Anda di halaman 1dari 13

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT. atau Tuhan Yang Maha Esa. Atas rahmat serta topik hidayah-Nya Kami dapat menyelesaikan Task Reading kami yang berjudul Antibodi dengan sebagaimana mestinya. Di dalam Task Reading ini kami memaparkan hasil diskusi kami yang berkaitan dengan modul Infeksi dan hematoimunologi mengenai Antibodi yang telah kami laksanakan. Dan tidak lupa kami mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah memberikan dukungan serta bantuan sehingga terselesaikannya laporan Task Reading kami yang berjudul Antibodi ini. Disamping itu juga sebagai manusia biasa tentu tidak luput dari kesalahan dan kekurangan. Untuk itu, kami mohon maaf bila terdapat kesalahan dan kekeliruan dalam penulisan, maupun dalam menggali semua aspek yang menyangkut segala hal yang berhubungan dengan Task Reading Antibodi yang kami cari. Dan kritik serta saran sangat dibutuhkan untuk perbaikan di masa masa yang akan datang. Demikian harapan kami, semoga niat baik yang mendasari penulisan karya tulis ini dapat menjadi kenyataan. Amin.

Mataram, 10 Januari 2013 Ttd.

penyusun

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................. DAFTAR ISI.................................................................................. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang................................................................. 1.2. Tujuan................................................ BAB II PEMBAHASAN 2.1. BAB III PENUTUP Kesimpulan............................... Daftar Pustaka

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar belakang Tubuh kita sepanjang waktu terpapar dengan bakteri, virus, jamur, dan parasit, semuanya terjadi secara normal dan dalam berbagai tingkatan dalam kulit, mulut, jalan nafas, saluran cerna, membrane yang melapisi mata, dan bahkan saluran kemih. Banyak dari agen infeksius ini mampu menyebabkan kelainan fungsi fisiologis yang serius atau bahkan kematian bila agen infeksius tersebut masuk ke jaringan yang lebih dalam. Selain itu, secara intermiten kita terpapar dengan bakteri dan virus yang sangat infeksius disamping bentuk-bentuk yang memeang dijumpai dalam keadaan normal, dan bakteri atau virus ini dapat menyebabkan penyakit akut yang mematikan, misalnya pneumonia, infeksi streptokokus, dan tipoid. Tubuh kita mempunyai suatu sistem khusus untuk melawan bermacam-macam agen yang infeksius dan toksik. Sistem ini terdiri dari leukosit darah (sel darah putih), dan sel-sel jaringan yang berasal dari leukosit. Sel-sel ini bekerja bersama-sama melalui dua cara untuk mencegah penyakit : (1) dengan benar-benar merusak bakteri atau virus yang menginfasi melalui proses fagositosis, dan (2) dengan membentuk antibodi dan limfosit yang tersensitisasi, salah satu atau keduanya dapat menghancurkan atau mebuat agen menjadi tidak aktif.

BAB II PEMBAHASANNYA nii,, kmu tambah2in dh pakee inii kalo perlu... Leukosit Leukosit disebut juga sel darah putih, merupakan unit sistem pertahanan tubuh yang mobile. Leukosit sebagian dibentuk di sum-sum tulang (granulosit dan monosit serta sedikit limfosit) dan sebagian lagi dijaringan limfe (limfosit dan sel-sel plasma). Setelah dibentuk, sel-sel ini di angkut dalam darah menuju ke berbagai bagian tubuh yang membutuhkannya. Manfaat sel darah putih yang sesungguhnya ialah sebagian besar diangkut sevara khusus ke daerah yang terinfeksi dan mengalami peradangan serius, dengan demikian menyediakan pertahanan yang cepat dan kuat terhadap agen-agen infeksius. Seperti yang kita lihat nanti, granulosit dan monosit mempunyai kemampuan khusus untuk mencari dan merusak benda asing yang menyerang. Granulosit dan monosit melindungi tubuh terhadap organisme penyerang terutama dengan cara memakannya, yaitu melalui fagositosis. Fungsi limfosit dan sel-sel plasma terutama berhubungan dengan sistem imun. Manusia dewasa mempunyai sekitar 7000 sel darah putih per mikroliter darah (dibandingkan dengan sel darah yang berjumlah 5 juta). Persentase normal berbagai jenis sel darah putih dari jumlah total sel darah putih kira-kira sebagai berikut :
Netrofil polimorfonuklear Eosinofil polimorfonuklear Basofil polimorfonuklear Monosit Lomfosit 62,00% 2,30% 0,40% 5,30% 30,00%

Trombosit, yang hanya merupakan fragmen-fragmen sel, dalam keadaan normal jumlahnya kira-kira 300.000 permikroliter darah. Pembentukan leukosit Granulosit dan monosit hanya dibentuk di dalam sum-sum tulang. Limfosit dan sel plasma terutama di produksi diberbagai jaringan limfogen--khususnya di kelenjar limfe, limpa, timus, tonsil, dan berbagai kantong jaringan limfoid dimana saja dalam tubuh, seperti sum-sum tulang dan plak peyer dibawah epitel dinding usus

Sel darah putih yang dibentuk dalam sum-sum tulang, disimpan dalam sum-sum sampai diperlukan diseistem sirkulasi. Kemudian, bila kebutuhan sel darah putih ini muncul, berbagai macam factor akan menyebabkan leukosit tersebut dilepaskan. Biasanya leukosit yang bersirkulasi dalam seluruh darah kira-kira 3 kali lipat jumlah yang di simpan dalam sum-sum. Jumlah ini sesuai dengan persediaan leukosit selama 6 hari. Limfosit sebagian besar disimpan di berbagai area jaringan limfoit, kecuali sejumlah kecil limfosit yang di angkut dalam darah untuk sementara waktu. Selain itu terdapat sejumlah besar trombosit, yang merupakan pecahan dari sel jenis lain yang serupa dengan sel darah putih yang di jumpai dalam sum-sum tulang, yaitu megakariosit yang juga dibentuk dalam sum-sum tulang. Megakariosit ini lalu membentuk fragmenfragmen dalam seum-sum tulang, menjadi fragmen kecil yang dikenal sebagai platelet (atau trombosit) yang selanjutnya masuk ke dalam darah. Masa hidup sel darah putih Masa hidup sel darah putih--granulosit sesudah dilepaskan dari sum-sum tulang normalnya 4-8 jam dalam sirkulasi darah, dan 4-5 hari berikutnya dalam jaringan yang membutuhkan. Pada keadaan infeksi jaringan yang berat, masa hidup keseluruhan sering kali berkurang sampai hanya beberapa jam, karena granulosit bekerja lebih cepat pada daerah yang terinfeksi, melakukan fungsinya, dan kemudian masuk dalam proses ketika sel-sel itu sendiri di musnahkan. Monosit juga memiliki masa edar yang singkat yaitu 10-20 jam dalam darah, sebelum mengembara melalui membrane kapiler ke dalam jaringan. Begitu masuk ke dalam jarngan, sel-sel ini membengkak sampai ukuran yang besar sekali menjadi makrofag jaringan, dalam bentuk ini, sel-sel tersebut dapat hidup berbulan-bulan kecuali bila sel-sel itu dimusnahkan saat melakukan fungsi fagositik. Makrofag jaringan ini merupakan dasar sistem makrofag jaringan. Limfosit memasuki sistem sirkulasi secara kontinu, bersama dengan aliran limfe dari nodus limfe dan jaringan limfoid lainnya. Setelah beberapa jam, limfosit keluar dari darah dan kembali ke jaringan dengan cara diapedesis. Dan selanjutnya memasuki limfe dan kembali ke darah lagi, demikian seterusnya; sehingga, terjadi sirkulasi limfosit yang terusmenerus di seliruh tubuh. Limfosit memiliki masa hidup bermingguminggu atau berbulan-bulan, ., masa hidup ini bergantung pada kebutuhan tubuh akan sel-sel tersebut.

Trombosit dalam darah akan dig anti kira-kira setiap 10 hari ; dengan kata lain, setiap hari tebentuk kira-kira 30.000 trombosit permikroliter darah. Netrofil dan Makrofag Ternyata, netrofil dan makrofag jaringan yang terutama menyerang dan menghancurkan bakteri, virus, dan agen-agen merugikan lain yang menyerbu masuk ke dalam tubuh. Netrofil adalah sel matang yang dapat menyerang dan menghancurkan bakteri, bahkan di dalam daerah sirkulasi. Sebaliknya, makrofag jaringan memulai hidup sebagai monosit darah, yang merupakan sel imatur walaupun tetap berada dalam darah dan memiliki sedikit kemampuan untuk melawan agen-agen infeksius pada saat itu namun, begitu makrofag masuk ke dalam jaringan, sel-sel ini mulai membengkakkadang-kadang diameternya membesar hingga lima kali lipat sampai sebesar 60 hingga 80 mikrometer, suatu ukuran yang hampir dapat dilihat dengan mata telanjang. Sel-sel ini sekarang di sebut makrofag, dan memiliki kemampuan hebat untuk memberantas agen-agen penyakit di dalam jaringan. Fagositosis Fungsi netrofil dan makrofag yang terpenting adalah fagositosis, yang berarti pencernaan seluler terhadap agen yang mengganggu. Sel fagosit harus memilih bahan-bahan yang di fagositosis, kalu tidak demikian, sel normal dan struktur tubuh akan dicerna juga. Terjadinya fagositosis terutama bergantung pada tiga prosedur selektif berikut. Pertama, sebagian besar struktur alami dalam jaringan memiliki permukaan halus, yang dapat menahan fagositosis. Tetapi jika permukaannya kasar, maka cenderung fagositosis akan meningkat. Kedua, sebagian besar bahan alami tubuh mempunyai selubung pelindung yang menolak fagositosis. Sebaliknya, sebagian besar jaringan mati dan partikel asing tidak memiliki selubung pelindung, sehingga jaringan atau pertikel tersebut menjadi subjek untuk di fagositosis. Ketiga, sistem imun tubuh membentuk antibodi untuk melawan agen infeksius seperti bakteri. Antibodi kemudian melekat pada membran bakteri. Antibodi kemudian melekat pada membran bakteri dan dengan demikian membuat bakteri rentan khususnya terhadap fagositosis. Fagositosis oleh netrofil Netrofil sewaktu memasuki jaringan sudah merupakan sel-sel matur yang dapat segera memulai fagositosis. Sewaktu mendekati suatu partikel untuk difagositosis, mula-mula netrofil melekatkan diri pada partikel kemudian menonjolkan pseudopodia ke semua jurusan se keliling partikel. Pseudopodia bertemu satu sam alain pada sisi yang berlawanan dan bergabung. Hal ini menciptakan ruangan tertutup yang berisi partikel

yang sudah di fagositosis. Kemudian ruangan ini berinvaginasi ke dalam rongga sitoplasma dan melepaskan diri dari membran sel bagian luar untuk membentuk gelembung fagositik yang mengapung bebas (juga disebut fagosom) di dalam sitoplasma. Sebuah sel netrofil biasanya dapat memfagositosis 3-20 bakteri sebelum sel netrofil itu sendiri menjadi inaktif dan mati. Fagositosis oleh makrofag Makrofag merupakan produk tahap akhir monosit yang memasuki jaringan dari dalam darah. Bila makrofag diaktifkan oleh sistem imun,makrofag merupakan sel yang jauh lebih kuat daripada netrofil, seringkali dapat memfagositosis samapi 100 bakteri. Makrofag juga mempunyai kemampuan untuk menelan partikel yang jauh lebih besar, bahkan sel darah merah utuh, atau kadang-kadal parasit malaria, sedangkan netrofil tidak mampu memfagositosis partikel yang jauh lebih besar dari bakteri. Makrofag setelah memakan partikel, juga dapat mengeluarkan produk residu dan sering kali dapat bertahan hidup serta berfungsi sampai berbulan-bulan kemudian. Imunitas Imunitas bawaan Tubuh manusia mempunyai kemampuan untuk melawan hampir semua organism atau toksin yang cendrung merusak jaringan dan organ tubuh. Kemampuan ini disebut imunitas. Sebagian besar imunitas merupakan imunitas didapat yang tidak timbul sampai tubuh pertamakali diserang oleh bakteri, virus, atau toksik, sering kali membutuhkan waktu berminggu-minggu batau berbulan-bulan untuk membentuk imunitas ini. Ada suatu imunitas jenis lain yang merupakan akiba dari proses umum, dan bukan dari proses yang diunjukkan untuk suatu organisme penyebab penyakit tertentu. Imunitas ini disebut imunitas bawaan, yang meliputi : Proses fagositosis bakteri dan organisme lainnya oleh sel darah putih dan sel pada sistem makrofag jaringan. Penghancuran organism yang tertelan ke dalam saluran cerna oleh asam lambung dan enzim pencernaan. Daya tahan kulit terhadap invasi organism. Adanya senyawa kimia tertentu dalam darah yang melekat pada organism asing atau toksin dan kemudian menghancurkannya. Beberapa senyawa tersebut adalah (1) lisozim, suatu polisakarida mukolitik yang menyerang bakteri dan membuatnya larut; (2) polipeptida dasar, yang bereaksi dengan bakteri gram-positif tertentru dan membuatnya tidak aktif; (3) kompleks komplemen, yang merupakan suatu sistem yang terdiri dari kurang lebih 20 protein, yang dapat di aktifkan melalui berbagai macam cara untuk menghancurkan bakteri; dan (4) limfosit pembunuh alami

1. 2. 3. 4.

(natural killer lymphocyte) yang dapat mengenali dan menghancurkan selsel asing, sel-sel tumor, bahkan beberapa sel yang terinfeksi. Imunitas bawaan ini membuat tubuh manusia tahan terhadap penyakit seperti beberapa infeksi virus paralitik pada hewan, kolera pada babi, pe pada lembu dan distemperpenyakit virus yang banyak menyebabkan kematian pada anjing yang menderita penyakit ini. Sebaliknya banyak binatang tingkat rendah yang tahan atau bahkan kebal terhadap banyak penyakit yang menyerang manusia, poliomyelitis, parotitis, kolera pada manusia, campak, dan sifilis, yang menimbulkan kerusakan atau bahkann kematian bagi manusia. Imunitas Didapat (adaptif) Selain imunitas bawaan yang bersifat umum, tubuh manusia juga mampu membentuk imunitas spesifik yang sangat kuat untuk melawan agen penyerang yang mematikan, seperti bakteri, virus, toksin, dan bahkan jaringan asing yang berasal dari hewan lain. Imunitas semacam ini di sebut imunitas didapat atau imunitas adaptif. Imunitas didapat di hasilkan oleh sistem imun khusus yang membentuk antibody dan /atau mengaktifkan limfosit yang mampu menyerang dan menghancurkan organism spesifik atau toksin. Imunitas didapat sering kali mampu memberikan perlindungan yang kuat. Contohnya, imunitas didapat mampu melindungi tubuh dari efek toksin tertentu, seperti toksin botulinum yang bersifat paralitik atau toksin tetanus yang menimbulkan kejang, dalam dosis sebanyak 100.000 kali jumlah yang dapat menimbulkan kematian bila tidak ada imunitas. Ini merupakan suatu alasan mengapa suatu proses yang di kenal sebagai imunisasi sangat penting dalam melindungi manusia terhadap penyakit dan toksin. Tipe-tipe dasar imunitas di dapat Dalam tubuh dapat dijumpai dua tipe dasar imunitas di dapat yang berhubungan erat satu sama lain. Pada tipe yang pertama, tubh membentuk antibody yang bersirkulasi, yaitu molekul dua bulir dalam plasma darah yang mampu menyerang agen yang masuk ke dalam tubuh. Tipe imunitas ini disebut imunitas humoral atau imunitas sel-B (karena limfosit B memproduksi antibodi). Sedangkan tipe yang kedua diproleh melalui pembentukan limfosit T teraktifasi dalam jumlah besar yang secara khusus dirancang untuk menghancurkan benda asing. Junis imunitas ini disebut imunitas yang diperantarai sel atau imunitas sel-T (karena limfosit yang teraktifasi merupakan limfosit T). Peran antigen pada imunitas di dapat

Kedua tipe imunitas di dapat dicetuskan oleh antigen--karena imunitas yang didapat ini tidak akan terbentuk sampai ada invasi oleh organisme asing atau toksin, maka sudah jelas bahwa tubuh harus mempunyai suatu mekanisme tertentu untuk mengenali invasi ini. Setiap toksin atau setiap jenis organisme hampir selalu mengandung satu atau lebih senyawa kimia spesifik yang membuatnya berbeda dengan seluruh senyawa lainnya. Pada umumnya, senyawa tersebut adalah protein atau poisakarida besar, dan senyawa inilah yang memicu imunitas di dapat. Bahan-bahan ini disebut antigen (antibodi generation). Agar suatu bahan dapat bersifat antigenic, biasanya harus mempunyai berat molekul yang besar, 8000 atau lebih. Selanjutnya proses pembentukan sifat antigenik biasanya bergantung pada pengulangan kelompok molecular secara regular, yang de sebut epitop pada permukaan molekul besar. Hal ini juga menjelaskan mengapa protein dan polisakarida besar hampir selalu bersifat antigenic, karena keduanya mempunyai sifat stereokimia tersebut. Peran Limfosit dalam pembentukan imunitas didapat Imunitas didapat merupakan produk limfosit tubuh. Orang-orag yang memiliki cacat genetik berua kekurangan limfosit atau yang limfositnya telah rusak akibat radiasi atau bahan kimia, tidak dapat membentuk imunitas didapat. Dan dalam waktu beberapa hari setelah lahir, pasien seperti ini meninggal akibat infeksi bakteri yang fulminan keculi bila di obati dengan tindakan yang hebat. Oleh karena itu, jelaslah bahwa limfosit sangat penting untuk kelangsungan hidup manusia. Limfoosit aling banyak ditemukan dalam nodus limfe, namun dapat juga dijumpai dalam jaringan limfoid khusus, seperti limpa, daerah submukosa, saluran cerna, timus, dan sum-sum tulang. Jaringan limfoid terbesar dilokasi-lokasi yang sangat menguntungkan di dalam tubuh untuk menahan invasi organism atau toksin sebelum data menyebar lebih luas. Ada kebanyakan kasus mula-mula agen yang menginvasi akan mmasuk kedalam cairan jaringan dan kemudian di bawa melalui pembuluh limfe ke nodus limfe atau jaringan limfoid yang lain. Contohnya, jaringan limfoid di dinding saluran cerna akan terpajan secara langsung dengan antigen yang masuk melalui usus. Jaringan limfoid di tenggorokan dan faring (tonsil dan adenoid) terletak pada tempat yang tepat untuk menahan antigen yang masuk melalui saluran pernafasan bagian atas. Jaringan limfoid di nodus limfe terpajan dengan antigen yang menginvasi jaringan perifer tubuh. Dan, akhirnya jaringan limfoid di limpa, timus, dan sumsum tulang berperan penting khususnya dalam menahan agen entigenik yang berhasil mencapai sirkulasi darah.

Dua macam limfosit yang menimbulkan imunitas yang diperantarai sel dan imunitas humorallimfosit T dan B. Walaupun sebagian besar limfosit dalam jaringan limfoid normal tampak serupa dibawah mikroskop, tetapi sel-sel tersebut secara jelas dapat dibedakan dalam kelompok besar. Kelompok pertama, yaitu limfosit T, bertanggung jawab dalam pembentukan limfosit teraktivasi yang dapat membentuk imunitas diperantarai sel, dan kelompok lain, yaitu limfosit B, bertanggung jawab dalam pembentukan antibodi yang memberikan imunitas humoral. Pada masa embrio, kedua macam limfosit ini berasal dari sel stem hematopoietik yang membentuk limfosit sebagai salah satu hasil diferensiasi sel terpenting. Hampir semua limfosit yang terbentuk akhirnya berada dalam jaringan limfoid, namun sebelum sampai, limfosit berdiferensiasi lebih lanjut atau diolah lebih dulu dengan cara sebagai berikut. Limfosit yang dipersiapkan untuk membentuk limfosit T teraktivasi, mula-mula bermigrasi ke kelenjar timus dan di olah lebih dulu di sana, sehingga limfosit tersebut disebut limfosit T untuk menunjukkan peranan kelenjar timus. Limfosit ini bertanggung jawab untuk membentuk imunitas yang di perantarai sel. Kelompok limfosit yang lainlimfosit B yang dipersiapkan untuk membentuk antibodimula mula di olah lebih dulu di hati selama masa pertengahan kehidupan janin, kemudian di olah di sum-sum tulang pada masa akhir janin dan sesudah lahir. Kelompok sel ini mula-mula di temukan pada burung yang mempunyai organ pengolahan khusus yaitu bursa fabricius. Karen alasan tersebut, limfosit ini disebut limfosit B dan bertanggung jawab untuk imunitas humoral. Pengolahan pendahuluan terhadap limfosit T dan B Walaupun semua limfosit tubuh berasal dari sel stem yang membentuk limfosit dimasa embrio, sel stem ini sendiri tidak mapu membentuk limfosit T teraktivasi atau antibodi secara langsung. Sebelum dapat melakukan hal intu, sel stem tersebut harus berdifirensiasi lebih lanjut ditempat yang tepat sebagai berikut. Limfosit T di olah lebih dahulu di kelenjar timus limfosit T, setelah pembentukannya di sumsum tulang, mula-mula bermigrasi ke kelenjar timus. Di sini limfosit T membelah secara cepat dan pada waktu yang bersamaan membentuk keanekaragaman yang ekstrem untuk bereaksi melawan berbagai antigen spesifik. Artinya, tiap satu limfosit dikelenjar timus membentuk reaktivitas yang spesifik untuk melawan satu antigen. Kemudian limfosit berikutnya membentuk spesifisitas terhadap antigen yang lain. Hal ini terus berlangsuung sampai

terdapat ribuan jenis limfosit timus dengan reaksivitas spesifik untuk melawan ribuan jenis antigen. Berbagai tipe limfosit T yang telah diproses ini sekarang meninggalkan timus dan mnyebar ke seluruh tubuh melalui darah untuk mengisi jaringan limfoid di setiap tempat. Timus juga memastikan bahwa setiap limfosit T yang meninggalkan timus tidak akan bereaksi terhadap protein atau antigen lain yang berasal dari jaringan tubuh sendiri; kalu tidak, limfosit T akan bersifat mematikan bagi jaringan tubuh dalam waktu beberapa hari saja. Timus menyeleksi limfosit T yang akan dilepaskan , yaitu mula-mula dengan cara mencampurkan limfosit dengan semua antigen-sendiri yang spesifik yang berasal dari jaringan tubuh sendiri. Jika limfosit T berekasi, mala limfosit ini akan dihancurkan dan difagositosis, tetapi yang tidak bereaksi akan dilepaskan. Jadi yang akhirnya dilepaskan yaitu sel-sel yang bersifat non-reaktif terhadap antigen tubuhnya sendirilimfosit hanya bereaksi terhadap antigen dari sumber diluar tubuh, seperti dari bakteri, toksin, atau bahkan jaringan yang di transplantasikan dari orang lain. Sebagian besar proses pengolahan limfosit T dalam timus berlangsung beberapa saat sebelum bayi lahir dan selama beberapa bulan setelah lahir. Sesudah melewati periose ini, bila dilakukan pengangkatan kelenjar timus maka akan menurunkan (tapi tidak menghilangkan) sistem imun limfosit-T. Namun, pengangkatan kelenjar timus beberapa bulan sebelum lahir dapat mencegah pembentukan semua imunitas yang di perantai sel. Karena tipe imunitas seluler ini terutama bertanggung jawab untuk penolakan terhadap organ yang ditransplantasikan, seperti jantung dan ginjal, maka kita dapat mentransplan organ dengan sedikit sekali kemungkinan penolakan jika timus pada seekor hewan diangkat sebelum lahir (tetapi masih dalam masa yang memungkinkan). Limfosit B di olah lebih dahulu di hati dan sumsum tulang Pengolahan limfosit B yang rinci lebih sedikit daripada proses pengolahan limfosit T. Pada manusia, limfosit B diketahui diolah lebih dahulu di hati selama periode pertengahan kehidupan janin, dan disumsum tulang selama masa akhir kehidupan janin dan setelah lahir. Limfosit B berbeda dengan limfosit T dalam dua hal, pertama,berbeda dengan seluruh sel yang membentuk reaktivitas terhadap antigen, seperti yang terjadi pada limfosit T, Limfosit B secara aktif menyekresi antibodi yang merupakam bahan reaktif yang berupa molekul protein besar yang mampu berikatan dengan bahan antigenik dan menghancurkannya. Kedua, limfosit B bahkan memiliki lebih banyak keanekaragaman, jadi membentuk banyak sekali bahkan berjuta-juta antibodi tipe limfosit B dengan berbagai reaktivitas yang spesifik. Setelah diolah lebih dulu, limfosit B, sepeti juga limfosit T, bermigrasi ke jaringan

limfoid di seluruh tubuh, tempat limfosit B tersebut menempati daerah yang berdekatan dengan limfosit-T tetapi sedikit lebih jauh. Ntarr sy kiriminn lanjutannya lagiii......

DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai