Anda di halaman 1dari 58

LAPORAN KASUS SMF RADIOLOGI RSUD R.

SOEDJONO SELONG
Oleh: I WAYAN SUPARRTHANAYA

Seorang anak laki-laki berusia 20bulan datang dengan keluhan panas dan sesak nafas yang bertambah hebat sejak 3 hari

LAPORAN KASUS
IDENTIFIKASI Nama Umur Jenis kelamin Ruangan Status Pekerjaan Agama MRS No. RM

: Ahmad faris maulana : 20 bulan : Laki - laki : zaal bedah : belum Menikah :: Islam : 17 juli 2013 : 23-75-67

ANAMNESIS : heteroanamnesa

KELUHAN UTAMA Panas tinggi dan Sesak napas yang bertambah hebat sejak 3 harisebelum Masuk Rumah Sakit (SMRS).

ANAMNESE
Keluhan utama Panas tinggi dan Sesak napas yang bertambah hebat sejak 3 hari. Riwayat perjalanan penyakit Pasien mengeluuhkn panas sejak 3 hari yang lalu pasien mengeluhkan panas tidak turun-turun hngga terkadang sampai mengigau nafsu makan menurun, pasien mengeluh batuk dan pilek yang tidak berhenti, pasien berusaha mengeluarkan dahak tapi tetap tidak bisa, pasien menepis saat panas terjadi kejang, setelah di periksa pasien juga makin lama makin sesak, di bawa ke dokter Sp.A hanya di berikan puyer penurun panas dan kontrol untuk febris

Riwayat Penyakit Dahulu : Pasien belum pernah menderita penyakit seperti ini sebelumnya.
Riwayat Penyakit Keluarga : Tidak ada anggota keluarga yang menderita gejala penyakit seperti di atas. Riwayat Kebiasaan : Riwayat minum jamu disangkal Riwayat minum OAT sebelumnnya disangkal Riwayat kencing disangkal

Riwayat penyakit keluarga Riwayat penyakit dengan keluhan yang sama yaitu sesak dan batuk dalam keluarga disangkal

PEMERIKSAAN FISIK (18-07-2013) Keadaan umum Keadaan umum : tampak sakit sedang Kesadaran : compos mentis Tekanan darah : 90/80 mmHg (hari kedua) Nadi : 102 kali/menit, reguler, isi cukup Pernafasan : 52 kali/menit, torakoabdominal, reguler Suhu : 37,90 C Berat badan : 10 kg Tinggi badan : 86 cm

Pemeriksaan Fisik
KULIT sawo matang, turgor <2 second ikterus (-) sianosis (-) scar(-) keringat umum(-) keringat setempat (-) pucat pada telapak tangan dan kaki (-) pertumbuhan rambut normal

CONT
Leher dbn

Dada Bentuk dada simetris, nyeri tekan (-), nyeri ketok (-), krepitasi (-)

CONT
Hidung Bagian luar tidak ada kelainan, septum dan tulang-tulang dalam perabaan baik, tidak ditemukan penyumbatan maupun perdarahan, pernapasan cuping hidung(-). Telinga Dbn Mulut Tonsil tidak ada pembesaran, pucat pada lidah (-), atrofi papil (-), gusi berdarah (-), stomatitis (-), rhagaden (-), bau pernapasan khas (-), faring tidak ada kelainan.

THORAX PARU

Inspeksi

Bentuk dada normal, kanan = kiri, gerak pernafasan simetris kanan = kiri.
Fremitus melemah pada lapangan paru kanan

Palpasi

Perkusi

Lapangan paru kiri sonor. Lapangan paru kanan redup. Lapangan paru kiri vesikuler. Lapangan paru kanan melemah sampai menghilang Wheezing (+/-), Ronkhi (-/-).

Auskultasi

THORAX JANTUNG

Inspeksi

Ictus kordis tidak terlihat.

Palpasi

Ictus kordis teraba 1 jari medial Linea midclavicularis sinistra, pada spatium intercostalis V. Tidak di evaluasi

Perkusi

Auskultasi

Bunyi jantung normal, bising jantung (-)

ABDOMEN Inspeksi Perut datar, venektasi (-)

Palpasi

Perut supel, hepar dan lien tidak teraba, nyeri tekan epigastrium (-) Timpani

Perkusi

Auskultasi

Bising usus (+) normal

Ekstremitas : Akral hangat, oedem (-), sianosis (-).

Pemeriksaan Penunjang

Laboratorium darah rutin) : MCV : 71.8 % MCH : 24,5 pg MCHC : 34,1 g/dl liimfosit : 10.100/l. Monosit : 19700/l Hb : 9,56 g/dl. Ht : 26,4 % Trombosit : 77.000/ l. Eritrosit : 3,72 x 106/l.

Foto Toraks AP tanggal 17 juli 2013

Foto Toraks lateral tanggal 17 juli 2013

Interpretasi hasil radiologi


Kondisi foto baik Trachea di tengah Asimetris kanan kiri Sela iga kanan dan kiri normal Terdapat cairan di hemitoraks kanan Tulang baik Sudut costophrenicus kiri tajam, kanan tumpul Parenchym : infiltrat (-) CTR < 50%

Resume
Seorang anak laki-laki berinisial Tn. A, berumur 20 bulan, MRS 17 juli 2013 dengan keluhan utama panas dan sesak napas yang bertambah hebat sejak 3 hari. Lebih kurang 2 hari SMRS, os mengeluh batuk, dahak (+), dahak tidak dapat di keluarkan, sesak tidak dipengaruhi aktifitas, posisi, cuaca, dan emosi. badan terasa lemas (+), demam (+) tidak terlalu tinggi, nafsu makan menurun (+), berat badan menurun (+). Dari pemeriksaan fisik didapatkan keadaan umum pasien tampak sakit sedang, dan kesadaran compos mentis. Tekanan darah 90/80 mmHg, nadi 102x/menit, pernafasan 58x/menit, dan temperatur 37,80C. Pada pemeriksaan radiologi thorax PA, didapatkan kesan efusi pleura dextra.

Daftar Masalah : Efusi Pleura dextra.


Rencana Pemeriksaan : Punksi cacum pleura Analisis cairan pleura Pemeriksaan BTA sputum Rencana Penatalaksanaan : Non Farmaka : Diet Tinggi Kalori Tinggi Protein Farmaka : - ambroxol 3x1,

Follow Up : 18 juli 2013 S Batuk berdahak(+), sesak (+).

Kesadaran Composmentis TD = 90/60 mmHg, Suhu = 36,8 C, Nadi = 132 x/menit, RR = 44x/menit. Hasil Pemeriksaan Sputum sewaktu S(-) Hasil punksi cairan pleura : 500 ml.
Efusi Pleura Sinistra et cuasa TB

OAT 1 ambroxol 3x1. Ceftriaxon 3x 350mg

Foto toraks
Gambar 1. Pemeriksaan ulang toraks persiapan pungsi pleura

Follow Up : 20juli 2013 S Sesak (+), batuk berdahak (+).

Kesadaran Composmentis TD = 100/70mmHg, Suhu = 38 C, Nadi = 138x/menit, RR= 54x/menit


Efusi Pleura Sinistra et cuasa TB

ceftriaxon ambroxol 3x1.

Follow Up : 22 juli 2013 S Sesak (+), batuk berdahak (+).

Kesadaran Composmentis TD = 80/50 mmHg, Suhu = 36,7 C, Nadi = 165x/menit, RR= 32x/menit
Efusi Pleura Sinistra

ceftriaxon ambroxol 3x1. Pungsi pleura dan PA cairan hasil pungsi

Foto toraks
Gambar 2. Gambaran postpungsi nampak paru kanan kolaps, corakan paru hilang, dan sinus costoprenicus tumpul, cardio deviasi (+)

Makroskopis : Volume = 70 ml Kekeruhan = agak keruh. Warna = kuning Caian =eksudat

Mikroskopis : Bakterial non tuberkulosis

Diagnosa kerja
Efusi pleura et causa pnemonia

DD
DIAGNOSIS BANDING Massa di paru kiri Pnemotoraks Tuberkulosis

PENATALAKSANAAN
Istirahat Diet NB TKTP IVFD RL gtt XX/menit Ceftriaxon 2 x 350mg Ambroxol syrup 3 x 1 sendok makan

Rencana pemeriksaan
Foto Thorax PA (untuk follow-up)

PROGNOSIS
Quo ad vitam : bonam Quo ad functionam : dubia ad bonam

RO toraks 23 juli 2013


Gambar 3. 2 hari postpungsi paruTampak corakan paru menyusut pada paru kanan, sinus costoprenicus tumpul, kesan paruparu kolaps, deviasikardio (+)

RO toraks 24 juli 2013


Gambar 4 post pasang WSD paru-paru yang kolaps kembali mengembang, deviasi kardio (-), sinus costo frenicus (-)

1 agustus 2012 pasien dipulangkan

Tinjauan pustaka

Efusi Pleura
Defenisi : Terbentuknya cairan dalam rongga pleura lebih dari normal

Cairan pleura
Normal cairan pleura < 20 ML Fungsi cairan untuk lubrikasi Cairan dibentuk dari pleura parietal dan di absorbsi di pleura parietal melalui sistm limp untuk pleura viseral tebal Pembentukan cairan 0,01 ml/kg/jam dimana 25 x lebih kecil dr kemampuan absorbsi sist limp Capasitas sistim limp menyerab 0,25 ml/kg/ jam

Pergerakan cairan antara kapiler pleura dan rongga pleura menurut hkm starling
Q = Lp . A. q (Pcap Pple) (Ocap Ople)
Q; pergerakan cairan Lp; koefisien filtrasi A; luas pembuluh darah q; kemampuan membran untuk di lewati P cap; tek hidrostatik kapiler P ple; tek hidrostatik pleura O cap; tek onkotik kapiler O cap; tek onkotik pleura

Tetap

Dapat berobah

Mek pemb cairan pleura normal


Ple parietal
Cavum pleura
Tek hidro
+ 30 -5 24

Ple visceral

35

29
0 29 +5 Tek onko + 34

6 29 + 34

Patogenesis efusi pleura


1.Pembentukan meningkat Peningkatan tek intravaskuler pleura ( hidrostatik meningkat ) Gagal jantung Peningkatan cairan di intersisial paru Udem paru Peningkatan cairan di peritoneum Acites Peningkatan permeabilitas vaskuler Proses peradangan, keganasan Peningkatan protein intra pleura

Patogenesis efusi pleura


1.Pembentukan meningkat
Penurunan tekanan intra pleura
Atelektasis

Penurunan tekanan koloid osmotik vaskuler


Hipoalbuminemia

Ruptur ductus torasikus


Chylothorax

Ruptur pembuluh darah


Hemothorax

Patogenesis efusi pleura


2. Penurunan kemampuan absorbsi

Obstruksi sist limp pleura parietal


Penekanan oleh masa tumor

Peningkatan tekanan intravaskuler


Gagal jantung

3. Gabungan no 2 dg no 3
Contohnya pada kasus
Gagal jantung Tumor paru

ETIOLOGI EFUSI PLEURA

INFEKSI TUBERKULOSIS NON TUBERKULOSIS Pneumonia ( para pneumonia efusi ) Jamur Parasit Virus NON INFEKSI Hipoproteinemia Neoplasma Kelainan sirkulasi/ gagal jantung Emboli paru Atelektasis TRAUMATIK ( HEMOTORAX )

Perbedaan eksudat dg transudat

Eksudat Transudat Rivalta Protein Kriteria light (+) > 3 gr/ dl (+) (-) < 3 gr/ dl (-)

Kriteria light LDH cairan pleura/ LDH serum > 0,6 LDH cairan pleura / LDH serum > 2/3 protein pleura / serum > 0,5

PENATALAKSANAAN:
1. Obati penyakit dasar 2.Punksi pleura: INDIKASI Diagnostik Paliatif ( mengurangi gejala; sesak nafas ) Cairan produktif

3.Punksi pleura dapat di lakukan;


WSD atau mini WSD

POINT OF ENTRY (First)


Standard: Mid Axillar Line ICS 5, 6, 7 for Pleural Effusion

3/5/2014

45

3/5/2014

46

3/5/2014

47

Penatalaksanaan pleurodesis
Obat-obatan Antibiotik ( tetrasiklin 1500mg, doxycycline 500mg ) Talk slurry 400 mg/kg, talk 10 gr/ 250 ml Anti kanker ( bleomycin 60 mg ) Betadin, darah Efek samping
Nyeri Efusi pleura lokulated

Shunt - pleuroperitonium

PNEMONIA

FAKTOR RISIKO PNEUMONIA ATAU KEMATIAN KARENA IRA


Malnutrisi, tidak mendapat ASI

Imunisasi tidak lengkap


Usia muda

defisiensi Vitamin A
Berat lahir rendah

RISIKO KEMATIAN
Cuaca dingin Kepadatan Prevalens tinggi carrier Bakteri paktogen Paparan thd polusi udara Asap rokok Asap pabrik Polusi lingkungan

Klasifikasi Pneumonia (WHO)


Usia kurang dari 2 bulan Pneumonia berat Pneumonia sangat berat chest indrawing berat Napas cepat Tidak bisa minum Kejang Kesadaran menurun Hipertermi/hipotermi Napas lambat/tidak teratur

Usia 2 bulan 5 tahun Pneumonia Pneumonia berat Pneumonia sangat berat

Napas cepat Chest indrawing Tidak dapat minum Kejang Kesadaran menurun Malnutrisi

Gambaran Radiologis
1. Pneumonia interstitials / alveolar (perubahan pada interalveolar dan perivaskular) 2. Bercak-bercak infiltrat luas Bronkopneumonia (inflamasi parenkim & sal. Respiratorik) 3. Pneumonia lobaris (konsolidasi pada atu lobus) 4. Lesi abses, kavitas atau pneumatokel (pada pasien imunokompromais)

Tata laksana Pneumonia


SUPORTIF 1. Rawat rumah sakit 2. Oksigenasi 3. Akses intravena utk cairan dan nutrisi 4. Atasi kelainan elektrolit 5. Atasi komplikasi & penyakit penyerta ETIOLOGIK empiris vs temuan kuman

Pembagian jenis pneumonia


Community acquired pneumonia (CAP)
umumnya kuman gram positif

Hospital acquired pneumonia (HAP) umumnya kuman gram negatif

ANTIBIOTIK
Prediktor terbaik utk etiologi : USIA Departemen IKA FKUI/RSCM : Ampisilin + kloramfenikol Gentamisin Lini kedua : golongan sefalosporin makrolid pneumonia lobaris

Komplikasi
Efusi Pleura (empyema) Piopneumotoraks Pneumotoraks

Pneumomediastinum

Kesimpulan
Pneumonia merupakan masalah morbiditas dan mortalitas anak di Indonesia Penanganan pneumonia meliputi tata laksana suportif dan etiologik Komplikasi pneumonia dapat berupa pneumotoraks, pneumomediastinum, dan atelektasis

TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai