 1 5 3 5 1 4 1 68.02 66.6 Presentase (%) Prestes 0 0 0 11,1 3,7 18,5 11,1 40,7 14,8 Postes 7,4 18,51 3,7 18,51 11,1 18,51 3,7 14,81 3,7

Mean Median

98

Modus Standard deviasi

63.3 12.22

53.33 12.27

45

P e r s e n t a s e

40 35 30 25 20 15 10 5 0 Postest Pretest Nilai A Nilai ANilai B+ Nilai B Nilai BNilai C+ Nilai C Nilai D Nilai E

Gambar 26. Diagram Hasil Pretes dan Postes

Diagram diatas menunjukan bahwa adanya peningkatan nilai dari hasil pretest dan postest. Nilai rata-rata pada pretes adalah 52,84 dan nilai rata-rata pada postes adalah 68,02. Hasil tersebut menunjukan tingkat penguasaan responden terhadap materi di dukung dengan penggunaan media pembelajaran robot pendeteksi obyek dengan sensor kamera webcam.

C. Pembahasan

99

Pada rumusan masalah yang telah disebutkan pada Bab I, maka pembahasan akan menekankan pada poin-poin permasalahan yang dibahas satu persatu dengan melihat pada data yang telah diperoleh. Berikut ini pembahasan dari masing-masing permasalahan: 1. Bagaimana pengembangan robot pendeteksi obyek dengan sensor kamera berdasarkan warna sebagai media pembelajaran materi robot vision pada mata kuliah robotika? Pada awal mulanya pembelajaran robotika materi robot vision pada Prodi Mekatronika UNY masih ada keterbatasan adanya media pembelajaran yaitu sebuah alat demonstrasi. Untuk itu perlu adanya pengembangan sebuah media yang dapat membantu peserta didik dalam belajar khususnya pada materi robot vision pada mata kuliah robotika. Peneliti berinisiatif untuk mengembangkan sebuah media pembelajaran berupa robot dengan menggunakan sensor kamera guna menunjang pembelajaran khususnya di Prodi Mekatronika UNY, sehingga kampus dapat mengaplikasikan teknologi yang ada saat ini pada proses pembelajaran. Proses pengembangan robot pendeteksi obyek dengan

berdasarkan warna dengan sensor kamera ini, dikembangkan dengan melalui beberapa tahap sesuai dengan proses pengembangan media pembelajaran yaitu : (a) tahap analisis; (b) desain dan pembuatan media; (c) validasi produk; dan (d) pembuatan instrument (e) pengumpulan dan

100

analisis data. Berikut ini pembahasan dari masing-masing tahapan tersebut : a. Tahap Analisis Tahap analisis adalah tahap untuk menentukan persyaratan yang harus dipenuhi untuk pembuatan media pembelajaran robotika dan tujuanya serta tujuan yang diharapkan dari hasil pembuatan media pembelajaran ini. 1) Analisis Spesifikasi Teknis Analisis spesifikasi teknis meliputi analisis perangkat keras yang digunakan dalam penelitian ini. Perangkat keras yang digunakan adalah 1 set robot Kondo Kagaku KHR-3HV premium, sensor kamera webcam dan bola tenis berwarna orange. 2) Analisis Tujuan Tujuan dibuatnya media pembelajaran ini adalah: Sarana atau alat bantu pengajar untuk mengajarakan tentang mata kuliah robotika, khususnya pokok bahasan robot vision. Tampilan media pembelajaran yang menarik dapat membuat peserta didik lebih mudah dalam menerima materi yang disampaikan pengajar b. Tahap desain dan pembuatan media Tahapan ini adalah tahap untuk proses perancangan yang diawali dengan perancangan rangka robot, penempatan sensor-sensor pada robot dan pengkabelan pada robot. Robot ini memiliki spesifikasi

101

tinggi 46 cm dan berat 1,2 kg dengan kemampuan dapat mendeteksi warna suatu obyek. Robot ini menggunakan motor servo KRS-784ICS sebagai aktuatornya, sensor gyro dan sensor accelerometer sebagai sensor keseimbangan robot, RCB-4HV sebagai controller robot, EBOX 3350MX sebagai CPU robot, dan sensor kamera webcam sebagai sensor vision robot. Pada robot ini menggunakan 18 motor servo KRS-784ICS yang berfungsi sebagai sendi. 18 buah motor servo/sendi robot tersebut diantaranya 1 buah sendi pada kepala, 3 buah sendi pada tangan kanan, 3 buah sendi pada tangan kiri, 5 buah sendi pada kaki kanan, dan 5 buah sendi pada kaki kiri. Kemudian setelah robot terbentuk, selanjutnya adalah

perancangan program robot supaya robot dapat mengenali suatu obyek dan mampu bergerak sesuai dengan yang diinginkan. Pada tahapan ini dihasilkan robot humanoid yang memiliki kemampuan mendeteksi obyek berdasarkan warna dengan sensor kamera. c. Tahap validasi produk Tahap validasi produk dilakukan dengan cara meminta pendapat dari expert judgment untuk mereview media pembelajaran berupa robot pendeteksi obyek berdasarkan warna dengan sensor kamera. d. Tahap pembuatan instrumen Tahap ini dilakukan dengan cara membuat instrument tes dan non-tes berdasarkan indikator yang telah ditentukan sebelumnya.

102

Instrumen non-tes diuji validitasnya meliputi validitas isi, validitas konstruk dan validitas item. Instrument tes diuji validitasnya meliputi validitas isi dan validitas konstruk. Instrument tes tidak mengalami uji validasi item, karena data hasil instrument tes tidak dibandingkan dengan suatu tolok ukur tertentu. Tahapan ini menghasilkan instrumen yang valid dan reliable yang siap digunakan untuk pengambiln data penelitian. e. Tahap pengumpulan dan analisis data Tahapan ini dilakukan dengan cara meminta responden untuk mengisi instrumen tes dan non-tes. Responden berasal dari mahasiswa Prodi Mekatronika UNY. Kemudian data yang telah terkumpul, dianalisis dan diolah secara deskriptif statistik untuk menjawab rumusan masalah dan menarik kesimpulan dari penelitian ini.

2.

Bagaimana kelayakan media pembelajaran robot pendeteksi obyek dengan sensor kamera berdasarkan warna sebagai media

pembelajaran materi robot vision pada mata kuliah robotika di Prodi Mekatronika UNY? Kelayakan media pembelajaran berupa robot pendeteksi obyek berdasarkan warna dengan sensor kamera meliputi kelayakan media pembelajaran dan materi pembelajaran yang telah terbagi menjadi beberapa aspek. Tingkat kelayakan ini dapat dilihat dari hasil penelitian dengan menggunakan angket terhadap responden. Responden mengisi

103

beberapa pernyataan yang telah disediakan, dan memberikan pendapat tentang media pembelajaran ini. Hasil penelitian menunjukan tingkat kelayakan yang diberikan oleh responden, yaitu: a. Aspek kemanfaatan, presentase sebesar 84.25 % dengan katergori layak. b. Aspek rekayasa perangkat keras dan perangkat lunak, presentase sebesar 82.52 % dengan kategori layak. c. Aspek komunikasi visual, presentase sebesar 85.64 % dengan kategori sangat layak. d. Aspek relevansi materi, presentase sebesar 81.17 % dengan kategori layak. e. Aspek teknis terhadap media pembelajaran, 78.08 % dengan kategori layak. Dari hasil penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran robot pendeteksi obyek berdasarkan warna dengan menggunakan sensor kamera webcam dinyatakan layak dengan skor presentase rata-rata 82.19 %. presentase sebesar

3.

Bagaimanakah penguasaan mahasiswa terhadap materi robot vision setelah pembelajaran dengan media pembelajaran robot pendeteksi obyek dengan menggunakan sensor kamera?

104

Penguasaan mahasiswa terhadap materi robot vision ditunjukan dengan hasil pretes dan postes. Tabel 4.8 dapat menunjukan hasil dari pretes dan postes, yaitu : a. Mahasiswa yang mendapat nilai A (86 100) mengalami peningkatan sebesar 7,40%. b. Mahasiswa yang mendapat nilai A- (81 85) mengalami peningkatan sebesar 18,5%. c. Mahasiswa yang mendapat nilai B+ (76 80) mengalami peningkatan sebesar 3,7%. d. Mahasiswa yang mendapat nilai B (71 75) mengalami peningkatan sebesar 18,5%. e. Mahasiswa yang mendapat nilai B- (66 70) mengalami peningkatan sebesar 11.1%. f. Mahasiswa yang mendapat nilai C+ (61 65) tidak mengalami perubahan sebesar 18,5%. g. Mahasiswa yang mendapat nilai C (56 60) mengalami penurunan sebesar 3,7%. h. Mahasiswa yang mendapat nilai D (41 55) mengalami penurunan sebesar 14,81%. i. Mahasiswa yang mendapat nilai E (0 40) mengalami penurunan sebesar 3,7%. Berdasarkan data diatas, sebelum dilakukan pembelajaran menggunakan media robot pendeteksi obyek, sebagian besar mahasiswa

105

mendapatkan nilai (modus pretes) 63.33 dengan rata-rata nilai 52,84. Setelah melakukan pembelajaran dengan bantuan media pembelajaran berupa robot pendeteksi obyek, sebagian besar mahasiswa mendapatkan nilai 53.33 denga nilai rata-rata 68.02. Dari data-data tersebut dapat dikatakan bahwa penggunaan media pembelajaran robot pendeteksi obyek dengan menggunakan sensor kamera dapat meningkatkan penguasaan materi terhadap mahasiswa sebesar 30%.

Anda mungkin juga menyukai